Penasaran pada reaksi Soon Ae
membuat Sun Woo tak konsentrasi di dapur. Masakannya gosong, dan saat mau
membuangnya, wajan panas itu mengenai Joon yang langsung teriak kesakitan. Sun
Woo minta maaf, ia tak melihat tadi, kau baik-baik saja? Tak ingin membuat
khawatir, Joon berkata ia baik-baik saja.
Padahal itu sangat sakit sampai
Joon diam-diam ke gudang dan mengompres lukanya dengan es. Soon Ae masuk dan
khawatir melihat lukanya, harusnya Joon pergi ke rumah sakit. Joon meyakinkan
kalau ia baik-baik saja. Soon Ae yang tak tega ikut membantu mengompres
lukanya.
Beberapa saat kemudian di dapur,
Soon Ae memberi isyarat agar Joon mengikutinya. Dan Sun Woo melihat mereka.
Soon Ae tadi ternyata membeli salep luka bakar dan mengoleskannya pada luka
Joon, sambil bergumam tak mengerti Joon ini pandai menahan sakit atau hanya
bodoh. Bukan keduanya, jawab Joon, ia pintar. Soon Ae mengiyakan saja, yang
penting besok Joon harus ke rumah sakit, jangan buat dirinya tersiksa di musim
panas begini. Joon mengerti, dan ia minta Soon Ae jangan pernah memberitahu
Chef atau dia akan merasa sangat bersalah.
Soon Ae mendengus, kau pasti
fans beratnya, kenapa kau sangat menyukai Chef? Joon berkata kalau Che mereka
punya keberanian, berbeda dari chef lain yang hanya keluar negeri untuk
belajar. Soon Ae pasti tak tau kalau Chef backpackeran keliling dunia dan
mendapatkan banyak pelajaran hidup, Chef bahkan membayar kuliah tapi tak hadir,
bukankah itu keren?
Tiba-tiba Joon ingat soal
curhatan Soon Ae waktu mabuk dulu dan bertanya apa temannya dan pacarnya
baik-baik saja? Soon Ae: “Teman? Siapa?” Tapi ia lalu sadar dan berkata kalau
masalahnya sekarang berganti, karena si pria yang lebih menginginkannya.
Joon hanya berkata itu lucu dan
mau pergi dari sana. Soon Ae menahannya, ia mau mengoleskan salepnya lagi agar
lukanya tak berbekas. Joon kesakitan dan minta Soon Ae melakukannya pelan-pelan.
Joon yang terus mengaduh minta
Soon Ae berhenti membuat Sun Woo curiga dan langsung masuk, apa yang kalian
lakukan? Joon berdalih ada yang ingin ia bicarakan dengan Na Bong Sun. Tentang
masalah pribadi, tambah Soon Ae. Joon lalu keluar duluan, Soon Ae juga, tapi
Sun Woo menahannya, “Sejak kapan kau sangat dekat dengannya sampai membicarakan
masalah pribadi?” Tanpa ingin menjelaskan, Soon Ae hanya menjawab ‘mungkin
minggu lalu’ dan pergi dari sana. Jelas Sun Woo kesal, ia belum selesai bicara.
Saat kembali ke dapur, Dong Chul
menawari mereka es krim. Tapi ternyata di kulkas hanya sisa 1, padahal Ji
Woong sudah membeli sesuai jumlah. Dan tersangkanya siapa lagi kalau bukan Min
Soo. Ia pura-pura tak ingat padahal sudah makan semangka sebelumnya, dan
berdalih ia Sous Chef jadi bisa makan sebanyak yang ia mau.
Joon akhirnya memberikan es yang
tersisa untuk Soon Ae, dan semua langsung menggoda Joon. “Kau selalu begitu
atau hanya pada urri Bong Sun?” tanya Ji Woong. Menurut mereka, Joon dan Soon
Ae sangat cocok. Soon Ae santai saja mendekat pada Joon, benarkah? Min Soo mau
memukul kepala Soon Ae karena kepergok pacaran, tapi ternyata mereka malah
langsung bernyanyi, ‘Cong-ra-tu-la-tions! Congratulations!’
Sun Woo yang ada di sana kesal
lagi, “Kalian tak mau menyiapkan makan siang?” Ji Woong berkata makan siang
bukan hal yang penting sekarang karena ada pasangan baru di sini, Joon dan
Bong.. JoonBong, bukankah mereka tampak cocok bersama? Mereka lalu lanjut heboh
dan menyanyi ‘Congratulations’ lagi. Soon Ae bahkan ikut menari-nari bersama
mereka, cuma Joon diam saja.
“Ya! Apa ini tempat untuk
pacaran? Apa kalian semua di sini untuk bermain?” teriak Sun Woo kesal. Semua
terdiam dan langsung pergi mengerjakan perintah Sun Woo. “Kalian bahkan tak
memberiku es krim,” dumel Sun Woo lagi. Soon Ae dan Ji Woong sampai heran, ini
karena ia tak kebagian es krim?
Restoran ramai saat makan siang.
Soon Ae melirik Sun Woo di sela-sela cuci piringnya, tapi ia benar-benar
diabaikan. Saat Sun Woo pergi ke gudang mengambil minyak, Soon Ae mengikutinya,
bertanya apa Chef marah padanya? Tidak, jawab Sun Woo. Soon Ae tak percaya dan
mendesak Sun Woo mengatakannya. “Apa.. karena kemarin?”
“Ya, aku marah. Kenapa? Karena
kita sudah membicarakan ini, apa yang salah denganmu? Apa kau jual mahal?” Sun
Woo kesal, Soon Ae yang minta menjalani semua pelan-pelan, tapi malah
bersenang-senang dengan Joon, kau mau mulai selingkuh? Sun Woo sampai mengakui
kalau Joon itu tangkapan bagus, penampilannya oke dan kompeten.
“Chef, kau tak sedang cemburu
kan sekarang?” goda Soon Ae. Sun Woo jelas tak terima, “Aku Kang Sun Woo. Kau
Na Bong Sun dan aku Kang Sun Woo. Kang Sun Woo.” Soon Ae berkata kalau Sun Woo
salah paham, tapi ia tak bisa mengatakan alasannya karena sudah berjanji. Sun
Woo jelas makin kesal, akhiri saja kalau begitu. Soon Ae merasa itu berlebihan
dan berusaha membujuk, tapi Sun Woo tak mau dengar dan keluar dari sana. Soon
Ae juga jadi kesal, ia tak bisa mengatakan apapun karena sudah janji pada Joon.
Soon Ae sudah mau bicara pada
Sun Woo yang menunggunya sambil menahan marah di dekat tangga, tapi tak jadi
dan berlalu ke dapur. Sun Woo tak percaya, Soon Ae pergi begitu saja.
Mood Sun Woo jadi buruk dan
mencari-cari kesalahan Soon Ae. Katanya Soon Ae tak membersihkan kerang dengan
baik, masih ada pasir di sela-selanya. Ia memarahi Soon Ae, bagaimana kalau
pelanggan kehilangan gigi karena makan kerang dengan pasirnya? Ia keras begini
bukan tanpa alasan, hal terpenting saat musim panas begini adalah membersihkan
bahan makanan. Sun Woo tak mau menggunakan kerang itu, ganti menu spesial
mereka dengan pasta udang.
“Min Soo, beritahu Na Bong untuk
pergi membeli 5 kg udang,” suruh Sun Woo. Soon Ae hanya menatap kesal saat Min
Soo mengulangi pesan Chef, “Ya, ya, aku pergi. Aku juga mendengarnya.” Setelah
Soon Ae pergi, Ji Woong mengecek kerang yang menurutnya sudah bersih. Oho Kang
Chef, your jealousy is on another level!
Soon Ae yang kesal mengomel
sepanjang jalan, bagaimanapun status sosial atau kepribadiannya, pria tetap
saja kekanakan. Ia lewat restoran ayahnya dan langsung masuk. Ayah yang sedang
menelpon langsung menutup telponnya. Soon Ae jadi tak enak, lanjutkan saja
telponnya, ia cuma mampir sebentar. Tak apa, jawab ayah, ini bukan panggilan
yang bisa terjawab. Ia menelpon putrinya yang sudah meninggal, kadang ia
mencoba menelpon saat merindukannya. Mungkin ini kedengaran gila, tapi ayah
berpikir suatu hari putrinya akan datang entah dari mana dan menjawab
telponnya, ‘Ayah, ini aku.’
Soon Ae jadi murung. Ayah tak
bisa memutus langganan telponnya, meski ponselnya hilang. Soon Ae terkejut,
“Ponselnya hilang? Apa mungkin.. sebuah kecelakaan?” Tapi tidak, ayah tak
mengerti apa kesulitan putrinya sampai ia ingin mati, tapi ia meninggalkan
dunia ini karena keinginannya sendiri. Soon Ae makin tak percaya, dirinya bunuh
diri? Bagaimana mungkin ia melakukannya?
Yang ada diingatannya hanya saat
dirinya terbenam di dalam air. Saat ayah keluar membeli jus, Soon Ae masuk
kamarnya dan membuka diarynya. Anehnya, di sana ada 3 tiket pesawat ke Guam.
Soon Ae ingat, ia merencanakan liburan bertiga di hari ulang tahun ayahnya yang
ke 60. Ayah tak tau itu, karena meskipun berulang tahun, makan sup rumput laut
sudah cukup baginya. Jadi diam-diam Soon Ae memesan paket liburan untuk mereka
bertiga ke Guam. Tapi, ia bunuh diri seminggu sebelumnya?
Itu sangat mengganggunya sampai
Soon Ae membawa diarynya diam-diam dan pamit saat ayah dan Kyung Mo kembali.
Kyung Mo kesal sendiri karena Soon Ae pergi begitu melihatnya, ia yakin semua
karena chef itu. Dari tatapan mereka ia tau itu, meski menduga Sun Woo bisa
mendapatkannya karena uang. Ayah hanya tertawa.
Soon Ae menelpon seseorang dan
membawa diary itu padanya.. Choi Sung Jae (andweeee, why him??). Sung Jae heran
karena diary Soon Ae ada pada Bong Sun. Jadi Soon Ae beralasan mereka saling
mengenal cukup lama, mereka masuk di kursus memasak yang sama. Tapi ia tak
mendengar kalau Soon Ae bunuh diri, ia bahkan tak tau mereka tinggal di
lingkungan yang sama. Ia baru-baru ini tau kalau Soon Ae adalah putri pemilik
restoran dan menemukan diary itu.
Ia menujukkan tiket di diary itu
pada Sung Jae, tiket ke Guam di bulan September, dan ayahnya juga berulang
tahun di bulan September. “Bagaimana bisa seseorang yang menyiapkan liburan
keluarga tiba-tiba bunuh diri? Bukankah itu aneh? Apa ada kemungkinan itu
kecelakaan atau pembunuhan?”
Sung Jae yakin itu bunuh diri,
ia ingat kalau Soon Ae mengirim pesan terakhir pada ayahnya. Soon Ae tetap tak
mengerti, tak ada alasannya untuk bunuh diri. Sung Jae menduga itu karena
depresi, tapi ia akan memeriksa filenya lagi kalau-kalau ada yang mencurigakan.
Ia mengatakan itu sambil membuka-buka diary Soon Ae dan ada deretan angka aneh
di sana, ‘2368’. Itu membuatnya meminta diarynya ditinggal, dengan alasan siapa
tau ada yang berguna di sana. Waaait, itu angka apa? Aduh jadi berasa nonton
Conan deh ada kode rahasianya, haha.
Sun Woo akhirnya tau kalau Joon
terluka karenanya saat mendengar chef lain membicarakannya. Ia langsung
merasa bersalah dan menanyakan keadaan Joon. Joon menenangkan itu tak begitu
buruk, tapi Sun Woo tak percaya dan melihat sendiri lukanya. Makinlah Sun Woo
merasa bersalah. Tapi ia jadi sadar, “Saat kau bersama Bong Sun tadi, apa dia
mengoleskan salep untukmu?”
Joon membenarkan, ia minta Bong
Sun tak memberitahu karena tak ingin membuat Sun Woo khawatir. Dan kali ini,
Sun Woo merasa bersalah pada Soon Ae. Apalagi Soon Ae kembali dengan udangnya
tanpa semangat sedikit pun. Yakinlah Sun Woo kalau Soon Ae benar-benar marah
padanya.
Padahal Soon Ae hanya
benar-benar tak mengerti kenapa ia sampai bunuh diri. Karena itu ia keluar dari
tubuh Bong Sun, dan pergi mencari tau sesuatu. Ditinggalkan sendirian begitu,
entah kenapa membuat Bong Sun merasa takut. Tapi kembali melihat Chef
membuatnya merasa senang saat kembali ke tempatnya di bak cuci piring.
Sung Jae berdiri di pinggir
jembatan, memikirkan kecurigaan Soon Ae tadi, dan mengeluarkan pisau lipat dari
sakunya. (Yang entah kenapa pisaunya diblur)
Shaman Unni akhirnya punya
pelanggan setelah sekian lama, tapi mereka malah kabur karena Soon Ae tiba-tiba
muncul. Shaman Unni kesal sekaligus heran karena Soon Ae masih di sini, apa
yang terjadi dengan liburannya? Menurut Soon Ae bukan itu yang penting sekarang,
tapi orang-orang berkata ia bunuh diri. Bagaimanapun ia memikirkannya, rasanya
itu tak mungkin. Ia sampai bertanya apa ada orang yang bunuh diri dan masih
gentayangan? Shaman Unni mengiyakan, meskipun jarang, tapi mungkin mereka masih
punya dendam atau urusan yang belum terselesaikan.
“Kau masih tak ingat kematianmu
sendiri?” tanya Shaman Unni. Soon Ae mengangguk, tapi ini benar-benar aneh,
kenapa aku melakukan hal semacam itu? Shaman Unni yakin Soon Ae punya alasan,
tapi lebih baik ia cepat meninggalkan dunia, kalau ia terus berkeliaran dan
waktu 3 tahun terlewati Soon Ae akan berubah menjadi roh jahat. Soon Ae
mengiyakan, ia akan melakukannya, tapi ini sangat mengganggunya.
Bong Sun tak sabar menunggu
privatnya dengan Chef, dan langsung kecewa saat Sun Woo mengiriminya pesan
kalau tak ada pelajaran hari ini dan menyuruhnya langsung naik saja.
“Aku memaafkanmu, Na Bong Sun,”
ujar Sun Woo mengagetkan Bong Sun yang melangkah tak bersemangat. Sun Woo
mengaku kalau ia marah, tapi perasaan mereka makin dalam saat bertengkar, dan
karena Bong Sun tak bisa hidup tanpanya, ia akan berbesar hati memaafkan Bong
Sun (Are you really apologizing Chef? :p).
Ia bahkan membawa bunga yang tak
ia suka (karena tak bisa dimakan), dan memberikannya. Karena Bong Sun sudah
memegangnya, Sun Woo beranggapan mereka sudah tak lagi bertengkar. Dan
selanjutnya couple ring yang juga tak
ia suka. Tapi demi Bong Sun ia mau mengenakan miliknya, dan menaruh milik Bong
Sun di kalung agar orang lain tak curiga. Ia bahkan memuji pilihannya sendiri
karena Bong Sun hanya bingung menatapnya.
Tapi kemudian Bong Sun
tersenyum, dan itu membuat Sun Woo refleks mengelus kepalanya (he always did
that to the ‘real’ Bong Sun). Sun Woo lalu memeluknya, “Kau benar-benar
membuatku gila, Na Bong Sun.”
Soon Ae yang frustasi karena tak
bisa mengingat apapun kembali ke Sun Restoran. Ia tak sabar melihat Chef agar
merasa enakan. Tapi yang dilihatnya adalah Sun Woo yang memeluk Bong Sun. Sun
Woo yang berjanji kalau tak akan salah paham lagi. Sun Woo yang berkata ia
menyukai Bong Sun lebih dari apa yang ia pikirkan. Dan Sun Woo yang akan
mencium Bong Sun.
Itu membuat Soon Ae berlari
mendorong Bong Sun sampai terjatuh. Bong Sun menatapnya tak percaya. Soon Ae
langsung shock begitu kembali pada kesadarannya dan berlari dari sana. Ia
ketakutan melihat tangannya sendiri dan terus menerus menyangkal, ia pasti
sudah gila.
Ketakutannya berubah menjadi roh
jahat membuat Soon Ae meminjam tubuh Bong Sun saat tidur dan menulis surat
untuknya. Bong Sun terbangun, dan melihat surat itu di bantalnya.
‘Na Bong Sun, terimakasih untuk semuanya. Maafkan aku karena pergi tanpa
mengucapkan selamat tinggal padamu. Tapi, aku tak bisa lagi tinggal di tubuhmu.
Aku takut perasaanku akan terus berkembang dan aku ingin terus ada di
sampingnya. Dan aku takut aku tak bisa memenuhi janjiku padamu. Bahkan tanpaku,
segalanya akan berhasil antara kau dan dia. Dengan tulus aku ingin kau bahagia.
Hal terakhir yang ingin kukatakan padamu adalah, kau harus melakukan yang
terbaik untuk mencintai saat kau masih hidup. Tidak hanya pada orang lain, tapi
dirimu juga.’
Sadarlah Bong Sun kalau Soon Ae
juga menyukai Chef. Ia mencari Soon Ae kemanapun tapi tak menemukannya, bahkan
di restoran ayahnya. Karena Soon Ae ada di tempat lain, dengan Shaman Unni yang
memeluknya yang menangis.
Sun Woo tiba-tiba terbangun
karena mimpi buruk, dan tak bisa tidur lagi karena ‘Stalker’ anjingnya terus
menggonggong. Sun Woo keluar dan mendapati pintu Bong Sun yang terbuka.
Bong Sun benar-benar tak tau apa
yang harus dilakukannya sekarang. Ia masih ada di jalan besar saar Sun Woo
menelponnya khawatir, “Di mana kau? Kemana kau pergi setelah meninggalkan
pintumu terbuka begitu saja?” Bong Sun terbata-bata berkata ada yang harus
dilakukan di dekat situ.
“Kau benar-benar gila, kau tau
sekarang jam berapa? Hey, kau! Berjalan dengan kepala tertunduk seperti itu
malam-malam begini, bagaimana kalau kau jatuh?”
Bong Sun heran darimana Sun Woo
tau dan langsung melihat sekeliling. Dan Sun Woo-nya sudah ada di seberang
jalan, melambai padanya. Bong Sun terdiam. Batinnya bergolak.
‘Benar. Aku tak bisa mundur di sini. Chef memanggilku. Menungguku karena
ia peduli. Aku sudah menyukainya selama ini, dan betapa sulitnya untuk
mendapatkan hatinya? Aku hanya akan memikirkan diriku sendiri. Hanya kali ini.
Aku akan menjaganya. Aku akan melakukan apapun untuk tetap memiliki hatinya.’
Bong Sun lalu berlari dan
langsung memeluk Sun Woo. Jelas Sun Woo bingung tapi lalu tersenyum, “Aigoo,
kau jauh cinta padaku sebegini dalamnya. Yah memang sulit untuk keluar sekali
kau jatuh cinta padaku.” Sun Woo mengerti sekarang, jadi Bong Sun bisa
melepaskannya. Tapi Bong Sun tak mau dan memeluk Sun Woo makin erat.
“Di tengah jalan begini? Apa kau
manic lagi? Sebelumnya kau bahkan tak
membiarkanku menyentuhmu. Tarik ulur memang hobimu,” keluh Sun Woo setengah
hati lalu balas memeluk Bong Sun sambil tersenyum lebar.
Komentar:
Uwaa, that hug! Aku bisa replay berkali-kali dan nggak bosen. Na Bong Sun, fighting!
So swett.. senyum2 sendiri deh...♡ poor soon ae
ReplyDeleteMama nya chef yg jd mama nya kim hye jin ya di achiara secret, hihi, beda bgt peran nya, tp okee tetap suka..
ReplyDeleteMakin lucu aja couple ni,, 😊
So sweet banget
ReplyDelete