Tuesday, February 25, 2014

Sinopsis Let's Eat Episode 13 Part 2


Di kantor, Do Yeon yang jadi kesal pada Soo Kyung menyuruhnya mengopi setumpuk dokumen masing-masing 10 kali. Soo Kyung terkejut dan mengeceknya, ini kasus yang sudah selesai sebulan lalu. Do Yeon tak menjawab dan melengos pergi. Manajer Choi menawarkan diri untuk mengerjakannya, kau pasti sangat sibuk. Soo Kyung mencegahnya, tak apa-apa. Tapi Manajer Choi bersikeras, apa kau tau betapa bahayanya fotokopi? Jika ada kesalahan jarimu bisa terluka, akan meninggalkan bekas dan sakit sekali. Do Yeon yang ternyata belum masuk ruangannya mendengus dengar alasan Manajer Choi. Hahaa.


Hak Moon keluar dan mengajak Soo Kyung pergi menemui klien yang tadi datang. Soo Kyung mengangguk. Do Yeon protes, kenapa kau menemui klien dengan Sekretaris Lee? Krik krik, tak ada yang merespon. Manajer Choi malah bertanya kalian akan makan siang sebelum kembali kan? Kalau begitu aku dan Pengacara Oh akan makan siang secara terpisah. Do Yeon malah marah-marah kalau ia sedang diet dan masuk ke ruangannya.


Soo Kyung heran, ada apa dengannya? Manajer Choi menjawab, itu karenamu. Soo Kyung makin heran, apa salahku? “Meski kau makan banyak, tubuhmu tetap langsing. Kau cantik. Siapa yang tak akan iri? Aigoo, siapa yang menyuruhmu begini cantik?” puja puji Manajer Choi. Soo Kyung jelas tak percaya. Sementara Hak Moon senyum-senyum aja dengarnya. “Benar kan, Pengacara Kim?” tanya Manajer Choi. Hak Moon tak menjawab dan mengajak Soo Kyung pergi.


Hak Moon dan Soo Kyung sampai di sebuah restoran. Soo Kyung tanya jadi mereka akan bertemu klien di sini? Tidak, jawab Hak Moon, tidak ada klien yang harus kita temui. Aku berbohong karena ingin makan siang berdua denganmu, Sekretaris Lee. Soo Kyung kaget.


Hak Moon mengajak Soo Kyung segera duduk. Soo Kyung melihat sekeliling dan heran, tidak ada pelanggan lain di sini. Hak Moon tertawa membenarkan, menyenangkan dan tenang! Soo Kyung malah curiga kalau tempat ini nggak oke dan mengajak Hak Moon ke tempat lain. Hak Moon menenangkan, bukan begitu, tempat ini bagus.


Seseorang menyapa mereka, ini pasti Lee Soo Kyung-ssi? Hak Moon mengenalkan temannya yang adalah chef di tempat ini pada Soo Kyung. Si chef yang bernama Kim San Ho mengenalkan diri, aku ingin bertemu denganmu. Soo Kyung menyambutnya dengan ragu. Si chef mengomel soal Hak Moon yang banyak bicara tentangmu, dan tolong jaga baik-baik si kampret ini. Hak Moon melotot, temannya malah memanggilnya begitu. Si chef berkata akan membuatkan sesuatu yang lezat dan pergi.


Hak Moon dan Soo Kyung duduk dengan canggung, tak tau harus membicarakan apa dan malah membicarakan pekerjaan. Setelah diam-diaman lagi, Soo Kyung berbasa-basi pasti menyenangkan kalau Pengacara Oh dan Manajer Choi juga datang bersama kita. Soo Kyung bertanya-tanya mereka makan apa ya? Hak Moon menebak, mungkin sup. Soo Kyung setuju, pasti lezat sekali. Hak Moon jadi salah sangka, apa kau menginginkan sup panas tapi aku mengajakmu kesini? Hak Moon bahkan mau mengajak Soo Kyung segera pergi. Tidak-tidak, sahut Soo Kyung buru-buru, makanannya sudah datang.


Berbagai macam makanan pun dihidangkan. Beraneka macam seafood yang direbus. Daging yang dipanggang dengan daun bawang di atasnya. Potongan salmon segar. Sup kerang. Semua tampak menggiurkan dan Soo Kyung makan dengan lahap.


Hak Moon memandangi Soo Kyung yang sedang makan. Soo Kyung sadar dan jadi tak enak, kenapa kau tak makan Pengacara Kim? Hak Moon tertawa, tentu saja aku makan, tapi tetep ngelirik Soo Kyung terus.


Manajer Choi kembali ke kantor. Do Yeon berlari menyambutnya, aku menunggumu. Manajer Choi tanya kenapa sambil gelegekan, bau sup. Do Yeon kesal, apa kau pergi makan siang sendiri? Lalu bagaimana dengan aku? Tadi kau bilang diet dan tak mau makan, jawab Manajer Choi. “Aku akan makan! Kenapa aku tidak makan! Diet apa?” omel Do Yeon. Setidaknya belikan aku sandwich di cafe depan. Manajer Choi kesal, tapi pergi juga.


Manajer Choi kembali dan membawakan sandwich yang paling lezat. Ini yang terakhir, aku hampir saja tidak mendapatkannya. Do Yeon membukanya, apa kau mempermainkanku? Ini sandwich ayam teriyaki, apa kau tau berapa tinggi kalorinya? Jika aku jadi gendut kau mau bertanggung jawab? Manajer Choi serba salah, tadi kau bilang tidak diet? Do Yeon ngomel lagi, di sana ada sandwich sayuran yang kalorinya rendah, bagaimana kau bisa begitu tak perasa? Cepat tukarkan! Mau tak mau, Manajer Choi menurut dan minta maaf. Hahahaa, kasian kasian..


Jin Yi menitipkan Barassi di klinik dan pergi makan dengan Dae Young. Mereka lewat sebuah restoran yang dulu sering didatangi Jin Yi bersama ayah ibunya. Jin Yi heran, “Apa restoran ini sekarang buka di siang hari? Di sini sangat enak, ayo makan di sini!”


Dae Young setuju dan mereka masuk. Tapi pelayan berkata mereka sedang tidak buka untuk umum karena sedang disewa. “Benarkah?” tanya Dae Young sambil melihat sekeliling. Dan ada Hak Moon dan Soo Kyung di situ, Jin Yi memanggil mereka dan melangkah mendekat. Soo Kyung tampak tak enak melihat ada Dae Young juga. Jin Yi langsung bertanya, “Apa Pengacara Kim yang menyewa tempat ini?  Waa, ini hebat sekali, sangat romantis! Impianku adalah seorang pria melakukan ini untukku!” 


Hak Moon cuma bisa meringis, sementara Soo Kyung bertanya, kau menyewa tempat ini? Hak Moon kebingungan menjawabnya. Dae Young menyelamatkan keadaan dengan bertanya apa mereka bisa bergabung?


Hak Moon setuju dan mereka pindah duduk. Sambil makan, Jin Yi komentar kalau Soo Kyung dan Hak Moon cocok sekali, benar kan Oppa? Dae Young cuma bisa mengangguk enggan. Hak Moon tertawa dan berkata ia akan mentraktir, pesanlah yang kalian suka! Dae Young merasa sudah cukup dan teringat kalau ia sudah lama tak mengupdate blognya dan hendak memotret piring-piring kosong itu. Hak Moon tertarik, akhirnya aku bisa melihat kau memperbaharui blogmu dengan mata kepalaku.


“Noona, boleh kupotret sehingga tanganmu tampak dalam gambar?” tanya Dae Young yang hendak memotret. Hak Moon yang semangat menarik-narik tangan Soo Kyung, tapi Soo Kyung tak mau dan berkata akan ke toilet. Jin Yi mengikutinya.


“Bagaimana?” tanya Hak Moon begitu mereka pergi. Dae Young tak mengerti, apa? Hak Moon berkata kalau ia benar-benar tak tau isi hati Soo Kyung. Dae Young menenangkan, kurasa Noona juga punya perasaan terhadapmu. Gadis bersikap malu-malu di hadapan pria yang disukainya, sekarang ini sikap malu-malu Noona bukan bohongan, dia bukan seseorang yang bersikap tenang saat aku memperbaharui blogku, jelas Dae Young. Terlebih lagi, biasanya wajahnya belepotan saat makan denganku, tapi dia bahkan membawa tasnya untuk memperbaiki dandanannya. Wow! Bagaimana dia bisa begitu jelas membedakan orang, ujar Dae Young yang merasa iri.


Hak Moon langsung tertawa tak percaya, sementara Dae Young mengangguk-angguk tak yakin.


Padahal, di toilet justru Jin Yi yang memperbaiki dandanannya dan Soo Kyung emang beneran ke toilet. “Unni, selamat. Kalian cocok sekali,” ujar Jin Yi. Soo Kyung berkata mereka belum melangkah ke hubungan yang seperti itu, namun kau dan Dae Young juga cocok sekali, selamat. Jin Yi menyangkal, ia malah tak bisa menyatakan perasaannya karena Dae Young menganggapnya adik. Namun Jin Yi mendapat keberanian setelah melihat Pengacara Kim yang sudah memendam perasaan selama lebih dari 10 tahun dan Jin Yi mulai suka Dae Young baru beberapa bulan saja.


Soo Kyung diam saja, tak tau harus berkomentar apa.


Saat Soo Kyung dan Jin Yi kembali dari toilet, Dae Young pamit pergi, ia harus bertemu klien. Jin Yi juga, sudah waktunya konsultasi Barassi. Soo Kyung minta maaf sudah merepotkan Jin Yi, ia akan segera kesana setelah selesai kerja. Tidak apa-apa Unni, jawab Jin Yi, kalian nikmati kencan kalian saja. Soo Kyung dan Hak Moon kembali diam-diaman dengan canggung.


Sambil berjalan, Jin Yi berkata ia merasa tak enak sudah mengganggu kencan mereka dan bertanya Dae Young ingin segera pergi dari sana juga kan? Dae Young tak menjawab, berkata ia harus pergi ke arah lain dan pergi.


Ponsel Jin Yi berdering, Kwang Suk menelponnya, ia mengantarkan paket dari ibu Jin Yi di Amerika tapi Jin Yi tak ada di rumah. “Letakkan saja di rumahku, kau tau nomor sandinya kan?” suruh Jin Yi. Tapi Kwang Suk tak bisa, kantor melarangnya dan ahjussi di sebelah rumah Jin Yi (Dae Young) juga mencurigainya, jadi ia akan meninggalkannya di dalam kotak pemadam kebakaran di depan koridor.


Jin Yi heran, ada yang seperti itu? Kwang Suk mengiyakan, tak ada yang akan mencari-carinya di sini. Jin Yi sangat berterimakasih, dan ingin menelpon kantor Kwang Suk dan memberitahu mereka kau adalah karyawan yang baik. Kwang Suk tertawa, tak perlu dan menutup telponnya. 


Tapi  tatapannya berubah mencurigakan lagi.


Di mobil, Hak Moon merasa tak enak badan, pencernaannya bermasalah. Soo Kyung pun menepuk-nepuk tangan Hak Moon dan menusuk jarinya dengan jarum (Aiih, jadi inget Yul sama Da Jung kaan). Sakit sedikit, tapi kau akan segera baik-baik saja, aku sering melakukannya sejak kecil, ujar Soo Kyung menenangkan. Hak Moon tertawa dan bertanya apa Soo Kyung juga makan banyak saat masih kecil? Soo Kyung mengiyakan, ia adalah raja rakus. Keduanya tertawa.


Ponsel Soo Kyung berdering. Awalnya enggan, tapi Soo Kyung mengangkatnya juga. Awalnya Soo Kyung juga menolaknya, tapi akhirnya setuju untuk menemui si penelpon nanti malam. Hak Moon penasaran, siapa itu? Sepertinya suara pria. Soo Kyung menjelaskan kalau kakak dari salah satu korban serangan ‘don’t ask’ ingin berterimakasih dan mentraktir makan, ia terus menolaknya karena ia bahkan tak melakukan hal besar, tapi keluarga mereka akan pindah besok. Hak Moon membenarkan, sungguh menakutkan terus tinggal di lingkungan itu setelah mengalami hal seperti itu.


Soo Kyung minta pendapat Hak Moon, lebih baik menolaknya kan? Hak Moon tak setuju, apa masalahnya makan bersama? Aku baru mengatakan ini, tapi kau benar-benar luar biasa karena berani melaporkannya, bukan hanya sekali, kau seharusnya ditraktir 10 kali. Melihat Soo Kyung yang masih ragu, Hak Moon berkata maksudnya adalah tak usah dianggap serius, bahkan klien kita juga memberi bingkisan. Jika kau terus menolak, mereka akan merasa sedih. Saat Soo Kyung akhirnya setuju, Hak Moon mengacungkan jempolnya.


Malam harinya saat Soo Kyung pulang, sudah ada Kyung Mi yang memasak dan anak-anaknya yang membersihkan rumah. Soo Kyung kaget melihat mereka dan Kyung Mi malah heran karena Soo Kyung pulang cepat, apa kencan dengan Pengacara Kim berjalan lancar? Kyung Mi tertawa-tawa memukul lengan Soo Kyung, ia mendengarnya dari suaminya, benar-benar rejeki nomplok. Soo Kyung kesal sekaligus sadar, pantas saja Manajer Choi aneh seharian ini. Kyung Mi memegang tangan Soo Kyung dan dengan berkata, suamiku memang kurang perasa, tapi ia tekun.


Duk Young menambahkan dengan cute, sampai aku lulus kuliah, tolong pastikan ayah tetap bekerja di sana. Soo Kyung benar-benar kesal. Dan Duk Young berkata ia sudah melakukan yang disuruh ibunya, bolehkah aku bermain ke rumah Jin Yi Noona? Hoon Young dengan semangat berkata ia juga ingin ikut.


Soo Kyung langsung menyuruh mereka pergi main dan memarahi Kyung Mi, aku tak berkencan dengannya. Aku tak punya perasaan seperti itu pada Pengacara Kim. Kyung Mi malah mengatai Soo Kyung bodoh, kau pikir kau akan dapat kesempatan seperti ini lagi dalam hidupmu? Soo Kyung mengingatkan, aku janda, pekerjaan dan keluargaku biasa-biasa saja, tapi Pengacara Kim yang seorang pengacara dan lajang, apa aku sesuai untuknya? Aku juga punya harga diri!


Kyung Mi tak setuju, Pengacara Kim bilang ia menyukaimu meski ia tau keadaanmu. Menurut Soo Kyung itu tak cukup, menikah tak hanya dilakukan sendirian, orang tuanya pasti tak setuju. Tapi Kyung Mi berkata tak ada orang tua yang menang melawan anaknya. Soo Kyung tak mau mendengarnya lagi, ia harus segera pergi, cepat bawa anak-anak pulang. Kyung Mi tersenyum menggoda, kencan? Ah, kau bilang tak seperti itu! Soo Kyung makin ngomel, bukan kencan!


Dae Young baru pulang dan melihat Soo Kyung berjalan ke luar. Dae Young tersenyum memanggilnya, tapi Soo Kyung nggak denger. Senyum Dae Young langsung hilang, apa dia pergi kencan?


Jin Yi sedang mengambil paketnya di kotak pemadam kebakaran saat Dae Young datang. Dae Young melihat paketnya dan curiga apa ada orang yang membukanya? Pertama, ada bekas jari dan bagian ujung plester sedikit terlepas dan plesternya mudah dilepas. Dan kurasa fakturnya terlipat di tengah sehingga ada bekasnya, ini artinya seseorang melipat fakturnya dan membuka kotaknya. Jin Yi langsung memuji Dae Young, Oppa kau hebat sekali, kau seperti Sherlock!


“Ah, apa sekarang saatnya terpesona olehku? Kau perlu mencari tau siapa yang melakukan ini. Bukankah pengantar paket itu sedikit aneh?”

“Kwang Suk? Eey, tak mungkin dia,” sahut Jin Yi. Dae Young juga merasa sepertinya ia baik. Jin Yi terpikir apa satpam yang melakukannya? Setelah membuka kotak pemadam kebakaran, ia mungkin ingin tau dan membukanya.


Dan pergilah mereka ke kantor satpam, tapi pak satpam berkata bukan dia, jika bukan waktunya memeriksa untuk apa ia membukanya. Dae Young minta untuk melihat CCTV lantai 8. Pak satpam mengiyakan dan teringat kalau wanita di apartemen 805 bilang surat-suratnya sering hilang. “Wanita di apartemen 805? Apa Soo Kyung Noona?” tanya Dae Young. Pak satpam mengiyakan dan bertanya-tanya siapa yang melakukan.


Saat membicarakan Soo Kyung, ponsel Jin Yi berbunyi. Soo Kyung menelponnya meminta Jin Yi menjaga Barassi sedikit lebih lama. Jin Yi mengerti, kau terlambat karena berkencan. Dae Young langsung melirik kesal. “Apa? Dia berkencan? Wow, dia sedang membara!” tanya Dae Young begitu Jin Yi menutup telponnya. Bukan begitu, jawab Jin Yi, kakak korban serangan ‘don’t ask’ berterimakasih dan ingin bertemu dengannya. Dae Young tak percaya, aku yang dituduh sebagai pelaku padahal aku tak bersalah. Siapa yang harusnya diberi terimakasih?


Dae Young teringat sesuatu, korban adalah anak tunggal. Dae Young langsung panik mengambil ponselnya sambil berkata kalau polisi mengatakan teganya aku melakukan itu pada seorang putri dari keluarga yang hanya memiliki anak tunggal. Dae Young menelpon Soo Kyung, tapi ponsel Soo Kyung sibuk. Dae Young mencobanya lagi, tetap sibuk.



Soo Kyung ternyata sedang menelpon orang itu dan berkata ia sudah di tempat yang kau sebutkan, dimana kau? Sementara itu, musik langsung berubah horor, orang yang ditelponnya mengawasi dari kejauhan.

Komentar:
Lihatlah betapa khawatirnya Dae Young! Hohohoo..

Sunday, February 23, 2014

Sinopsis Let's Eat Episode 13 Part 1



Episode 13: Pria yang Hanya Melihatku


Hak Moon mengantarkan Soo Kyung dan Barassi yang sudah baik-baik saja kembali ke apartemen. Soo Kyung berterimakasih dan akan mengembalikan mantel Hak Moon. Hak Moon segera mencegahnya, pakai saja, ini dingin sekali. Soo Kyung akan menolak, tapi teringat kalau mantelnya kotor gara-gara Barassi dan berkata ia akan mencucinya dulu. Hak Moon bergumam bukan itu maksudnya dan memanggil Soo Kyung yang sudah akan masuk, sedikit ragu Hak Moon berkata kalau Soo Kyung belum menjawabnya.


Soo Kyung: “Sebenarnya...” Hak Moon langsung menghentikan perkataan Soo Kyung, ini tak terburu-buru, jadi kau tak perlu segera menjawabnya. Setelah kau memikirkannya, kuharap kau bisa memberikan jawaban positif untukku. Soo Kyung diam saja, ia benar-benar bingung dan berjalan masuk dengan lesu. 


Sementara Hak Moon melambai-lambaikan tangannya dengan gembira, padahal Soo Kyung sama sekali nggak noleh.


Dae Young masih di depan apartemen Soo Kyung, saking khawatirnya sampai menelpon polisi. Tapi kemudian Soo Kyung muncul, Dae Young tak jadi melapor dan menutup telponnya. Dae Young menghampiri Soo Kyung dan bertanya dengan suara keras, “Kemana kau pergi sampai baru kembali? Sesuatu terjadi kan?”


“Ha? Oh, Barassi memakan coklat, jadi aku harus membawanya ke RS,” jawab Soo Kyung sedikit bingung.


“Tapi kenapa kau meninggalkan ponselmu dan membiarkan pintumu terbuka?” sahut Dae Young yang masih marah.... karena khawatir, uwuwuu. “Benarkah?” tanya Soo Kyung yang tak sadar tadi ia pergi begitu saja karena panik.


Tiba-tiba terdengar suara Hak Moon memanggil Soo Kyung. Hak Moon datang dengan senyum lebar, membawa coklat Valentinenya. Melihat Dae Young, Hak Moon membungkuk dan tersenyum menyapa. Soo Kyung menjelaskan pada Dae Young kalau Pengacara Kim yang mengantarnya pulang. Hak Moon menunjuk-nunjuk dirinya dengan riang, memberi isyarat kalau ia yang melakukannya. Soo Kyung heran, tapi kenapa kau kembali?


Hak Moon menyodorkan coklatnya, ini untukmu, aku lupa memberikannya tadi. Soo Kyung tak enak pada Dae Young, tapi menerimanya juga dan berterimakasih, meminta Hak Moon hati-hati saat pulang dan langsung masuk apartemennya, tak berani menatap Dae Young.


Dae Young menghela napas melihat Soo Kyung yang masuk begitu saja. Hak Moon lagi-lagi melambai-lambai dengan semangat dan langsung memegang tangan Dae Young, berterimakasih. Dae Young tanya untuk apa?


Hak Moon: “Hari ini aku mengaku padanya, kau memberiku kekuatan untuk melakukannya.” Dae Young merasa itu tak perlu dan mengucapkan selamat. Hak Moon merasa ini terlalu cepat untuk ucapan selamat, dia belum menjawabku. Dae Young hanya mengangguk lesu. Hak Moon yang masih super happy berpamitan dan kemudian pergi. Dae Young lagi-lagi menghela napas panjang.


Dae Young akan masuk ke kamarnya, tapi langkahnya terhenti dan menoleh ke belakang, tak ada apa-apa. Dae Young pun melangkah masuk, tapi backsoundnya mencurigakan. Dan ada sepasang kaki yang keluar dari tangga darurat, semakin mencurigakan.


Soo Kyung tiduran di kamarnya, memandang mantel Hak Moon yang ada di meja dan kebingungan sendiri, aah bagaimana aku harus bersikap di depan Pengacara Kim mulai sekarang? Aku harus menjawab apa? Soo Kyung benar-benar bingung dan berbalik, berbaring menghadap kamar Dae Young. Soo Kyung jadi teringat Dae Young yang memarahinya tadi dan berteriak sendiri, “Aaah, kenapa dia sangat perhatian??” Soo Kyung kesal dan melirik kamar sebelah.


Di sebelah, Dae Young juga sedang berbaring dan mendengar kegaduhan dari kamar Soo Kyung. Dae Young tersenyum dan bergumam, “Aiih Noona, ini sangat berisik, apa yang sedang ia lakukan?” Dae Young mendekat ke dinding kamarnya, mencoba mendengar sambil tetap tersenyum.


Ternyata oh ternyata Soo Kyung lagi mindah posisi tempat tidurnya sekuat tenaga. Sendirian. Malam-malam. Bel kamar Soo Kyung berbunyi. Soo Kyung berlari membukanya. Melihat Dae Young ada di depan pintunya, Soo Kyung minta maaf, sangat berisik ya? Dae Young mengiyakan dan langsung menerobos masuk. Dae Young melihat tempat tidur Soo Kyung dan lanjut memindahkannya. Soo Kyung buru-buru berkata tak perlu, ia bisa melakukannya sendiri.


“Kau bisa melakukannya sendiri, tapi ini sangat berat jadi sangat berisik dan hampir semua tetangga bisa mendengarnya. Apa kau ingin menyebabkan ketidaknyamanan? Ah, yang benar saja!” omel Dae Young lalu lanjut memindah tempat tidurnya. Dae Young heran dengan Soo Kyung yang tiba-tiba ingin memindahkan tempat tidurnya. Tak mungkin mengatakan alasan sebenarnya, Soo Kyung berkata kalau menurut fengshui tak bagus meletakkan tempat tidur menempel pada dinding, ia sudah lama ingin memindahnya. “Benarkah?” tanya Dae Young yang sudah selesai memindahkan posisi tempat tidurnya, lalu duduk di lantai.


Soo Kyung tanya apa yang Dae Young lakukan? Kau tak pergi? Dae Young berkata ia sudah menggunakan semua energinya untuk memindahkan tempat tidur, jadi ia tak punya sisa tenaga untuk pulang ke rumah. “Ah Noona, bisakah kau memesan ayam? Tak hanya satu tapi banyak?” pinta Dae Young. Soo Kyung, ”Apa katamu?”


Tapi Soo Kyung memesannya juga. Tak lama, ayam pesanan mereka datang, berikut satu kotak ayam gratis karena promosi menu baru. Sementara Soo Kyung membayar, Dae Young langsung membawanya ke meja makan. Dae Young semangat membuka kotak ayamnya, “Menyenangkan makan berdua, kau tak perlu berebutan. Jika ada tiga orang, kalian akan saling mengawasi karena semua masing-masing ingin memakannya. Kenapa ayam hanya punya 2 paha dan 2 sayap? Akan lebih menyenangkan jika ada 10 paha dan sayap.”

Soo Kyung berkata kalau ia lebih suka daging yang kering, jadi ia tak suka paha dan sayap. Go Dae Young-ssi, kau habiskan saja. Dae Young senang dan tertawa, “Wow! Jika aku makan ayam lagi, sebaiknya aku makan hanya denganmu Noona!”


Soo Kyung membuka kotak menu baru yang gratis tadi dan kegirangan, ini daging tanpa tulang! Soo Kyung bergumam, agar tak repot dengan sampahnya, sebaiknya kita pesan yang tanpa tulang.


Mata Dae Young langsung melebar. “Biasanya, ayam paling enak jika kau gigit lepas dari tulangnya. Daging paha yang montok, kunyah, rasakan dan nikmati. Mulutku bahagia. Daging sayap yang lembut menggeliat menari-nari. Tanganku bahagia. Kebahagiaan yang dinikmati tangan dan mulutmu kenapa kau serahkan karena daging tak bertulang? Cara terbaik makan ayam adalah ayam dengan tulang!” ujar Dae Young menggebu-gebu.


Tapi saat melirik, Soo Kyung sama sekali tak mendengarkannya dan sudah asik dengan ayam tanpa tulangnya. Dae Young mengeluh, seperti biasa kau tak mendengarkanku? Apa keajaiban Shiksha-nim tiba-tiba menghilang? Ah, payah!


Dae Young pun ikut makan. Pertama, Dae Young mengambil paha ayam. Menggigitnya dan mengunyahnya dengan bahagia. Soo Kyung masih asik dengan ayam tanpa tulangnya, mencuilnya dengan tangan dan mengunyah  dengan bahagia. Soo Kyung beralih pada ayam berbumbu yang tampak sangat lezat. Dae Young juga ikutan, lagi-lagi mengambil bagian paha. Selesai dengan ayam berbumbu, Dae Young kembali ke ayam goreng, begitu seterusnya. Sementara Soo Kyung masih setia pada ayam tanpa tulangnya.


Dae Young meminum colanya dan merasa ada yang tidak pas. Dae Young tanya apa Soo Kyung punya bir? Soo Kyung tertawa dan mengambilkannya. Dae Young meminum birnya dengan nikmat, aah, memang ayam dan bir cocok sekali.


Dae Young menyinggung kalau ia dengar Pengacara Kim mengaku kalau ia menyukaimu Noona. Soo Kyung heran, bagaimana kau tau? Dae Young mengoceh kalau ia sabuk ke-5 di taekwondo, sabuk ke-4 hapkido dan aku sabuk ke-10 dalam mengetahui hal-hal seperti ini, “Dia sepertinya baik. Kau akan baik juga.”


“Menurutmu begitu?” tanya Soo Kyung. Dae Young mengangguk, “Tentu saja! Jika seorang pria mengatakan jika pria lain adalah orang baik, maka itu kebenarannya.” Soo Kyung tak ingin membahasnya, ia lelah dan harus bekerja besok, ia harus tidur. Dae Young mengerti, berterimakasih atas ayamnya dan bangkit pergi.


Soo Kyung membereskan kotak ayam yang sudah kosong dan tanpa sadar air matanya keluar.


Ponsel Soo Kyung berbunyi. Hak Moon mengiriminya pesan, bertanya apa Soo Kyung sudah tidur? Soo Kyung yang tak ingin menjawab meninggalkan ponselnya di meja begitu saja dan pergi tidur. Sementara itu, Hak Moon terus mengirimi pesan. “Tidak ada balasan, sepertinya kau sudah tidur. Ah, aku gugup sekali, kurasa aku tak bisa tidur. Mimpi indah, selamat malam.


Dae Young berjalan di suatu padang ilalang. Ia melihat Soo Kyung lewat dan mengikutinya sampai... Hak Moon muncul dari arah lain, menggenggam tangan Soo Kyung dan keduanya pergi dengan bahagia. Dae Young hanya bisa memandangi mereka, tak senang. Sumpah ya, backsoundnya creepy banget, kayak lagi nonton film horor.


Karena ponsel yang terus bergetar di meja, Dae Young terbangun. Rupanya mimpi. Dae Young kesal, kenapa ia mimpi seperti itu? Dae Young bangun dan melirik kamar Soo Kyung lalu menghela napas panjang.


Di kamar sebelah, Soo Kyung sudah siap berangkat kerja dan bertanya pada Barassi, kau baik-baik saja? Barassi menggonggong semangat. Jin Yi memencet bel dan memanggil-manggil Soo Kyung tak sabar. Soo Kyung membuka pintunya dan berkata ia baru saja mau menelpon Jin Yi.


“Unni, lihat keluar, cepat!” ujar Jin Yi terengah-engah. Soo Kyung heran, kenapa? “Dia bilang jangan memberitahumu, tapi kurasa aku harus memberitahumu. Di depan gedung, Pengacara Kim menunggumu untuk berangkat kerja bersama,” jawab Jin Yi. Soo Kyung terkejut. Jin Yi menyuruhnya cepat pergi. Sebelum pergi, Soo Kyung minta Jin Yi menjaga Barassi dan membawanya ke klinik, kemarin Barassi sangat sakit. Kau tau Klinik Hewan Daehak kan? Jin Yi mengiyakan dan Soo Kyung pun buru-buru pergi.


Di depan, Hak Moon kedinginan menunggu Soo Kyung. Tapi begitu Soo Kyung muncul, Hak Moon langsung berakting baik-baik saja dan menyapanya. Soo Kyung tak enak, kau seharusnya menelpon jika datang. Hak Moon berbohong kalau ia sedang dalam perjalanan ke kantor dan ia baru saja tiba, dan mengajak Soo Kyung masuk mobil.


Di mobil, Hak Moon tau kalau Soo Kyung belum sarapan dan menyodorkan sekantung penuh makanan. Ia tak tau kesukaan Soo Kyung, jadi ia membelikan beberapa macam. Soo Kyung shock melihat makanan yang banyak itu dan berkata sebenarnya apa saja tak masalah. Soo Kyung berterimakasih, ia akan memakannya. Hak Moon bertanya Soo Kyung pasti tidur awal semalam? Aku mengirim pesan, tapi tak ada balasan. Soo Kyung mengangguk tak enak, dan minta maaf. Hak Moon buru-buru berkata kalau itu tak masalah dan minta maaf sudah mengirim pesan saat Soo Kyung sedang tidur.


Soo Kyung minta Hak Moon makan juga. Hak Moon menolak, ia sudah makan tadi. Soo Kyung sedih, lalu bagaimana ini? Sayang jika dibuang karena aku tak bisa menghabiskannya.

“Jangan khawatir, aku akan menghabiskannya,” sahut Hak Moon.

“Tadi kau bilang kau sudah makan...”


Hahahaa, Hak Moon tertawa, ia hanya makan sedikit. Ia biasanya sarapan banyak. Hak Moon pun mengambil satu dan memakannya, dengan terpaksa sampe mau termuntah-muntah gitu.


Jin Yi keluar dari apartemen Soo Kyung menggendong Barassi. Dae Young juga keluar dan memanggil Jin Yi, kau menjaga Barassi hari ini? Jin Yi mengiyakan, kemarin dia sakit. “Aigoo Gae Bara, kau sudah merasa lebih baik?” sahut Dae Young sambil mengelus Barassi, “Itu sebabnya untukmu yang menanggungnya tanpa kata-kata, kau perlu asuransi. Apa Soo Kyung Noona sudah berangkat kerja? Aku perlu bicara dengannya lagi mengenai asuransi Gae Bara.”


Jin Yi tertawa dan memberitahu kalau Soo Kyung Unni sudah berangkat, Pengacara Kim menjemputnya. Dae Young terkejut, tapi diam saja. Jin Yi berbisik, kurasa Pengacara Kim menyukai Soo Kyung Unni. Dae Young kira ada apa, dia memendam cintanya selama 10 tahun, dia pasti menyatakan perasaannya kemarin. Jin Yi tak percaya, luar biasa! Jadi, apa sekarang mereka berkencan? Itu sebabnya mereka berangkat kerja bersama. “Wow, aku juga ingin melakukan itu bersama orang yang kucintai,” gumam Jin Yi melirik Dae Young.


Dae Young tak menanggapi, dan tersadar pasti itu arti mimpinya tadi. Jin Yi heran, mimpi apa? Dae Young menggeleng, dan berkata ia yang akan membawa Barassi. Dan mereka keluar bersama.


Hak Moon dan Soo Kyung sampai di parkiran dekat kantor. Hak Moon buru-buru turun, hendak membukakan pintu untuk Soo Kyung. Tapi Soo Kyung sudah membuka sendiri pintunya dan berterimakasih, berkatnya ia sampai dengan nyaman. Hak Moon berkata tak perlu, kedepannya, ia akan melakukannya setiap hari. Soo Kyung menolak, tak perlu. Tak apa-apa, jawab Hak Moon, lagipula aku lewat sana.


“Bukannya rumahmu berlawanan arah?” tanya Soo Kyung. Hak Moon jadi gugup dan mulai mencari alasan, ah aku mulai berolahraga dan lokasinya di dekat sana karena kudengar fasilitasnya bagus. Soo Kyung tau kalau Hak Moon sengaja menjemputnya, dan minta mereka bicara sebentar.


Soo Kyung dan Hak Moon duduk dengan canggung di coffee shop. Hak Moon meminum kopinya dengan gugup. “Pengacara Kim,” ucap Soo Kyung memulai pembicaraan. “Terimakasih banyak. Menyukai orang sepertiku selama leboh dari 10 tahun. Pasti tak mudah untuk menyatakannya. Jika aku menyukai seseorang, menyatakannya mungkin akan berat juga. Itu sebabnya aku mengerti betapa khawatirnya kau dan mengalami masa sulit lebih dari orang lain. Namun, aku tak bisa berkencan denganmu..”


Hak Moon yang tadinya senyum-senyum, langsung berubah ekspresinya. Kenapa Soo Kyung berkata seperti itu? Mereka belum pernah mencoba bertemu selayaknya pria dan wanita sebelumnya. Hak Moon minta diberikan kesempatan. Kau tau betapa beratnya bagiku jadi kau tak bisa langsung menolakku seperti ini. Biarkan aku mengubah hatimu. Satu bulan. Tidak, satu minggu. Jika masih terlalu sulit, maka satu hari saja. Meski hanya satu hari, kumohon beri aku kesempatan. Soo Kyung terpaksa mengangguk.


Dan omoo, ternyata ada Manajer Choi juga disitu. Ia mendengar semuanya dan merosot-merosot dari kursinya agar tak kelihatan mereka berdua. Klien yang sedang bertemu dengannya sampai terheran-heran. Setelah Soo Kyung dan Hak Moon pergi, baru Manajer Choi duduk tegak lagi, aku benar-benar tak  percaya, kupikir Pengacara Kim menyukai Jin Yi. Aku pasti sudah mati. Semua orang sudah mati. Hahaa.


Di kantor, Do Yeon sedang menata bunga di vas sambil bergumam sendiri, bukan Dae Young, tapi Pengacara Kim. Do Yeon mau berkonsentrasi lagi ke Hak Moon mulai sekarang. Hak Moon datang dan bertanya bunga ini untuk apa?


“Cantik kan? Kupikir kantor ini terlalu polos, jadi kubeli untuk memeriahkan,” jawab Do Yeon gembira dan akan memindahkannya ke ruangan Hak Moon. Hak Moon mencegahnya, biarkan saja di sini, kenapa hanya aku yang bisa melihat hal bagus ini? Do Yeon pun meletakkan kembali bunganya di meja, dan memainkan rambutnya, menggoda Hak Moon. Mau kuambilkan secangkir kopi? Hak Moon menolak, ia sudah minum tadi, dan langsung masuk ke ruangannya.


Do Yeon seperti biasa kegeeran, merasa Hak Moon tak ingin ia bekerja (dengan harus membuatkan kopi) dan minta Soo Kyung membuatkan kopi untuknya. Soo Kyung mengiyakan dan masuk ke pantry. Manajer Choi datang dan segera menyampaikan berita besar ke Do Yeon, Pengacara Kim suka pada Sekretaris Lee.


Do Yeon kaget “Apa? Dia menyukai..” Belum selesai ngomong, Manajer Jang buru-buru menutup mulut Do Yeon dengan tangannya. Do Yeon tak percaya, pasti kau sedang bermimpi. Tidak, jawab Manajer Choi, tadi aku mendengar dengan telingaku sendiri, dia menyatakan perasaannya. Do Yeon semakin kaget dan mendadak sedih, Pengacara Kim yang malang, bagaimana ini? manajer Choi tanya apa maksudnya Pengacara Kim malang? Orang paling malang adalah diriku, pikirkan saja jika Pengacara Kim dan Sekretaris Lee menikah, dia akan menjadi Nyonya. Manajer Choi panik, jika aku tau lebih awal, aku pasti memperlakukannya dengan baik.


Soo Kyung keluar pantry dan memberikan kopi untuk Do Yeon. Soo Kyung lanjut akan membersihkan meja, Manajer Choi segera mencegahnya, ia yang seharusnya melakukannya. Istirahatlah, aku sangat senang melakukan hal seperti ini dan mulai membersihkan meja. Do Yeon yang menatap Soo Kyung hanya bisa mengedikkan bahu.


Di ruangannya, Hak Moon merasa perutnya tak enak karena makan terburu-buru. Do Yeon masuk dan berkata tidak peduli seberapa besar dorongan di hatimu, kau seharusnya tidak begitu! Hak Moon tak mengerti. “Karena kau pikir hatiku kuberikan pada Dae Young, kau berkata aku akan berkencan dengan siapa saja,” jelas Do Yeon. Hak Moon semakin bingung, apa maksudmu?


“Kudengar kau menyukai Sekretaris Lee. Jika bukan karena aku, lalu apa alasannya? Luka yang akan dirasakan Sekretaris Lee, bagaimana dia akan mengatasinya?” lanjut Do Yeon khawatir. Hak Moon berdehem, ia tulus, ia menyukainya lebih dari 10 tahun. Do Yeon tertawa, tak percaya.


Hak Moon tak tau Do Yeon mendengarnya dari mana, tapi Sekretaris Lee belum menerima perasaanku, jadi jangan sampai ia tau kau mengetahui masalah ini dan membuatnya tidak nyaman. Ngomong-ngomong kau meyukai Go Dae Young-ssi kan? Selamat. Semoga lancar. Do Yeon hanya diam.


Di kamarnya, Dae Young berbaring sambil tertawa-tawa menonton video Soo Kyung. Jin Yi menelponnya. Dae Young menjawabnya, masih tertawa. Jin Yi tanya apa ada hal baik terjadi? Dae Young berkata ia sedang melihat video Soo Kyung Noona mendengkur saat dirawat di RS. “Ooh, kau belum menghapusnya?” tanya Jin Yi. Tentu saja, jawab Dae Young, air mataku sampai keluar karena aku sangat menyukainya.


“Tidakkah sebaiknya kau menghapusnya?” tanya Jin Yi lagi. Jika Pengacara Kim tau, ia tak akan menyukainya. Melihat video kekasih orang lain sangat aneh. Dae Young berhenti tertawa. Aku tak akan senang jika ada orang menonton videomu, lanjut Jin Yi. Dae Young kaget, apa? Jin Yi buru-buru berkata tak apa-apa. 


Dae Young tau mungkin ini akan membuat Pengacara Kim merasa tidak nyaman, ia akan mengapusnya. Jin Yi mengajak Dae Young makan siang bersama, ia ke klinik dengan Barassi, tapi ia harus menunggu karena sedang jam makan siang. Dae Young melihat jamnya, dan mengiyakan, ia ada waktu sebelum bertemu dengan klien.


Dae Young pun langsung keluar kamar, masih menelpon Jin Yi dan bertanya kau ingin makan apa? Tapi, ada seseorang di tangga darurat yang keluar begitu Dae Young pergi. Dae Young merasa ada yang mengawasinya dan langsung menyerang orang itu. Dan ternyata orang itu... Ahjussi laundry! Si Ahjussi langsung kesal pada Dae Young, apa apa denganmu? Aku berkeliling untuk mengambil laundry. Dae Young tanya kenapa tak menggunakan lift? Ahjussi berkata lift tak berfungsi karena sedang ada pemeriksaan dan super kesal pada Dae Young.



Dae Young minta maaf, ia merasa ada yang mengawasinya beberapa hari ini, apa ada yang sakit? Ahjussi kesakitan, iyalah dibanting Dae Young gitu. Dae Young tanya apa Ahjussi sudah selesai mengambil laundry? Ia harus berganti baju. Hahaa, Ahjussi langsung pengen mukul Dae Young.

Bersambung ke Part 2

Komentar:
Akhirnyaaaaa, OTP kita mulai keliatan juga siapa. Soo Kyung kan emang udah suka Dae Young. Nah, di episode ini giliran Dae Young yang mulai cemburu-cemburu gitu sama Soo Kyung. Aiiiih, suka deh! :")