Kediaman PM sedang sibuk
menyiapkan konferensi pers tahun baru, In Ho mengecek semua persiapan dengan
wajah suram, ia mengingat pengakuannya pada Da Jung semalam. Hye Joo datang dan
bertanya apa persiapannya belum selesai? In Ho berkata sudah hampir siap, tapi
dimana Jongri-nim dan Da Jung?
Da Jung yang dicari ternyata
masih tertidur pulas. Yul yang sudah siap memandangi Da Jung yang tampak mau
muntah dalam tidurnya dan membangunkannya. Da Jung membuka mata dan bangun,
tapi tak sanggup, kepalanya sakit sekali. Yul: “Ckck, pantas saja kau seperti
ini, kau meminum semua botolnya, akan aneh kalau tidak sakit kepala.” Da Jung
beneran tak kuat bangun dan tanya apa boleh dia tidak ikut? Yul tentu langsung
menjawab, tidak! Cepat bangun!
Da Jung mencoba bangun lagi,
tapi baru duduk sedetik langsung baring lagi. Yul kesal dan menarik selimut Da
Jung, “Kau tak mau bangun? Bersiaplah dalam 5 menit.”
Yul keluar kamar, tapi
belum ada semenit, Yul yang cemas membuka pintu sedikit dan bertanya-tanya apa
Da Jung baik-baik saja?
Reporter mulai berdatangan ke
kediaman PM, termasuk reporter Byun yang membawa selembar amplop, yang berisi
foto-foto Da Jung dan In Ho. Reporter Byun ngomong sendiri, jangan terlalu
membenciku, seharusnya kau tidak melakukan hal buruk, sambil ketawa-ketawa
sendiri. Bos Go memanggil reporter Byun dan bertanya amplop apa yang
dipegangnya. Reporter Byun hanya bilang kau akan tau nanti, hari ini aku akan
menunjukkan seperti apa reporter sejati itu. Hee Chul punya perasaan tak enak,
tapi Bos Go malah mempersiapkan sesuatu untuk pelajaran bagi Da Jung.
Da Jung yang belum hilang
mabuknya jalan sempoyongan sambil bersandar di dinding, kepalanya masih sakit.
Da Jung minta dirinya sendiri bertahan, demi Jongri-nim aku akan menahannya. Da
Jung minum air putih banyak-banyak untuk mengurangi mabuknya.
In Ho datang, Da Jung tampak
ingin menghindar tapi tak bisa. In Ho: “Tampaknya kau minum banyak semalam, apa
kau baik-baik saja?” Da Jung mengiyakan, tanpa menatap In Ho. In Ho berpesan
dalam konferensi pers nanti pasti akan banyak pertanyaan pribadi, apalagi
kalian berdua sedang banyak dibicarakan, jawablah dengan santai dan jika ada
pertanyaan yang kurang enak cukup beri sinyal pada Sekretaris Seo, dan untuk
masalah kemarin... Da Jung enggan membahasnya, sebentar lagi acaranya dimulai
kalau aku telat pasti aku akan dimarahi Jongri-nim, sebaiknya aku pergi dulu
dan Da Jung buru-buru pergi.
Di halaman, Da Jung bertemu Yul
yang langsung bertanya apa Da Jung masih tak enak badan? Da Jung berkata ia tak
apa-apa. Yul mendekat dan menyentuh dahi Da Jung, “Kalau masih merasa tak enak
badan, kau tak perlu ikut.” Da Jung hanya menatap Yul. Yul heran, Nam Da
Jung-ssi? Da Jung tersenyum ceria, “Jangan khawatir Jongri-nim, bukankah kembang
acara ini adalah aku, kalau aku tidak ikut nanti malah tidak enak.”
Bos Go dan Hee Chul mengambil
banyak makanan. Bos Go menunjukkan sebuah obat yang kalau kau meminumnya,
selama dua hari berturut-turut kau akan terkena diare, aku akan menaruhnya ke gelas
ini. Hee Chul kaget, mau kau berikan pada siapa? Jangan-jangan untuk Da Jung
noona? Bos Go masih kesal dengan Da Jung yang tak menghiraukan mereka, bukankah
status mereka sama. Kalau Da Jung mencoba mengabaikannya lagi, ia tak akan
tinggal diam.
Hye Joo membuka acara, Yul dan
Da Jung masuk sambil berpegangan tangan. Bos Go dan Hee Chul bangkit dan
mengajak Da Jung bersalaman, tapi Da Jung tak melihatnya. Bos Go menuang isi
obatnya ke gelas sampanye dan menyuruh Hee Chul memegangnya. Da Jung mendekat dan
berterimakasih karena mereka telah datang dan bertanya apa Bos Go masih marah
karena ia menolaknya kemarin? Bos Go menyangkal, ia bukan orang seperti itu,
aku mengerti perasaanmu. Bos Go mengajak Da Jung minum dan memberi isyarat Hee
Chul untuk memberikan gelasnya ke Da Jung. Hee Chul enggan, jadi Bos Go
mengambil gelasnya dan mengulurkannya ke Da Jung.
Da Jung sebenernya nggak mau,
tapi gelas itu terpaksa diterima dan Da Jung hampir muntah. Bos Go heran, apa
kau minum semalam? Hee Chul setuju, kau tampak tak enak badan. Bos Go
berkomentar, “Aigoo, seorang istri PM minum alkohol? Buruk sekali.”
Yul mendekat, “Tampaknya begitu,
Nam Da Jung kita memang tidak bisa banyak minum alkohol.” Yul mengambil
gelasnya dari tangan Da Jung, tak perlu kau paksakan, biar aku yang akan
meminumnya. Dan Yul menghabiskan isi gelas diikuti pandangan shock Bos Go dan
Hee Chul. Yul kemudian mengajak Da Jung pergi. Bos Go heboh, kenapa dia yang
meminumnya, apa yang harus kita lakukan?
Konferensi pers sudah dimulai,
Yul sedang berbicara. Bos Go berbisik-bisik, bukankah seharusnya PM sudah
merasakannya? Hee Chul malah merasa kalau Da Jung yang kelihatan buruk
keadaannya. Seorang reporter bertanya pada Da Jung, tahun lalu kau dikenal
sebagau pembuat masalah paling besar (semua tertawa), sebagai seorang suami
sebenarnya PM Kwon Yul itu orang seperti apa?
Da Jung menoleh ke Yul sebelum
menjawab, “Seperti yang kalian tau, dia kuat, dingin, pemilih dan sangat sulit
untuk didekati, tapi bagiku dia adalah suami yang terbaik.” Yul tampak kaget
dan menatap Da Jung.
Reporter Byun mengangkat
tangannya dan bangkit untuk bertanya, “kalian berdua tampaknya memiliki
hubungan yang sangat baik, aku bisa melihat pertunjukan ini akan sempurna
seperti yang kukira. Nama pertunjukan ini adalah kebohongan pada semua
masyarakat Korea.” Semua langsung heboh. Reporter Byun melanjutkan, “Kalian
berdua, apakah ini memang pernikahan yang sesungguhnya? Ataukah hanya nikah
kontrak?” Yul tenang dan meminta bukti.
Reporter Byun maju dan
menunjukkan foto-foto Da Jung dan In Ho. Yul menatap marah Da Jung dan In Ho.
Reporter Byun menunjukkan bukti lain,
rekaman dari ayah Da Jung dan laporan kantor polisi, 100% ini adalah nikah
kontrak. Semua semakin heboh. Reporter Byun membentak Yul, apa kau akan terus
berbohong seperti ini?
Yul tampak akan marah, tapi
malah berlutut memegang kaki reporter Byun, mengaku salah dan menangis, “Aku
salah dan pantas mati reporter Byun.” Yul melihat Da Jung yang masih bengong,
menyuruhnya segera memohon ampun. Da Jung buru-buru ikut berlutut, “tampaknya
memang sangat tidak mungkin membohongi penglihatanmu, sekali ini saja. Maafkan
kami sekali saja.” Reporter Byun tertawa-tawa dan semua bersorak menyebut
namanya.
Wait, sampe sini ada yang merasa
aneh? Tentu saja itu hanya terjadi di khayalan reporter Byun yang tertawa
sendiri dengan hebohnya, sampe teman disebelahnya heran, hahahaa. Reporter Byun
dengan yakin mengangkat tangannya ingin bertanya. Yul mempersilahkan. Reporter
Byun bangkit berdiri, broot broot, sesuatu yang aneh terdengar dan muka
reporter Byun mendadak aneh. Yul mempersilahkan lagi. “Pertanyaanku adalah...
(broot). Pertanyaanku adalah...”, reporter Byun setengah mati menahan perutnya
yang bergejolak. Bos Go heran, ada apa dengannya? Hee Chul berkata ia
memberikan sampanye tadi pada reporter Poop (maksudnya reporter Byun). Bos Go
dan Hee Chul tertawa-tawa melihat obatnya sudah berefek pada reporter Byun,
hahaa..
“Kontr.. pertanyaanku
adalah...”, reporter Byun benar-benar tak tahan lagi dan berteriak dimana kamar
mandinya dan buru-buru keluar sambil terkentut-kentut dan setengah mati menahan
kebeletnya. Muahahaa, sumpah adegan ini bikin ngakak banget!
Bos Go memikirkan kata yang akan
diucapkan reporter Byun tadi, “Kontr..? Kontrak?” Bos Go berdiri dan langsung
bertanya, “Apakah pernikahan ini adalah pernikahan kontrak?” Semua terkejut.
“Benar kan? dari awal ini semua adalah kebohongan kan?”, kejar Bos Go.
Yul menjawab tenang, “Ini memang
pernikahan kontrak, sebuah kontrak yang kami berdua harus patuhi dan berjanji
satu sama lain untuk tak pernah melanggar aturan itu. Kami bersumpah, karena
kami menikah. Sebagai seorang istri dan seorang suami, kami akan saling
melakukan yang terbaik.”
Yul menatap Da Jung, “Dan wanita
ini... aku berjanji tidak akan melepaskan wanita ini.” Da Jung terkejut, begitu
juga dengan In Ho dan Hye Joo. “Karena penikahan kami adalah kontrak yang sah”,
lanjut Yul.
Semua diam mendengar jawaban
Yul, Hee Chul pun menyuruh Bos Go untuk segera duduk. Da Jung semakin tak bisa
menahan keinginannya untuk muntah. Yul tanya apa Da Jung baik-baik saja. Semua
kasak kusuk, apa istri PM sedang hamil? Yul buru-buru menyangkal, tapi Da Jung
tampak tak tahan dengan morning sicknessnya. Hahaa, we wish! :p
Konferensi pers berakhir, Yul
kembali keruang kerjanya diikuti Hye Joo. Yul merasa akan gila karena Da Jung
dan memastikan Hye Joo sudah menjelaskan kepada media kan. Hye Joo mengiyakan,
ia sudah menjelaskan kalau Da Jung sedang tidak enak badan, dan juga
Jongri-nim, tadi kau mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dikatakan,
tampaknya kau sudah sedikit berubah saat kau bilang tak akan melepaskan Nam Da
Jung-ssi. Hye Joo tau Yul tak bermaksud untuk mengatakannya, tapi itu adalah
jawaban yang pantas, jawaban itu sama bagusnya saat kau berpolitik. Hye Joo
lalu membungkuk dan pergi.
Da Jung di toilet dan mengingat
perkataan Yul yang tak akan pernah melepaskannya, dan tampak sangat senang.
Da Jung bertemu In Ho di luar
dan langsung berbalik. In Ho mendekat, dan Da Jung berbalik lagi sambil tertawa
canggung menyapa In Ho. Da Jung akan pergi, tapi In Ho menahan tangannya dan
minta Da Jung melihatnya, “Aku tak bisa tidur semalaman, aku seharusnya
bersikap baik dan membuatmu nyaman sebagai malaikat pelindungmu, pasti hal itu
sudah tak pantas saat aku sudah mengakui perasaanku? Tapi, aku tak pernah
menyesal mengakuinya karena aku benar-benar menyukaimu.” Da Jung tak tau harus
berkata apa. In Ho merasa kehadirannya membuat Da Jung tak nyaman, ia hanya
ingin menjadi orang yang nyaman bagi Da Jung. In Ho melepaskan tangan Da Jung
dan pergi, sementara Da Jung hanya bisa menghela napas panjang. Dear Kang In
Ho-ssi, lepaskan Da Jung, there’s a girl that fit to you, she’s called Go Dok
Mi, eh itu beda drama ya? Hahaha :p
Reporter Byun kembali ke ruangan
yang sudah kosong dan memeriksa tasnya, fotonya sudah tak ada. Reporter Byun
panik, tapi perutnya kembali bertingkah, haha. Tapi kemana foto-foto itu?
Ternyata sudah berpindah tangan ke Hee Chul yang heran kapan foto-foto ini
diambil? Hee Chul segera menyembunyikan fotonya saat Bos Go datang dan
berkomentar kalau nama reporter Poop benar-benar cocok untuknya, dia
satu-satunya reporter yang buang air di kediaman PM.
Malam harinya, Yul ke ruang
makan dan mengingat Da Jung yang tertidur karena mabuk semalam. Yul duduk
termenung menatap kursi kosong di hadapannya. Da Jung datang dan tersenyum pada
Yul.
Yul duduk bertopang dagu dengan
malas, “Tidak! Kenapa aku harus ada di sini?” Da Jung di dapur sedang memasak
ramen berkata ia merasa kesepian kalau makan sendiri, lebih bagus kalau kau
menemaniku. “Ah, setelah selesai makan ramen, haruskah aku membacakan buku
untukmu?”, tawar Da Jung.
Yul: “Buku? Baru saja tenang
sebentar, kenapa tiba-tiba saja kau..?”
Da Jung merasa kalau Yul tidak
tidur lagi, apa kau sedang memikirkan sesuatu? Yul menjawab kalau bukan masalah
negara, tapi aku sedang memikirkan masalah PRku. Da Jung penasaran, PR apa? Yul
tak mau memberi tau.
“Meskipun aku tak tau PRmu
seperti apa, aku yakin satu hal, kau harus melupakan PRmu sejenak karena kau
akan mengerjakannya nanti” (karena ramennya sudah matang, maksud Da Jung makan
dulu gitu) “tidakkah kau merasa malu menyerah begitu saja pada kebahagiaan yang
tak bisa kau dapatkan sewaktu-waktu? Iya kan?” Yul cuma senyum.
Da Jung menyuruh Yul segera
makan, ia sudah membuat 3 bungkus, kau harus makan yang banyak. Yul melongo, 3?
Nggak lama Yul protes, kenapa tak ada telurnya? Da Jung komentar kalau Yul tak
tau caranya makan ramen, kau harus merasakan rasa asli kaldunya. Yul
mencicipinya lebih dulu. Da Jung tanya, enak kan? Yul cuma bilang kalau itu
bisa dimakan.
Keduanya langsung makan ramen
dari wadah yang sama, eh tapi ada mi yang ujung satunya di mulut Yul, satunya
di Da Jung. Tak ada yang mau mengalah awalnya, tapi Yul menyerah dan Da Jung
menarik mi dengan happy ke mulutnya. Yul berdecak dan menyuruh Da Jung
menghapus bekas kuah mi di dagunya. Da Jung tanya dimana, dan terus mengelap
tempat yang salah. Yul gerigitan dan menghapusnya dengan tangannya, wajah mereka
berdekatan. Na Ra dan Man Se tiba-tiba datang dan tanya apa yang mereka
lakukan? Na Ra menebak, kalian berdua mau berciuman kan?
Da Jung kaget, “Apa? Ci.. ciuman?”
Yul langsung ngomel dan tanya apa maksudmu, Kwon Na Ra? Na Ra percaya kalau
mereka benar-benar mau berciuman, benar kan Man Se?
Man Se mengiyakan dan
langsung nyanyi menggoda mereka, “Appa-rang,
Ahjumma-rang, popo iseyo.. popo iseyo.” Yul dan Da Jung menyangkal, tanpa
hasil. Btw tanpa sadar aku suka nyanyiin lagu ciptaan Man Se ini deh, habis lucu banget, haha..
Karena paginya, Man Se sudah
nyebar gosip kalau ayahnya dan ahjumma berciuman pada bibi pengurus rumah dan 2
pengawal. Pengawal gendut tak percaya. Man Se membenarkan, aku melihat mereka
kemarin! Tapi ini rahasia ya, kau tak boleh beritahu siapa-siapa. Man Se
berkata akan memberitahu supir Shim dan pergi. Pengawal berterimakasih pada Man
Se. haha, Man Se ya, katanya rahasia?
Yul dan Da Jung melihat dari
jendela dengan kesal. Pengawal gendut merasa kalau Yul dan Da Jung semakin
hangat saja. Bibi memperpanas suasana dengan berkata, “kenapa harus pusing
kalau hanya sekedar ciuman? Aku justru melihat sesuatu yang lebih dari itu.”
Kedua pengawal langsung penasaran. Tapi bibi tak berani mengatakannya,
berguling guling, kau taulah maksudnya? Bibi kemudian pergi diikuti pengawal
yang masih penasaran.
Da Jung kesal pada Man Se. Yul
merasa ini sangat memalukan, kenapa aku bisa disalahpahami seperti ini karena
perbuatan seseorang?
“Siapa yang menyuruhmu menghapus
kuah ramen dari mulutku? Aku bahkan tidak memintamu, kau sendiri yang
melakukannya. Siapa yang kau maksud?”, Da Jung tak terima dan mendesak Yul ke
pembatas ruangan. Yul jengah dan minta Da Jung jauh-jauh darinya. Da Jung malah
makin mendekat dan minta Yul katakan saja, apa semua kesalahpahaman ini adalah
salahku?
“Karena kau selalu seperti ini
dan membuat kita disalahpahami”, omel Yul tak tahan dan mendorong Da Jung
menjauh dengan telunjuknya dan memperingatkan Da Jung untuk jaga jarak 2 meter
mulai sekarang, akses dibatasi! Ini perintah!
Yul pergi ke kamar dan menghela
napas lega, “Benar-benar, aku harus menjauh dari wanita itu mulai sekarang.
Jantungku hampir pecah karena kesalahpahaman ini.”
Da Jung di ruang keluarga dengan
boneka-boneka kodoknya dan mengingat kata-kata Yul, apa? Membatasi akses? Apa yang
kulakukan sampai harus membatasi? Bibi datang dan tanya apa Da Jung tak ikut
mereka? Baru saja PM dan anak-anak pergi ke arena skating. Da Jung kaget
sekaligus kesal karena mereka meninggalkannya.
Joon Ki sedang bermain golf dan
ada reporter Byun disitu. Reporter Byun minta maaf, kalau saja aku tidak sakit
perut hari itu. Joon Ki tak mempermasalahkannya, ia mau melakukannya karena ia
rasa tak masalah punya teman reporter. Reporter Byun merasa tau siapa yang
mencuri foto-foto itu. “Foto? Bukti yang kau bilang padaku itu adalah foto?”,
tanya Joon Ki. Reporter Byun memperlihatkan foto Da Jung dan In Ho yang sedang
bersama dari hapenya. Joon Ki melihatnya dan ingat perkataan In Ho kalau
tujuannya adalah Kwon Yul, bukan Nam Da Jung. Joon Ki sadar, jadi karena itu.
Joon Ki minta reporter Byun menahan hal ini dulu dan pergi. Reporter Byun
heran, tapi tak mempermasalahkan, ia sudah melakukannya sebisanya.
Hye Joo ternyata mengawasi
mereka dan langsung menelepon In Ho, sepertinya kau benar, kurasa reporter Byun
sedang merencanakan sesuatu dengan menteri Park. In Ho mengerti, ia akan
menemui Hye Joo disana.
In Ho yang berjalan merasa kalau
ada seseorang yang mengikutinya. In Ho menjebak orang itu, ternyata Hee Chul. Hee
Chul minta dilepaskan, aku mengikutimu karena ada yang ingin kukatakan.
Hye Joo bertemu dengan madam Na
dan 2 istri menteri lain. Madam Na tanya kenapa Hye Joo bisa ada disini. Salah
satu istri mentri lain berkomentar kalau bukan kebiasaanmu datang kemari untuk
bermain golf, apa PM sedang bermain golf? Hye Joo menjawab tentu saja tidak, PM
kita tidak bermain golf, dia pergi ke arena skating bersama keluarganya. Madam
Na tiba-tiba sadar, lalu kau datang kesini ingin bertemu menteri Park? Hye Joo
cuma diam dan senyum. Madam Na merasa pasti seperti itu. “Omo, menteri Park ada
disini? Aku tak tau”, sangkal Hye Joo. Madam Na tak percaya, dimana lagi kau
akan mengibaskan pesonamu pada suami orang?
Hye Joo menatap tajam dan
berkata sekali lagi kalau ia kesini bukan bertemu menteri Park, dan juga kenapa
kau selalu salah paham hubunganku dengan menteri Park? Itu sangat menggangguku
karena aku masih single dan aku tidak tertarik dengan pria yang sudah menikah.
Hye Joo mengibaskan rambutnya dan pergi dengan kesal.
Dua istri menteri lain merasa
Madam Na harus membalasnya, tapi Madam Na menolak, ia mungkin terlihat lemah,
tapi sebenarnya aku ini kuat, kita tidak bisa bergerak kalau tak ada rencana.
Joon Ki bersama asistennya yang
bertanya mengapa Joon Ki menghentikan Reporter Byun menyebarkan foto-foto itu?
Joon Ki hanya merasa mereka tak bisa membuang kartu Kang In Ho seperti itu,
mereka harus merencanakan hal lain. Asisten Joon Ki berkata kalau banyak bukti
yang mengatakan bahwa PM dan istrinya memiliki hubungan yang baik. Joon Ki
tampak terkejut.
Madam Na datang, Yeobo! Kau
belum makan siang kan? Madam Na sudah membuatkan makan siang dan mengajaknya
makan bersama. Joon Ki minta jangan melakukan hal bodoh seperti ini. “Kau kejam
sekali, kau bahkan tak melihat kesungguhan orang lain”, Madam Na merajuk.
Karena itu jangan melakukan hal seperti ini, sahut Joon Ki. Madam Na berkata
kalau ia ingin bersama denganmu, bahkan PM yang kasar dan dingin itupun pergi
bersama keluarganya ke arena skating. Joon Ki tertarik, Kwon Yul pergi ke arena
skating?
Bersambung ke part 2
No comments:
Post a Comment