Sunday, May 24, 2015

Sinopsis Falling for Innocence Episode 15 Part 2


Min Ho merasa aneh karena Joon Hee terus memakai jam itu. Woo Shik berpikiran itu karena tak ada yang akan tau kalau ada bekas darah di situ. Seolah tau keheranan Min Ho, Joon Hee mengingat bagaimana Soon Jung memberikan jam yang ia pakai saat kejadian. Saat mereka masih berteman baik, Soon Jung memberikan jam itu sebagai hadiah atas promosi Joon Hee menjadi direktur departemen legal.


Joon Hee langsung suka saat melihatnya, ini handmade kan? Soon Jung tersenyum membenarkan. Joon Hee tak enak, ini pasti mahal. Soon Jung menggeleng, lagipula Joon Hee sudah memberinya pena bagus sebagai hadiah. Soon Jung memberikan jam dengan makna agar Joon Hee bisa memanajemen waktu dengan baik sebagai direktur, dan lagi ia sangat senang saat tau Joon Hee diangkat jadi direktur. Joon Hee tersenyum berterimakasih, ia akan memakainya di pertemuan penting minggu depan. Soon Jung tak yakin, jam itu terlalu casual. Joon Hee tak setuju, ia hanya akan memakai jam itu di hari yang penting dan di hari yang memberi kemenangan. Mereka lalu tertawa-tawa. Oh well, rasanya aneh liat Soon Jung ketawa sama Joon Hee..


Ingatan itu membuat Joon Hee tak jadi mengenakan jam itu, dan memilih jamnya yang lain. Huft, seandainya dia tau itu jam aslinya dari Dong Wook..


Ji Hyun mendengar kalau hari ini 500.000 unit produk sudah dikembalikan. Dan tiga hari lagi adalah waktu jatuh tempo, saatnya Hermia akan bangkrut. Ji Hyun pun mengganti panggilan direktur untuk Joon Hee menjadi Chief Direktur, karena CEO Gold Partners yang menyukai strategi Joon Hee mengangkatnya menjadi Chief Direktur Asia. Dan saat Hermia bangkrut, Joon Hee-lah yang akan menjadi manager legal.


Joon Hee tertawa tak percaya, ia tak berpikir sejauh itu. Ji Hyun memberi selamat, Joon Hee pantas mendapatkannya karena sudah melakukan kerja bagus sejauh ini. Jabatan sebagai Chief Direktur Asia dari perusahaan finansial terbesar, membuat bahu Joon Hee terasa berat lagi. Tapi ia berjanji akan membayar semuanya dengan kerja dan hasil yang bagus. Ji Hyun tersenyum mengiyakan, tapi saat Joon Hee bangkit, senyum itu hilang.


Min Ho menemui dr. Jo untuk hasil tesnya kemarin. Dr. Jo berkata kalau flu, radang tenggorokan, mimisan dan pusing yang dialami Min Ho bukan gejala penyakit biasa, itu adalah tahap pertama dari sindrom penekanan pernafasan. Sistem imun Min Ho mulai menolak transplantasi, dan Min Ho harus menjalani perawatan intensif sekarang juga.

 
 

Min Ho terdiam, bukankah pengobatan sekarang sudah semakin baik? Dr. Jo menggeleng, tak sesederhana itu. Ini bukan penolakan sistem imun sederhana, tapi tubuh Min Ho sudah membentuk antibodi yang melawan jantung baru Min Ho. Atau dengan kata lain, 1% kesempatan untuk transplantasi jantung yang sukses sudah ditolak oleh tubuh Min Ho sekarang. Min Ho dalam kondisi bahaya dan sekarang juga harus dirawat intensif. Dari tanda vital, fungsi jantung Min Ho juga sudah berkurang drastis, dan akan semakin buruk seiring berjalannya hari. Jika Min Ho terus memaksa dirinya, suatu hari ia akan terkena shock, dan dalam kondisi koma, hidup Min Ho akan dalam bahaya.


Meski dr. Jo meminta Min Ho tetap kuat, Min Ho tetap sangat terpukul. Ia ingat Soon Jung yang terus menangis dan berterimakasih karena ia tetap hidup setelah mendapat pukulan di kepala. Juga janjinya kalau ia tak akan pernah pergi meninggalkan Soon Jung. Hidupnya dulu saat ia tinggal punya waktu 1 bulan lagi. Juga Soon Jung yang tersenyum berkata kalau sakit dan kesedihan, mereka bisa merasakannya karena mereka hidup. Semua pikiran itu membuat Min Ho menyebrang jalan yang ramai tanpa sadar.


Min Ho pulang, dan sudah ada Soon Jung yang tersenyum menunggunya. Min Ho tak menjawab saat Soon Jung bertanya dirinya dari mana saja. Menurut Soon Jung, hari ini Min Ho tampak seperti tak punya kekuatan. Min Ho beralasan itu karena ia kehabisan obat, lalu memeluk Soon Jung. Soon Jung lah obatnya.


Di rumah Min Ho, Soon Jung ingin menulis semua hal yang harus mereka lakukan bersama. Min Ho heran, “Kenapa? Apa biar kau bisa mengomeliku kalau aku tak bisa melakukan setiap hal di situ?” Soon Jung tertawa, Min Ho pernah berkata kalau manusia terus melupakan cinta dengan alasan pekerjaan dan terus menundanya ke lain waktu. Menurut Soon Jung itu sangat menyentuh, meski mereka tak bisa mewujudkannya, PR mereka adalah untuk mencintai. Jadi untuk hal-hal yang berarti, mereka harus menulis dan mengingatnya.


Tiba-tiba Min Ho jadi terpikir soal ayahnya. Ayahnya juga membuat daftar tempat yang ingin ia kunjungi saat libur bersama Min Ho dan ibunya. Setelah ayahnya membuat daftar itu, membayangkan pergi kesana saja sudah membuat Min Ho sangat bahagia. “Jadi kau pergi ke semua tempat itu?” tanya Soon Jung. Min Ho menggeleng, mereka bahkan tak bisa pergi ke satu tempat pun karena satu bulan setelahnya, kedua orangtuanya meninggal. Mungkin itu karena mereka ingin hidup lebih lama, dengan membuat alasan untuk hidup, mereka merasa akan terus bisa hidup.


Soon Jung beranggapan lain, itu juga bisa berarti kalau cinta tak akan berakhir sampai hari terakhir. Ia pernah mendengar kalau alasan kenapa banyak orang meninggal karena serangan jantung adalah karena.. patah hati. Bukankah ayah Min Ho juga pernah mengatakannya, jika tak ada cinta, kita tak benar-benar hidup. Mungkin sampai akhir, ayah ingin Min Ho mencintai sebaik yang ia bisa, bukankah begitu?


Min Ho tersadar, ia sudah melupakan itu. Ia pernah berjanji pada ayahnya kalau tak peduli betapa sulitnya, cinta tak akan menghentikannya tersenyum. Soon Jung tersenyum, lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan duluan? “Hukuman spesial untukku?” saran Min Ho. Soon Jung tak mengerti maksudnya, tapi Min Ho akan menjelaskannya nanti. Sekarang.. bagaimana kalau mewarnai rambut Ahjussi Ma dulu? Soon Jung setuju. Apalagi Min Ho pakai acara menirukan suara Ahjussi Ma persis sama sampai Soon Jung tertawa. Hahaa, Min Ho ah, tetep aja usil..


Min Ho tetap mengantar Soon Jung pulang, meski Soon Jung terus berkata tak perlu. “Apa ada pria yang tidak mengantar pulang pacarnya?” sahut Min Ho. Soon Jung berkata itu karena Min Ho tak tampak baik, jadi Min Ho harus mendengarkannya. Pulang dan istirahat, Min Ho perlu menyimpan energi untuk besok. Min Ho akhirnya menurut, tapi ia ingin melihat Soon Jung masuk dulu. Soon Jung mengeluh tapi senang karena ia benar-benar tak bisa menghentikan Min Ho. Soon Jung lalu naik setelah berpesan agar Min Ho terus pulang, minum obat, dan tidur dengan nyenyak.


Min Ho memandangi punggung Soon Jung yang menjauh, ‘Malam itu, di tangga ini, mengapa air mata mengalir? Mengapa kau tampak seperti akan pergi jauh dariku?


“Soon Jung-ah!” panggil Min Ho yang lalu berlari menyusul Soon Jung.. dan menciumnya.


Wendy akan mencoba masuk ke apartemen Joon Hee, tapi Woo Shik malah mengikutinya dengan kostum mencurigakan dan mengganggunya. Haha, ini cara nyamar Woo Shik bikin inget Kotoko deh *OOT*. Selagi Wendy berusaha membuka pintunya, Woo Shik bertugas mengawasi sekitar. Belum juga pintunya terbuka, Joon Hee datang dan membuat mereka panik.


Terlambat untuk melarikan diri, jadi apa boleh buat.. Wendy mengunci Woo Shik di tembok dan menciumnya agar wajah mereka tak terlihat. Joon Hee tak ambil pusing dengan pemandangan di depannya, dan masuk apartemennya.


Tak berhasil mendapatkan apa-apa, Wendy dan Woo Shik malah minum-minum. Woo Shik yang tak percaya Wendy menciumnya sudah mabuk duluan. Wendy hampir gila, bagaimana mereka bisa mendapatkan jam itu? Woo Shik tertawa aneh dan berkata ingin buang air.

 
 

Paginya,Woo Shik terbangun dengan kepala pusing dan badannya yang hanya tertutup selimut. Woo Shik langsung menangis heboh, berpikir Wendy melakukan sesuatu padanya. Wendy kesal, dia sudah banyak menderita karena Woo Shik kemarin. Woo Shik semakin heboh, ia pria yang masih murni. “Kau kencing di celana, dasar pria memalukan!” sembur Wendy kesal. Ia menderita karena harus mencuci celana Woo Shik, huahahaa, couple ini ampun dah!


Wendy ke kantor polisi dan langsung dapat omelan dari atasannya. Aksinya di apartemen Joon Hee kemarin tertangkap CCTV, dan Joon Hee sedang melaporkannya sekarang. Wendy beralasan ada bukti penting di dalam. Atasannya makin kesal, dan menskorsnya selama 2 bulan. Selama itu Wendy harus diam dan jangan melakukan apapun. Wendy tak terima, 2 bulan?


Min Ho harus menerima terapi lagi, dan itu membuatnya semakin pucat dan pusing. Menurut dr. Jo, terapi tahap kedua ini prosesnya sama dengan dialisis. Setelah terapi, Min Ho harus ingat kalau ia akan sangat lelah sepanjang hari. Dan perjuangan ini harus Min Ho lakukan 3 kali dalam seminggu. Min Ho tak boleh kelelahan sekarang, dan harus tetap kuat. Dr. Jo menguatkan, sakit ini hanya bisa Min Ho rasakan karena ia hidup.

 
 

Min Ho minta dr. Jo mengatakan probabilitasnya bisa bertahan hidup saja. Dr. Jo dengan berat mengatakan kalau kesempatan hidup atau mati Min Ho adalah 50%. Ini sama dengan kesempatan 1% Min Ho dulu, hidup atau mati.. Min Ho yang memutuskan.


Min Ho memohon, benar-benar memohon agar dr. Jo menyelamatkannya. Sekarang ia punya alasan untuk hidup. “Jadi Ahjussi, tolong selamatkan aku,” Min Ho terus memohon berulang kali, sampai dr. Jo mengangguk. Huaaa, Min Ho-ya, you have to live healthy, please don’t make me sad.


Min Ho yang lemah setelah terapi, harus mendengar berita di TV tentang Hermia yang di ambang kebangkrutan. Dan Lee Joon Hee yang akan menjadi Direktur legal untuk mengurus kebangkrutan Hermia.


Kabar itu membuat semua sedih, Mi Ru dan Yoo Mi sampai terus menangis. “Kenapa kalian sangat sedih? Kita sudah memperkirakannya,” hibur Min Ho yang baru saja datang. Ia langsung memanggil para direktur, dan berkata kalau besok Hermia akan bangkrut. Min Ho yakin proses pengadilan akan berjalan lancar, tapi Direktur Yoon pesimis, Gold Partners sudah mempengaruhi semua orang di pengadilan, termasuk hakim untuk ada di sisi mereka. Meski bagaimanapun mereka harus terus mencobanya.


Min Ho berkata satu-satunya yang tersisa adalah dirinya, meski mereka menyuruhnya turun sekarang, ia akan pergi dengan melindungi 4500 karyawan mereka. Itu tak mudah, tapi itulah yang terbaik yang bisa Min Ho lakukan.


Soon Jung menghampiri Min Ho yang merenung sendirian di ruangannya. “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya. Min Ho meraih tangan Soon Jung, hari ini sangat melelahkan karena banyak hal. Besok, Hermia mereka akan bangkrut. Soon Jung mengiyakan, dan 4500 karyawan harus menyiapkan diri mencari pekerjaan lain. Besok, semua saham Min Ho akan hilang, jaksa juga akan memanggilnya karena kelalaian profesional atau apapun mereka menyebutnya. Jadi Min Ho mengingatkan Soon Jung lagi kalau ia sudah tak punya uang sepeserpun, dan akan menjadi mantan narapidana, “Meskipun begitu, apa kau masih bisa mencintaiku?”

 
 

“Saat Presiden Roosevelt tiba-tiba menjadi cacat, dia bertanya pada istinya, ‘Kakiku akan membuatmu tak nyaman selama sisa hidupku. Apa kau masih bisa mencintaiku?’ Lalu istrinya menjawab, ‘Apa aku hanya mencintai dua kakimu?’” jawab Soon Jung.


Min Ho tersenyum. Soon Jung memeluknya, mereka sudah berjanji akan terus saling mencintai meskipun itu melelahkan dan sulit. Min Ho membenarkan, mereka yang sudah mengalami hari sangat melelahkan, haruskah mereka dapat hadiah? Soon Jung penasaran, hadiah seperti apa?


Hadiah itu adalah kencan mereka yang tertunda. Min Ho menunggu Soon Jung yang datang ke rumahnya dengan senyum lebar. Dan sepanjang jalan, mereka terus tersenyum sambil bergandengan tangan. Tak lama mereka sampai di danau tempat fishing date mereka.


Kim Soon Jung, aku punya sebuah pengakuan sekarang. Hari itu, aku berpura-pura tak terjadi apa-apa, tapi aku sangat takut, khawatir, dan sedih.


Mereka menyiapkan umpan. Tapi Min Ho malah takut dan membuat Soon Jung melakukan semuanya sambil mengomel, “Kau bahkan tak bisa melakukan ini dan kau mengajak memancing!” Min Ho berdalih kalau seorang pria mengajak wanita pergi memancing, memangnya mereka hanya pergi menangkap ikan? Soon Jung terpancing, lalu apa yang mereka lakukan? Min Ho senang karena Soon Jung penasaran dan akan menunjukkannya. Tapi Soon Jung malah tertawa-tawa dan terus menghindar.

Untuk mencoba sekuat mungkin untuk berpura-pura aku tak tau semua hal yang akan terjadi besok. Kupikir aku tertawa terlalu kuat.


Mereka memancing. Melempar batu ke danau. Memasak ramen, dengan ciuman Soon Jung sebagai appetizernya. Mereka tertawa-tawa bahagia.

Setiap hari yang tak ada hal luar biasa, waktu yang kuhabiskan bersamamu benar-benar spesial dan berharga.

 
 

Kau yang seperti bunga. Waktu yang seperti bunga. Momen seperti itu terlalu berharga untuk dibiarkan hanya berlalu begitu saja.

 
 

Soon Jung bermain-main dengan bunga dengan Min Ho yang terus tersenyum memandanginya. Bunga itu dirangkai menjadi mahkota, dan tangan mereka tergenggam di dalamnya. Soon Jung bersandar ke bahu Min Ho dengan damai. Tapi perlahan, pandangan Min Ho mulai kabur.


Momen itu masih terasa suram dan samar.. Soon Jung-ah.


Komentar:
One more to go, and bye Kang Min Ho, my favorite character ever. Huaaaaa..

Sinopsis Falling for Innocence Episode 15 Part 1


Min Ho terkapar setelah kepalanya dipukul orang suruhan Joon Hee. Buruknya lagi, orang itu tak sendirian, seorang pria berbaju hitam terang-terangan mengambil memory card itu dari saku celana Min Ho. Dalam keadaan lemah, Min Ho berusaha mencegah, tapi percuma karena kedua orang itu lalu kabur. Soon Jung yang menghampiri Min Ho dalam keadaan panik tak lagi peduli dengan orang-orang itu. Ia berteriak minta tolong.


Di ambulance, Soon Jung terus menggenggam tangan Min Ho yang tak sadarkan diri. Soon Jung sangat takut. Di RS saat Woo Shik datang, Soon Jung hanya terus bertanya khawatir, “Bagaimana ini.. Daepyo-nim.”


Wendy kaget saat tau Kapten Hook diserang. Ia bisa menebak kalau pelakunya sama dengan yang menyerang Noh Young Bae. Young Bae bertanya khawatir tentang memory cardnya, apa mungkin itu dicuri? Wendy merasa sepertinya begitu. Ia lalu minta Detektif Jo menyiapkan surat pencarian dan penggeledahan untuk mobil Joon Hee, karena mereka sudah mendapatkan kesaksian Young Bae.


Memory card itu sampai di tangan Joon Hee. Dan untuk menghilangkan bukti, barang itu ia lempar ke jalanan di bawahnya.


Wendy sama sekali tak membuang waktu. Ia menghentikan mobil Joon Hee untuk memeriksanya berkaitan dengan pembunuhan Ma Dong Wook. Detektif Jo sudah memotret nomor rangka mobil, tapi angka yang ia dapatkan sama sekali berbeda dengan yang didaftarkan. Wendy senang, itu artinya Joon Hee harus ikut mereka ke kantor polisi. Joon Hee hanya tersenyum dingin, tanpa terlihat takut.


Soon Jung yang benar-benar khawatir tak mengerti siapa orang-orang yang menyerang Min Ho. Woo Shik mencoba bercanda kalau orang yang membenci Min Ho banyak, untung saja kepalanya tak dipukul sepanjang waktu. Tapi percuma, Soon Jung tetap khawatir, “Ia tak dalam bahaya kan?” Woo Shik yakin Min Ho akan baik-baik saja, dia terlahir dengan keberuntungan terbaik di dunia, jadi Soon Jung tak perlu khawatir.

 
 

Dokter lalu keluar dan mempersilakan mereka masuk. “Siapa.. kau?” tanya Min Ho yang masih lemah begitu melihat Soon Jung. Woo Shik berusaha menjelaskan kalau wanita itu adalah orang yang sangat dekat dengan Min Ho. “Wanita secantik ini.. kau bilang dia dekat denganku?” tanya Min Ho. Woo Shik mengiyakan, dia yang melakukan semuanya untukmu. Min Ho tak ingat bagaimana ia hidup, tapi ini luar biasa. Woo Shik tertawa mengiyakan.

“Tapi lalu.. siapa kau?” tanya Min Ho pada Woo Shik. Woo Shik yang sudah tau itu hanya akting langsung menjawab kalau ia ayah Min Ho, dan langsung dapat hadiah pukulan di pipi dari Min Ho yang kesal, hahaha. Min Ho memukul Woo Shik kesal karena Soon Jung hampir saja tertipu.



Tapi Min Ho terdiam saat melihat Soon Jung yang malah menangis dan berterimakasih karena Min Ho baik-baik saja dan tetap hidup. Soon Jung berterimakasih berkali-kali, ia khawatir Min Ho tak akan kembali. 


Saking leganya, Soon Jung menangis tersedu-sedu sampai terduduk di lantai. Min Ho merasa bersalah sudah berbohong, dan hanya membelai kepala Soon Jung yang terus menangis. (wow, SW-nim daebak! Dia tau aja kalo pada khawatir Min Ho amnesia, jadi dibikinnya amnesia.. tapi boongan, hahaha)


Di taman, Min Ho menyodorkan sekotak tisu untuk Soon Jung yang belum juga berhenti menangis. Min Ho tak mengerti, memangnya ia mau kemana sampai Soon Jung jadi seperti ini? Dan lagi, kenapa Soon Jung menirunya? Soon Jung sudah mengatakan hal yang ia ingin katakan. Ialah yang hatinya patah karena berpikir Soon Jung tak akan kembali, apa Soon Jung tau berapa banyak waktu ia tak bisa bertahan? Tapi di depan Woo Shik, Soon Jung membuatnya kehilangan kharisma sebagai CEO karena ia menjadi pria yang membuat seorang gadis menangis.

 
 

Soon Jung hanya minta maaf. Mulai sekarang Soon Jung tak boleh pergi kemanapun, Min Ho tak akan melepaskannya. Soon Jung mengangguk. Karena Soon Jung sudah membuatnya menderita selama ini, Min Ho akan mencereweti Soon Jung di sampingnya sampai ia mati. Soon Jung mengangguk. Soon Jung harus tinggal di sisi Min Ho selama 24 jam dan ia akan selalu menggenggam tangan Soon Jung dan tak akan melepaskannya. Soon Jung harus ada di sampingnya saat ia makan, juga saat tidur. Soon Jung mengangguk. Min Ho akan mengomeli Soon Jung sampai ia mati dan membuat Soon Jung merasa bersalah sampai akhir hidupnya. Soon Jung mengangguk lagi.

“Meskipun aku tak tau bagaimana hal lain akan terjadi, aku akan berjanji satu hal padamu. Aku tak akan meninggalkanmu dan pergi kemanapun. Jadi jangan menangis.”


Min Ho memeluk Soon Jung. Tapi dipeluk begitu, Soon Jung malah menangis tersedu-sedu lagi. Min Ho hanya tersenyum, tau kalau Soon Jung sangat khawatir karenanya. Btw Min Ho-ya, itu posisinya kagak pewe banget ya? Hahaa.


Wendy menginterogasi Joon Hee dan Young Bae di ruangan yang sama. Joon Hee tentu masih yakin ia tak bersalah, dan malah berkata Young Bae kehilangan akan sehat karena kepalanya terluka sampai melakukan hal tak berguna. Young Bae tentu tak terima. Wendy minta keduanya berhenti, ia akan melakukannya pelan-pelan, karena bagaimanapun Joon Hee tak akan lolos lagi kali ini.

Joon Hee justru minta Wendy menjaga kata-katanya, ia adalah orang yang dinyatakan bersih dari tuduhan. Wendy berkata Joon Hee sudah banyak melakukan hal kotor, tapi Joon Hee bersikap seolah tak mengerti apa yang Wendy bicarakan. Wendy kesal, mobil Joon Hee palsu. Nomor serinya berbeda dengan registrasi, dan lagi mereka menemukan bekas pengelasan di plat mobilnya.


“Lalu kenapa?” tanya Joon Hee tanpa takut sedikitpun. Menurut hukum regulasi mobil, hukumannya hanya 1 tahun penjara dan denda 3 juta won. Ia hanya perlu pergi ke divisi mobil ilegal dan menerima hukumannya di sana. Joon Hee malah menantang Wendy membawa mobil yang digunakan saat kejadian, atau bawa bukti kalau ialah yang membunuh Dong Wook.

“Kau sudah menghancurkannya!” teriak Wendy marah. Lagi-lagi Joon Hee tatap tenang, ia membuang mobilnya, atau ia pelakunya adalah dua hal yang berbeda. Sekarang gantian Young Bae yang berteriak kalau ia melihatnya. Ia melihat jelas Joon Hee menabrak Dong Wook dan yang terjadi setelahnya.

“Hyung-nim, apa mungkin kau membunuhnya dan sekarang melempar kesalahan padaku?” tanya Joon Hee. Young Bae bilang ia yang membunuhnya, tapi kenapa hanya ada saksi yang melihat mobil Young Bae, tapi bukan mobilnya. Hal yang sama dengan kasus bahan berbahaya, ia anggap kesalahan hanya ditimpakan padanya padahal Young Bae-lah pelakunya. Dan juga, orang yang ingin Dong Wook ungkap kejahatannya, bukan ia, tapi Young Bae.

 
 

Young Bae marah dan mencengkram kerah baju Joon Hee. Wendy minta mereka berhenti, mereka akan di sini semalaman, meski hanya dengan pengakuan Noh Young Bae dan nomor seri mobil Joon Hee, mereka masih mungkin menuntut Joon Hee.


Tapi itu sulit, atasan Wendy memberi perintah agar Joon Hee dilepaskan. Wendy tak percaya dan mengatai atasannya gila, terlalu banyak bukti kenapa ia harus dilepaskan? Atasannya berkata jaksa yang memegang kasus ini sudah diganti dan meminta mereka melepaskannya. Alasannya, karena mereka terus menggali kasus yang sudah ditutup. Wendy benar-benar tak percaya,  ia tak bisa melakukannya, “Kau memintaku melepaskannya? Apa kau bahkan tak merasa bersalah pada Ma sunbae?” Atasannya menyuruh Wendy segera menemukan buktinya, ia juga ingin menangkap pembunuh Dong Wook. Tapi apa boleh buat, peraturan negara memang seperti itu. Wendy yang super kesal sampai memukul tembok di belakangnya.

 
 

Saat keluar, Joon Hee dengan menyebalkannya minta Wendy hati-hati lain kali kalau tak ingin diinvestigasi untuk investigasi berlebih. Wendy yang masih kesal berkata kalau saat itu Dong Wook masih hidup. Noh Young Bae yang mengatakannya, dia bilang Dong Wook mendengar semua yang Joon Hee katakan. Bahkan bagian saat teman baiknya menyuruh Young Bae meninggalkannya sendirian. Wendy merasa sangat kasihan pada Dong Wook, karena itu ia akan menangkap Joon Hee dan menjebloskannya ke penjara. 


Joon Hee tak terintimidasi, malah mempersilakan Wendy melakukannya.. jika bisa. Sangat menyenangkan bagaimana cara membuktikan delusi Noh Young Bae menjadi nyata.


“Apa kau baik-baik saja?” tanya Soon Jung yang sudah berhenti menangis. Min Ho tersenyum, banyak hal yang mengejutkannya hari ini, kepalanya nyaris meledak, dan Soon Jung-nya kembali. Itulah kenapa ia membutuhkan obatnya, ujar Min Ho sambil menggenggam tangan Soon Jung. Sebagai hukuman, Soon Jung harus mengiyakan apapun yang Min Ho katakan mulai sekarang. Soon Jung mengiyakan.

 
 

Min Ho: “Aku sangat tampan kan?” Soon Jung tersenyum mengiyakan.
Min Ho: “Kau harus tetap di sisiku sampai aku tertidur.” Soon Jung mengiyakan.
Min Ho: “Saat aku bangun di pagi hari, kau akan ada di sisiku?” Soon Jung juga mengiyakan.
Min Ho: “Sampai aku mati, kau akan tetap di sampingku?” Soon Jung mengiyakan lagi.
Min Ho: “Kau juga mencintaiku, kan?” Soon Jung terdiam sebentar, tapi lalu mengiyakan dengan pelan.


Dr. Jo mendapat laporan kalau ada masalah dengan jantung Min Ho, tekanan darah dan saturasi oksigennya tak normal. Penolakan imunnya sangat parah, perlu segera dilakukan biopsi jantung baru Min Ho dan mereka harus mengecek dinding arterinya lagi. Dr. Jo terkejut.


Min Ho sudah boleh pulang, dan Soon Jung membantunya bersiap. Dr. Jo datang dan langsung berkata setelah jantung, apa Min Ho mau mengganti kepalanya juga? Kenapa Min Ho malah berkeliaran dan celaka? Min Ho malah menyalahkan Dr. Jo, karenanya ia harus menunda kepulangannya dari RS. Semuanya sudah normal, kenapa harus melakukan tes ulang?

Dr. Jo beralasan mereka harus mengecek seberapa kaget jantung Min Ho karena kepalanya terpukul, haha. Jadi Min Ho harus datang dalam minggu ini saat hasilnya keluar. Bukannya menjawab, Min Ho malah mengenalkan Soon Jung sebagai pacarnya. Dr. Jo setengah kesal karena Min Ho tiba-tiba mengubah topik.

 
 

“Ahjussi, aku akan berkencan dengannya, menikahinya, dan punya beberapa anak juga,” ujar Min Ho senang. Dr. Jo tertawa, Min Ho bukan anak TK, apa kau menikahinya hanya karena berkencan dengannya? Ia lalu menebak Soon Jung pasti sudah lelah pada Min Ho. Soon Jung mengiyakan, sedikit, haha. Min Ho hanya menggoyang-goyangkan tubuhnya seperti anak kecil yang terlalu senang. Dr. Jo terdiam melihat kebahagiaan mereka, tak sampai hati menyampaikan kondisi Min Ho yang sebenarnya.


Min Ho dan Soon Jung keluar bergandengan tangan dengan bahagia, tapi berita di TV tentang Hermia menghentikan mereka. Soon Jung mengeluh, dan Min Ho mengatainya seperti seorang pria tua, “Ayo senyum. Kita tak punya waktu untuk bersedih.” Soon Jung mengiyakan dan tersenyum.


Di lift kantor, mereka masih bergandengan tangan, meski Soon Jung merasa sedikit tak nyaman. Min Ho malah menggenggam tangan Soon Jung makin erat, sudah ia bilang ini hukuman. Dan lagi tak ada siapapun di sini, jadi Soon Jung tak perlu khawatir. Soon Jung tetap khawatir, “Tapi bagaimana kalau seseorang melihat ki...” Cup. Min Ho yang kesal langsung menciumnya sebagai hukuman tambahan. Kalau Soon Jung terus bandel, ia akan menambah hukuman spesial.

 
 

“Hukuman spesial? Apa yang kau bicarakan?” tanya Soon Jung yang membuat Min Ho beranggapan Soon Jung menginginkannya. Min Ho langsung mengunci posisi Soon Jung di pojok lift, dan bersiap menciumnya lagi. Soon Jung tertawa menghindar. Tepat saat itu lift terbuka, Joon Hee yang ada di sana melihat posisi aneh mereka. Min Ho sengaja menggenggam tangan Soon Jung, lalu berkata kalau ada yang ingin ia bicarakan dengan Joon Hee.


Di ruangan Joon Hee, Min Ho menunjuk luka di kepalanya, hadiah dari Joon Hee kemarin. “Apa maksudmu? Aah, kudengar kau dipukul dengan tongkat besi di siang hari bolong,” ujar Joon Hee, tentu tak mengakui itu perbuatannya. Tentu banyak orang yang menginginkan kepala seorang serial killer, makanya Min Ho harus hidup dengan tenang.


Min Ho malah tersenyum dan berterimakasih. Joon Hee heran, “Apa sekrupmu lepas setelah dipukul di kepala?” Min Ho berterimakasih, karena Joon Hee, Soon Jung datang padanya. Kepalanya terpukul karena Joon Hee, tapi hal berikutnya yang ia tau adalah Soon Jung kembali padanya. Joon Hee tersenyum sinis, menyuruh Min Ho menikmatinya selagi bisa, minggu depan adalah jatuh tempo utang. Bisnis baru sudah terhenti, dengan uang apa Min Ho berencana membayarnya? Jika Min Ho tak bisa membayarnya, Hermia akan langsung bangkrut. Jika bangkrut, semua aset milik Min Ho di perusahaan akan terbuang sia-sia, Min Ho akan jatuh tanpa uang sepeser pun. Dan jika Min Ho diinvestigasi soal kelalaian profesional, Min Ho juga akan menjadi mantan narapidana. Lalu cintamu.. sejauh apa itu akan bertahan?


Min Ho justru kasihan pada Joon Hee. Joon Hee hidup tanpa bisa meraih sesuatu, tapi hanya seperti seseorang yang hidup dengan mengambil sesuatu dari orang lain. “Apa pernah ada kesenangan dan kebahagiaan dalam hidupmu?” tanya Min Ho. Joon Hee yang hatinya beku tentu tak tersentuh dan berpikir itu efek karena kepala Min Ho dipukul, “Bagaimana bisa kau berani mengasihi seseorang dalam situasimu sekarang ini?”


Joon Hee memperkirakan ratusan ribu produk akan dikembalikan, bahkan tak akan ada jawaban dengan satu atau dua Nenek bubur kacang merah. Joon Hee hanya mengucap semoga berhasil, lalu bangkit.


Teman-temannya senang Soon Jung kembali, meski Mi Ru menggoda Soon Jung yang seperti jual mahal. Woo Shik memukul Mi Ru kesal, tapi lalu berkata ia senang Soon Jung kembali dan mengeluhkan Presdir gila yang selalu menyulitkan mereka selama Soon Jung pergi. Soon Jung heran, “Presdir gila?” Tapi Woo Shik tak mau menjelaskan lebih lanjut. Yoo Mi tak mengerti siapa yang tega menyakiti Presdir mereka. Woo Shik langsung beralasan pasti banyak orang yang mengincar serial killer, polisi sudah menginvestigasinya jadi jangan khawatir.


Min Ho yang baru datang menghampiri Woo Shik, “Ayah, kenapa kau sangat bahagia?” Ia terus memanggil Woo Shik dengan sebutan ‘Ayah’ dan menyuruhnya meminta direktur-direktur datang ke ruangannya. Saat Min Ho masuk ruangannya, baru Woo Shik menjawab pelan, “Ya, Nak.” Huahahaa, they’re so funny!


Min Ho bertanya seberapa buruk kondisi perusahaan saat ia tak ada. Direktur Yoon berkata kalau produksi sudah berhenti total. Perusahaan distribusi mengembalikan produk mereka. Produk yang sudah diekspor juga akan dikembalikan. Bahkan departement store yang sedang negosiasi kontrak menolak menerima mereka. Perusahaan distribusi yang sudah tandatangan kontrak juga membatalkannya. Produk mereka di toko tak terpakai, dan pengembaliannya akan mencapai 200.000 hari ini. Di akhir minggu, 400.000 lainnya juga akan dikembalikan. Tak ada cara untuk mengatasi jatuh tempo utang mereka. Minggu depan, perusahaan akan bangkrut.


Min Ho mengerti, mari kita lihat sampai akhir. Sekarang mereka akan mengubah sistem untuk rencana menghadapi kebangkrutan.


Soon Jung masih ada di sana saat akhirnya Min Ho selesai dengan meeting estafetnya. Min Ho senang, Soon Jung pasti menunggunya. Tapi tiba-tiba kepala Min Ho terasa sangat sakit, yang ia pikir efek pukulan kemarin. Soon Jung jadi khawatir, apalagi Min Ho juga demam tinggi. Min Ho meraih tangan Soon Jung ke wajahnya, lalu menyalahkannya, semua ini karenamu.


Di rumahnya, Min Ho terus mengamati Soon Jung yang menyiapkan bubur untuknya, sampai Soon Jung grogi. Min Ho hanya merasa kagum karena Soon Jung ada di hadapannya. Soon Jung tersenyum malu, tak ada yang spesial dengan itu. Min Ho menggenggam tangan Soon Jung, dan respon yang ia dapat, “Apa yang kau lakukan?” Min Ho sudah bilang kalau ini hukuman, jangan pernah melepaskan tangannya. Tak peduli betapa sibuknya, mereka harus saling menggenggam tangan seperti ini selama satu jam dalam sehari. Manusia selalu melupakan cinta dengan alasan pekerjaan. Mereka akan selalu bilang, akan ada lain waktu sampai akhirnya mereka berbalik dari cinta. Tapi Min Ho tak berencana melakukan itu. Soon Jung tanya apa selama ini Min Ho hidup seperti itu?

 
 

Min Ho tak pernah merasa perlu cinta, ia tak pernah mengalaminya sebelumnya. Mulai sekarang, mereka akan sangat sibuk dan semua akan jadi sangat sulit, tapi tak ada yang akan berubah. Tak peduli apapun yang terjadi, ia akan terus mencintai Soon Jung. Betapa sulit untuknya sampai akhirnya bisa memiliki Soon Jung.


Soon Jung tersenyum dan minta Min Ho makan, mulai besok Min Ho harus menghadapi masalah perusahaan yang akan membuat sakit kepala. Min Ho harus makan 5 sendok penuh. Karena tak tampak selera makan, Soon Jung tanya apa Min Ho ingin sesuatu selain bubur? Min Ho mengangguk, lalu mencium Soon Jung. “Appetizer,” goda Min Ho. Sebelum makan mereka harus dapat appetizer dulu, barulah ia mau membuka mulutnya.


Tapi baru sesendok, Min Ho berkata ia sudah selesai makan, dan sekarang waktunya dessert.. sambil berusaha mencium Soon Jung lagi. Soon Jung tertawa-tawa sambil menghindar. Meski tentu Min Ho terus mengikutinya. Haha dasar Min Ho!


Detektif Jo menemukan orang yang menyerang Min Ho. Young Bae yang ada di sana melihat foto pelakunya, dan ya, itu orang yang juga menyerangnya. Wendy menyuruh Detektif Jo memasukkan orang itu di daftar pencarian. Tapi lalu serombongan detektif dari kantor polisi Seoul metropolitan datang untuk membawa Noh Young Bae atas tuduhan ilegal gambling.


Wendy tentu tak mau menyerahkannya, orang ini saksi penting untuk kasusnya. Detektif itu bersikeras karena kasus itu sudah ditutup dan membawa Young Bae pergi. Wendy marah dan langsung bertanya siapa orang di balik ini? Noh Young Bae pun menjadi rebutan Wendy dan orang-orang itu.


Di rumahnya, Joon Hee memandang foto ayahnya. Ia akan mendengar kata-kata ayahnya dan mengubur kasus itu selama ia hidup, agar kematian ayahnya tak sia-sia.


Kabar tentang kasus pembunuhan Detektif Ma Dong Wook yang dibuka lagi masuk juga ke telinga Ji Hyun. Juga tentang Joon Hee yang berusaha mengubur kasus itu sendiri. Ji Hyun langsung merasa ada sesuatu, apalagi saat diberitahu kasus pembunuhan itu berkaitan dengan kasus bahan berbahaya. Dan itu membuat Ji Hyun khawatir, semua akan berakhir jika sesuatu terjadi, sampai  ia memerintahkan untuk memanggil semua polisi dan jaksa yang membantu Gold Partners.

 

Min Ho kembali memimpikan kejadian itu. Dong Wook yang memegang erat tangan Joon Hee sampai jamnya terlepas. Itu membuat Min Ho yang gelisah terbangun dan memandangi tangannya sendiri.


Wendy dihukum harus menggunakan kostum lucu sebagai polantas sampai Woo Shik yang mencarinya tak bisa mengenali Wendy. Begitu kostumnya dilepas, Woo Shik langsung tertawa terbahak-bahak, huahaha. Wendy super kesal dan menyalahkan semua ini karena Joon Hee, lalu bertanya, “Hey, Tinkerbell, apa Kapten Hook baik-baik saja?” Woo Shik bingung, “Tinkerbell? Maksudmu aku?”

 

“Bukankah yang terbang di samping Kapten Hook seperti lalat disebut Tinkerbell?” tanya Wendy. Bukan, jawab Woo Shik, Tinkerbell itu yang terbang di samping Peter Pan. Ah, Wendy mengerti sekarang, jadi silsilah keluarganya jadi aneh sekarang, jantung Peter Pan ditransplantasikan ke Kapten Hook kan? Tapi sekarang Tinkerbell terbang di dekat Kapten Hook, haha, Wendy tertawa karena itu silsilah keluarga yang kacau.


Setelah puas tertawa, Wendy baru ingat kenapa Woo Shik mencarinya? Dan ternyata Woo Shik datang atas suruhan Kapten Hook untuk menculik Wendy, dia sudah bermimpi. Saat bertemu, Wendy dan Kapten Hook langsung berpelukan senang karena akhirnya Min Ho bermimpi setelah dapat pukulan keras di kepala. Min Ho membenarkan, pukulan di kepalanya membantunya dalam banyak hal. Wendy yang tak sabar minta Min Ho segera mengatakannya.


“Itu adalah.. jam tangannya. Jam tangan itu adalah bukti,” ujar Min Ho. Wendy menghela napas kesal, kau ingin dipukul di kepala sekali lagi? Mereka sudah selesai bicara tentang jam itu, dan ia sudah bilang itu tak bisa menjadi bukti. Min Ho berkata kalau Dong Wook memegang jam itu saat minta diselamatkan, jadi ia memegang pergelangan tangan Joon Hee sampai jam itu terlepas. Kalau begitu pasti ada bekas darah di jam itu, duga Wendy. Noh Young Bae juga memberi pengakuan kalau saat ia sampai di sana, jam itu sudah ada di jalanan.


Wendy senang, akhirnya ada titik terang soal bukti, ditambah kalau ia sudah dapat pernyataan dari tempat Joon Hee membuang mobilnya, Joon Hee akan game over. Tapi masalahnya, mereka tak bisa membuat surat perintah penangkapan dan penggeledahan akan sebuah jam tangan. Apalagi kalau alasannya Min Ho yang melihatnya di mimpi, pasti ia dianggap pria gila. Wendy bingung, bagaimana cara mendapatkan jam itu?


Min Ho berkata ini akan membuat kepala Wendy sakit, tapi ia harus mengambil alih kasus ini mulai sekarang karena ia hanya bisa membantu sampai di sini. “Hook, kau akan menyelesaikan masalah perusahaan sekarang?” tanya Wendy. Min Ho membenarkan, ia harus membuat Lee Joon Hee membayar semuanya. Jadi Wendy harus menemukan bukti untuk kasus Dong Wook. Dan mereka pun melakukan fighting bertiga, fighting!


Bersambung ke Part 2