Soon Ae yang keluar dari
tubuhnya membuat Bong Sun kaget saat mendapati dirinya dicium Sun Woo. Refleks
Bong Sun minta maaf dan lari keluar. Soon Ae yang juga tampak terkejut cuma
memandangi mereka yang pergi.
Sun Woo menyusul Bong Sun,
menegaskan kalau kali ini bukan kesalahan. Ia sadar sudah bersikap aneh dan
merasa hampir gila, tapi ia tulus. Bong Sun yang masih shock tak mengerti. Sun
Woo jadi frustasi, “Kang Sun Woo.. menyukaimu.” Bukannya merespon, Bong Sun
malah cegukan keras. Sun Woo akhirnya memeluknya, ia tak tau sejak dulu atau
sejak Bong Sun berubah atau kemarin atau hari ini, tapi yang Sun Woo tau ia
terus ingin bertemu Bong Sun dan merasa cemas kalau Bong Sun tak ada di
dekatnya. Bong Sun hanya membeku, tak membalas pelukan Sun Woo atau berkata
apapun.
Sun Woo sampai tak sabar karena
Bong Sun ingin mengatakan sesuatu tapi tak bisa, orang sepertinya mengakui
perasaan tapi tak ada respon apapun. Saking canggungnya Bong Sun malah
membungkuk berterimakasih, ia terbata-bata menyampaikan maksudnya.. tapi tetap
tak bisa.
“Kau bilang iya kan? Kau
bilang.. kalau kau menyukaiku juga?” tanya Sun Woo yakin. Barulah Bong Sun
mengangguk mengiyakan. Sun Woo yang senang memeluk Bong Sun lagi. Soon Ae
melihat mereka dari kejauhan dengan wajah sedih.
Bingung dengan perasaannya yang
terasa berat, Soon Ae harus meyakinkan dirinya sendiri kalau ia hantu, bukan Na
Bong Sun. Ia berputar-putar di ayunan untuk meluruskan pikiran, tapi orang yang
kebetulan lewat langsung lari ketakutan karena tak ada siapapun ayunannya
berputar sendiri, haha.
Mereka lanjut membereskan dapur,
tapi kali ini Sun Woo tak membiarkan Bong Sun bekerja. Ia mengangkat Bong Sun
duduk di meja, dan mengepel lantai untuknya, aww Chef! Masih kurang sweet, ia
melihat rambut Bong Sun masih basah dan memindahkan kipas angin kecil ke
dekatnya. Sun Woo benar-benar tampak terpesona dan gemas melihat Bong Sun,
sampai Bong Sun tersenyum malu. Bong Sun bergumam kalau ia bahagia karena Sun
Woo mencubit pipinya gemas. Aaaaaawww!
Di rumah, Sung Jae mendapat
telpon kalau terjadi sesuatu pada Officer Han, dan ia buru-buru pergi ke RS.
Begitu Sung Jae pergi mendadak Eun Hee merasa dadanya sakit, ia khawatir
sesuaru yang buruk terjadi. Itu mengingatkannya pada kenangan buruk, Officer
Han dulu yang menangani kasus tabrak larinya.
Di RS, Officer Han baru saja
selesai dioperasi dan belum sadar. Rekan polisi yang ada di sana benar-benar
tak mengerti, seseorang menemukannya terkapar penuh darah di tempat parkir.
Tapi ia berpikir itu perampokan karena ponsel dan dompet Officer Han hilang,
dan anehnya semua CCTV tak berfungsi. Sung Jae yang tak tampak cemas hanya
bertanya apa ibu Officer Han sudah tau? Polisi itu tak ingin membuat ibunya
khawatir, tapi ia sudah menghubungi Noona-nya.
Bong Sun yang baru masuk kamar
sampai mencubit pipinya sendiri saking tak percayanya. Tentu saja terasa sakit,
dan dari seberang tembok Sun Woo memanggilnya. Dengan manis Sun Woo minta Bong
Sun tidur nyenyak (meski ia sendiri tak yakin bisa tidur), tidur cukup karena
besok harus kerja, pakai selimut dengan benar. Bong Sun tersenyum mengiyakan.
Satu lagi, Sun Woo minta Bong Sun memimpikannya (katanya bukan perintah, tapi
saran, haha). Tapi tentu Bong Sun mengiyakan.
Bong Sun masih merapatkan
telinga ke tembok, tapi tak ada suara lagi, karena Sun Woo sudah berbaring
sambil senyum senyum sendiri, ahaha. Ia malah dikagetkan Soon Ae yang tau-tau
ada di belakangnya. Soon Ae menggoda Bong Sun yang penasaran dengan apa yang
Sun Woo lakukan setelah mengakui perasaan padanya? Melihat Bong Sun kaget, Soon
Ae membanggakan dirinya yang berhasil membuat semua terjadi. Tapi Sun Woo yang
tiba-tiba datang (menciumnya) membuat Soon Ae terganggu dan keluar dari tubuh
Bong Sun (ooooh, jadi Soon Ae keluar sukarela ya? Tapi kok mukanya tampak shock
gitu?)
“Bagaimana rasanya? Mendapat
pengakuan dari pria cinta sepihakmu? Menyenangkan kan?” goda Soon Ae. Bong Sun
mengangguk malu, tapi tetap saja ia tak percaya. Rasanya seperti mimpi, tapi
juga khawatir kalau ini bukan mimpi. Setidaknya kalau ini mimpi, ia bisa bangun
dan tak merasa sakit. Soon Ae mengeluhkan Bong Sun yang berlebihan, mereka
harus menghadapinya, jadi ia bisa menuntaskan dendamnya dan Bong Sun
mendapatkan Sun Woo untuknya.. win win.
Soon Ae meyakinkan kalau Bong Sun hanya
perlu percaya dan mengikutinya. Bong Sun tersenyum dan menautkan tangan mereka
tanda setuju.
Paginya, Soon Ae terbangun di
tubuh Bong Sun dengan gembira, hati Chef sudah jadi miliknya dan game
sesungguhnya akan dimulai hari ini. Sun Woo juga baru bangun dan mengaku tidur
dengan nyenyak (padahal sama sekali nggak bisa tidur, haha). Soon Ae tak
percaya, mata Sun Woo terlihat bengkak. Tentu saja Sun Woo terus menyangkal,
dan membuat Soon Ae tertawa senang.
Meski juga tak bisa menyembunyikan senyumnya, Sun Woo berkata jangan
terlalu senang, kau akan terluka nanti. Dan lagi, ia tak mau hubungan mereka
terlalu kentara di depan orang lain. Soon Ae tentu mengiyakan, ia mampu
mengontrol dirinya.
Tapi yang terjadi sebaliknya,
Soon Ae terus saja mengikuti kemanapun Sun Woo pergi. Semua mengira Bong Sun
kumat dan mau pinjam uang ke Chef lagi, cuma Joon yang tampak mencurigai hal
lain.
Sun Woo jelas risih diikuti
terus sejak pagi, tapi Soon Ae berdalih ia sudah berusaha yang terbaik agar tak
kentara, orang-orang saja yang terlalu sensitif, muahaha. Sun Woo mau mengomel,
tapi anak buahnya sudah berkumpul di dapur. Ia mau memberikan morning briefing
seperti biasa, tapi jadi tak konsen karena Soon Ae terus menerus mengiriminya
pesan.
Karena kesal Sun Woo memanggil Soon
Ae bicara berdua dan langsung mengomelinya sengaja melakukan itu. Soon Ae
menyangkal, ini kan hari pertama mereka, tentu saja ia penasaran dengan rencana
mereka nanti malam. Sun Woo luluh dan refleks tersenyum lagi, mereka bisa pergi
makan malam, dalam rangka belajar. Soon Ae langsung tak semangat, “Itu saja?”
Sun Woo jadi kesal lagi, “Kau
tau berapa banyak orang di Itaewon yang ingin belajar masak dariku?” Soon Ae
tetap bersikeras, mereka harus melakukan sesuatu yang spesial di hari pertama
mereka, sambil memberikan saran yang menjurus seperti liburan dan menginap. Ia
ingin liburan yang romantis, naik kereta, pergi ke laut, makan makanan enak,
dan lalu..
“Dan lalu?” tanya Sun Woo.
Malu-malu Soon Ae menjelaskan, setelah melakukan ini dan itu, jika tak ada lagi
yang bisa dilakukan, mereka bisa pergi ke motel dan istirahat sebentar. Sun Woo
tentu tak jatuh ke akal bulus Soon Ae, apapun masalahnya, ia tak bisa begitu
bebas menyangkut hubungan antara pria dan wanita. Soon Ae tetap tak mengerti
sampai Sun Woo menegaskan kalau mau berkencan dengannya, Soon Ae yang harus
mengikuti temponya. Pembicaraan mereka selesai, dan Sun Woo turun duluan, Soon
Ae boleh turun 5 menit lagi.
Soon Ae kesal sendiri, pria
bervitalitas harusnya tak punya masalah apapun, ia benar-benar tak punya waktu
lagi. Soon Ae lalu turun, tapi ia melihat Shaman Unni celingak celinguk
mencarinya dan berniat kabur.. tapi ketahuan. Shaman Unni meyakinkan kalau ia
tak mau menangkapnya, ia hanya penasaran dengan apa yang terjadi. Ia sampai menyembunyikan
tongkatnya agar Soon Ae percaya.
Mereka akhirnya makan di
minimarket, well Shaman Unni doang sih yang makan. Melihat Unninya makan
terburu-buru dan tampak kelaparan membuat Soon Ae kasihan, kau kehabisan nasi
di rumah? Shaman Unni sampai tersedak lalu menyalahkan Soon Ae, semua ini
karenannya. Tapi Shaman Unni lebih penasaran dengan perkembangan Soon Ae –
Chef. Soon Ae berbisik di telinganya, tapi Shaman Unni malah kegelian dan
memintanya bicara biasa saja.
Soon Ae merasa aneh, tapi ia
menjelaskan dengan muka berseri kalau sekarang ia dan Chef sudah mulai
berkencan, mereka bahkan berciuman kemarin. Shaman Unni ikut senang karena
berarti semua hampir berakhir. Soon Ae mengiyakan, ia yakin dendamnya akan
segera teratasi. Shaman Unni tertawa, terakhir kali Soon Ae kabur ia hanya
pura-pura tak tau, karena ia benar-benar ingin dendam Soon Ae segera berakhir.
Ia bahkan menyemangati Soon Ae, kalau ketahuan ia melepaskannya, bisa-bisa
kekuatannya tak akan pernah kembali. Soon Ae meyakinkan Unninya agar tak
khawatir, ia akan memanfaatkan kesempatan dan kembali ke surga.
Belum selesai makan dengan Soon
Ae, ibu Sun Woo menelpon Shaman Unni dan seperti biasa mereka bertemu di tempat
makan (dan seperti biasa Shaman Unni makan kayak orang kelaparan). Ibu Sun Woo
mimpi aneh semalam, ia melihat Sun Woo berjalan di ladang penuh bunga layu dan
tak menjawab saat ia memanggilnya. Shaman Unni terkejut sebentar, tapi lalu
meyakinkan kalau itu bukan mimpi buruk. Ladang bunga segar mencerminkan sesuatu
yang jahat, contohnya seperti penipu wanita. Tapi kalau itu ladang bunga layu,
berarti dia menghindari hal buruk itu.
Ibu Sun Woo langsung lega dan
merasa senang karena menemui orang yang tepat. Tapi Shaman Unni tak ikut tampak
senang.
Sung Jae pergi ke kamar rawat
Officer Han, dan hampir melepas selang oksigennya. Untung saja kakak Officer
Han datang. Ia khawatir karena operasinya berjalan baik tapi adiknya belum juga
bangun, sampai ia tak sanggup memberitahu ibu mereka. Tapi tepat saat itu
Officer Han bersuara, dan kakaknya langsung pergi memanggil dokter.
Sung Jae terpaksa menyapa rekan
kerjanya dan memberitahu mereka di RS. Ia langsung bertanya apa Officer Han
mengingat sesuatu tentang hari itu? Officer Han tak mengingat apapun, tapi ia
terus memandangi jam tangan Sung Jae. Jam itu mengingatkannya pada pria yang
menyerangnya.
Di jam pulang mereka, baru Min
Soo mau berkata sesuatu, yang lain langsung bersikap seolah sibuk. Dong Chul
mau bertemu teman SDnya dan Ji Woong berpura-pura perutnya sakit. Padahal Min
Soo tak mau mengajak mereka kemanapun dan minta semuanya istirahat untuk besok.
Joon heran, apa ada sesuatu yang terjadi besok? Min Soo tak memberitahu dan
pulang duluan, tapi berpesan agar semua pakai baju bagus besok.
Semua jadi penasaran, ada apa
dengan besok? Ji Woong punya firasat buruk dan mendadak tak ingin masuk kerja
besok. Tapi Joon tak mau khawatir dari sekarang dan semua bubar pulang.
Soon Ae menunggu kabar Sun Woo,
dan langsung mengiyakan saat diminta siap 20 menit lagi, dengan tanda hati di
pesannya. Sun Woo geli sekaligus senang membaca balasannya. Mereka pun lalu
siap-siap. Sun Woo menata jambulnya, dan Soon Ae berdandan. Tak lupa, pengharum
ruangan biar wangi maksimal, haha.
Sun Woo yang siap duluan tak
sabar menunggu di luar. Soon Ae akhirnya keluar dan tanya pendapat Sun Woo soal
penampilannya, ia berusaha tampil cantik untuk kencan pertama mereka. Sun Woo
terpana, tapi malah berkata itu berlebihan. Ia lalu bangkit dan mengajak pergi.
“Kita mau kemana? Apa makan sesuatu yang enak?” tanya Soon Ae ringan. Sun Woo
cuma membalas retoris apa mereka harus makan yang tak enak?
Sebelum pergi, Sun Woo protes
rok Bong Sun kependekan, dan Soon Ae sama sekali tak merasa itu kependekan,
haha.
Mereka makan di restoran
berkelas sampai Soon Ae terkagum-kagum, biasanya Sun Woo membawanya ke tempat
yang ada lubang di dindingnya, haha, maksudnya tempat biasa-biasa aja. Sun Woo
cuma berkata kalau tempat itu populer di kalangan anak muda. Soon Ae langsung
mengerti, jadi mereka sedang mengecek bisnis saingan Sun Woo? Sun Woo menyuruh
Soon Ae memelankan suaranya.
Pesanan mereka datang. Sun Woo
memberikan potongan steak pertamanya untuk Soon Ae. Tapi yang ada ia malah
terganggu saat Soon Ae bilang itu sangat enak dan bertanya, lebih dari
masakanku? Soon Ae menyangkal, dan menggoda Sun Woo dengan menyentuh-nyentuhkan
kakinya. Sun Woo kesal, ia menyuruh Soon Ae fokus pada makanan dan bukannya
yang lain.
Soon Ae memang berhenti, tapi
melihat pasangan lain yang bermesraan, ia inisiatif pindah duduk ke samping Sun
Woo. Cuma sedetik, karena Sun Woo langsung menyuruhnya kembali, haha.
Selesai makan mereka kembali ke
mobil. Di mobil, Sun Woo terkejut karena Soon Ae tiba-tiba mendekat.. untuk
memasangkan seat beltnya. Sun Woo mengeluh ia kan juga punya tangan, tapi
sambil senyum-senyum, haha. Baru mulai jalan, tangan Soon Ae sudah kemana-mana.
Refleks Sun Woo berhenti dan turun dari mobil.
Soon Ae beralasan ia cuma mau
membersihkan kotoran di celana Sun Woo. Sun Woo mau marah, tapi Soon Ae tetap
bersikeras dan tak mau diajak pulang. Ia membujuk Sun Woo makan es serut kacang
merah dulu, untungnya Sun Woo mau.
Tapi Sun Woo curiga karena
daerah yang mereka tuju tak seperti menjual es serut, dan benar saja.. Soon Ae
membawanya ke depan motel. Beralasan kakinya capek kebanyakan berjalan, dengan
aegyonya Soon Ae membujuk Sun Woo masuk ke dalam sebentaar saja. Yang ada Sun
Woo kesal dan menariknya bicara di tempat lain.
Mereka bicara di taman. “Kenapa
kau menyukaiku? Kau menyukaiku atau tubuhku?” tanya Sun Woo yang lalu kesal
sendiri, biasanya wanita yang menanyakan itu, hahaha iya ya! Soon Ae berkata ia
bukan gadis biasa, menurutnya Sun Woo terlalu banyak berpikir, ia suka Sun Woo,
juga tubuhnya dan karena ia suka Sun Woo, ia ingin melakukannya, “Apa aneh
seorang pria dan wanita sehat melakukannya?”
Sun Woo berkata bukan itu
masalahnya, ia konservatif dalam suatu hubungan. Soon Ae langsung tertunduk
kesal. Sun Woo inginnya hubungan mereka ada kemajuan dan perasaan lebih kuat
dulu untuk sampai ke tahap itu, tapi Soon Ae malah begitu liberal atau sebebas
itu. Soon Ae berdalih ia bukan liberal, ia hanya menyukai Sun Woo. Sun Woo
frustasi, karena itu Soon Ae harus lebih bijaksana, memangnya ia makanan
instan? Soon Ae harus mengontrol perasaannya lebih baik.
Perdebatan makin panas. Menurut Sun
Woo, wanita harusnya tak seperti itu. Soon Ae tak terima, kalau seorang wanita
mencoba sebegini keras, seharusnya pria setidaknya mencoba mengikuti, ia begini
karena punya alasan. Tentu ia tak mengatakan alasan itu, tapi terus mengomel,
Sun Woo yang menciumnya duluan tapi ingin mereka melalui tahapan-tahapan
tertentu dulu. Jadi ia bangkit dan menjauh beberapa meter dari Sun Woo, apa sejauh
ini cukup?
Soon Ae yang mengoceh tanpa henti
membuat Sun Woo menutup telinganya frustasi.
Bersambung ke Part 2
Komentar:
It's Bong Sun's first date, tapi kenapa Soon Ae mulu yang ambil alih? Harusnya romatis, tapi Sun Woo malah kesel terus gara-gara Soon Ae. Hiks, drama ini mulai membingungkan, sebenernya tokoh utamanya siapaa? Bong Sun apa Soon Ae??
No comments:
Post a Comment