Yul dan Da Jung masuk ke kamar.
Yul duduk di meja kerjanya dan kepikiran soal kakak In Ho yang ada di sana (RS
yang sama dengan ayah Da Jung), kenapa ia tak memberitahuku? Da Jung menyahut
kalau itu bahkan bukan berita baik, kenapa ia harus mengatakannya, aku juga
mendengarnya dari Ayahku. Yul hanya berkata, “apakah begitu?”
Yul mencari sesuatu di mejanya
dan sadar kalau ia meninggalkan dokumennya di ruang kerja. Dengan semangat Da
Jung menawarkan akan mengambilnya. Da Jung kembali dengan dokumen yang dicari
Yul. Yul berterimakasih dan bergumam kalau ia ingin sesuatu yang manis, seperti
coklat panas. Da Jung langsung membuatkannya.
Yul: “Ah, apakah kau sudah
mengganti tisu toilet?” Da Jung buru-buru mengambil tisu dan memberi isyarat
akan menaruhnya di kamar mandi.
Yul: “Boneka-boneka itu juga
perlu dibersihkan dari tempat tidur” Da Jung menurut dan membereskan boneka
yang berserakan di tempat tidur.
Yul: “Dan bantal itu perlu
dibersihkan juga”
Yul: “Sofa ini perlu diatur
juga”
Semua yang Yul minta dilakukan
Da Jung dengan senang hati. Yul merasa ini aneh, “ada angin apa sampai kau
mendengarkanku begitu baik?”
Da Jung tersenyum, “Aku akan
baik untukmu kedepannya”
“Apa?”
“Aku bercanda. Aku hanya...
dalam mood yang bagus. Apa lagi yang harus aku lakukan, Jongri-nim?”
Yul berkata sudah cukup, ia akan
tidur jadi cepat pergilah. Da Jung menawarkan diri membantu Yul sampai
tertidur, baru pergi. Yul kaget, kau akan membuatku tertidur? Da Jung berkata
akan membacakan buku untuk Yul, jadi cepatlah berbaring. Yul menolak dan
menyuruh Da Jung pergi saja. Da Jung menganggap Yul keterlaluan, bagaimana bisa
ia mengabaikan ketulusan seseorang seperti ini? Yul berkata kalau bukan itu
maksudnya. “Apakah Anda ingin berbaring sendiri atau Anda ingin aku yang
membaringkanmu”, ancam Da Jung sambil terus mendekat pada Yul.
Yul sampe jatuh
terduduk di kasur dan akhirnya mengalah, Yul cepat-cepat berbaring dan
mengenakan selimutnya. Da Jung tanya apa Yul tak akan mengganti pakaiannya
untuk tidur? Yul menjawab tidak, dan malah merapatkan selimut menutupi
tubuhnya, hahaa. Da Jung duduk di samping Yul, dan mengambil buku yang ada di
meja samping Yul melewati Yul, tanpa berpikir kalau gerakannya membuat Yul
gugup.
Da Jung mulai membaca, “Jadi pada malam pertama Scheherazade
mengatakan kepada Sultan sebuah cerita tetang Merchant dan Genie. Jika Sultan
akan memungkinkanku untuk hidup sehari lagi hari ini, aku akan memberitahumu
kisah selanjutnya besok malam. Setelah mendengar cerita Scheherazade, ia
berpikir aku hanya harus bertahan sampai besok. Namun, setelah aku mendengar
seluruh cerita ini, aku pasti akan membunuhnya” (Saat Da Jung membaca, Yul
terus menatapnya. Aww)
Da Jung melirik ke arah Yul yang
tertidur dan senang, ini benar-benar efektif. Da Jung mengambil spidol dan
menuliskan sesuatu di perban di tangan Yul.
“Terima kasih, Jongri-nim, untuk
peduli dengan ayahku. Selamat malam.”, Da Jung mengatakan itu pada Yul yang
tertidur dan keluar kamar dengan tas dan mantelnya tanpa bersuara agar Yul tak
terbangun dan mematikan lampu kamar.
Tapi ternyata Yul belum
tertidur, ia membuka matanya dan melihat pesan yang ditulis Da Jung di
perbannya. “Jongri-nim, segeralah sembuh!”, dengan bonus gambar hati dan muka
Yul yang galak, haha. Yul tersenyum dan tampak memikirkan sesuatu.
Pagi harinya, Da Jung, Na Ra dan
Man Se mengantar Yul yang akan pergi bekerja ke depan pintu. Na Ra dan Man Se
kompak berkata, “Ayah! Sampai berjumpa nanti.” Yul mengiyakan dan berpesan
jangan hanya bermain sepanjang hari dan kerjakan PR-mu.
Man Se memanggil Yul dan
merentangkan kedua tangannya. Yul hanya diam. Man Se merajuk, “Ayah, apa yang
ayah lakukan? Lengan Man Se akan jatuh.” Yul akhirnya mendekat dan memeluk Man
Se. Da Jung senang melihat mereka.
Yul melirik Na Ra, tapi Na Ra cepat-cepat
berkata kalau ia baik-baik saja, lebih seringlah memeluk Man Se, lagipula Ayah
juga hanya pergi ke pertunjukan Man Se, Ayah tak peduli padaku. Aw, our little
girl is jealous.
Da Jung buru-buru menutup mulut
Na Ra, “Kwon Na Ra, jenis sopan santun berbicara apa itu pada ayahmu?”
Yul tak berkomentar dan tanya
dimana Woo Ri. Da Jung bilang kalau Woo Ri ada di kamarnya, Anda tahu ia akan
melalui masa pubertas. Da Jung mengingatkan Yul untuk segera pergi, semua sudah
menunggu. Yul melepaskan pelukannya pada Man Se dan melangkah masuk mobil. Da
Jung memanggilnya lagi dan menyuruh anak-anak mengucapkan selamat. Na Ra dan
Man Se langsung kompak berkata, “Ayah, sampai jumpa nanti”, sambil membungkuk.
Yul terkesima, tapi langsung masuk ke mobil. Yul tampak surprise, selama ini
dia nggak pernah dapat perhatian semacam ini dari anak-anaknya.
Da Jung juga memanggil In Ho dan
tersenyum, “Kepala Kang, fighting!”
Yul melakukan kunjungan ke
pasar, atau bahasa kerennya, blusukan, haha. Yul bertanya dan menyapa
dengan ramah pada ahjumma-ahjumma penjual di pasar.
Yul berhenti di penjual
aksesoris dan membeli bando pink lucu untuk Na Ra. Yul tanya berapa harganya,
ahjumma penjual berkata tidak perlu. Tapi Yul tetap membayar dan bertanya,
“Putriku kelas 5 SD, apa ia akan menyukainya?” Ahjumma penjual menjawab tentu
saja. Mata Yul tertuju pada sebuah jepit rambut dan memutuskan untuk membelinya
juga.
In Ho mendapat telepon dari Blue
House dan mengabarkan dengan gembira pada Yul kalau Presiden memutuskan untuk
meminta re-evaluasi kelayakan proyek. Yul tampak lega.
Para reporter bertanya,
sepertinya Presiden setuju, apakah Anda memikirkan itu? Yul menjawab
diplomatis, “sebagai Presiden yang membuat keputusan, aku berbagi tanggung
jawab keputusan dan membuat yang terbaik bahwa kelayakan proyek wajar
dievaluasi kembali.” Reporter masih terus bertanya, tapi Yul mengakhirinya dan
segera masuk mobil.
Joon Ki melihat wawancara Yul di
berita dan kesal. Asistennya masuk dan memberitahu kalau reporter dari Goryeo
Ilbo ingin menemui Anda. Joon Ki heran. Reporter Byun menunggu di depan pintu
dan mengingat informasi yang ia dapat di kantor polisi, soal Yul yang menuntut
Da Jung sebagai stalker tepat sebelum sidang pribadi PM. Polisi berkata kalau
mereka bertengkar seperti orang gila. Juga informasi dari Ayah Da Jung, kalau
ia tau putrinya dan PM berkencan saat membacanya di koran. Dan juga saat Da
Jung bermain salju dengan In Ho.
Reporter Byun semangat sendiri dan merasa dari
potongan-potongan ini, ini penipuan atau sebuah perselingkuhan? Asisten Joon Ki
keluar dan menyuruh Reporter Byun yang lagi ketawa-ketawa sendiri masuk. Wait,
siapa yang benar menebak kalo reporter yang mengorek info dari ayah itu
reporter Byun? *angkat tangan!* :p
Di rumah, Man Se menangis karena
Yul hanya membelikan hadiah untuk Na Ra, “Aku membencimu, Ayah! Aku benar-benar
membencimu!” Yul bingung dan berkata akan membelikan Man Se hadiah nanti. Na Ra
berkata dengan ceria, Man Se itu cengeng, Ayah jangan mengkhawatirkannya. Yul
mengambil jepit rambut yang juga dibelinya, Na Ra melihatnya dan bertanya itu
apa? Yul berkata bukan apa-apa dan segera memasukkan jepit rambut itu ke
sakunya. Na Ra yang happy dengan hadiahnya hanya mengiyakan. Yul menyesal, ia
tak berpikir tentang Man Se.
Da Jung datang membawakan
minuman dan bertanya kemana Man Se? Da Jung menggoda Yul, “Apa yang terjadi
sampai membelikan Na Ra sebuah hadiah.” Yul bilang ia ada di pasar, jadi ia
membelinya. Da Jung memuji Yul soal hadiah, tapi meminta Yul mengurangi PR
anak-anak, mereka memiliki terlalu banyak PR.
Yul cuma melirik, “Nam Da
Jung-ssi, kau harusnya khawatir dengan PRmu sendiri. Jurnal harian. Kau sudah
menulisnya dengan benar?”
Da Jung: “Tentu saja!” Yul
berkata akan memeriksa PR Da Jung, segera bawa kesini. Da Jung cuma bisa
mengernyit sebal.
Da Jung membawa PRnya ke ruang
kerja Yul, ”Jongri-nim, aku melihat berita sebelumnya. Selamat! Ini berarti
bahwa masalahmu telah teratasi kan?” Sambil mengecek PR Da Jung, Yul berkata
kalau itu sebabnya ia ingin mengundang Hye Joo dan In Ho nanti untuk
minum-minum bersama. “Minum? Oh, itu bagus!”, sahut Da Jung senang dan mulai
membayangkan segelas So-Mac (minuman campuran soju dan bir)
Yul memandang saku jasnya, ingin
memberikan jepit rambut yang dibelinya pada Da Jung. Da Jung berkata akan
meyiapkan snacknya dan akan keluar. Yul memanggilnya. Da Jung heran, Yul ingin
bilang apalagi? Yul ragu, “Itu.. itu..” Da Jung tiba-tiba sadar kalau So-Mac
terlalu lemah untuk hari yang baik seperti ini, ia akan menyiapkan minuman
keras. Da Jung akan keluar lagi, dan Yul memanggilnya lagi, “maksudku kepala
(rambut)..” Da Jung panik, “Apakah kepalamu sakit lagi?”
Yul meminta Da Jung
mendengarkannya sampai selesai, maksudku pasti kau tak nyaman dengan rambut
panjang. Da Jung tak merasa begitu. Yul berkata ia pernah bilang, tak bisakah
kau tidak hanya menggerai rambutmu, kau harus merapikannya dengan jepit rambut.
Da Jung: “Jepit rambut?” Yul membenarkan dan siap mengambil jepit rambut dari
saku jasnya, tapi Da Jung malah bilang kalau ia benci menjepit rambutnya, apa
ia anak sekolah? Yul kaget dan mengira Da Jung mengatainya anak sekolah. Da
Jung bilang bukan Yul, tapi ia. Yul mulai ngomel, “terserah kau menjepit
rambutmu atau tidak, aku tak peduli. Kau mengikatnya atau tidak, lakukan apa
yang kauinginkan! Dan jurnal harian ini, apa kau akan terus menulis dengan cara
ini? Tulis lagi dengan benar sampai halaman penuh.”
Da Jung bengong liat Yul
memarahinya. Yul bertanya apa Da Jung tidak akan pergi? Da Jung mengiyakan dan
pergi. Di luar Da Jung berpikir haruskah ia melawan, tapi Da Jung menenangkan
dirinya, ia akan bersabar, tapi tetap heran dengan tingkah Yul yang aneh hari
ini.
Yul memandangi jepit rambut itu
dan bertanya-tanya, “Apa yang aku lakukan?”
Joon Ki pulang dan mengingat
perkataan reporter Byun yang merasa pernikahan PM Kwon tidak nyata, bagaimana
jika itu adalah pernikahan palsu dan jika aku punya bukti? Joon Ki tersenyum
dan merasa konferensi pers besok akan menarik. Joon Ki mendapat telepon dari
Blue House, Presiden memintanya bertemu.
Di kediaman PM, Yul, Da Jung,
Hye Joo, dan In Ho bersulang dengan gembira. Yul berterimakasih, seharusnya ia
melakukan ini lebih cepat, tapi ia tidak terlalu pandai dalam hal ini. Da Jung
bergumam, Anda tau sendiri. Yul meliriknya, haha. Yul menuangkan minuman untuk
Hye Joo dan meminta maaf sudah menolak ajakan makan waktu itu. Hye Joo melihat
tulisan Da Jung di perban Yul dan berkata itu bukan masalah. Yul menuangkan
minuman untuk In Ho juga dan bertanya bekerja untuknya pasti melelahkan. In Ho
berkata sama sekali tidak, ini sebenarnya menyenangkan (sambil melirik Da
Jung). Da Jung juga minta gelasnya diisi. Yul tersenyum dan berkata Da Jung
sudah bekerja keras, Yul akan menuangkan minuman tapi nggak jadi, Da Jung harus
minum perlahan, jika ia minum dengan cepat dan mabuk siapa yang akan
membereskan kekacauan ini nanti? Da Jung tertawa, “Apa anda pernah melihatku
mabuk?”
Yul meminta Da Jung melihatnya,
kekacauan besar yang kau buat untukku terakhir kali, kau melupakannya? Itu lho
yang Da Jung muntah persis di muka Yul, hahaa, tak terbayangkan. “Aku mengerti.
Aku tidak ingin minum.”, jawab Da Jung malu. Yul tak tega dan menuangkan
setengah gelas untuknya, minumlah perlahan-lahan. Da Jung mengiyakan dengan
semangat.
Hye Joo yang sedari tadi jadi
obat nyamuk bersama In Ho mengajak Da Jung menyiapkan makanan lagi. Da Jung
merasa makanannya sudah banyak, tapi Hye Joo memberi isyarat untuk pergi, jadi
Da Jung menurut setelah menghabiskan minumnya dulu, haha, nggak mau rugi. Saat
menyiapkan sandwich, Hye Joo tanya bagaimana rasanya tinggal dengan PM? Da Jung
yang sedang memakan sandwichnya kaget, tapi lalu menjawab kalau Yul orang yang
baik meskipun ia orang yang sulit. Hye Joo membenarkan, ia sudah seperti itu
selama 20 tahun. Kami pertama kali bertemu tahun pertama SMA, sudah lama
bersama-sama bukan? Yul adalah seseorang yang sangat kuhormati, sepertinya kau
juga lebih menghormatinya, seperti yang aku lakukan kan? Da Jung kaget tapi
membenarkan. Hye Joo meminta Da Jung untuk tak melewati batas.
Yul bertanya pada In Ho tentang
kakaknya, bagaimana ia bisa berakhir seperti itu? In Ho terdiam sesaat sebelum
menjawab itu karena kecelakaan mobil, ia bersama dengan wanita yang dicintainya
saat kecelakaan. Yul tanya bagaimana dengan wanita itu? “Dia meninggal”, jawab
In Ho. In Ho menyesal, seharusnya ia tidak membiarkan kakaknya pergi dengan
wanita itu. In Ho tanya apa ada sesuatu yang disesalkan Yul? Yul mengiyakan,
setiap orang memiliki hal-hal yang tidak berjalan seperti yang mereka inginkan.
In Ho ingin tau apa itu. Yul hanya menjawab kalau setiap orang punya rahasia
yang tak ingin diberitahu pada siapapun, setidaknya satu. Yul berkata kalau ia
dan In Ho ada dalam perahu yang sama.
Da Jung datang dengan sepiring
sandwich tanpa Hye Joo. Hye Joo sedang pergi memantau berita. Da Jung heran
mengapa tak ada orang yang minum dan mengambil segelas untuk dirinya sendiri.
Da Jung mengingat perkataan Hye Joo kalau Yul tidak akan pernah bisa melupakan
istrinya, tak peduli siapa orang itu ia tak bisa masuk ke dalam hati Yul, tak
peduli berapa banyak waktu yang terlewati.
Hye Joo tampak sediih sekali waktu
bilang itu, berapa lamapun ia mencoba, ia tak bisa memasuki hati Yul.
Presiden bertemu dengan menteri
Park Joon Ki. Presiden merasa menyesal untuk grup Myeong Shim yang bertanggung
jawab atas proyek dan meminta Joon Ki berbaik-baik dengan mereka. Joon Ki
bertanya bagaimana jika popularitas PM lebih tinggi dari Anda, apa Anda
baik-baik saja dengan itu? Presiden hanya tersenyum kecut.
Mereka sepertinya mulai mabuk,
Da Jung menyebutkan keinginan tahun barunya, dunia tanpa PR! Da Jung mengeluh
kalau menulis 5 halaman setiap hari benar-benar sulit, Anda tak bisa mengurangi
Prku, Jongri-nim? Yul langsung berkata tidak! Da Jung sudah tau itu dan beralih
ke Hye Joo, “Apa keinginan tahun barumu?” Hye Joo berkata keinginannya adalah
pernikahan kontrak ini selesai dengan rapi, sehingga Jongri-nim dapat melanjutkan
jalannya dan kau bisa pergi ke jalanmu sendiri. Da Jung mendengus, keinginan
apa itu? Bagaimana jika pernikahan kontrak ini tidak berakhir dengan rapi, apa
yang akan kau lakukan? Hye Joo heran, jadi Da Jung tak memiliki rencana apapun
akan masa depanmu? Kau tidak berrpikir pernikahanmu dengan Jongri-nim sebagai
jaminan kan? Da Jung hanya diam. In Ho yang bertanya mengapa Hye Joo berkata
seperti itu dan mulai berdebat dengan Hye Joo. Yul menengahi, “Aku tak tau
kapan akan terjadi setelah pernikahan ini berakhir, apapun yang ingin Nam Da
Jung-ssi lakukan, aku akan mengawasi dan membantunya. Jadi pelan-pelan saja dan
menemukannya.” Da Jung meminta Yul tak khawatir, setelah pernikahan itu masalah
yang akan kupikirkan nanti, aku adalah orang yang hidup untuk saat ini.
Khawatir atas sesuatu yang belum terjadi benar-benar bukan gayaku, kata Da Jung
sambil tertawa.
Da Jung merasa suasana jadi muram karenanya dan beralih ke In Ho,
“Kepala Kang kami yang keren, baik, dan jago berbicara Spanyol, katakan
keinginanmu!” In Ho menjawab kalau ia akan mengakui perasaannya pada wanita
yang ia sukai. Yul kaget. Hye Joo melirik penuh arti. Dan Da Jung cuma bilang,
wow!
Saat akan pulang, Hye Joo
bertanya pada In Ho kalau wanita itu Nam Da Jung kan? tapi bagaimana, hatinya
sudah di tempat lain, lanjut Hye Joo kemudian pergi. In Ho terdiam. Btw,
daritadi Hye Joo ini njatuhin hati orang terus yak?
Da Jung berdiri di luar dan
kagum pada In Ho yang berani mengakui perasaannya. Da Jung teringat perkataan
Hye Joo kalau Yul tak akan pernah melupakan istrinya, “Aku tidak bisa
mengakuinya. Aku tidak ingin. Aku tidak akan melakukannya.”
Yul keluar dan melempar mantel
Da Jung, “Apa yang kau lakukan? Jika kau tak ingin mati beku mengapa tak masuk
ke dalam?” Yul akan pergi, tapi Da Jung memanggilnya dan berkata ia ingin menanyakan
sesuatu. Yul langsung bilang kalau kau akan berbicara tentang PR lagi,
jawabannya hanya satu, tidak!
“Istimu.. apakah Anda masih
mencintainya? Apakah itu sebabnya Anda mencegah orang memasuki ruang piano dan
menghentikan Woo Ri dari pertunjukan musik?”
Yul terdiam dan berbalik menatap
Da Jung. “Kadang-kadang membuat wajah sedih, juga karena istrimu, karena anda
memikirkannya, aku benar kan?”, lanjut Da Jung. Yul tak bisa menjawabnya dan
pergi. Di dalam rumah, Yul hanya bisa menghela napas panjang.
Da Jung masih di luar dan mulai
melompat-lompat agar tak kedinginan. In Ho datang dan bertanya apa yang Da Jung
lakukan. Da Jung berkata ia sedang berolahraga, In Ho memutuskan ikutan karena
dia sedikit mabuk. Da Jung berkomentar, siapapun itu, ia sangat beruntung.
“Siapa?”, tanya In Ho. Da Jung bilang wanita yang akan menerima pengakuanmu,
keberuntungan apa dia bisa menerima cinta seorang pria yang keren ini? In Ho
berkata akan memberitahu rahasianya. Da Jung tertarik, wanita macam apa dia?
“Wanita yang kusuka adalah
seorang yang aneh dan lucu..”
Da Jung tertawa dan merasa itu
seperti dirinya.
“Sejujurnya aku tak punya alasan
untuk tertawa setelah kecelakaan kakakku, tapi orang itu membuatku tertawa.
Karena orang itu, aku banyak tertawa dan karena orang itu aku sangat senang.
Anehnya aku tak lagi senang jika melihat orang itu, hatiku sakit. Orang itu,
orang yang aku sukai..”
Da Jung yang sadar kalau itu
benar-benar dirinya berkata ini sudah sangat malam, ia akan mendengarkannya
nanti dan buru-buru berbalik. In Ho meraihnya dan memeluk Da Jung dari
belakang, “Orang yang aku suka adalah kau, Da Jung-ssi”
Da Jung benar-benar shock dan
minum lagi saat kembali ke ruang makan. Sementara Yul ada di ruang piano,
mengingat pertanyaan Da Jung sebelumnya. Flashback: Yul melihat foto-foto
istrinya dengan seorang pria (kakak In Ho), yang sepertinya diambil sebelum
kecelakaan. Yul keluar dan melihat Da Jung yang tertidur di meja makan. Da Jung
tak terbangun meski Yul memanggil-manggilnya. Yul akhirnya duduk di hadapan Da
Jung, menatap Da Jung yang mengigau menyebut Yul dalam tidurnya.
Yul: “Nam Da Jung, apa yang akan kulakukan denganmu? PRku adalah... kau.”
Komentar:
Kasian Hye Joo, Yul memang belum bisa melupakan istrinya, tapi bukan berarti nggak ada seorangpun yang bisa menembus masuk ke hatinya. He's already fallen for Da Jung. Saking lamanya Hye Joo ada di samping Yul, ia sadar kalau perlahan-lahan Yul berubah, sesuatu yang nggak bisa dilakukannya. Dan juga, sadarlah In Ho, Da Jung is not into you. Our OTP, fighting! Ah btw, yang Yul mau ngasih jepit rambutnya ke Da Jung itu lucu sekalii, nggak berhasil2, haha..
No comments:
Post a Comment