Bong Sun datang menemui Sun Woo bersama Soon Ae. Sun Woo jelas tampak takut dan canggung bagaimana harus bersikap dengan seseorang yang tak bisa dilihatnya. Bong Sun sampai harus mengarahkan di mana arah Soon Ae berada. Setelah mereka duduk, Bong Sun akhirnya mengatakan kemungkinan Sung Jae terlibat dalam tabrak lari Eun Hee. Jelas Sun Woo kaget, kenapa?
“Kematian Officer Han mungkin
bukan kecelakaan, ada bukti yang berusaha ditutupi Officer Choi, pelaku yang
bertanggungjawab atas kecelakaan Eun Hee,” jelas Bong Sun, “Officer Han curiga
dan menginvestigasi itu, tapi lalu..” Sun Woo ingat, Officer Han yang tadi
menelponnya dan memintanya sama sekali tak memberitahu adik iparnya, juga Sung
Jae yang malah bersiul dan tersenyum di toilet saat pemakaman tadi.
“Selain itu, Unni (Soon Ae) juga
berpikir kalau Officer Choi ada hubungannya dengan kematiannya,” tambah Bong
Sun. Otak Sun Woo sulit memproses semua dugaan itu, tapi kenapa? Soon Ae
berkata pada Bong Sun kalau mereka masih harus mencari tau, dan ada sesuatu
yang penting yang harus dilakukan Sun Woo.. mencari diarynya. Soon Ae yakin ada
sesuatu yang sengaja Sung Jae sembunyikan.
Bong Sun memberitahu Sun Woo
kalau mereka harus menemukan diary itu. Sun Woo tak mengerti, “Diary? Diary
apa?”
Bong Sun khawatir mengikuti Sun
Woo yang keluar restoran, “Chef apa kau baik-baik saja?” Tentu Sun Woo tak
baik-baik saja, ia tak ingin percaya apa yang didengarnya barusan. Tapi Sun Woo
lalu memberitahu soal telpon Officer Han sebelum ia meninggal, ia ingin bertemu
tanpa sepengetahuan Sung Jae terkait dengan kasus tabrak lari Eun Hee. Sun Woo
benar-benar perlu memikirkan semua ini sendirian, lalu pergi setelah minta maaf
tak mengantar Bong Sun pulang.
Sun Woo yang minum sendirian
berusaha menyangkal semuanya karena Sung Jae berarti sangat banyak bagi
keluarga mereka.
Flashback saat Sung Jae mencegah
Eun Hee yang ingin bunuh diri. Ia bahkan berkata, ‘Memilih untuk hidup atau
mati saat kita ingin, manusia tak punya hak semacam itu. Hiduplah meski kau ingin
mati. Dan karena kau belum mati, kau harus menjalani hidupmu.’ Sun Woo juga
datang saat itu, dan langsung memeluk Eun Hee yang terus menangis.
Tak lama, dengan riangnya Eun
Hee memberitahu rencana pernikahannya dengan Sung Jae. Melihat betapa gembiranya
Eun Hee, tentu Sun Woo memberikan ijinnya.
Langkah Sun Woo membawanya
kembali ke pemakaman Officer Han. Sung Jae menyapanya heran, kau kembali? Sun
Woo tadi minum sendirian karena merasa tertekan, dan tanpa disadari ia berakhir
di tempat ini. Sung Jae hanya mengiyakan dan mengantar Sun Woo ke depan,
mungkin ia akan semalaman di sana karena harus mewakili pihak yang berduka.
Sun Woo menahan Sung Jae yang
berbalik masuk, “Kau tau aku sangat bergantung padamu kan, juga Eun Hee.” Sung
Jae heran, tapi lalu mengiyakan, ia juga sangat bergantung pada Sun Woo karena
Sun Woo-lah keluarga satu-satunya. Sun Woo merasa lega dan pamit pergi.. tapi
Sung Jae sepertinya merasa ada yang aneh dari kata-kata Sun Woo barusan. Oh no,
crap!
Sun Woo pulang, dan langsung disambut
Bong Sun yang setia menunggunya. Bong Sun lega, ia pikir ia harus menunggu
semalaman. Sun Woo kaget, “Apa yang kau lakukan di sini? Kau menungguku dari
tadi?” Bong Sun hanya khawatir dan ingin memastikan Sun Woo pulang ke rumah
dengan selamat, dan lagi mungkin Sun Woo akan kesulitan pulang saat mabuk.
Sun Woo tersenyum, “Kau mau
menggendongku kalau aku mabuk?” Bong Sun langsung mengangguk. Sun Woo tertawa
dan meraih tangan Bong Sun, “Kau sangat kecil, lebih baik aku digendong Stalker.” Bong Sun tak terima, ia
sedikit lebih baik dari Stalker, haha.
Bong Sun menyapa Stalker dulu sebelum menanyakan keadaan
Sun Woo, dan menawarkan air madu untuknya. Sun Woo menggeleng, ia minum dan
mencoba mabuk, tapi ia masih sangat sadar. Bong Sun tau ini sangat berat. Tentu
saja, sahut Sun Woo, hatinya sudah tak enak berhari-hari karena seorang gadis
kecil. Ia pikir sudah bisa lega sekarang, tapi kenapa masalah lain terus
datang?
Bong Sun sadar, Sun Woo mungkin
lebih menderita dari yang bisa ia bayangkan. Sung Jae sudah menjadi bagian
keluarganya selama 3 tahun, dan ia tau adik seperti apa Eun Hee bagi Sun Woo.
Ia lalu menggenggam tangan Sun Woo, “Tetap kuat, Chef.. inner peace.”
“Apa?”
“Inner peace.. bahkan saat kau menderita, kedamaian dari dalam yang
akan mengambil alih,” sahut Bong Sun sambil memperagakan gerakan inner peace yang dipelajarinya dari film
Kungfu Panda. Sun Woo memandangi gerakan aneh Bong Sun tanpa kedip, lalu
tertawa.
Bong Sun menjelaskan, setiap ia
harus melalui banyak kesulitan saat lebih muda dulu, ia akan menutup mata, dan
melakukan inner peace. Ajaibnya,
perasaan Bong Sun jadi lebih tenang. Sun Woo baru tau kalau Bong Sun punya sisi
gila juga.
Bong Sun meyakinkan, semua akan berlalu, mau itu hal baik atau hal buruk. Sun Woo mengangguk, kau benar. Ia merasa lega ada Bong Sun di sisinya di waktu yang berat seperti ini.
Bong Sun meyakinkan, semua akan berlalu, mau itu hal baik atau hal buruk. Sun Woo mengangguk, kau benar. Ia merasa lega ada Bong Sun di sisinya di waktu yang berat seperti ini.
Bong Sun tersenyum dan
merentangkan tangannya, “Haruskah aku memberimu pelukan, Chef?” Tapi yang ada
Sun Woo malah curiga, “Kau yakin kau Na Bong Sun? Kau yakin tak dirasuki hantu
itu lagi?” Bong Sun meyakinkan ini benar dirinya, dan terus membujuk Sun Woo
datang ke pelukannya.
Sun Woo akhirnya mendekat, dan
Bong Sun langsung menepuk-nepuk punggungnya, menenangkan semua akan baik-baik
saja. (Sumpaaah ya scene inner peace ini
cute banget! Sukaa!)
Diary Soon Ae membuat Sun Woo
pagi-pagi sudah datang ke rumahnya. Sung Jae belum pulang, dan mungkin akan
langsung kerja setelah dari rumah sakit. Sun Woo beralasan ia lapar, dan minta
ibunya membuatkan roti bakar bersama Eun Hee agar rotinya tak gosong. Padahal
itu agar ia bisa mencari diary itu tanpa gangguan.
Sun Woo sudah membongkar hampir
semua barang di kamar Eun Hee dan Sung Jae, dan akhirnya ia menemukan diary itu
di koper yang ditaruh Sung Jae di atas lemari.
Di luar dugaan, Sung Jae pulang
dulu untuk ganti baju. Untungnya, ia ke dapur dulu karena Eun Hee memintanya
membuka botol selai. Tapi ia melihat Sun Woo yang lalu pamit pergi setelah basa
basi sejenak. “Kau mau pergi? Kau bilang mau sarapan?” kejar ibu. Sun Woo
beralasan ia lupa mau ke pasar, jadi lain kali saja.
Sung Jae diam saja, tapi Sun Woo
yang buru-buru pergi dan bukan datang dari arah kamarnya sendiri sepertinya
membuatnya curiga.
Bong Sun membantu ayah di
restorannya. Ia berterimakasih, berkat ayah ia jauh lebih baikan. Dan ia tau
harusnya tak terus merepotkan, tapi ada sesuatu yang harus ia lakukan. Ayah tak
masalah, akhir-akhir ini ia lelah dan tak bersemangat, tapi ada Bong Sun di
dekatnya membuatnya nyaman.. seperti Bong Sun adalah putrinya sendiri.
Bong Sun senang ayah
menganggapnya seperti anak. Orangtuanya meninggal saat ia masih kecil, jadi ia
tak punya ingatan soal ayahnya, tapi ia berharap ayahnya adalah seseorang
seperti ayah Soon Ae. Ayah tertawa dan berterimakasih.
“Tapi, kenapa putrimu..? Maksudku
di foto ia tampak sangat gembira. Ia tak tampak seperti orang yang akan
melakukan sesuatu seperti itu pada dirinya sendiri,” ujar Bong Sun ragu. Ayah
juga tak mengerti sampai sekarang, kadang ia menduga putrinya pasti punya
masalah besar. Ayah menyesal, andai saja hari itu ia mengangkat telponnya.
Soon Ae ternyata menelpon malam
itu, tapi ayah tak bisa mengangkatnya karena baterainya habis. Lalu ada voicemail masuk, dan saat didengarkan
tak ada orang bicara, hanya ada suara aneh. Dan setelah itu pesan terakhir Soon
Ae masuk, berkata ia minta maaf telah pergi. Ayah tak hentinya menyesal karena
tak mengangkat telpon itu, jadi sampai sekarang ia tak menghapus pesan itu,
juga tak pernah mematikan ponselnya. Ayah lalu keluar karena ada yang
memanggilnya, dan ponselnya ia tinggalkan di meja. Ponsel Bong Sun juga
berdering, telpon dari Sun Woo.
“Pria muda yang tak percaya
hantu, ini minuman untukmu. Dan ini untuk gadis muda yang bisa melihat hantu,”
sapa Shaman Unni sambil memberi mereka minuman. Ini pertama kalinya Sun Woo
berada di tempat seperti itu, dan itu membuatnya canggung. Ia minta Shaman Unni
tak memberitahu ibunya kalau ia datang. Shaman Unni tau itu, ia juga tak dalam
posisi untuk itu.
Soon Ae ingin melihat diarynya
dulu, dan Bong Sun menyampaikan ke Sun Woo. Sun Woo yang jelas belum terbiasa
berinteraksi dengan hantu lalu memberikan diarynya. Bong Sun juga membawa
ponsel ayah bersamanya, dengan pikiran kalau voicemail yang ditinggalkan Soon Ae bisa saja menjadi petunjuk.
Sebagai satu-satunya yang tak
bisa melihat hantu, Sun Woo juga ingin dilibatkan dalam pembicaraan mereka.
Shaman Unni tak sabar kalau mereka harus memberitahu semuanya pada Sun Woo,
jadi ia menyediakan tubuhnya untuk dirasuki Soon Ae. Soon Ae tertawa kaget, ia
tak pernah ada di tubuh seseorang yang sepertinya. Shaman Unni kesal, ini bukan
waktunya jadi pemilih.
Jadilah Soon Ae mencobanya, dan
merasuki tubuh Shaman Unni. “Kita bisa bicara bersama sekarang, Chef,” ujar
Soon Ae membuat Sun Woo bengong lalu mengangguk ragu. Huahahaa, bayangin deh kalo
Soon Ae di tubuh Shaman Unni terus, apa iya Sun Woo bakalan naksir?
Bong Sun membuka-buka diarynya,
dan Soon Ae memintanya berhenti di halaman terakhir. Di sana ada deretan angka
2368, tapi Soon Ae sama sekali tak ingat angka apa itu. Mengingat itu hal
terakhir yang ditulisnya, mungkin itu ada hubungannya dengan kematiannya. Bong
Sun juga minta mereka mendengarkan voicemail-nya,
tak ada orang bicara, tapi hanya terdengar suara tombol ponsel ditekan.
“Tanggal 15 Agustus jam 23.10,
kau meninggalkan pesan ini. Dan di malam yang sama jam 23.55, kau mengirim
pesan permintaan maaf yang seperti pesan terakhir sebelum bunuh diri,” ujar
Bong Sun.
Mereka mulai memecahkan misteri voicemail itu bersama. Dari film Sun Woo
tau setiap tombol angka punya nada yang berbeda, dan ia mulai menekan-nekan
tombol ponselnya untuk mencari tau angka apa yang dimaksud di sana. Dan
akhirnya mereka mendapatkan angka 535-2368. Dugaan pertama, itu nomor telpon.
Tapi bukan, panggilannya tak tersambung.
Soon Ae mulai frustasi, “Ah,
bagaimana bisa aku tak mengingat apapun?” Jangan terlalu tegang, bukan kau yang
memilih untuk tak mengingatnya, ujar Sun Woo canggung karena ia menambahkan
‘Ma’am’ di akhir kalimatnya.
Bong Sun punya dugaan lain,
mungkin 5 di situ bukan angka, tapi huruf OH.. jadi bisa dibaca 53OH-2368, bisa
saja itu plat nomor sebuah mobil. Sadar itu benar, Sun Woo dan Bong Sun
langsung ‘hi five’. Soon Ae juga mengulurkan tangannya, tapi kasian.. ia
diabaikan. Soon Ae lalu berkata akan menyelidiki nomor itu dan merasuki polisi
wanita itu lagi, karena pasti sulit untuk warga biasa.
Sun Woo takut kalau plat nomor
itu benar-benar mengarah pada Sung Jae, apa yang akan terjadi nanti? Kalau
begitu Bong Sun pikir mereka bisa mengajukan investigasi padanya, karena
kecelakaan Eun Hee dan kematian Soon Ae berhubungan. Sun Woo benar-benar
berharap tak ada satupun yang benar, ia harap mereka yang salah. Bong Sun juga
mengharapkan hal yang sama.
Sun Woo menggenggam tangan Bong
Sun, ia merasa tak tenang dan ingin Bong Sun ikut dengannya. Kalau tak suka
dengan kamarnya dulu, Bong Sun bisa tinggal dengannya di kamarnya. Bong Sun
menggeleng, ia harus mengucapkan selamat tinggal dulu pada ayah Soon Ae.
Sun Woo masih tak tenang, tapi
ia mengerti. Bong Sun menyemangatinya dan tersenyum sebelum akhirnya masuk
duluan.
So Hyung sudah menunggunya saat
Sun Woo kembali ke restoran. Ia sudah dengar dari Eun Hee kalau banyak hal yang
terjadi, dan pasti itu membuat Sun Woo terganggu. Saat So Hyung memberitahu
jadwal syuting mereka selanjutnya, Sun Woo merasa tak bisa melanjutkan Chef vs
Chef. So Hyung kaget, ia kira karena Sun Woo belum berbaikan dengan Bong Sun,
tapi bukan itu. Sun Woo perlu meluruskan semua dulu, baru menjelaskan semuanya.
Sun Woo minta maaf, ia harap So Hyung mengerti.
So Hyung mengangguk, ia tau Sun
Woo tak akan melakukannya tanpa alasan jelas. Sun Woo berterimakasih, tapi
pandangannya tertuju pada Eun Hee. Sepertinya Sun Woo takut akan apa yang
terjadi pada adiknya nanti.
Soon Ae mau menjalankan misinya,
tapi orang yang mau ia rasuki terus menangisi kepergian Officer Han di samping
Sung Jae. Officer Kang bahkan sampai bersandar di bahu Sung Jae, meski ia lalu
sadar dan berlari keluar.. persis seperti keinginan Soon Ae. Tanpa menunggu,
Soon Ae langsung merasuki Officer Kang.
Soon Ae menunggu sebentar sambil
menghapus air matanya, lalu masuk. Ia hanya mengangguk saat Sung Jae tanya apa
ia sudah baikan, dan langsung duduk di depan komputer. Tapi ia perlu password
untuk login. Soon Ae mencoba tanggal lahir Officer Kang, tapi bukan. Jadilah
karena frustasi ia menekan sembarang angka, tapi malah berhasil.
Soon Ae langsung memasukkan plat
nomor yang mereka dapat tadi, dan benar.. Choi Sung Jae keluar sebagai
identitas pemilik. Soon Ae bangkit dengan kaget, dan keluar menelpon Bong Sun.
Soon Ae sadar, ia berusaha
memberitahu orang lain lewat diary dan telponnya sebelum ia meninggal. “Pergi
dan beritahu Chef, Na Bong Sun. Aku akan menemuimu nanti,” ujar Soon Ae lalu
menutup telponnya.
“Aku tak tau kau sangat tertarik
padaku, Officer Kang,” suara Sung Jae mengagetkan Soon Ae. “Ada apa dengan
mobilku? Apa yang membuatmu sangat penasaran?” tanyanya. Soon Ae menggeleng
ketakutan, ia tak penasaran dan mau segera pergi dari sana. Tapi Sung Jae
mencekik lehernya, “Kau.. siapa kau sebenarnya?”
Soon Ae berusaha melepas
tangannya, tapi Sung Jae mencekiknya makin erat. Mendadak dengan suara yang ia
ingat saat kematiannya, ingatannya kembali. Eun Hee yang terbaring di jalanan,
Sung Jae yang pergi dari sana dengan mobilnya, dan dirinya yang tak sengaja
melihat itu semua. Sampai hidupnya berakhir di tangan Sung Jae.
Officer Kang yang pingsan
membuat Soon Ae keluar dari tubuhnya, dan Sung Jae menatapnya. “Akhirnya kau
muncul... Shin Soon Ae.”
asli creepy bat di episode ini
ReplyDelete