Sunday, August 2, 2015

Sinopsis Oh My Ghost Episode 9 Part 2


Di rumah, Eun Hee menanyakan kondisi Officer Han. Sung Jae berkata kalau kondisinya mulai membaik dan bisa pulang sebentar lagi. Eun Hee lega, tapi tak ada bukti dan pelaku yang belum ketahuan membuatnya merasa dunia ini benar-benar menakutkan. Sung Jae hanya mendengarkan, dan tiba-tiba tangannya terkena pembuka botol wine.


Eun Hee berusaha melihat lukanya, tapi Sung Jae refleks menepis sekaligus menjauhkan tangannya. Eun Hee terdiam. Sadar sudah lepas kontrol, Sung Jae kembali memasang muka penuh senyumnya dan minta maaf. Ia mengajak Eun Hee jalan-jalan setelah selesai minum wine.


Sambil berjalan-jalan, Eun Hee berkata ia senang kemarin bertemu teman sekolahnya dan mengenang masa-masa sekolahnya. Dulu ia tak menyadarinya, tapi saat itu benar-benar menyenangkan, ia  tak perlu mengkhawatirkan apapun. Eun Hee sadar ia sering bercerita tentang dirinya, tapi Sung Jae hampir tak pernah melakukannya. Jadi ia bertanya tentang bagaimana di panti asuhan dulu? Bukankah banyak anak yang diadopsi? Sung Jae hanya tersenyum, dirinya tak pernah sekalipun diadopsi (ooooooh, jadi creepy Sung Jae ini yatim piatu).


But no, Sung Jae bohong. Saat SMP ia punya orang tua adopsi, tapi begitu keluarga yang mengadopsinya punya bayi sendiri, ia tak lagi dianggap. Sung Jae kecil hampir membunuh adiknya sendiri, tapi ayahnya langsung datang dan memukulinya.

 
 

Tak hanya itu, ia juga dibully dan dipukuli teman sebayanya tanpa ada seorang pun yang menolong. Sung Jae sampai tak bisa bangkit dengan tubuh penuh luka, dan saat itu bayangan hitam mendekat.. lalu masuk ke tubuhnya.


Flashback lain. Tiga tahun lalu Eun Hee yang berusaha bunuh diri setelah kecelakaan, dihentikan oleh Sung Jae. Sekarang Eun Hee merasa bersyukur, waktu itu Sung Jae berkata bukan mereka yang bisa memutuskan untuk hidup atau mati dan bertanya maksudnya, apa untuk mempengaruhinya? Sung Jae tak merasa mengingatnya, tapi sejak hari itu Eun Hee terus memikirkan Sung Jae.


Begitu sampai rumah, Sun Woo dan Soon Ae tampaknya masih saling emosi. Soon Ae menjaga jarak, mulai bicara super formal dan pamit seperti cara dayang pada rajanya di jaman Joseon, haha. Sun Woo merasa Soon Ae berlebihan, tanpa tau perasaannya yang sebenarnya. Karena Sun Woo sampai harus menguatkan dirinya kalau ia bisa menahannya. Oh well, he’s a man after all, how could he endure a cute thing like Bong Sun?


Di kamarnya, Soon Ae yang sudah keluar dari tubuh Bong Sun masih saja mengomel soal Sun Woo yang terlalu kuno. Bong Sun membela Sun Woo yang menurutnya tak salah dengan perkataannya. Sambil tersenyum malu, Bong Sun berkata itu salah satu yang menarik darinya, awalnya Chef tampak seperti orang yang enteng, tapi tidak sama sekali, dia sangat serius dan bertanggung jawab.


Soon Ae makin frustasi, “Menurutmu itu menarik?” Dan Bong Sun malah heran karena Soon Ae tak mengganggap Chef menarik. Soon Ae meralat, bukannya tak menarik, tapi jual mahalnya itu menyebalkan, terutama pada wanita yang ia sukai. Tujuan mereka hampir tercapai, tapi malah stuck gara-gara itu.


Di luar, Sun Woo sengaja bicara keras pada si anjing untuk menarik perhatian. Benar saja, Bong Sun langsung bangkit ingin keluar, tapi Soon Ae menahannya atau tak akan ada kemajuan. Bong Sun harus menahannya meskipun sangat ingin bertemu. Tapi Bong Sun tak bisa, jadi meski Soon Ae terus menggeleng padanya, Bong Sun tetap membuka pintunya dan mengintip Sun Woo yang duduk di luar.

 
 

Sun Woo tak melihat saat pintu itu terbuka sedikit, dan jelas ia tampak terganggu karena diabaikan.


Pagi di Sun Restoran, Ji Woong yang pertama sadar kalau hari itu ternyata ulang tahun Min Soo dan semua langsung mengeluh kebingungan. Pesta ulang tahun saja tak cukup, Min Soo pasti mengharapkan hadiah mahal juga. Jadi mereka memutuskan untuk pura-pura lupa.


Dan panjang umur, yang mereka omongkan datang sambil humming lagu happy birthday dengan gembira. Ia berusaha memberi clue dengan mengeluh kepanasan, orang yang melahirkan di cuaca panas begini sangat hebat. Clue kedua, ia bertanya apa ada rumput laut tersisa, ia ingin makan sup rumput laut siang ini.

 
 

Min Soo pikir clue itu tadi cukup, jadi saat lampu ruang ganti tiba-tiba mati, ia langsung kegeeran akan ada pesta kejutan. Padahal memang mati lampu, hahaha. Min Soo otomatis kesal karena semua mengabaikannya dan menyuruh mereka semua menghadapnya di luar.


Jadilah dengan pasrah mereka berbaris dengan menunjukkan telapak tangan mereka (kayak di sekolah mau periksa kuku, haha). Dong Chul yang pertama kena omelan, katanya tangannya kotor. Kedua Ji Woong, katanya rambutnya kepanjangan seperti landak. Ketiga Joon, tapi Min Soo bingung mau ngomel apa, apalagi Joon cuma menatapnya malas, jadi ia menyuruh Joon memperpendek diri, tatanan rambutnya dijelekin, dan operasi plastik biar jadi jelek (muahahaa, apa bangeet?). Terakhir Bong, yang cuma liat mukanya aja Min Soo udah kesal.


Semua lega begitu Min Soo pergi, tapi mereka tak yakin bisa selamat sampai akhir hari. “Tak bisakah kita memberinya sembarang barang dan berkata itu hadiah?” keluh Soon Ae. Untungnya Joon baru memesan jeans online yang datang pagi ini, dan ia dapat sabuk gratisan. Kulit palsu, tapi kata Joon itu seperti asli.


Min Soo yang sendirian di dapur masih super kesal karena diabaikan. Tapi, tau-tau ada nyanyian selamat ulang tahun untuknya. Haha, semua akhirnya datang dengan tumpukan kue seadanya dengan lilin di atasnya. Min Soo tentu langsung senang. Begitu lilinnya ditiup, Dong Chul tampak sepenuh hati menumpahkan kue tadi ke wajah Min Soo, haha dendam kesumat. Ji Woong juga sengaja memukuli kepalanya, haha mumpuung..

 
 

Selanjutnya hadiah diserahkan, Min Soo sok-sok mau menolak, tapi dibukanya juga kotak itu. “Waah, itu tampak mahal,” teriak Dong Chul meyakinkan. Min Soo tampak ragu dan mencium bau sabuknya, apa ini palsu? Semua wajahnya langsung berubah, tapi untunglah Min Soo cuma bercanda. Ia yang sedang gembira akan mentraktir semua minum malam ini.


Sun Woo datang, begitu tau Min Soo hari ini ulang tahun, komentarnya malah ibu Min Soo pasti menderita melahirkan di cuaca panas begini, haha. Tapi sebagai bos baik hati ia memberikan kartu kreditnya untuk pesta mereka. Min Soo tentu senang sekali. Sambil tertawa-tawa, Sun Woo sengaja melirik Soon Ae, tapi Soon Ae sengaja mengabaikannya.


Kyung Mo menemani ayahnya pergi belanja, meski sambil mengomel karena ayah hanya belanja sedikit sedikit. Padahal ayah sengaja agar bahan-bahannya masih segar. Tapi Kyung Mo cuma memikirkan imagenya di lingkungan kalau terus membawa sayuran begini, itulah kenapa Na Bong Sun memandangnya rendah. Ayah menyuruh Kyung Mo diam, kakaknya pergi belanja tiap hari pagi dan sore hari. Menurut Kyung Mo kakaknya malah tipe yang merepotkan dirinya sendiri.


Ayah diam saja, ia meletakkan sebutir apel di pembatas jembatan. “Ayah di sini, ini apel yang kau sukai, makanlah yang banyak,” ujar ayah yang memandang sungai di bawahnya sedih.


Ayah makin sedih, “Pria jahat. Kenapa kau melakukannya?” Kyung Mo hanya menggenggam tangan ayahnya tanpa kata. Suasana sedih itu dirusak Sung Jae yang tau-tau ada di belakang mereka, meski ia menyapa dengan penuh senyuman. Ia bahkan menawarkan mengantar ayah pulang.


Ayah awalnya tak enak, tapi lalu mengiyakan karena Kyung Mo minta ayah tak menolaknya. Kyung Mo lalu berjalan duluan ke arah mobil Sung Jae. Hiks, jadi Soon Ae matinya di jembatan itu ya?

 
 

Saat berjalan, tanpa sengaja Sung Jae melihat ikatan tali sepatu ayah. Itu mengingatkannya pada cara Soon Ae mengikat tali sepatunya dulu. Sung Jae menanyakan soal ikatan yang tak biasa itu, dan ayah berkata kalau Bong Sun yang melakukannya. Sung Jae tampak tak percaya, “Bong Sun-ssi?” Ayah mengiyakan, katanya ia bisa terluka kalau ikatannya lepas dan terjatuh jadi mengikatnya sangat kuat. Oh please Dad, why did you tell him?


Sepulang kerja mereka semua siap pesta. Min Soo sebenarnya ingin Eun Hee ikut biar ada wanita cantik, tapi yang mereka punya hanya Bong Sun, haha. Soon Ae otomatis kesal dan berkata Min Soo bukan tipenya, yang ada Min Soo malah bersyukur.

 
 

Sun Woo datang, sepertinya sih berharap diajak, tapi Soon Ae dengan yakinnya berkata Chef mereka tak akan ikut karena ia terlalu konservatif, jadi lebih baik mereka pergi sendiri dan bersenang-senang. Haha, Soon Ae masih kesal sampai ia mendengus dan memalingkan muka di depan Sun Woo waktu mereka pamit.


Di luar, Min Soo memuji-muji Soon Ae karena berkatnya Chef tak ikut, ia khawatir jadi tak nyaman di hari ulang tahunnya. Tapi cuma Min Soo yang tampak senang, karena Joon menyindirnya seharusnya tak mengatakan itu saat menggunakan kartu kreditnya. Untunglah Ji Woong menengahi dan mereka mulai bernyanyi-nyanyi untuk Min Soo lagi.


Dari kejauhan, Sung Jae memandangi kepergian mereka dengan ekspresi mencurigakan.


Mereka merayakannya dengan ayam dan bir, pol-polan mumpung pakai kartu kreditnya Sun Woo, haha. Min Soo meracau soal mimpi kelahirannya, tapi dalam keadaan mabuk pun tak ada yang mau mendengarkan. Mumpung mabuk Dong Chul dan Ji Woong santai saja mengata-ngatai Min Soo, sementara Joon santai dengan minumannya, dan Soon Ae yang menghilang dari tempat duduknya.

 
 

Rupanya Soon Ae yang terlalu mabuk ada di luar, mengobrol dengan vespa yang terparkir di depan restoran. Joon menyusulnya keluar, dan langsung senyum menyapa Soon Ae yang meracau soal helm di kepalanya. Ia menyuruh Soon Ae duduk, dan Soon Ae langsung curhat dalam mabuknya.


Pura-puranya Soon Ae menceritakan temannya. Temannya itu punya pacar, ia orang yang sangat bebas jadi ia menyerang pacarnya itu, tapi pacarnya benar-benar menolaknya melakukan itu. Joon cuma tertawa karena Soon Ae mengumpat dalam racauannya. Yang membuat Soon Ae penasaran, apakah pria biasanya tak suka kalau wanita tiba-tiba terlalu mendekatinya begitu?

“Kita lihat.. apa temanmu tak begitu cantik?”

Soon Ae bingung, bukannya tak cantik, tapi juga tak terlalu cantik menurutnya. Kalau begitu Joon punya dua kesimpulan, ia tak menginginkannya karena wanitanya tak cantik atau ia sangat menyukainya jadi ia menunggu sampai hubungan mereka lebih penuh kepercayaan. Kalau yang pertama, berarti ia hanya pria biasa, kalau yang terakhir, ia adalah pria baik.

 
 

Tapi yang ada Soon Ae malah bingung, ia tak tau yang pertama atau yang terakhir. Joon juga tak tau, tapi ia pikir yang terakhir. “Kau cukup cantik,” pujinya. Soon Ae tertawa malu, tapi lalu meralat ini bukan tentangnya, ini soal temannya. “Kalau begitu minta temanmu untuk lebih pintar, dia akan menyesal kalau kehilangan pacarnya,” ujar Joon bijak.

 
 

Joon lalu menyinggung akhir-akhir ini Soon Ae tak memegang tangannya sama sekali dan menduga Soon Ae sudah sembuh dari penyakit ‘kurang perhatian’nya. Soon Ae tentu tak melewatkan kesempatan dan memegang tangan Joon lagi. Hahahaa, sumpah scene Joon – Soon Ae ini favorit banget, cuteee banget sih mereka berdua?


Sendirian di rumah membuat Sun Woo bosan. Ia mengecek blog ‘My Sunshine’, tapi tak ada postingan baru di situ sampai Sun Woo berpikir pemiliknya sedang sibuk. Menurutnya cuma itu blog yang pantas dibaca, aww! Sudah larut tapi karyawannya belum pulang juga (terutama Bong), dan ia cuma dapat kabar dari notifikasi kartu kreditnya kalau mereka baru selesai minum, haha.

 
 

Tentu saja mereka belum mau pulang, ronde kedua di karaoke baru dimulai. Semua menari mengikuti gerakan lagu Big Bang dengan hebohnya. Ji Woong lagi-lagi menyanyikan lagu umpatannya.. ditujukan pada siapa lagi kalau bukan Min Soo. Dong Chul juga tak mau kalah. Joon dan Soon Ae juga, mereka duet menyanyikan lagu balad dengan mesranya sampai pria-pria di belakang frustasi, haha.


Sementara itu Sun Woo makin tak sabar menunggu Soon Ae pulang. Notifikasi berikutnya cuma dari tagihan karaoke mereka. “Ada apa dengan gadis itu? Apa ia ingin pergi dengan pria-pria itu tanpaku?” omel Sun Woo.


Sun Woo sudah berusaha membuang waktu dengan melakukan apapun, tapi tetap saja ia gelisah, sudah jam 2 pagi tapi pacarnya belum juga pulang. Sampai-sampai ia berpikir Soon Ae sengaja melakukannya untuk balas dendam. Notifikasi berikutnya datang, kali ini dari Yongsan Motel. Mata Sun Woo langsung melebar, “Motel?!” Ia langsung panik menelpon Soon Ae, tapi tak ada jawaban. Jadi ia menelpon Min Soo, tanya apa Bong Sun ada di sana dan langsung lari secepat kilat menyusul.


Begitu sampai, kamar mereka bahkan tak terkunci, dan mereka sudah bergelimpangan dimana-mana saking mabuknya. Ia membangunkan Bong Sun yang tidur di pojok, memintanya tak berisik, dan membopongnya keluar. Tapi ia malah tak sengaja menginjak rambut Min Soo sampai Min Soo teriak kesakitan dalam tidurnya, untungnya tak ada satupun yang terbangun.


Di luar hotel Sun Woo sudah berganti menggendong Soon Ae di punggungnya. Soon Ae yang masih mabuk terus saja mengoceh tak karuan dan mengajak Sun Woo minum lagi, one shot! Sun Woo pusing dan membopongnya lagi pergi dari sana.


Ia membawa Soon Ae ke minimarket, menyuruhnya terus dan terus minum air sampai benar-benar sadar. Begitu Soon Ae mulai sadar Sun Woo langsung mengomel, gadis macam apa yang tanpa takut pergi ke kamar motel dengan serombongan pria? Soon Ae mengiyakan sambil lalu, tak seperti Chef yang konservatif, untuk gadis liar sepertinya motel sudah seperti rumahnya sendiri. Memangnya apa yang salah dengan motel? Itu hanya ruangan untuk istirahat. Dan kalau khawatir seharusnya Sun Woo ikut saja tadi.


“Kau yang menyuruhku tak pergi tadi,” balas Sun Woo. Soon Ae berkata bukannya ia tak ingin Sun Woo ikut, tapi kalau Sun Woo pintar kenapa tak bisa menebak maksudnya? Dan lagi menurutnya Sun Woo berlebihan, pria-pria itu tak melihatnya sebagai wanita.


Sun Woo tak terima, “Kenapa kau bukan wanita? Kau benar-benar wanita dan itu membuatku khawatir sampai hampir mati.” Soon Ae terpana. Sun Woo mewanti-wanti kalau pria bisa berubah dalam sekejap, kalau tak hati-hati, Soon Ae bisa kena masalah. Soon Ae malah berharap masalah itu terjadi, haha. Sun Woo tak punya pilihan lain, mulai sekarang Soon Ae harus tetap di sampingnya dan menempel padanya seperti permen karet.


Soon Ae mengungkit saat Sun Woo menyuruhnya jauh-jauh darinya, dan Sun Woo langsung menarik perkataannya waktu itu. Mulai sekarang Soon Ae harus menempel padanya apapun yang terjadi. Soon Ae tersenyum senang dan mulai menempel pada Sun Woo, seperti permen karet. Sun Woo diam saja, tapi menariknya mendekat, ohoho..


Di jalan pulang, Sun Woo terus menyuruh Soon Ae agar lebih mendekat. Soon Ae menurut, tapi ia penasaran tentang satu hal, apakah Sun Woo tak mau melakukannya atau hanya menahannya? “No comment,” jawaban Sun Woo hanya itu. Soon Ae jelas tak puas dengan jawaban itu dan terus mendesak Sun Woo.

“Well, memangnya menurutmu aku bukan pria? Pertanyaan macam apa itu?” *liat aja bajunya Sun Woo, tulisannya 'i'm normal' :p*

Jawaban itu saja sudah membuat Soon Ae senang. Tapi Sun Woo lalu menghentikan langkahnya, tangannya yang sedari tadi ada di saku berpindah menggenggam tangan Soon Ae.

 
 

“Mari mulai seperti ini dan pelan-pelan.. untuk waktu yang sangat sangat lama, Na Bong Sun,” pinta Sun Woo membuat Soon Ae terdiam.


Komentar:
Ahh aku bingung tiap nyebut Bong Sun itu Soon Ae. Iya kita tau kalo itu Soon Ae yang ada di tubuh Bong Sun, tapi Sun Woo dan lainnya kan liat Bong Sun ya Bong Sun. Aduh binguung! *curhat ke Joonie*


No comments:

Post a Comment