Da Jung yang niatnya membacakan
cerita dari buku 1001 malam agar Yul tertidur malah tertidur lebih dulu dari Yul. Yul hanya bisa
tertawa dan mengambil bukunya perlahan dari Da Jung. Yul lanjut membacanya
sendiri, “Tidak ada kebencian yang dapat
menghapus kemalangan, tidak ada yang bisa menghentikan kemarahan. Maka dari
itu, kau adalah orang yang menyelamatkanku. Kau datang kepadaku yang tak bisa
tertidur..” Pluk, kepala Da Jung jatuh tepat di bahu Yul saat Yul membaca “Scheherazade ku..” Yul memandangi Da
Jung dan berusaha membetulkan posisi tidurnya, tapi Da Jung malah terbangun dan
dengan kaget bertanya apa yang sedang Yul lakukan. Yul menjelaskan kalau dia
hanya membantu Da Jung untuk tidur lebih nyaman. Da Jung tak percaya.
Yul kesal, “Jika kau tak ingin
mempercayaiku, maka jangan! Kau bilang kau akan membacakannya kepadaku hingga
aku tertidur.” Da Jung tetap tak percaya dan
menuduh Yul adalah seorang serigala. Yul benar-benar kesal dan pergi keluar
kamar dan berpesan agar Da Jung tidak mendekatinya.
Di luar kamar Yul masih
ngomel-ngomel sendiri, “Apa, serigala? Apakah dia tidak tau seperti apa
serigala itu?”
Yul melangkah ke kamar yang
tergembok rapat dan kekesalannya berubah menjadi kesedihan. Yul teringat
pertanyaan Da Jung sebelumnya, “Jungri-nim,
mengapa kau tak bisa tertidur?” Yul melangkah pergi, tapi kemudian
diperlihatkan sebuah foto wanita cantik di ruangan yang selalu tergembok itu,
istri Perdana Menteri. Dari fotonya, kelihatannya istri PM pemain piano yaa..
Paginya, Yul mencari Da Jung
tapi tak tampak di kamarnya. Yul masuk
dan geleng-geleng liat kamar yang berantakan. Baju-baju berserakan dimana-mana,
tapi mata Yul tertuju pada buku yang Da Jung bacakan semalam dan terus
memandanginya.
Da Jung yang baru selesai mandi kaget melihat Yul ada di kamar. Yul
juga kaget dan mengalihkan pandangan ke arah lain, dan mulai mengomel karena Da
Jung menggunakan kamar mandinya, ia meminta Da Jung menggunakan kamar mandi
lain mulai sekarang. Da Jung menjawab kalau anak-anak harus memakai kamar mandi
itu. “Ini adalah punyaku. Jangan gunakan kamar mandiku”, Yul kekeuh (dan tetep
nggak memandang Da Jung). Yul memberi waktu 5 menit untuk Da Jung bersiap-siap
ke konferensi parlemen. Yul keluar kamar dan masih lanjut ngomel sendiri soal
Da Jung yang make kamar mandinya, haha..
Park Joon Ki dan sekretarisnya
berjalan menuju tempat pertemuan dengan para menteri lain, dan sepertinya dia
merencanakan sesuatu untuk Yul. Salju kembali turun, dan Joon Ki teringat
percakapannya dengan Hye Joo saat malam natal, “Hal yang Kwon Yul lakukan dengan
baik dengan pernikahaannya adalah untuk membuatmu sadar dan mengerti, kau pikir
itu benar.ini terlihat lenih baikbagimu untulmenyendiri dan sedih, daripada
mengejar Kwon Yul seperti anak anjing.” Hye Joo meminta Joon Ki untuk tidak bertengkar
dengannya, ini malam natal. Joon Ki malah menggoda Hye Joo dengan meraih dahan
pohon di atasnya dan salju langsung berjatuhan. Hye Joo mengeluh dingin, dan
Joon Ki membantu membersihkan salju di mantel Hye Joo.
Joon Ki berharap, “Tidak apa-apa
jika kau menyumpahiku atau mengabaikanku, tapi jangan membenciku apapun yang
terjadi.” Hye Joo hanya diam memandanginya dengan heran.
Di mobilnya, In Ho mendapat
telepon dari Hye Joo. Tak lama, Da Jung yang ditelepon In Ho. Yul selesai
bersiap-siap dan dengan hati-hati akan keluar kamar (bajunya Da Jung berserakan
dimana-mana gitu loh), tapi pintu kamarnya tak mau terbuka. Dicoba berkali-kali,
tetap tak terbuka. Di luar kamar, Da Jung menahan pintunya setengah mati karena
pesan In Ho yang memintanya menahan PM selama setengah jam.
Da Jung: “Jongri-nim, maafkan
aku tapi aku tak bisa membuka pintunya”
Sementara itu kantor PM sangat sibuk,
banyak menteri yang tidak akan hadir di sidang kabinet. Hye Joo kesal dan tau
ini perbuatan Joon Ki untuk mempermalukan PM. Mereka berusaha mengurus ini
sebelum PM tau.
Setelah berusaha keras, pintu
mulai terbuka (buset Da Jung Kuat amat ya ternyata??) dan Yul terkejut
menemukan Da Jung yang menahan pintunya. Da Jung langsung melompat dan keduanya
terjatuh di lantai. Yul bertanya apa yang Da Jung lakukan dan berusaha bangun.
Da Jung menarik Yul lagi dan menahannya di bawahnya, berkata ada sesuatu yang
ingin dia bicarakan. Yul bangkit lagi dan Da Jung menahannya lagi. Ahjumma pengurus
rumah malah mendapati mereka yang sedang dalam posisi err.. hot, langsung shock
dan menutup pintu kamar, huahahaa.
Ahjumma benar-benar shock, dan
langsung mencegah Man Se yang ingin masuk kamar mencari Da Jung dan berkata
kalau Da Jung sedang sibuk, ia yang akan mengantar Man Se sekolah. Man Se nggak
mau, sampai Ahjumma harus menyeretnya pergi.
Yul bangkit dan memperingatkan
Da Jung, “aku tak punya waktu, aku akan pergi sekarang. Tapi tentang perilaku
gilamu, aku akan menegurmu setelah pulang nanti. Bersiap-siaplah.” Da Jung
tetap menahan Yul keluar, “Kau tak dapat pergi sekarang! Ketua Kang bilang kau
tak bisa...” Yul heran dengan apa yang Da Jung bicarakan.
Yul akhirnya sampai di kantor PM
dan banyak wartawan menunggunya. Hye Joo dan In Ho berusaha mencegah Yul masuk
ke ruangan sidang, tapi Yul tetap membuka pintu ruangan lebar-lebar dan
mendapati hanya ada 2 menteri disana. Well, sepertinya ini ada hubungannya
dengan pemboikotan pembangunan pelabuhan internasional..
Da Jung yang sedang menyiapkan
snack berpikir soal permintaan In Ho tadi pagi dan mengingat soal ia yang
melompat ke atas Yul. Da Jung merasa ia benar-benar gila.
Da Jung mengantarkan snack untuk
Na Ra yang sedang asik dengan laptopnya. Da Jung mengira Na Ra bermain terus
dengan laptopnya, dengan sinis Na Ra berkata kalau ia sedang belajar. Da Jung
tak percaya dan mengintip laptopnya, dan ups, Na Ra beneran lagi belajar. Da
Jung tertawa malu dan menyuruh Na Ra lanjut belajar.
Da Jung ganti mengantarkan
sandwich untuk Man Se di kamarnya. Man Se berkata dengan riang kalau ia sangat
menyukai boneka kataknya. Da Jung senang dan berterimakasih. “Tapi, kenapa
tidak ada apa-apa disini?”, tanya Man Se sambil menunjuk tangan kiri si katak
dan meminta 1 sandwich lagi untuk kataknya. Da Jung cuma bisa mengeluh, kenapa
ia meminta yang tersulit dari semua sandwich. Hahaa, itu kan tangan kanan
kataknya megang sandwich, Man Se mau tangan satunya megang juga..
Da Jung masuk kamar Woo Ri dan
mengeluh, ruangan ini selalu saja kotor meski ia membersihkannya. Saat mulai
membersihkan, Da Jung menemukan sebuah kunci tergeletak di lantai dan
penasaran.
Yul termenung di kantornya,
mengingat semua kejadian tadi. Sementara menteri-menteri lain dan Park Joon Ki
menertawakan Yul, tapi khawatir akan nasib mereka di media. Joon Ki menenangkan
kalau tak akan ada yang terjadi.
Hye Joo datang dan langsung
menampar Joon Ki. Joon Ki hanya tertawa maklum dan berkata seharusnya Kwon Yul
datang secara pribadi. Hye Joo kesal dan menganggap ini sudah terlalu jauh,
Joon Ki sudah berubah begitu banyak dan ia tak akan membencinya, tapi ia akan
menganggapnya menyedihkan.
Yul pulang ke kediamannya dan
mendengar suara piano. Ternyata Da Jung yang memainkannya untuk Na Ra dan Man
Se. Na Ra menganggap lagu yang Da Jung mainkan terlalu mudah dan membosankan, “apa
hanya ini yang bisa kau mainkan?” Da Jung tak mau direndahkan, ia bermain semua
bagian dalam “40 latihan Czerny” (buku piano). Da Jung mulai memainkan lagu
lain saat Yul mendekat dengan tergesa.
Yul terpana dan seperti melihat mantan
istrinya yang memainkan piano dengan gembira. Yul tersenyum kecil, sampai
akhirnya ia sadar dengan apa yang dilihatnya.
Da Jung berhenti bermain saat
melihat Yul. Na Ra menjelaskan dengan panik kalau ia dan Man Se tak punya niat
untuk datang, tapi Da Jung yang mulai untuk bermain. Man Se meralat, noona yang
menyuruhnya untuk mencoba dan... Na Ra langsung menutup mulut Man Se dan
menyeretnya pergi.
Da Jung menjelaskan pada Yul
kalau ia datang karena pintunya terbuka dan ia penasaran. Yul yang masih
terkejut hanya diam dan pergi.
Dari ahjumma, Da Jung baru tau
kalau piano itu milik mantan istri Yul. Ahjumma mengomel, itu sebabnya aku
memintamu tak masuk ke ruangan itu, dan kau hanya menganggapnya omong kosong? Ponsel
Da Jung berbunyi, ayah meneleponnya dan bertanya tentang keadaan Yul. Da Jung
bingung dan baru tau soal sidang kabinet yang dibatalkan.
Yul masih merenung di ruang
kerjanya saat Da Jung masuk dan membawakan minuman, hot chocolate denga marshmallow di atasnya. Yul bertanya apa itu? Da
Jung bilang kalau ia ingin Yul meminum minuman yang manis.
“Apa kau membuat ini untukku?”
“Ya, minum sesuatu yang manis
untuk menyemangatimu. Minumlah selagi hangat.”
Da Jung keluar dan membiarkan
Yul sendiri. Sampai jam 3 dinihari, Yul masih terjaga, bukan karena kejadian di
kantor PM, tapi soal Da Jung yang mengingatkannya pada mantan istrinya. Yul yang
stress mengkonsumsi pil tidurnya, lebih dari biasanya.
Pagi harinya, Da Jung kesiangan
bangun dan saat sadar Yul tak ada di kamar, yang ada dipikirannya pertama kali
adalah, “Apakah Jongri-nim terbangun semalaman?”
Da Jung mengetuk ruang kerja Yul,
tak ada jawaban. Da Jung masuk dan panik melihat Yul yang terkapar di kursi dan
pil tidurnya yang berserakan di lantai. Da Jung menepuk bahu Yul untuk
membangunkannya, tak berhasil. Da Jung akhirnya menepuk pipi Yul berkali-kali,
dengan keras, memaksa Yul bangun dengan panik. Saat Da Jung mau menepuk pipi
Yul lagi, tangan Yul tau-tau ada di pipinya. Yul membuka mata dan bertanya
berapa lama kau akan menamparku? Pfiuuh, sama seperti Da Jung aku juga ikutan
lega.
Yul terlambat dan berkata pada
In Ho kalau ia akan keluar rumah dalam 5 menit. Da Jung bertanya apa Yul
baik-baik saja?
“Kau kira aku baik-baik saja?
Aku kira mukaku akan rusak. Apa yang kau pikirkan hingga kau menamparku begitu
keras?”, omel Yul.
Da Jung mengira ini semua karena
sidang kabinet sehingga Yul meminum banyak obat tidur. Yul tanya apa Da Jung
berpikir kalau ia mencoba bunuh diri?
“Kau tidak bangun-bangun meski
aku menamparmu dengan keras. Itulah sebabnya aku tak ingin kau meminum
obat-obatan seperti itu. Aku sudah bilang akan membacakan buku untukmu, tapi
kenapa kau masih meminum obat-obatan itu?”
Yul berkata, jadi itu alasannya
dan beranjak pergi. Da Jung memanggilnya dan meminta maaf soal kemarin, ia yang
salah. Yul tanya apa yang salah?
“Tanpa berpikir aku pergi
keruang piano.”
“Dan apa lagi?”
“Aku bermain piano tanpa
seijinmu”
“Dan apa lagi?”
Da Jung mulai bingung dan tak
yakin. Yul bertanya lagi, kau tak tau? Da Jung tiba-tiba teringat dan berkata
takut-takut, tentang aku melompat ke atasmu kemarin. Yul tertawa dan berkata ia sudah melupakan hal itu, jika kau tau kau salah lakukanlah refleksi. Yul kemudian
pergi. Tinggal Da Jung yang merasa aneh karena Yul tidak marah dan
bertanya-tanya apa hal lain yang ia lakukan dengan salah?
Yul: “Hal terbesar yang Nam Da Jung-ssi lakukan salah, mengingatkanku dengan
orang itu. Dia membuatku memikirkan istriku”
Da Jung keluar dan bertemu
rekannya dari Scandal News. Temannya berkata sebagai istri PM seharusnya ia
membantunya. Da Jung tampak berpikir, haruskah aku membantunya? Tapi mereka
ternyata ingin membuat berita tentang PM. Da Jung menolak, ia tau suaminya tak
akan mengijinkan, meski aku yang berkata... ia akan membunuhku. Ketua Go kesal
ditolak dan berkata kau dan PM akan habis ditanganku. Da Jung mencoba mencegah
mereka pergi, tapi ia malah kepikiran soal membantu suami.
Yul di kantornya, Hye Joo
berkata kalau sebaiknya mereka mundur soal isu Guk Jang Ma. Tapi In Ho berkata
kalau itu bukan cara PM untuk mengatasi masalahnya, dengan prinsip dan
keyakinan, bukankah itu metode PM? Hye Joo mengingatkan In Ho soal semua
tanggung jawab politik yang harus diambil PM untuk ini. Yul merasa sudah cukup
mendengar pendapat keduanya, tinggal ia yang memutuskan.
Di luar, Hye Joo bertanya
mengapa In Ho mendorong PM saat kita harus menghentikannya? Apa kau tau siapa
dia? In Ho balik bertanya, apa kau yakin tau segalanya tentang PM? Apa Pmbahkan
tak pernah membuat keputusan yang salah? Hye Joo bingung. In Ho berkata kalau
ia hanya ingin tau pilihan PM karena ia lebih tertarik dengan keputusan yang
dibuat Kwon Yul sebagai manusia daripada sebagai PM.
Yul termenung lagi di halaman
rumahnya dan mengingat semua perkataan orang-orang, termasuk perkataan Da Jung
dulu, “harap menjadi PM yang dapat
mendukung orang-orang biasa seperti saya. Orang yang tidak berada pada sisi
orang –orang yang kuat dan mengabaikan orang-orang lemah. Berjanjilah padaku
bahwa kau akan menjadi PM seperti itu. ”
Da Jung datang dan berkata kalau
ia punya perasaan kalau Yul ada disini. Yul berkata kalau ada yang harus ia
pikirkan. Da Jung bertanya apa ia sudah memutuskan? Yul tak tau.
Da Jung menenangkan, “Lupakanlah
yang terjadi kemarin, kau dapat melakukan hal yang lebih baik besok”. Yul berkata,
tak sesederhana itu dan terus terang ia tak yakin keputusan apa yang tepat.
“Aku tak tau banyak tentang
politik, aku bahkan tak tau keputusan apa yang harus kau buat, tapi aku tau
itu. Kau bilang sebelumnya bahwa kau akan menjadi PM yang melayani warga. Aku percaya
bahwa kau akan menjaga kata-katamu, karena kau orang seperti itu”
Yul mulai tersenyum dan berkata
kalau Da Jung mampu membuat masalah rumit menjadi sesuatu yang sederhana. Da Jung
membanggakan kalau itulah pesonanya, dan sebagai warga yang baik ia akan
mentraktir Jongri-nim minum dan menariknya pergi.
Bersambung Part 2
Note:
Sejak selesai nulis sinopsis
beberapa episode terakhir Itazura Na Kiss Love in Tokyo berbulan-bulan lalu,
aku bertanya-tanya, drama seperti apa yang bisa menggerakkan aku untuk nulis
lagi? Ternyata, drama ini jawabannya. Drama romcom seperti ini emang cheesy,
tapi entahlah, aku justru jatuh cinta sama Prime Minister and I. Heartwarming,
itu kata kuncinya. Drama winter yang terasa sangat hangat. I just love it!
dtunggu part 2 nya. mksh
ReplyDeleteDi tunggu part 2 nya oenii
ReplyDeletesemangaaaaattt!!!!...dilanjut eonnii : )
ReplyDeleteSalam kenal mba,
ReplyDeleteAkhirnya Ãϑă sinopsis epsd 7, d tunggu part 2nya.
kerennnn
ReplyDeleteMakasih yaa yang udah pada baca.. Part 2nya udah keluar ya.. :)
ReplyDeleteyeah I love this Drama too ^^ tetap semangat nulisnya ya.. haha ditambah 1 episode lagi tuh jadi 17 episode
ReplyDeleteiyak betul jadi 17 episode! Menyenangkan sekalii.. ^^
Delete