Monday, September 30, 2013

The Game is Over?

Am i too early saying this? Bukannya berhenti berharap, tapi sepertinya kemungkinan Dani untuk jadi juara dunia tahun ini semakin tipis, setipis HVS 60 gram. Setelah kecelakaan di race Aragon yang sedihnya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, selisih poin Dani dengan Marquez 59, dengan Lorenzo 20 poin. Semua mungkin memang masih bisa terjadi, meski dengan bantuan keajaiban. Entahlah, semakin aku berharap, justru aku semakin kecewa. Setiap kali aku berpikiran positif Dani pasti menang race dan memperpendek selisih poin sama Marquez, yang terjadi justru selisih poin mereka semakin lebar. Posisi Dani bahkan tergusur ke posisi 3 karena Lorenzo tampil lebih meyakinkan.

Puncaknya kemarin, di hari super spesialnya, di ulang tahunnya yang ke 28, di balapan home race, dengan dukungan penuh dari keluarga dan fansnya, Dani pasti punya motivasi lebih. Wajar dong sebagai fans ikut mengharapkan hadiah ultah dengan kemenangan Dani. Tapi our birthday boy harus kembali menelan pil pahit, Dani jatuh di saat balapan masih berjalan 6 lap. Awalnya aku pikir Dani jatuh sendiri, tapi ternyata nggak. Jatuhnya Dani disebabkan minor contact dengan Marquez, entah benar-benar Marquez penyebabnya atau bukan, aku jadi semakin sebel sama Marquez. Padahal dari kecepatannya, Dani tampak meyakinkan kalo dia bakal menang di Aragon.

Sedih tak terkira. Nyeseknya sama kayak pas Dani jatuh di Phillips Island tahun kemarin. Balapan krusial, sebelum race Dani masih punya kesempatan untuk ngejar poin Lorenzo, tapi Dani bahkan jatuh di lap pertama. So the game is over at Phillips Island last year. Saat itu aku masih berpikir, oke mungkin tahun ini masih belum takdirnya Dani. Mungkin kita harus coba lagi tahun depan.

Tahun ini, di awal musim Dani tampak punya kesempatan untuk itu. Dani memimpin klasemen setelah menang di Le Mans. Tapi ternyata lagi-lagi nasib buruk hinggap, Dani jatuh di Sachsenring, cedera collarbone dan absen satu race. Is a bad sign? Maybe. Race berikutnya di Laguna Seca, Dani membalap dengan kondisi tidak 100% dan finish kelima. Summer break selama 3 minggu setelah Laguna Seca cukup membantu Dani memulihkan kondisi. Tapi, lagi-lagi apa yang diharapkan nggak terjadi. Aku sudah selalu berpikiran positif, Dani juga pasti lebih-lebih, tapi sepertinya semesta belum berkonspirasi untuk itu.

Dan dengan insiden kemarin, banyak hal berkecamuk di pikiranku. Serius, mungkin kedengarannya berlebihan, tapi aku bener-bener sedih semalam. Sekaligus super sebel sama Marquez, he’s ruining his teammate birthday party. Rasanya semesta benar-benar kejam. I always thinking positive, and hoping the universe will be nice to him. Tapi kenapa Dani jadi sial begini? Hiks.

Aku bahkan bertanya-tanya, is the law of attraction really exist? I do believin it, i knew that positive mind can leads to positive way and positive result, tapi saat apa yang diharapkan nggak terjadi rasanya ada lubang kecil di hati. Sepertinya konsep the law of attraction bertentangan dengan konsep harapan dan kenyataan. Saat harapan kita lebih tinggi dari kenyataan, maka efeknya adalah rasa tidak puas atau kecewa. Gimana caranya biar nggak kecewa? Lower your expectation. Aku sudah mencoba cara ini, mencoba untuk nggak berharap apa-apa biar nggak terlalu kecewa, apapun yang terjadi i’ll accept it. But its not really work. The law of attraction is an optimism and konsep harapan-kenyataan is a pesimism. So what should i do? Should i put my mind on a zero state, not in a positive or negative way?

But no matter what, i still adoring and supporting that super kindhearted man, Dani Pedrosa. I hope this bad luck is gone far far away, and the good things finally come!


And is the game really over? I hope not, selalu ada jalan untuk orang yang mau berusaha dan pantang menyerah. FIGHTIIIIING, DANI!!! 

Monday, September 23, 2013

F1 GP Singapore 2013


Aah,setelah sekian lama akhirnya aku menggerakkan jariku lagi untuk bikin postingan after race. Ini aja perlu usaha keras buat mulainya, haha. Hal yang bikin semangat dari race kemarin adalah Vettel yang berturut-turut menang di 3 balapan terakhir setelah summer break, Vettel yang berturut-turut menang 3 tahun terakhir di Marina Bay Street Circuit, dan karena ini GP Singapore, i have some excitement setelah April kemaren maen-maen ke Singapur. Jadi berasa penasaran aja, ini sirkuitnya jalanannya pernah aku lewatin nggak ya dulu? Dan balapan malem di Singapur yang pemandangan malemnya asik abis bikin betah nongkrongin tv. Semua sesi weekend aku ikuti, mulai dari FP1, FP2, FP3,Q1, Q2, Q3, and of course, RACE!

Bisa dibilang ini weekend yang sempurna untuk Vettel. FP1 memang bukan milik Vettel, tapi semua sesi sisanya dibabat habis. Vettel has an incredible speed  and pace here. Pas race, Vettel bisa lebih cepat 2 detik dari pembalap terdekat tiap lapnya. Meski safety car keluar dan memangkas jarak yang tadi udah lumayan jauh, begitu safety car cabut Vettel langsung tancap gas dan kembali tak terkejar, waktu masuk pitstop jarak Vettel dengan Alonso di belakangnya udah 30 detik aja, jadilah keluar pit masih tetap di posisi 1. Tancap gas lagi, dan akhirnya finish pertama dengan jarak 32 detik dari Alonso, wow!

Satu yang mengacaukan kesempurnaan weekend ini buat Vettel, fans booing at the podium interview. Ganggu, tapi Vettel sepertinya take it easy dan malah bercanda soal itu. Banyak yang menganggap booing is so negative, yeah so true! Pas race 2 minggu lalu di Monza, Italia yang jelas-jelas kandang Ferrari sih masih bisa dimengerti soalnya semua dukung Alonso. Tapi ternyata fans Alonso tersebar rata di seluruh dunia with the same attitude (--,). Sudahlah, sirik tanda tak mampu :p.

Menang di tiga balapan terakhir, Vettel semakin kokoh di puncak klasemen dengan selisih 60 poin dari Alonso. Dan feelingku selisih poin akan terus melebar, soalnya Vettel – RBR is a perfect combination! Tapi yang namanya semakin tinggi pohon, semakin kencang juga anginnya. Banyak yang meragukan Vettel dan berpikir semua ini faktor mobil. Stupid, car doesn’t drive themselves right? Vettel and Webber have the “same” car, but why Webber can’t win? For me, Vettel is a brilliant driver. Dia bahkan meraih kemenangan pertamanya di F1 tahun 2008 pas masih di Toro Rosso, bayangin aja ya, Toro Rosso! So, there’s a driver that maximize the car until the limit. Bosen ya Vettel menang terus? Haha, dia berusaha keras untuk itu lho, nggak mengandalkan keberuntungan atau mengharapkan pihak lawan sial, kayak seseorang. :p

Ah, sedikit highlight race kemarin. Danier Ricciardo crash. Paul Di Resta juga crash. Romain Grosjean out karena masalah mobil. Kimi yang start dari posisi 13 berhasil finish di posisi 3 padahal lagi didera back pain. Webber terpaksa retire di lap terakhir karena lost water pressure. Webber kemudian nebeng Alonso balik ke pitlane, tapi ternyata kejadian ini malah nambah kesialan Webber. Doi dan Alonso dianggap membahayakan pembalap lain karena Webber melintas di track dan Alonso parkir di racing line. Webber dihukum penalti 10 grid start untuk GP selanjutnya, sementara Alonso baru dapet peringatan soalnya ini pertama kalinya Alonso dapet reprimand, dan Webber udah yang ketiga kalinya. Podium finish Vettel – Alonso – Raikkonen, dan untuk kombinasi Vettel – Alonso udah terjadi di 3 balapan terakhir. Dan yang terakhir, aku jadi pengen nonton langsung ke Singapur, pengen merasakan euforianya. Semoga tahun depan bisa yaa, amin.

Okay, thats all! See you again at F1 GP Yeongam, Korea. Yah, nggak janji bakal nulis lagi sih tapi :p

Tuesday, September 10, 2013

I’m done with 58 episodes of Ojakgyo Brothers


Mungkin agak telat ya aku baru nonton drama ini sekarang, secara ini drama tahun 2011, Joo Won bahkan udah makin terkenal dan udah ngelarin beberapa drama lagi, Gaksital, 7th Grade Civil Servant, sama Good Doctor yang lagi on going. Tapi nggak apa-apa lah ya telat, setidaknya aku sudah membuktikan sendiri kalo Ojakgyo memang bagus seperti kata orang-orang.

Ojakgyo brothers ini merupakan weekend drama, tayangnya tiap Sabtu – Minggu, dan sudah jadi ciri khas kalo drama yang tayang di slot itu adalah drama keluarga *tontonan ajumma-ajumma* dengan episode super panjang. Rata-rata 50 episode, berarti dengan masa tayang kira-kira 6 bulan. Nah, makanya aku sempet ragu sebelum mulai nonton drama ini, apa iya sanggup nonton sampe tamat? Yang cuma 20 episode aja kadang males nontonnya.

Tapi ternyata aku sanggup, aku mampu melahap 58 episode utuh tanpa skip. Aku nggak bilang tanpa ketiduran lho ya, akhir-akhir ini hampir tiap malam aku ketiduran pas nonton :p. It tooks  time more than three weeks to watch, tapi toh akhirnya selesai juga. Pencapaian yang membanggakan. Agak lebay tapi biarin lah ya.

Now lets talk about the drama. Ojakgyo Brothers menceritakan sekeluarga yang tinggal di Ojakgyo Farm. Ada nenek, ayah (Hwang Chang Sik), ibu (Park Bok Ja), dan empat anak laki-lakinya, Hwang Tae Shik, Hwang Tae Bum, Hwang Tae Hee, dan Hwang Tae Pil. Sudah formula weekend drama pasti anggota keluarganya banyak, biar konfliknya banyak. Masing-masing tokoh punya ceritanya masing-masing, nggak usah diceritain lah ya, terlalu panjang. Semacam sinetron Indonesia, tapi dengan eksekusi jauuuuuuuh lebih baik. Ceritanya juga lebih realistis. Akhir-akhir ini terlalu banyak drama yang terlalu imajinatif tapi endingnya kurang kreatif. Jadi, daripada kecewa mending nonton drama yang realistis aja.

My favorite part of this drama is Hwang Tae Bum – Cha Soo Young’s story. Suka juga sama Hwang Tae Hee – Baek Ja Eun sih. Apalagi Joo Won yang jadi Tae Hee ternyata ganteng ya? Apalagi kalo lagi senyum, aak. Mendadak ngefans, hoho.


Nonton drama ini itu rasanya konfliknya nggak kelar-kelar, belum selesai satu masalah, udah muncul masalah lainnya. Yang jadi ayah-ibunya bisa-bisa hipertensi ini, marah-marah mulu, hahaa. Tapi aku tetap semangat lanjut ke episode2 selanjutnya,sampe tamat. So, this drama is so worth to watch. Heartwarming. I love it. I have no regret watching this so damn long drama, haha. Nggak percaya? Monggo ditonton sendiri.. :p