Yul sedang sibuk dengan
pekerjaannya saat Da Jung masuk dan tanya apa yang sedang kau kerjakan? Yul
bilang apa Da Jung tak lihat ia sedang bekerja, banyak sekali dokumen yang
harus ditandatangani. Da Jung mengambil tablet Yul dan memarahinya, apa kau
lupa kata dokter soal istirahat total? Da Jung juga mengambil semua dokumen dan
menyuruh Yul istirahat saja.
Di blue house, Joon Ki
menyampaikan pengunduran dirinya pada presiden. Joon Ki melakukan ini untuk
meringankan beban presiden akibat penyerangan PM. Presiden awalnya menolak,
tapi kemudian berterimakasih pada Joon Ki.
Sekretaris Bae tak mengerti
mengapa Joon Ki melangkah sejauh ini. Joon Ki tak ingin menjadi peliharaan
Presdir Na lagi. Saat ditanya lalu apa yang akan dilakukan Joon Ki, Joon Ki
sendiri belum tau, ia akan memikirkannya perlahan dan istirahat untuk sekarang.
Sekretaris Bae mendapat informasi tentang kakak In Ho, Joon Ki langsung tanya
apa itu ada hubungannya dengan Kwon Yul?
Joon Ki menemui In Ho, ia sudah
mengerti alasan pribadi In Ho. Kang Su Ho, senior Na Young di kampus dan
seorang psikiater, orang yang bersama Na Young saat kecelakaan. In Ho berkata
ada satu hal yang kau lupakan, orang itu adalah pria terakhir yang Na Young
cintai. Joon Ki tanya In Ho pernah berkata kalau yang bertanggung jawab soal
kakaknya adalah Kwon Yul, apa Kwon Yul juga bertanggung jawab pada Na Young? In
Ho hanya diam. Joon Ki minta In Ho membawakan semua bukti yang In Ho punya, ia
akan menghabisinya.
Hye Joo membeli buket bunga yang
cantik sekali untuk Yul yang baru keluar RS.
Kwon family dan Da Jung ada di
gereja. Yul heran dengan Da Jung yang tiba-tiba membawanya ke gereja. Da Jung
jujur kalau Woo Ri akan tampil di sini, Woo Ri keluar band karena tidak ingin
mengecewakanmu, tapi tampaknya ia sangat ingin menyanyi, kau belum pernah
melihatnya bernyanyi kan? Yul diam saja. Da Jung merasa akan bagus kalau kau
berkesempatan mendengarnya menyanyi, jadi aku membawamu kemari.
Yul memandangi Woo Ri yang
sedang menyanyi. Dan Da Jung senyum memandang Yul.
Acara gereja selesai, Da Jung
keluar bersama Man Se.Da Jung mencari keberadaan Na Ra, dan Man Se heran kenapa
ayah dan hyung tak ikut keluar?
Yul masih di dalam
bicara dengan Woo Ri. Woo Ri tak menyangka ayahnya akan datang kemari. Yul
tanya apa Woo Ri sangat ingin bermain musik? Woo Ri mengiyakan. Yul tanya lagi,
karena kau ingin memberontak? Woo Ri menjawab jujur, sedikit.
“Baik, lakukanlah!” sahut Yul.
Woo Ri kaget. Yul memberi ijin karena Woo Ri tampak cerah dan bahagia saat
menyanyi. Woo Ri senang bukan main, berarti aku bisa main band lagi? Soal itu
Yul punya syarat, Woo Ri harus jadi nomer 1 di kelasnya. Woo Ri merasa itu tak
mungkin dan berusaha membujuk ayahnya, bagaimana kalau nomer 2? Yul cuma
menjawab, kau harus percaya the power of music, hahaha.
Na Ra mencari keberadaan Tae
Woong, tapi tak ada satupun yang melihatnya. Na Ra malah ketemu tiga temannya
yang berusaha membullynya. Salah seorang dari mereka hendak memukul Na Ra saat
Da Jung datang menghentikan dan melindungi Na Ra, kau akan memukul Na Ra kan?
Teman Na Ra kesal melihat seorang unni yang datang tiba-tiba. Na Ra,
“Siapa maksud
kalian? Dia dia... ibuku!”
Da Jung dan Man Se kaget, tapi
teman Na Ra lebih kaget lagi. Na Ra mengadu, “Ibu, dia akan memukulku!” Da Jung
yang belum pulih kagetnya memarahi mereka yang ingin memukul teman mereka di
tempat yang suci ini, kalian ingin mencari masalah dengan ahjumma ini hah?
Mereka pun kabur.
Na Ra salah tingkah dan
menjelaskan kalau ia hanya asal berkata tadi, kau tau kan? Da Jung hanya
mengiyakan. Man Se melihat Yut, berlari mendekatinya dan berkata kalau Noonanya
tadi baru saja memanggil Ahjumma “Ibu!” Na Ra cepat-cepat menutup mulut Man Se,
haha.
Yul dan Da Jung berpandangan penuh arti, Da Jung looks sooooo happy.
Mereka meninggalkan gereja dengan gembira, omo i love this moment!
Hye Joo menunggu, tapi Yul tak
kunjung pulang. Terlalu lama, akhirnya Hye Joo hanya meninggalkan buket
bunganya di ruang keluarga.
Yul, Da Jung dan anak-anak
pulang dengan gembira. Da Jung menyuruh anak-anak segera tidur. Da Jung melihat
buket bunga di meja, dan Yul membuka kartu ucapannya. Yul baru ingat kalau Hye
Joo tadi menunggunya. Yul menelpon Hye Joo, tapi tak dijawab.
Hye Joo berjalan
sendirian, dan mengingat perjuangan mereka saat Yul masuk di Majelis Nasional.
Di kasur, Da Jung memegang
kening Yul yang sedikit demam, kau pasti kelelahan hari ini. Yul memandang Da
Jung lembut dan berterimakasih, berkatnya ia bisa mengerti Woo Ri. Ah, sebenarnya
aku bisa mengerti hatiku sebenarnya. Da Jung tak mengerti.
“Kukira biasanya orang yang
pergi lebih dulu akan dibenci, dalam hati yang ditinggalkan. Aku juga, membenci
ibuku yang meninggalkanku dan ayah. Tapi setelah memikirkannya lagi, aku sadar
kalau orang yang sangat kasihan adalah ibuku. Karena kita hidup. Meskipun sulit
karena kebencian kita, kita masih punya besok untuk hidup dengan baik”
Yul diam mendengarkan Da Jung.
Da Jung baru sadar, ini pertama kalinya Yul bicara tentang istrinya, bicaralah
tentang istrimu mulai sekarang, ia akan mendengarkan. Yul memandangi Da Jung,
dan memintanya segera pergi tidur, ini sudah larut. Da Jung tak mau, ia akan
membaca untuk Yul. Yul diam dan masih memandangi Da Jung. Da Jung tertawa dan
meyakinkan kalau kali ini ia tak akan tertidur.
Da Jung membacakan kelanjutan cerita
1001 Malam, “Scheherazade bercerita
setiap malam tanpa gagal. Setelah Aladin dan Lampu Wasiat selesai, lanjut ke
Ali Baba and the Forty Thieves. Cerita Scheherazade tak ada akhirnya”
Da Jung berhenti dan memandang
Yul, “..Karena, jika cerita panjang ini
berakhir, dia harus pergi dari sisi Sultan, ia tak ingin dipisahkan darinya..
karena, ia sudah mencintai orang itu. Scheherazade, yang tak ingin pergi dari
sisi Sultan, akhirnya memutuskan mengaku padanya.”
Tunggu, Yul tak percaya
kata-kata itu dari buku 1001 Malam, ia juga membaca buku ini, tapi pengakuan
Scheherazade ke Sultan sepertinya tak ada bagian itu. Da Jung ngeles, anda
pasti belum membaca keenam volumenya, buku yang ia baca volume kelima. Yul
merasa itu lebih tak mungkin, apa Sultan akan membiarkan Scheherazade hidup
setelah ia mengakui perasaannya? Dia pasti akan dibunuh sebelum volume keenam.
Jika wanita mengaku duluan, itu akan membuatnya tampak terlalu mudah. Da Jung
speechless, well, dari tabiat buruk Sultan sepertinya ia tak akan membiarkan
wanita gampangan hidup.
Da Jung buru-buru bangkit dari
kasur. Yul tanya apa Da Jung tak akan lanjut membaca? “Karena aku ingin hidup
lebih lama,” jawab Da Jung. Omoo, she’s gonna confess first! Yul minta
setidaknya Da Jung meninggalkan bukunya, tapi Da Jung tetap pergi.
Paginya, In Ho sampai di
kediaman PM. Ia membuka berkas yang berisi pengakuan saksi dan foto kakaknya
bersama Na Young. Seseorang mengetuk jendela mobilnya, Da Jung. In Ho
memasukkan lagi fotonya dan tersenyum pada Da Jung.
Yul mencari-cari Da Jung. Di kamar
tak ada. Di ruang tengah tak ada. Di kamar Man Se juga tak ada, tapi tunggu
dulu, mata Yul malah tertuju ke buku 1001 Malam yang semalam dibacakan Da Jung.
Yul membacanya, “Cerita Scheherazade tak
ada habisnya. Scheherazade mulai menceritakan cerita selanjutnya untuk Sultan. Hari
berikutnya, seperti biasa pelayan membangunkan Ratu dan berkata...”
Yul sadar kalau apa yang Da Jung
bacakan kemarin berbeda.
Da Jung berjalan berdua In Ho,
bicara tentang ayahnya yang sangat khawatir pada Yul. In Ho berkata ayahnya
baik-baik saja, jangan khawatir dan bawa banyak makanan enak saat kau datang
minggu ini. Da Jung bertanya-tanya apa yang harus ia bawa, ayam? Soondae? Jeokpal?
“Da Jung-ssi, aku menyukai ini.
Kenyataan kau melihatku dan tersenyum. Berapa lama kau pikir aku bisa
melihatnya?” tanya In Ho serius. Da Jung bingung. In Ho cuma berkata akan tiba
waktu saat segalanya berubah, saat itu apakah kau bisa melihatku dan tersenyum?
Da Jung merasa kalau sesuatu yang pernah In Ho bilang itu tentang kakaknya kan?
In Ho akan berkata soal orang yang membuat kakaknya jadi seperti ini, tapi tak
jadi dan minta berhenti membicarakan ini.
Da Jung khawatir, “Apa kau akan melakukan
sesuatu seperti balas dendam? Jika iya, jangan lakukan itu! Aku tak akan
mengatakan sesuatu seperti memaafkan adalah balas dendam terbaik. Hanya jangan
lakukan itu, untuk dirimu sendiri.” In Ho tampak goyah.
Yul termenung di kantornya,
mengingat kelanjutan cerita Da Jung. In Ho masuk dan mengabarkan kalau menteri
Park Joon Ki mengundurkan diri. Yul kaget.
In Ho heran kenapa menteri Park
tiba-tiba mundur. Hye Joo merasa ini pasti perintah Presdir Na untuk
menenangkan soal penyerangan PM. In Ho tetap saja heran. Hye Joo berkata kalau
sesuatu yang tak bisa diprediksi terjadi, jangan terlalu terkejut. Hye Joo yang
akan mendampingi Yul memberi kuliah di almamaternya, In Ho tinggal di kantor
saja.
Selesai memberi kuliah,Yul
berjalan-jalan dengan Hye Joo di kampus mereka. Yul sudah sangat lama tak
kemari dan jadi teringat saat membuat poster bersama Joon Ki dan Hye Joo. Hye Joo
heran kenapa Yul tak mengatakan sesuatu tentang pengunduran diri menteri Park. Yul
tak menjawab, malah berandai-andai kalau ia bisa memutar waktu, ia harus
kembali ke saat apa? Saat pertama bertemu Joon Ki di universitas? Atau hari
saat aku menikahi Na Young? Aku harus kembali ke saat apa untuk mengurai benang
yang kusut saat ini?
Jika hal itu ditanyakan pada Hye
Joo, ia ingin kembali ke tahun kedua sekolah menengahnya. Yul tertawa, saat Seo
Hye Joo adalah gangster Ssang Moon Dong? Hye Joo selalu mengingat Yul yang
menyelamatkannya saat itu. Yul ingat saat itu Hye Joo memanggillnya ahjussi. Hye
Joo tersenyum mengiyakan, dan waktu sudah berlalu 20 tahun sejak saat itu. Hye Joo
merasa bahagia bisa ada di samping Yul selama 20 tahun, tapi kemudian Hye Joo
mengeluarkan surat pengunduran dirinya. Yul kaget.
Hye Joo: “Untuk seseorang yang
selalu dipukul ayahnya yang mabuk dan selalu kabur dari rumah, orang pertama
yang membuatku merasa ada harapan adalah Anda, Jongri-nim. Terimakasih berkat
anda aku tau ada harapan dan keadilan, juga memberiku kekuatan untuk hidup. Dan,
aku sangat menyukaimu. Sejak pertama kita bertemu, sampai sekarang.”
Hye Joo selalu bertanya-tanya
kapan ia bisa mengaku, pada akhirnya itu saat ia pergi. Hye Joo menangis dan
berpesan tetaplah sehat, meskipun tak berada di samping Yul, ia akan selalu
mendukungnya. Hye Joo membungkuk dan pergi.
In Ho mengejar Hye Joo yang akan
meninggalkan kantor dengan barang-barangnya. Hye Joo tanya apa In Ho ingat saat
ia bilang hari dimana ia mengaku pada Jongri-nim akan menjadi hari untuk ia
pergi, hari ini adalah hari itu. Hye Joo berpesan agar In Ho menjaga urri
Jongri-nim dengan baik. In Ho ingin mencegah kepergian Hye Joo, tapi ia tau itu
akan percuma.
In Ho mendapat telpon dari RS
kalau keadaan kakaknya mendadak gawat. In Ho datang dengan panik, kakaknya ada
di ICU karena kejang yang tak berhenti. Dokter
berkata kalau kakaknya sudah lepas dari bahaya sekarang, tapi ia akan tetap di
ICU untuk memantau kondisinya. In Ho menangis, “Hyung, jangan lakukan ini. Aku belum mampu melakukan apapun untukmu. Aku
bahkan belum mampu memulai. Kau tak bisa pergi seperti ini.”
In Ho menelpon Joon Ki, ia akan
memberi semua bukti yang ia punya dan akan menemuinya. Saat keluar RS, mobil In
Ho berpapasan dengan seorang wanita yang sosoknya dikenali In Ho. In Ho turun
ingin memastikan, tapi posisi mobilnya menghalangi jalan.
Da Jung memandang ruang piano
yang terkunci dan bertanya-tanya akankah Jongri-nim bisa membuka hatinya?
Yul masih di kampusnya,
mengingat Hye Joo saat menangis dan berkata Yul memperlakukannya seperti orang
lain, padahal ia ada disisinya sangat lama. Yul mengingat segala yang dilakukan
Hye Joo untuk membantunya.
Yul pulang, Da Jung sudah
menunggunya di halaman. Yul tanya kenapa Da Jung ada di luar, ini dingin. Da Jung
merasa ada sesuatu yang terjadi, ekspresi Yul tampak tak bagus. Yul memberitahu
kalau Sekretaris Seo mengundurkan diri. Da Jung shock, apa Anda baik-baik saja?
“Ia ada di sisiku selama 20
tahun, tapi banyak hal yang tak kuketahui tentangnya,” sesal Yul. Yul sadar
suatu hari Da Jung juga akan pergi, jika hari itu datang, beritahu ia lebih
dulu. Jika tiba-tiba seperti ini, pergi tanpa peringatan apapun, sepertinya
akan sangat sulit untuk bertahan.
“Itu tak akan terjadi. Aku tak
akan pergi dari sisimu, Jongri-nim. Karena aku mencintaimu.”
“Apa yang baru saja kau katakan?
Nam Da Jung-ssi.. apa?”
“Kubilang aku mencintaimu,
Jongri-nim.”
“Hentikan! Hentikan! Ini bukan
sesuatu yang bisa sembarangan dibercandakan.”
“Aku tak bercanda. Aku sangat
menyukaimu, Jongri-nim.”
Yul hanya memandangi Da Jung.
Komentar:
Omo omo omo!! Da Jung is sooooo
brave! Yul memang tampak tak percaya, tapi sepertinya ia sudah bisa nebak dari
kelanjutan cerita 1001 malam yang dibacakan Da Jung. Dan Yul yang takut kalau
Da Jung meninggalkannya tanpa peringatan sebelumnya, its just sooo sweet. Dan di
episode ini, tatapan Yul ke Da Jung benar-benar, uh i can’t stand it, i’m totally
swooning! Tontonlah, dan liat apa ada yang sanggup bertahan dari tatapan Yul?
Aduh mbk,seminggu in q bolak2 tiap hari tp kq blm jg dposting2^^ eh hri in udh ad,wah seneg dch^^ ditunggu ya yg ep 13 klo bs jgn lma2 ya hehehehe
ReplyDeleteWaa, makasih lho udah nungguin.. Iyaa, sori ya beberapa hari ini keluar kota, jadi nggak sempet bikin postingan.. ^^
ReplyDelete