Sunday, December 22, 2013

Review Reply 1994: Who is The Husband?


Familiar dengan Reply 1997 yang tayang tahun kemarin dan bikin penasaran bahkan sampe episode terakhir? Nah, Reply 1994 meskipun bukan dimaksudkan sebagai sekuelnya, tapi drama ini mengusung formula yang sama. Alurnya maju mundur dan terasa gelap, bukaan, bukan dramanya suram, maksudnya banyak hal yang nggak tertebak di drama ini. Tokoh utama drama ini, Sung Na Jung yang berusia 20an, fangirlnya Lee Sang Min, seorang pemain basket. Nah, pertanyaan utama drama ini adalah siapakah suami Na Jung? Reply 1994 sudah berjalan 17 episode dari 21 episode yang direncanakan, tapi sampai saat ini belum terkuak siapa sebenarnya suami Na Jung. Klunya, nama asli suami Na Jung adalah Kim Jae Joon.

Ada 5 kandidat utama. Ssereki Oppa. Chilbongie. Haitai. Bingguere. Sam Cheon Po. Masalahnya, semua kandidat ini namanya nama panggilan atau julukan semua.

Kandidat pertama, Sam Cheon Po, sudah bisa dicoret dari daftar karena ia ternyata suami Yoon Jin. Cute couple ini udah pacaran sejak 1994 dan lucunya, meski mereka sering pake kaos couple, orang lain suka mengabaikan kalo mereka pasangan. Masa pas Sam Cheon Po sama Yoon Jin ngunjungin Haitai yang lagi wamil, seniornya Haitai malah ngira Yoon Jin pacarnya Haitai dan Sam Cheon Po dikira gurunya Haitai, hahaa, mukanya Sam Cheon Po boros banget sih padahal dia lebih muda dari Yoon Jin lho. Di tahun 2013, Sam Cheon Po dan Yoon Jin yang udah punya 4 anak pun masih tetap mesra. Dan ternyata, nama asli Sam Cheon Po adalah Kim Sung Gyun.

Kandidat kedua, Bingguere, juga bisa dicoret dari daftar. Dari awal Bing2 memang nggak tampak bakal ada hubungan sama Na Jung sih, dan banyak yang mengira kalo Bing2 gay karena tampaknya tertarik sama Ssereki Oppa. Ssereki Oppa jelas bukan gay dan menganggap Bing2 dongsaengnya. Jangankan kita, Bing2 aja bingung sama perasaannya. Tapi untunglah Bing2 akhirnya sama noona Die Die, sunbaenya di kampus, menikah dan hidup bahagia. Legaa banget liat pasangan ini, kasian aja gitu kalo Bing2 ternyata gay. Dan tau nggak siih, yang jadi cameo pasangan Bing2 itu yang jadi Im Meahri! Suka ih, setelah Yoon Ahjussi, ternyata Im Meahri jadi cameo juga. Ah, btw nama asli Bingguere adalah Kim Dong Joon.

Kandidat ketiga, Haitai, belum bisa dicoret sepenuhnya dari daftar sih. Tapi feelingku, sama sekali bukan Haitai. Haitai akan punya loveline sendiri. Awalnya sih kayaknya Haitai memang tertarik sama Na Jung, tapi akhirnya dia memutuskan jadi teman yang baik untuk Na Jung. Great chingu! Akhir-akhir ini tapi porsi Haitai kecil sekali sejak dia masuk wamil. Tapi sebentar lagi Haitai bakal kelar wamil dan sepertinya cerita akan mulai berfokus ke dia. Dari yang udah terungkap sih, Yoon Jin bilang kalo Haitai sama pasangannya saat ini udah 15 tahun. Na Jung malah bilang kalo lebih dari itu. Naah, kira-kira Haitai sama siapa yaa? Ada yang bilang kemungkinan Haitai bakalan sama cinta pertamanya, Ae Jung. Tapi kita liat aja nanti! Oh ya, nama Haitai yang sebenarnya kayaknya belum terungkap.

Kandidat keempat, Chilbongie, sama sekali belum bisa dicoret dari daftar. Seperti kata Chilbong, “It’s ain’t over until it’s over”. Chilbong yang ganteng dan pantang menyerah ini menarik banyak orang untuk masuk ke #TeamChilbong, yang sayangnya nggak begitu realistis. Haha, kejam ya? Ya gimana, udah episode segini belom ada tanda-tanda kalo Na Jung bakalan berpaling ke Chilbong dan Chilbongnya lagi jauh gitu di Jepang. Dan nama Chilbong sebenarnya belum terungkap.

Kandidat kelima sekaligus utama, Ssereki Oppa! Dan sebagai #TeamOppa aku yakin 94% kalo Oppa suami Na Jung. Yang 6% buat jaga-jaga kalo writer-nimnya tau2 trolling with us. Dari awal Na Jung cuma suka sama Oppa. Oppa sih awalnya nggak jelas suka Na Jung juga apa nggak, tapi akhirnya Oppa ngaku juga kalo dia juga suka Na Jung. Haha, suka banget liat lovey dovey pasangan ini. Dan di episode 17 kemarin, Ssereki Oppa udah ngelamar Na Jung, di tahun 1997. Sementara Na Jung baru nikah di tahun 2002, nah kalo kata penggemar Reply 1994 di soompi, tahun 1998 mungkin keluarga Na Jung kena dampak dari krisis moneter di tahun 1998 terus habis itu Oppa pergi wamil, baru deh nikah sama Na Jung. Haha, semoga saja bener begitu ya, masa Na Jung udah nerima lamaran Oppa malah nikah sama yang lain. Dan nama asli Oppa, Kim .... Joon. Hoho.


Tapi ya, mengingat di Reply 1997 semuanya baru terungkap di episode terakhir, aku khawatir Reply 1994 akan bernasib sama. Banyak yang mulai bosan dengan alur cerita yang dianggap melambat dan pengen cepet-cepet terungkap siapa suami Na Jung biar selanjutnya bisa fokus ke masing-masing karakter dan banyakjuga yang membandingkan sama Reply 1997 yang alurnya terasa lebih cepat. Well, kalo aku sih yang penting Ssereki Oppa suami Na Jung, mau terungkap kapan juga nggak masalah. Lebih cepat lebih baik, tapi feelingku sih ini bakalan fokus ke masing-masing karakter dulu, setelah minggu kemarin jatahnya Binggeure, minggu ini sepertinya jatahnya Haitai. Dan aku juga penasaran Chilbongie akhirnya sama siapa, semoga saja dia akhirnya berbahagia meskipun itu bukan Na Jung (hidup #TeamOppa!! :p). Dan kalo dibandingkan sama Reply 1997 yang terasa lebih cepat, ya episodenya lebih sedikit dan per episode bervariasi dari 30-45 menit, baru beberapa episode terakhir yang sampe 1 jam. Sementara Reply 1994, 1 episodenya bisa sampe 1,5 jam ya wajar lah kalo rasanya lebih lambat.

Dan kejutannya, semua pemain inti Reply 1997 jadi cameo di Reply 1994. Wohoo, kita ketemu lagi sama Shi Won, Yoon Jae, Joon Hee, Yoo Jung, Hak Chan, dan Sung Jae! Haha, ceritanya Ssereki lagi magang di RS di Busan di tahun 1997 dan ketemu sama geng itu di bis. Ssereki malah cari gara-gara sama Shi Won soal H.O.T, akibatnya Ssereki luka parah sampe harus pake penyangga leher dan tangan. Salahmu sendiri, Ssereki Oppa! :p. Dan di tahun 2013, ternyata apartemen Na Jung tetanggaan sama apartemen Shi Won dan Yoon Jae dan papa Sung ketemu sama papa Sung satunya lagi, hahaa, lucu bingitss! Pemeran papa sama mamanya Na Jung kan sama kayak papa mamanya Shi Won.


Tinggal 4 episode tersisa, semoga saja endingnya memuaskan dan writer-nim cepet udahan main tebak-tebakannya. Dan semoga suaminya Na Jung beneran Ssereki Oppa! :D 

Note: Sebenernya tulisan ini sudah selesai beberapa hari sebelum episode 18 dan 19 tayang, tapi terkendala sinyal jadi malah nggak diposting2 dan mau ngupdate lagi males, haha. Belum nonton juga episode minggu ini, kayaknya sih heartbreaking buat Na Jung – Oppa, jadi minggu ini libur streaming dulu deh. Spoiler: siapa suami Na Jung belom ketebak juga sampe episode 19.

Wednesday, December 11, 2013

Sebastian Vettel is going to be a Daddy... soon?


Yesterday, i feel like i were ride a rollercoaster! Pagi, aku dikejutkan dengan berita soal permanen number driver F1 (no big deal, i’m just curious what number Seb will choose, apart from number 1 :p) dan double points for last race in Abu Dhabi (silly move from FIA dan hampir sebagian besar fans F1 menentang, Seb bahkan bilang kalo itu absurd, semoga aja FIA disadarkan ya). Siang, ngakak-ngakak nonton Frozen. Sore, waktu habis nonton dapet telpon soal masalah di rumah sakit yang lumayan bikin shock. Tapi ternyata itu belum ada apa-apanya dibanding kejutan di malam harinya. Aku nyaris nggak percaya waktu @F1grid ngetweet “Congrats to Sebastian Vettel, he’s going to be a father!”. I’m super duper shock,is that true? Really true??  It’s soooo hard to believe, aku speechless.... Seb kan belom nikah?? Itu satu-satunya yang mengganjal. Well, di luar negeri sono sih hal semacam ini udah biasa dan memang banyak yang bilang Congrats soal ini, dan lagi Seb dan Hanna udah pacaran lamaaaa banget, dari SMA. Tapiiiiiiii.... aku kan bukan orang luar negeri. Aku orang Timur yang menganggap kalo... that’s not right. He should be marry first. Lain cerita kalo Seb udah nikah, pasti aku dengan suka cita ikut berbahagia denger kabar ini. Jujur aja, ini sedikit mengubah pandanganku soal Seb. He’s not flawless, but Seb ini termasuk pembalap yang paling nggak neko-neko di grid.

Bittersweet moment, happy happy gimanaaa gitu. Jadi semalam akhirnya aku pergi tidur masih rada-rada ada yang ngganjel dan penasaran juga sebenernya Hanna udah hamil berapa bulan ya? Pantesan pas Prize Giving Gala kemaren nggak keliatan, padahal tahun sebelumnya Hanna setia mendampingi Seb.

Dan sore ini kejutan selanjutnya datang, menurut BILD (media Jerman) kehamilan Hanna ternyata sudah masuk 9 bulan dan kira-kira melahirkan 4 minggu lagi. OMOO!! That’s even shocking! Seb pinter banget ya nyembunyiin ini. Yaah, nggak heran sih, Seb kan emang nggak pernah mengumbar kehidupan pribadinya. Dan ternyata ini jawaban kenapa Hanna seolah nowhere to be seen this year. Waktu Seb sah jadi juara dunia 4 kali berturut-turut di India, Hanna nggak keliatan, padahal tahun kemarin nongol pas final race di Interlagos. Pas race Abu Dhabi pas orangtua Seb nonton, Hanna juga nggak ada. Hmm, ternyata si mbaknya lagi pregnant. Semalem kupikir hamilnya masih yang trimester pertama gitu, jadi aku yang, untung Seb lagi winter break, jadi bisa ndampingi Hanna pas mual-mual atau ngidam gitu. Eeeh, ternyata udah mau lahiran.

Dan setelah diingat-ingat, Seb ngomong gini pas habis race Abu Dhabi dan ada orangtuanya nonton, “I think I learned a lot of good things from them and one day if I had kids I want to pass exactly these things on”. Naah, it’s a clue right? Waktu itu sih mikirnya kok tumben Seb suddenly ngomong gitu, eh ternyata he’s preparing to be a good Daddy!

Jadi sebagai fans Seb, dan masih akan tetap ngefans sampe bosen nonton F1, i’m going to accept that and trying to heal the small hole in my heart. Congrats, Seb and Hanna! Can’t wait to see Vettel Jr! Semoga aja ntar kayak Stoner yang sering didampingi istri dan anaknya yang lucu di trek. Tapi mengingat ini Seb, kayaknya itu hampir nggak mungkin, haha!


Be a good Daddy, papa Vettel! 

Tuesday, November 12, 2013

Tree of Happiness


“Mom, what kind of tree is it?”

“Tree of happiness, my son”

“Why? I think it is lollipop tree”

“Do you like lollipop?”

“Yes mom, i want some. No, i want all of them”

“Go grab it then!”

“But it is so high..”

“You can jump”

“But i’m not that tall, mom..”

“So you can jump higher”

“But, i can’t even reach them..”

“You can get the stairs”

“Mom, you are right! But, why is so hard to get them?”

“Happiness is not easy to get, my son. You have to jump and then fall. You rise up and jump higher. And if you fall again, you have to find another way. Until you reach them, the sweetest and colorful things”

“Something that makes me happy?”

“Yes, like that lollipop”

“I understand mom. I want to jump and be happy!”

“Yes, absolutely you can do it”

“You are so cool, mom! I love you!”

“I love you even more, my son. You are my tree of happiness, the sweetest and colorful thing in my life.”

-END-



#10HariNgeblog #Day7

Monday, November 11, 2013

Lost of Interest

Akhir-akhir ini aku kehilangan ketertarikan pada banyak hal. Drama Korea salah satu contohnya. Terakhir kali drama Korea yang aku ikutin banget itu apa ya?? *mikir lama*. Ah, Good Doctor! Itu juga nggak banget-banget, semangat streaming di episode awal kemudian hilang minat, dan akhirnya kembali mulai streaming di episode 13 sampai tamat. Tapi setelah itu, aku belum berminat streaming drama apapun lagi. Bahkan drama barunya Lee Min Hoo, Heirs. Well, i’m not into Lee Min Hoo juga sih emang. Jadi drama yang lagi ongoing sekarang, mulai dari Heirs, Mirae’s Choice, Reply 1994, nggak ada satupun yang kuikutin. Padahal sinopsis Heirs itu cepet banget loh keluarnya, tapi entah kenapa malas sekali ngeklik link dan baca sinopsisnya. Mirae’s Choice pun sebenernya tampak menarik. Dan Reply 1994, drama yang bermaksud mengulang kesuksesan Reply 1997 pun tampaknya selucu dan semenarik Reply 1997. Tapi entahlah, aku belum tergerak sama sekali.

Dulu, biasanya hampir tiap hari aku rutin ngecek blog-blog yang rajin bikin sinopsis drama, tapi sekarang aku bahkan nggak inget buat bukanya. Stok drama Korea di laptop pun lebih sering dianggurin. Gu Family Book, Protect the Boss, Greatest Love, Nine, My Daughter Soo Young, Can You Hear My Voice, I Miss You, semuanya cuma ditonton beberapa episode awal dan belum dilanjut sampe sekarang. I Miss You malah foldernya belom dibuka sama sekali.

Mungkin aku cuma jenuh, dan memang belum ada drama Korea yang benar-benar menarik hati. But, tetep aja ini aneh..

#10HariNgeblog #Day6


Sunday, November 10, 2013

Final Race: MotoGP Valencia 2013


Sudah hampir 7 tahun yang lalu saat titel juara MotoGP ditentukan di race terakhir, di tahun 2006 waktu Rossi dan Hayden bersaing untuk titel juara. Tahun ini, perebutan gelar kembali terjadi di race terakhir di Valencia, Marquez vs Lorenzo. Di atas kertas, peluang Marquez untuk jadi juara masih besar dengan keungulan 13 poin dari Lorenzo dan cukup finish di posisi 4, tapi tetap saja semua masih bisa terjadi. Kalo perkiraanku sih, Marquez yang akan juara mengingat konsistensinya sepanjang musim, asal nggak bikin kesalahan pas race, Marquez aman.

Dan benar saja, di race yang berlangsung 30 lap, Marquez cenderung bermain aman. Duel seru malah terjadi antara Lorenzo vs Dani. Saat start, Lorenzo langsung melesat seperti biasa, diikuti Dani dan Marquez di belakangnya. Dani terus-terusan menyerang Lorenzo dan berkali-kali berhasil mengovertake, tapi berkali-kali juga Dani diovertake balik sama Lorenzo dan beberapa kali sempat senggolan. Sampai akhirnya entah di lap keberapa, waktu Dani berhasil overtake Lorenzo lagi, Lorenzo juga overtake balik lagi dan nyenggol Dani cukup keras sampai keduanya melebar hampir keluar lintasan di turn 2. Marquez mengambil keuntungan dan naik ke posisi 1, Lorenzo berhasil balik ke posisi 2, tapi Dani keburu disalip Rossi dan Bautista, jadi turun ke posisi 5. Well, Lorenzo beneran berlebihan kali ini. Oya, katanya overtake Lorenzo ke Dani mau diinvestigasi Race Direction after race, but i guess nothing gonna happen.

Selanjutnya, duel berganti jadi Marquez vs Lorenzo. Salip salipan kembali terjadi, tapi Marquez tampak nggak seagresif biasanya, jadi duelnya nggak seseru Dani Lorenzo tadi. Akhirnya Lorenzo kembali ke posisi terdepan setelah beberapa kali mengovertake Marquez. Sementara Dani pushing hard di belakang dan menyalip Bautista, dan kemudian Rossi untuk tempat ketiga. Posisi jadi Lorenzo – Marquez – Dani. Dani tampaknya nggak mau puas di posisi 3, jadi dia berusaha keras ngejar Marquez, memperkecil gap sedikit demi sedikit dan akhirnya berhasil mengovertake Marquez beberapa lap jelang finish. Tapi Lorenzo di depan sudah nyaris tak terkejar, jadi akhirnya posisi saat finish udah nggak berubah. Lorenzo – Dani – Marquez.

Dan dengan keunggulan 4 poin dari Lorenzo, resmilah sudah Marc Marquez jadi MotoGP World Champion 2013! The youngest ever dan memecahkan rekor milik Kenny Roberts di tahun 1978 dan jadi rookie yang langsung jadi juara dunia di tahun pertama. As i expected, so well done Marc, congrats!

Btw, meskipun nggak menang, tapi fighting spirit Dani di race terakhir ini mengagumkan, yakin! Bikin Lorenzo repot di lap-lap awal, many overtakes, pushing hard meski terlempar ke posisi 5 dan akhirnya bisa finish di posisi 2. Ini Dani yang selama ini kucari-cari! Seandainya Dani tampil begini mengagumkan sepanjang musim. But well, seperti kata Seb, “You can’t change what happened, but you can still change what will happen”. So Dani, please come back this strong or even stronger next year okay? Your happy moment is yet to come, but soon. Just believin yourself, Dani.  

And the hardest part is come, the final race is over, so its really over now? This season is over?? Oh God, welcome puluhan minggu yang membosankan tanpa Dani.

"Jangan sedih ya, Dif? Akunya istirahat dulu. Ketemu tahun depan!"
 #10HariNgeblog #Day5

Fangirling Seb


 Sebastian Vettel is the only one F1 driver i ever supported, tapi sejujurnya aku nggak pernah nyari tau tentang doi, sama sekali. I khow he is a great driver, but i didn’t even know about his life or his personality at all. Sampai akhirnya waktu berita soal Seb lagi gencar-gencarnya jelang GP Jepang dan kemungkinan dia bakal mengunci gelar juara dunia keempatnya di Suzuka, aku mulai benar-benar tertarik dan baca semua berita yang berkaitan dengan doi, sampai sekarang. Nggak semua menyenangkan untuk dibaca, terutama komen-komen dari hatersnya yang buanyak sekali. Tapi semakin banyak aku mencari tau, aku semakin ngefans dan menemukan banyak hal menarik dari seorang Seb.

Aku baru tau kalo Seb berteman akrab sama Kimi Raikkonen. Wow menakjubkan, Kimi kan kayaknya orangnya yang nggak peduli sekitarnya gitu, kok bisa yaa? Kimi malah pernah bilang kalo di F1, satun-satunya driver yang dia tau cuma Seb, Kimi nggak tau soal driver lain atau apa yang mereka lakukan dan dia nggak tertarik untuk mencari tau soal itu. Aww, so Seb is your only one, Kimi? Hahaa. Padahal kepribadian mereka keliatannya bertolak belakang gitu ya? :o

Aku baru tau kalo Seb tinggal di Ellighausen, Switzerland dan bukan di kota asalnya Heppenheim, Jerman. Jadi Seb tinggal senegara sama Dani doong? Tapi mah Dani di Geneva, dan Seb (kayaknya) di Zurich dan kelihatannya itu jauh di peta. Zurich lebih dekat ke Jerman, jadi kalo mau mudik deket, ya kan Seb? Nah, Seb ternyata tetanggaan sama Raikkonen. Makanya mereka semakin akrab dan sering main badminton bareng, tapi katanya Kimi mulu yang menang. Hahaa, ternyata Seb punya kelemahan, badminton! Tapi kata Kimi sekarang Seb udah pindah agak jauhan, jadi mereka terakhir main badminton akhir tahun kemaren, huhu, kayaknya Kimi sedih gitu L

Aku baru tau kalo di paddock Seb selalu bareng sama personal trainernya, Heikki Houvinen. Yah, kayak Dani sama Raul Jara gitu lah. Saking deketnya Seb sama Heikki, aku jadi berpikir jangan-jangan mereka pacaran lagi. Hahaa, ngaco abis! Bukan, bukaan seperti itu! Seb masih normal, hoho.

Karna nggak lama setelah itu aku baru tau kalo Seb punya pacar, namanya Hanna Prater. Mau tau mereka mulai pacaran dari kapan? Dari SMA! Anggap aja itu dari tahun 2004 ya, jadi sampe sekarang mereka udah pacaran 9 tahun, hampir 10 tahun malah. Dan jelas Seb masih baik-baik aja sama Hanna, karena Seb mendedikasikan titel juara dunia keempatnya buat Hanna, yang selalu mendukung di setiap up and down. Aww, how sweet! Jadi, Dani sama Seb ini orangnya sama-sama setia gitu :’). Dan mereka bukan tipe yang suka memamerkan pacarnya di muka umum. Makanya Hanna jarang banget keliatan di paddock. They keep their private live stay private.

Dan aku juga baru tau kalo Seb itu orang yang menyenangkan. He’s funny dan kadang bandel, keliatan abis direprimand FIA gara-gara donat di India, eeh di Abu Dhabi doi bikin donat lagi, tapi kali ini mobilnya sampai dengan selamat di parc ferme, jadi aman katanya, haha. He’s stay humble, meskipun nama Sebastian Vettel sudah disandingkan dengan pembalap-pembalap terhebat sepanjang masa. He’s praises his rivals well, meskipun pembalap lain ada yang berkomentar negatif soal doi, doi nggak pernah menjelek-jelekkan rivalnya, kalaupun rivalnya ternyata lebih baik, doi nggak segan memuji. He’s down to earth, meskipun statusnya sebagai pembalap F1, world champions lagi, yang kesannya glamour, Seb nggak pernah minta keistimewaan. Pernah waktu ada jurnalis yang barengan Seb antri imigrasi di Shanghai dan Seb diminta petugas untuk lewat jalur VIP (or yang cepetnya lah), Seb memilih tetap di tempatnya, alias tetep antri, meskipun akhirnya terpaksa ikut si petugas. Dan Seb, nggak seperti pembalap-pembalap top lain, doi nggak punya manager, jadi Seb mengatur sendiri semua jadwalnya. Misalnya, waktu undangan gala dinner, Seb cukup diberi tau waktu dan tempatnya, dan dia sendiri yang akan mengatur semuanya (sementara pembalap lain minta disediakan macem-macem) dan Seb akan tinggal sampai akhir acara untuk menghormati si pengudang. Dan Seb orangnya sangat ringan tangan, waktu Seb berhasil mengunci gelar keempatnya di GP India bulan lalu, Seb nggak segan membantu timnya untuk packing dan beres-beres garasi supaya mereka bisa cepet pergi ke pesta.

But, one thing that i adore so much from him is his hard work. His effort to understanding his car and make the best out is outstanding! Yes, he has natural talent, but his hard work that makes him on this stage right now, a youngest quadruple world champion ever. He’s ambitious, yang ada di pikirannya gimana caranya biar menang, menang, dan menang (sesuatu yang nggak aku liat di Dani). He doesn’t like look backward, and not too far think about the future. Pas ditanya apa target berikutnya, Seb langsung jawab, next race! Dan aku suka kata-kata Seb waktu post qualifying GP Jepang, “i’m not a big fan of thinking that without this, with this, if this, you know... it’s always unknown”. Ya, dia bukan tipe yang suka mengeluhkan problemnya, berapapun hasil yang didapat, yaudah dia terima tanpa banyak alasan.

Kalo kata Christian Horner, Seb ini kayak sponge, informasi apapun diserapnya dan dari awal om Horner udah terkesan sama ketertarikan Seb di dunia balap. Duluu, waktu baru dapet SIM, Seb langsung nyetir sendiri dari rumahnya di Jerman ke Milton Keynes dan jadi satu-satunya driver dari junior program RedBull yang berinisiatif memperkenalkan dirinya sendiri ke factory. Dan kata Helmut Marko, Seb jarang membuat kesalahan yang sama dua kali, karena berikutnya dia pasti udah belajar dari kesalahan. Syukurlah, dia bukan keledai! :p


Dan hasil dari fangirling ini adalah i’m adoring him much more! Yah, Seb memang nggak bisa bikin heboh dan terpesona kayak tiap liat Dani, tapi his big passion and his hard work was attracted me! Nggak salah deh dukung Seb dari dahulu kala..

#10HariNgeblog #Day4

Friday, November 8, 2013

Easy to Fall, Easy to Forget

Park Sun Woo!!
Joo Woon!!
Kang Ma Ru!!
Oh Soo Oppa!!
Enrique Geum!!

Sering banget aku begini, terkagum-kagum sama lead male drama Korea yang lagi kutonton. Berganti-ganti tergantung drama apa yang lagi kutonton. Pas nonton Ojakgyo Brothers aku kesemsem sama senyumnya Kim Tae Hee alias Joo Woon. Pas nonton Nice Guy aku tersepona sama gantengnya Kang Ma Ru alias Song Joong Ki. Pas nonton Flower Boy Next Door aku naksir sama Enrique Geum a.k.a Kkae Geum a.k.a Yoon Shi Yoon yang super cute. Pas nonton That Winter The Wind Blows, aku jadi pengen punya Oppa ganteng kayak Oh Soo alias Jo In Sung. Dan yang terkini, aku lagi tersihir sama Park Sun Woo, news anchor yang keren, gara-gara lagi nonton Nine.

Semuanya onsetnya cepet, durasinya cepet. Onset maksudnya waktu yang dibutuhkan dari pertama liat sampe naksir. Durasi maksudnya berapa lama aku naksirnya. Onset cepat karena aku bisa langsung suka begitu liat di episode 1. Durasi cepat karena aku suka mereka sebatas jumlah episode dramanya aja. Semuanya temporary, begitu dramanya kelar yaudah, i have no interest nyari tau soal si aktor-aktor ganteng itu. Atau dengan kata lain, aku mudah jatuh ke pesona mereka, tapi aku juga mudah melupakan mereka. Entahlah, mungkin kecenderunganku ke cowok Korea memang rendah, lebih besar ke cowok Spanyol, hahaa.


#10HariNgeblog #Day3 

Thursday, November 7, 2013

My Bucket List

  1. Nonton MotoGP Sepang Oktober 2014. Belom tau bakal ngajakin siapa sih, tapi kudu banget berangkat ke Sepang tahun depan. Pengeeen banget ketemu Dani Pedrosa dan mumpung Dani masih di Repsol Honda tahun depan, yaa siapa tau kan Dani pindah tim di 2015, ke Red Bull Racing gitu misalnya *eh, kayaknya ada yang salah!*.
  2. Nonton F1 GP Singapura, bisa tahun depan atau depannya lagi. Kayaknya seru gitu nonton langsung di Marina Bay street circuit, night race lagi, Singapur kan cakep banget kalo malem *semoga aja nggak masuk angin*. Siapa tau ketemu Seb dan bisa foto bareng sama the youngest quadruple world champion ever, hohoo.
  3. Ke turquoise sea. Diutamakan dalam negeri. Target sih Lombok atau Derawan, atau Karimun Jawa atau mana lah yang pantainya cakep. Nah, kalo salah satu udah kesampaian, baru deh going abroad, ke Phi Phi Island misalnya. Atau ke Australia, pasti keren!
  4. Catching milky way! Sumpah penasaran liat galaksi Bima Sakti, di foto-foto agaknya keren banget. Katanya di Bromo bisa keliatan. Makanya pengen banget ke Bromo ni.
  5. Catching aurora borealis! Nah, ini yang agak repot, di dalam negeri jelas nggak ada. Alternatifnya kudu ke Norwegia atau Iceland buat dapet northern lights, tapi jauh gila bok, itu juga perlu keberuntungan dan waktu-waktu tertentu. Atau yang lebih deket, ke Australia, bisa liat aurora borealis sekaligus milky way, aaakk!!
  6. Umroh. Doakan tahun depan bisa ke tanah suci yaa? Amiin. *belom didoain sudah diamini duluan*
  7.  Ke Eropa! Kayaknya menjelajah Eropa ini impian banyak orang deh. If i get the chance, i’ll start from Switzerland (Geneva and Zurich). Why? Simple, because Dani and Seb live there (kayak bakalan ketemu aja), sebenernya sih penasaran seberapa tenangnya sih Swiss kok banyak pembalap yang milih tinggal di sana, meskipun katanya karena alasan pajak yang lebih rendah. Next, Spain, terutama Barcelona, kayaknya romantis gitu kotanya (inget San Chai sama Tao Ming She di Meteor Garden 2 ;p). Lanjut Amsterdam liat kebun tulip warna warni sejauh mata memandang. Negara lain juga pengen dikunjungi sih, tapi yang paling pingin 3 negara itu.
  8. Liat sakura bermekaran di Jepang! Pasti menyenangkan dan cantik sekali.
  9. Ke Ladakh, India. Pernah nonton 3 Idiots dan ingat endingnya? Yak, yang di danau cakep banget itu lho. Awalnya kupikir itu pantai yang amat sangat tenang, tapi ternyata danau, lupa namanya apa. Aku baru tau belum lama ini waktu ada yang sharing di twitter, dan tiba-tiba beneran pengen kesana, meskipun sebenernya aku nggak berminat pergi ke India dan nggak pengen kena altitude sickness (Ladakh itu tinggi bo, deket2 Himalaya). But still, dengan pemandangan semenakjubkan itu kayaknya biar penuh perjuangan tetep worth it deh..

Sambil menunggu saat yang tepat ini semua dikabulkan semesta, mari menabung dan.... terus bermimpi! :p


#10HariNgeblog #Day2

Wednesday, November 6, 2013

10 Hari Ngeblog

Harus diakui, memulai itu sesuatu yang sulit. Contohnya, memulai tulisan ini, entah sudah berapa kali ngetik berapa kata, hapus, ngetik kata-kata lain lagi, hapus lagi. Biasanya akan berakhir aku blok semua, klik delete, dan close document, alias nggak jadi nulis. Dan bagaimana jadinya jika aku memulai 10 hari ngeblog ini? Hohoo, i’m curious berapa hari aku akan bertahan. But still, tanpa memulai kita nggak akan tau akhirnya kan?

So, here we go! Semoga saja dengan ini aku jadi lebih rajin dan semangat nulis, biar ide nggak cuma numpuk di kepala, atau biar yang sebenernya sudah dieksekusi nggak mengendap lama di draft, atau biar postinganku nggak itu-itu aja (tapi sih kayaknya tetep bakalan itu-itu aja). Biarpun sebenernya nggak ada yang baca, hahaa *sedih*

Btw, postingan ini udah dihitung buat hari pertama yaa! *urik*

#10HariNgeblog #Day1

Tuesday, November 5, 2013

Sebastian Vettel: A Youngest Quadruple World Champion


Sesuai dugaan semua orang, Vettel benar-benar mengunci gelar juara dunia keempatnya secara berturut-turut di Buddh International Circuit, New Delhi, India hari minggu lalu. Gelar keempat yang diraih di umur 26 tahun 123 hari, menjadikan Vettel sebagai pembalap termuda dengan 4 gelar juara dunia dan membuat Vettel berada di daftar pembalap F1 dengan titel terbanyak bersama Michael Shumacher (7), Juan Manuel Fangio (5), dan Alain Prost (4). Wow!

Sebenenarnya Vettel cukup finish kelima untuk memastikan gelar juaranya, tapi bukan Vettel banget kalo berpikir, “Oke, tujuanku minggu ini finish kelima”. Bagaimanapun, tujuan Vettel sebelum tiap race pasti untuk menang, his desire to win is always soooo big. Dan bener aja, Vettel tampil mendominasi di free practice, semua FP1 FP2 FP3, termasuk kualifikasi dibabat habis.

Mulai balapan dari pole position, Vettel mampu mempertahankan posisinya saat start. Di akhir lap 2, Vettel dan timnya memutuskan untuk early pitstop dan mengganti ban soft Vettel ke medium. Vettel melorot ke posisi 17 saat keluat pitlane. Tapi dengan mudah Vettel menyalip satu persatu pembalap di depannya, dan sudah ada di posisi 2 di belakang Webber saat lap 21. Vettel sudah memimpin balapan saat di lap 40 Red Bull milik Webber bermasalah dengan alternator dan terpaksa DNF. Rocky pun mengingatkan Vettel untuk berhati-hati and stop using your drink bottle. Vettel ngerti dan njawab, “i’m aware. I’m aware.” Tapinya dong dengan mobil yang berpotensi bermasalah Vettel malah ngegas penuh dan mencatat fastest lap, dan hasilnya Vettel diamuk Rocky, hahaa. Tapi untunglah semua baik-baik saja sampai Vettel menyentuh garis finish pertama kali di lap ke 60, yaayy, welcome our quadruple world champion!!!! And F1 GP India winner of course! Ini tahun ketiga F1 menyambangi Buddh International Circuit, dan selama tiga tahun ini Vettel terus-terusan mendominasi, pole position dan podium pertama jadi milik Vettel semua. Bahkan di tahun 2011, Vettel meraih Grand Chelem pertamanya di sini.

Setelah melakukan cooling down lap, bukannya masuk pit dan memarkirkan mobilnya di parc ferme sesuai instruksi Rocky, Vettel malah terus jalan sampe garis start/finish di depan main grandstand dan memberi penonton di seluruh dunia hiburan menarik. Vettel doing donuts with his car, whoaa keren banget! Puas memutar-mutar mobilnya, Vettel turun dan semacam menyembah his “Hungry Heidi” yang udah mengantarkan titel keempatnya. Vettel juga memberi tanda hormat ke seluruh penonton yang memadati main grandstand, dan akhirnya ngelempar glovesnya ke penonton. Wow, selebrasi yang okee, aku heboh sendiri nontonnya, terbawa euforia! Meskipun gara-gara ini Vettel dapet reprimand atau teguran dari FIA dan RedBull kena denda €25.000 karena nggak berhasil mengarahkan pembalapnya kembali ke parc ferme, jiaah, FIA ini party pooper abis deh..

But still, sesuatu yang sudah diprediksi sebelumnya ternyata bisa sebegini menarik. Vettel tampak sangat terharu dan speechless dengan gelar keempatnya. Musim yang mudah kelihatannya, dengan total 10 kemenangan dan masih ada 3 race tersisa, Vettel dan Red Bull tampil amat sangat mendominasi tahun ini. Dari luar tampaknya begitu, tapi Vettel justru mengaku tahun ini berat untuknya, dengan segala up and down, dan bahkan boo yang ia dapat padahal ia tak melakukan sesuatu yang salah. Buanyak sekali orang diluaran sana yang menganggap Vettel menang semata-mata karena mobilnya. Hih, orang-orang ini bikin gerigitan banget, Vettel bisa sesukses ini karena kerja keras, bukan cuma karena beruntung lho.

Vettel, Adrian Newey, Christian Horner, dan team RBR itu satu kesatuan, pujian nggak bisa cuma dilontarkan pada salah satu dari mereka. Om Newey dan kejeniusannya memang bisa membuat Red Bull secepat ini, tapi toh RB9 belum ada fitur autopilotnya kan? Om Horner dan strateginya memang bisa membuat Red Bull sesukses ini. Dan Vettel lah yang membuat Red Bull sesempurna ini. Great driver in a great car in a great team, kombinasi maut untuk membuat semua rival bertekuk lutut 4 tahun terakhir ini, dan mungkin tahun-tahun berikutnya.


So, congrats our Quadruple Vettel! You’re the best! Stay humble, keep the hard work, and keep winning! Let’s make 9th wins in a row like Ascari’s, wohooo!!

Note: Tulisan ini sudah mengendap di draft dari seminggu lalu, jadi memang nggak update, dan sengaja nggak diupdate :p

Wednesday, October 30, 2013

Dani Pedrosa vs Marc Marquez vs Jorge Lorenzo


Ingat dengan insiden di tikungan terakhir lap terakhir Jerez musim ini? Atau mungkin ini yang lebih baru, insiden menyebalkan yang menimpa Dani di Aragon persis di hari ulang tahunnya yang ke 28? Kejadian yang berbeda dampaknya, but with the same culprit, Marc Marquez.

Di Jerez, Marquez menyalip Lorenzo yang saat itu di posisi 2 dari dalam tikungan, Lorenzo sama sekali nggak mengantisipasi kedatangan Marquez dan mereka bersenggolan. Lorenzo melebar dan Marquez mengambil alih posisi 2 di belakang Dani, dan Lorenzo terpaksa finish ketiga.

Di Aragon, Dani yang sedang ada di posisi 2 dan bersiap menunggu momen untuk mengovertake Lorenzo, tiba-tiba terpelanting dari motornya saat Marquez yang ada di belakangnya melebar keluar lintasan, dan terpaksa gagal finish untuk pertama kalinya saat race musim ini. Setelah race baru diketahui kalau sebelum melebar, Marquez sedikit menyenggol motor Dani karena late breaking, dan membuat kabel traction control di RCV milik Dani putus. Jadi tanpa tau apapun, saat Dani menggas motornya, Dani justru terlempar. Very very weird accident because of that damn TC cable and that unresponsible rider. Memang bukan salah Marquez sepenuhnya, dia nggak tau kalau sentuhan minimal akan berakibat buruk pada rekan setimnya, tapi tetap saja Marquez penyebab semua petaka ini.

Dampak dua insiden ini berbeda. Lorenzo nggak jatuh karena senggolan Marquez dan tetap bisa finish meski harus merelakan posisi kedua direbut Marquez. Lorenzo tetap mendapatkan 16 poin yang berharga. Sementara Dani harus gagal finish, merelakan 16, atau 20, atau bahkan 25 poin yang berharga melayang, membuat hari ulang tahunnya terasa seperti mimpi buruk, dan memang bukan cedera berat *untunglah*, tapi cukup membuat Dani 3 hari nggak bisa bangun dari tempat tidur, dan terus menerus menahan nyeri, bahkan sampai race Phillip Island minggu kemarin. Dan yang terburuk, Dani harus merelakan kesempatan untuk menjadi juara dunia kembali lenyap.

Tapi mari kita lihat gimana kedua rider yang jadi korban itu menyikapi ini. Sesaat setelah finish, Lorenzo tampak sangat marah dan bahkan jelas menolak uluran tangan Marquez di parc ferme. Meskipun lama kelamaan akhirnya bisa biasa aja, kelihatannya. Dan Dani, dia jelas kesal dan mempertanyakan standar keamanan membalap di MotoGP, tapi setelah itu ya udah, dia maafin Marquez dan nggak menyalahkan Repsol Honda timnya. Tapi kejadian di Aragon dianggap serius oleh Race Direction dan menjadwalkan agenda hearing sebelum race Sepang di Malaysia. Setelah mendengar pendapat kedua belah pihak, Race Direction memutuskan Marquez mendapat 1 poin penalti, yang sejujurnya nggak berarti apapun. Sebelum hearing pun Dani udah pasrah, apapun keputusannya toh dia tetap nggak mendapat poin *hiks*. Tapi, Lorenzo dengan sinisnya berkomentar hukuman 1 poin penalti terlalu berat untuk Marquez, seharusnya Marquez mendapatkan tambahan poin di championship setelah apa yang ia lakukan sepanjang musim ini, seperti kejadian di Jerez, membuat marshal berlarian seperti ayam-ayam di Silverstone, dan menyalip Rossi di luar tikungan di Laguna Seca itu tontonan yang seru bukan? Haha, Lorenzo sadis amiiir..

Di luar lintasan, Dani tentu saja masih bersikap baik sama team matenya itu, sementara Lorenzo juga kembali biasa-biasa saja dengan Marquez, meski jelas mereka bukan teman baik. Di permukaan, semua tampak kembali baik-baik saja, tapi kita nggak pernah bisa menilai sesuatu hanya dari luarnya saja bukan?

Perbedaan besar sesungguhnya tampak di lintasan balap. Marquez yang meskipun sudah mendapat peringatan dari banyak pihak, termasuk Casey Stoner, bersikeras mempertahankan gaya membalapnya. Dan Lorenzo merespons ini dengan menurunkan level balapnya saat berduel dengan Marquez. Maksudnya, Marquez balapnya sembarangan, dia juga akan membalap sembarangan. Ini keliatan jelas di race Sepang kemarin, waktu Lorenzo – Marquez berkali-kali saling mengovertake, di salah satu aksinya, Lorenzo menyenggol Marquez. Aku yang liat langsung bisa menyimpulkan, ah kayaknya Lorenzo balas dendam senggolan Marquez di Jerez dulu deh, hahaa, bener nggaknya nggak tau deh. Next, di race geje Phillip Island, senggolan mengerikan kembali terjadi antara Lorenzo – Marquez, Marquez keluar dari pit saat Lorenzo datang dan masuk tikungan pertama dengan kecepaatan tinggi dan akhirnya bersenggolan cukup keras, untung nggak ada yang celaka. Salah dua-duanya menurutku, dan jelas kalo nggak ada yang mau ngalah.

Lalu apa yang dilakukan Dani saat di trek dan berduel dengan Marquez? Dani tetap Dani yang membalap pada level biasanya, dan tentu saja nggak berusaha membahayakan rider lain. Setiap mengovertake pun, Dani selalu melakukan clean pass. Saat persis berada di belakang rider lain pun ada attitude aman yang selalu dipatuhi Dani.

Sudah bisa melihat perbedaannya? Lorenzo menghadapi Marquez yang nggak dewasa, dengan cara yang juga nggak dewasa. Sementara Dani, sama sekali nggak mau menurunkan levelnya untuk membalas dendam. Truly gentleman, right?


Well, no offense for Marquez or Lorenzo’s fans ya. Ini sekedar pengamatan, dan kesimpulan yang mungkin amat sangat dangkal. Dan sejujurnya, MotoGP musim ini sangat amat membosankan, cuma 3 orang yang bisa merebutkan tempat terdepan. Penampilan Dani musim ini pun agak mengecewakan. Entahlah Dani di paruh musim kedua tahun lalu menghilang kemana, bahkan sejak race pertama di Qatar, Dani sudah berbeda. Siapapun yang akan jadi juara dunia nanti, aku nggak terlalu peduli. Kalaupun Marquez, berarti itu buah dari konsistensinya sepanjang musim yang selalu finish di podium, meskipun kadang membahayakan rider lain. Atau kalaupun Lorenzo, berarti itu buah dari kerja kerasnya mengejar ketertinggalan setelah cedera collarbone di Assen lalu, meskipun aku nggak suka omong besarnya. Dan semoga saja musim depan Dani kembali ke best formnya and get his best luck. Dani jelas pembalap hebat, tapi seandainya dia punya passion sebesar Vettel, mungkin kita akan lebih sering melihat Dani yang tersenyum lebar.

Thursday, October 24, 2013

Sebastian Vettel: A Fourth-world-champion-to-be


Peluang Vettel untuk jadi juara dunia keempat kalinya berturut-turut semakin besar menyusul kemenangan Vettel di Suzuka 2 minggu lalu. Sebenernya Vettel punya kans untuk mengunci gelar juara dunia di Jepang, tapi dengan syarat Vettel finish pertama dan Alonso finish nggak lebih baik dari posisi 8. Honestly, aku berfikir kalo Jepang bukan tempatnya. Dan bener aja, Vettel memang menang, tapi Alonso finish di posisi 4, belum memenuhi persyaratan. Meski selisih poin mereka sudah 90 dan hampir mustahil bagi Alonso untuk mendekat sekalipun.

Feelingku Vettel akan mengunci gelar di GP selanjutnya, di Buddh International Circuit, India. Meskipun aku nggak tau hitung-hitungannya, peluang Vettel untuk jadi juara di India katanya 91%, wow! Keunggulan poin Vettel saat ini 90 poin dari Alonso dan perlu 75 selisih poin untuk memenangkan titel di India. Syaratnya:
·         Alonso DNF atau finish ketiga atau lebih rendah, Vettel juara nggak peduli hasil yang didapatnya di race.
·         Alonso finish kedua dan Vettel finish kedelapan atau lebih tinggi, Vettel juara.
·         Vettel finish kelima atau lebih tinggi, Vettel juara tanpa peduli Alonso finish keberapa.

Honestly, aku beneran nggak ngerti itu itung-itungannya gimana, huhuu, am i that bad at math? Tapi banyak sumber menyebutkan kalo kemungkinannya seperti itu, jadi mari kita percaya saja :p *malas mikir.com*. I really can’t wait for Indian GP this weekend!

Tahun ini sepertinya jadi tahun yang menyenangkan untuk Vettel, “Hungry Heidi”nya sulit terkejar terutama setelah summer break. Vettel memenangi 5 race setelah summer break berturut-turut, Spa Belgia, Monza Italia, Marina Bay Singapura, Yeongam Korea, dan terakhir Suzuka Jepang. Di paro musim pertama pun Vettel sudah mengoleksi 4 kemenangan di Sepang Malaysia (very controversial one, Multi 21 mode :p), Sakhir Bahrain, Montreal Kanada, dan Hungaroring Jerman. Jadi 9 kemenangan di musim ini sudah di tangan Vettel dan masih sangat mungkin nambah lagi di 4 race tersisa.

Dengan 9 kemenangan dari 15 race yang sudah berlangsung, tampak kalau Vettel dan Red Bull tentunya, sangat-sangat dominan musim ini. Dan seperti sesuatu yang tak tertulis di angkasa raya ini, semakin tinggi pohon akan semakin kencang angin yang menerpa. Ya, dominasi Vettel dan Red Bull mulai mendapat tanggapan miring dari buanyak pihak. Banyak sekali yang berkomentar kalau mereka seperti kembali ke era Shumacher, F1 jadi membosankan karena pemenangnya sudah ketauan. Banyak juga yang meragukan kemampuan Vettel dan merasa kalau ini berkat Red Bullnya yang superior, dan berandai-andai kalau Vettel ditempatkan di posisi Alonso, Hamilton, atau Raikkonen apa Vettel akan sesukses ini. Well, aku sih ngakak-ngakak aja baca perdebatan orang-orang itu, karena sedari awal aku sudah menyimpulkan kalo Vettel dan Red Bull is a great driver in a great car. Vettel sesukses ini berkat Red Bull dan Red Bull sesukses ini berkat Vettel. Sebelum Vettel join di Red Bull tahun 2009, Red Bull belum pernah mengoleksi kemenangan sekalipun. Dan Adrian Newey yang diagung-agungkan sebagai jenius di balik kesuksesan Red Bull saat ini, sudah join sejak 2006, tapi ya itu Red Bull nyatanya baru bisa menang setelah Vettel masuk. So, i think they grow together, and achieved the tittle together. Driver and constructor’s championship for 2010, 2011, 2012, and 2013-to-be are the result for their hardwork.

As a person, i’m adoring his passion, his desire to win, his natural talent, his hardwork, his maturity to takes easy all the negatives. He’s not always be a protagonist, but yeah nobody’s perfect. I remember clearly how i were started liking him, semua gara-gara berita di kolom olahraga di koran Jawa Pos, tulisan Azrul Ananda. Di berita itu ditulis betapa berbakatnya Vettel, saat itu Vettel belum jadi juara dunia kayaknya, bakat alami dimana Vettel bahkan bisa mengamati bulir keringatnya yang ada di visor helmya saat race. Saat race lhoo! Keren amat yak ini orang, pikirku saat itu. Dan belum lama ini, race di Korea kalo nggak salah, setelah melintasi finish pertama kalinya Vettel malah komplain tentang selang minumnya yang nggak bekerja pas race, Christian Horner sampe terheran-heran. So i’m not liking him because he’s a triple world champion or a fourth-world-champion-to-be. He deserves it because his very hardwork.

Dear Vettel, biarin aja haters ngomong sesuka mereka, you know what you have to do. Let’s grab the fourth, fifth, sixth and many mooore titles and record breaking. Stay on fire, Seb! Really can't wait for Indian GP! 


Monday, October 21, 2013

MotoGP Phillip Island 2013: An Atypical Race


Banyak kata yang bisa dipilih untuk menggambarkan race MotoGP Phillip Island kemarin. Eventful. Chaotic. Thrilling. Weird. Disaster. Nightmare. Dangerous. Dumb. Silly. Semuanya senada, not in a good way. Atypical race kalo kata Dani, yah benar-benar nggak umum.

Mari kita urutkan kejadiannya. Pertama, Phillip Island baru aja diaspal ulang, pasti akan ada perubahan efek trek pada ban. Bridgestone selaku supplier tunggal MotoGP masih memakai data lama, tanpa melakukan tes sama sekali sebelumnya, dan menyediakan 2 macam ban yang biasa dipake di Phillip Island sebelumnya. Saat sesi latihan, pembalap merasa kalau grip lebih baik, tapi baru diketahui kalo trek bikin buoros ban. Semakin banyak sesi latihan, ketahanan ban benar-benar diragukan. Sampai akhirnya hari Sabtu setelah sesi kualifikasi ada perubahan jumlah lap yang semula 27 lap dipangkas jadi 26 lap dan pembalap diwajibkan untuk pitstop dengan ban baru (bike swap) satu kali atau flag to flag race. Entrance dan exit line pitlane juga diperpanjang. Race Moto2 yang beda supplier ban, Dunlop, malah dipangkas jadi cuma 13 lap. Oke, ini mulai geje.

Hari Minggu atau race day, saat warm up para pembalap sibuk melakukan simulasi bike swap, yang agak rempong juga ternyata, kudu lompat dari motor 1 ke motor satunya secepat mungkin *beresiko keseleo >.<*.

Nah, pas race Moto3 ada perubahan lagi. Jumlah lap kembali dipangkas jadi 19 lap dan pembalap diwajibkan untuk pitstop dengan ketentuan maksimal 10 lap dengan motor pertama dan menjalani lap sisanya dengan motor kedua. Perubahan yang cuma beberapa jam sebelum race ini karena Bridgestone benar-benar nggak bisa menjamin kalo ban mereka mampu bertahan lebih dari 10 lap. Yak, semakin geje.

Epic battle trio Spaniard
Puncak kegejean akhirnya berlangsung waktu race. Posisi grid terdepan dipegang Lorenzo, Marquez, dan Rossi, sementara Dani start di grid kedua di posisi 5. Race start, Lorenzo mampu mempertahankan posisi terdepannya, diikuti Marquez dan Dani yang langsung menyodok ke posisi 3. Segalanya masih berjalan normal di lap-lap awal, rombongan pertama seperti biasa trio Spaniard, Lorenzo – Marquez – Dani bersaing memperebutkan posisi terdepan. Dan rombongan kedua, juga seperti biasa Rossi – Crutchlow – Bautista, minus Stefan Bradl yang harus absen race karena cidera. Semua masih berjalan seperti race-race MotoGP yang selalu mudah ditebak, sampai akhirnya drama dimulai saat masuk ke lap 9. Dani Pedrosa jadi pembalap pertama yang masuk pit di akhir lap 9, bike swap berjalan mulus. 


Dani memilih mengikuti instingnya dibanding strategi untuk masuk pit lebih awal saat pembalap di depannya masih stay on track, jadi no traffic at pitlane. Oho, my Dani is so smart! Beberapa pembalap ikut masuk pit di lap 9 di belakang Dani dan beberapa sisanya masuk pit di akhir lap 10, termasuk Lorenzo. Tapi waktu Lorenzo melipir masuk pit, Marquez yang tepat di belakangnya memilih tetap di track. O ow! Komentator TV langsung ribut dan bingung karena Marquez nggak masuk pit di lap yang udah ditentukan race director, tim Marquez juga katanya bingung. Oke, jadi yang error siapa ni?? Marquez baru masuk pit di akhir lap 11. Ini drama pertama.

Drama kedua. Marquez keluar pitlane tepat saat Lorenzo dan Dani masuk tikungan pertama dengan kecepatan tinggi. Marquez dan Lorenzo sampe senggolan, mengerikan! Untung nggak ada satupun yang celaka. Formasi setelah itu, Lorenzo – Dani – Marquez.

Drama ketiga. Di 7 lap terakhir Dani dapat hukuman penalti 1 posisi, awalnya katanya karena speeding in the pitlane, tapi setelah ditelusuri lagi karena Dani melintasi garis putih di akhir exit line. Dani yang sedang di P2 melambat dan memberikan posisinya ke Marquez yang tepat di belakangnya. Dani jadi ke P3 dan sudah melakukan hukumannya.

Drama keempat. Satu lap setelah Dani memberikan posisinya ke Marquez, tiba-tiba muncul black flag dan no.93, big o ow! Marquez didiskualifikasi dari race karena mengabaikan perintah race direction dan masuk pit 1 lap lebih lambat dari yang diwajibkan. Haha, this is a funny show! Aku sudah memprediksi kalo Marquez belum akan mengunci gelar di Phillip Island, tapi nggak dengan cara aneh semacam ini. Dan ternyata nggak cuma Marquez yang dapet black flag, Staring dan Cudlin juga, dengan alasan yang sama.

Sisa race akhirnya berlanjut dengan Lorenzo yang perlahan menjauh dari Dani dan posisi ketiga yang lowong karena 1 dari trio Spaniard out, diperebutkan oleh Rossi, Crutchlow, dan Bautista. Checquered flag, Lorenzo finish pertama, diikuti Dani dan Rossi yang akhirnya berhasil memenangi duel dengan Crutchlow dan Bautista yang akhirnya finish berturut-turut di belakangnya.

Phew, what a weird race! Jarak Marquez – Lorenzo di klasemen pembalap yang tadinya 43 poin sekarang jadi tinggal selisih 18 poin gara-gara Lorenzo menang dan Marquez didiskualifikasi. Championship is still alive, in a very weird way! Entah siapa yang harus disalahkan di race yang rasanya kacau sekali ini, Bridgestone? Dorna? Race direction? Why is Dani not dropped his position to Rossi? And who’s the culprit for Marquez’s DQ, Marquez himself? Or his team? Belum lagi soal senggolan Marquez – Lorenzo. Semua berdebat soal ini, wow, baru ini race MotoGP dramanya ngalah-ngalahin F1.

Baca postingan @motomatters soal ini, penyebab semua kekacauan ini tak lain dan tak bukan adalah Bridgestone, entah itu Bridgestone sendiri atau dengan Dorna selaku penyelenggara MotoGP. Kalau Bridgestone sudah melakukan tes dan bisa menyediakan ban yang sesuai, maka kita akan menikmati normal MotoGP race. Gara-gara ternyata ban yang mereka sediakan sama sekali nggak bisa bertahan dengan kondisi trek sekarang, muncullah skenario flag to flag dari race direction. Masalahnya, aturan yang race direction buat berubah setiap 5 menit, tapi rider dan tim nggak dikumpulkan untuk diberi kejelasan peraturan dan konsekuensi penalti yang mungkin terjadi, cuma dikasih pengumuman di selembar kertas. It’s confusing, right?

Hasilnya beginilah, disaster kalo kata Stoner! Drama yang melibatkan Dani sepertinya karena Dani terlalu bingung dengan race yang geje ini. Di press conference after the race malah Dani bilang kalau dia hanya mengingat sedikit yang terjadi di race, “Everything happened so quickly and it was new, but it was a lot of stress from Saturday to know which tyres and how many laps, with the rules changing every five minutes”. Soal penaltinya, Dani berpikir kalo dia masuk pit pertama kali maka dia akan jadi yang terakhir saat keluar pitlane, jadi Dani merasa nggak perlu noleh ke belakang dan Dani menyentuh garis putih sedikit. That was all, jelas Dani. Saat race, Dani sudah melakukan penaltinya dan turun 1 posisi dari P2 ke P3, a.k.a membiarkan Marquez lewat, dan itu sebelum Marquez didiskualifikasi. Jadi, Dani udah bener dan posisi akhir di podium 2, bukan dropped 1 position on podium after the race di belakang Rossi.

Drama senggolan Marquez – Lorenzo bener-bener mengerikan! Marquez noleh 2x di pitlane exit, pertama track kosong, tapi waktu noleh kedua kali udah keliatan Lorenzo sama Dani ngebut menuju first corner. Lorenzo bener-bener tampak menuju Marquez, dan Marquez menuju racing line dengan kecepatan yang jauh lebih rendah. Yak, bener aja mereka senggolan! Mereka bertiga beruntung nggak terjadi insiden serius gara-gara ini. Race direction juga beruntung lolos dari masalah kalau hal buruk terjadi, safety rider benar-benar dipertanyakan karena exit pitlane yang malah diperpanjang, yang berarti batas kecepatan 60 km/jam diperpanjang mendekati racing line. Kalo di F1, pembalap nggak bisa sembarangan keluar dari pit, harus seaman mungkin dari pembalap lain yang melewati track. Menurutku Marquez – Lorenzo sama-sama salah karena nggak mereka nggak memilih the safest way.

Dan drama terbesar soal black flag Marquez, aku nggak tau siapa yang dudul disini. Tapi Marquez dan HRC tampak so silly di kejadian ini. Entah kenapa akhir-akhir ini HRC sering sekali bikin error dan malah memperkecil kesempatan pembalapnya di championship. Big example di Aragon lalu, gara-gara kabel kontrol traksi yang sama sekali tak terlindungi, Dani terlempar dari motornya, DNF, terlempar dari persaingan posisi pertama di championship, dan harus melewati sepanjang minggu menahan nyeri *untung nggak cedera*, termasuk pas race Sepang. Dan masih minggu lalu di free practicePhillip Island, mounting bolt di RCV Dani tiba-tiba lepas karena dipasangnya kurang kenceng, untung Dani cepet nyadar dan melipir ke pinggir track sebelum something bad happen. Why oh why, HRC, oh i mean Repsol Honda Team?

But somehow sepertinya ini hukuman sesungguhnya buat Marquez gara-gara selalu membahayakan rider lain, Marquez didiskualifikasi lagi aja di Motegi sama Valencia, race direction? :p   


And what will happen only in a few days at Motegi?? We’ll see. Semoga Dani bisa mengakhiri musim di posisi kedua klasemen..  :) 


Sunday, October 20, 2013

An Observation: Dani Pedrosa

Bosan dengan fakta soal Dani Pedrosa yang ditemukan waktu googling? I’ll give you an additional info, based on my observation and opinion tapi loh ya ini. Jadi ya kalo nggak valid dan subyektif harap dimaklumi, haha.. *ditimpuk samurai*

·         Dani Pedrosa adalah pembalap terganteng di MotoGP sepanjang masa. Really? Yeah, because i only see him in my eyes. Love is blind, right? :p

Jangan gitu ah, Dif! Jadi malu..
·         Dani Pedrosa adalah orang yang setia. Buktinya setiap race Dani selalu pakai helm dengan desain yang sama. Arai dengan warna biru di atasnya dan logo samurai kebanggaan Dani di bagian belakang. Vettel aja hampir tiap race desain helmnya ganti terus. Dan soal ehm, pacar *tadinya mau denial*, Dani juga setiaaaa banget. Sudah beberapa tahun *kabarnya dari 2004*, Dani menjalin hubungan dengan Yvette Amescua, atau yang akrab dipanggil mpok Ipet (yang ini jangan dipercaya). Pernah waktu Dani ketemu fans setianya yang masih anak-anak, namanya Dylon, Dani ditanya punya pacar berapa? Dani sambil senyum jawab, only one, sementara Dylon menyombongkan diri dan bilang kalo pacarnya banyak, haha. Meskipun untuk sekarang masih nggaknya cuma Dani yang tau, soalnya sampe sekarang nggak pernah liat ada di paddock pas race sih. Ada yang penasaran Yvette itu cantik atau nggak? Liat aja di youtube yang “Dani Pedrosa life away from track”, ada Yvette di rumahnya Dani di Swiss, omo omo!

Itu helmnya Dani, cakep yak?
·         Dani Pedrosa adalah satu-satunya pembalap di grid saat ini yang sama sekali nggak mau pake UG (umbrella girl). Dani lebih memilih selalu dipayungi sama mekanik timnya, Emanuel Buchner, yang bertangan kekar dan berbulu, jauh dari kata seksi. Meskipun tampaknya si om Buchner nggak menikmati tugasnya, habis ekspresinya serem mulu, beda jauh sama mbak-mbak UG yang selalu tersenyum, hahaa. Awalnya semua berpikir kalo Dani takut konsentrasinya terganggu, tapi dari salah satu interview baru-baru ini di motogp Australia, baru terungkap kalau sebenernya jaman dahulu kala, UG butuh akses ke grid yang berarti special pass dan Dani harus memilih diantara memberikannya ke mekanik yang bisa membantu kalo ada sesuatu yang salah, atau seorang gadis. Jadi, Dani dan timnya berpikir lebih penting seorang mekanik. Sekarang peraturannya sudah berubah, tapi Dani nggak tau, dia baru tau di beberapa race yang lalu *lha kok isoo??*. Haha, dan Dani lagi nyari UG loh. Posisi bergengsi, kata Dani “You know I haven’t had one for so many years, the first one has to be perfect!”. Waaa, mau ngelaamar jadi UGnya Dani aaah! *Dif, bangun Dif!*. Jadi penasaran kalo akhirnya Dani pake UG gimanaa ya? Pasti kita nggak akan ketemu muka masam om Buchner lagi di grid :p

Dani dan Om Buchner yang setia setiap saat
·         Dani Pedrosa punya BFF alias best friend forever yang sama-sama ganteng, namanya Raul Jara. Sahabat yang juga jadi kru timnya. Dan sekarang, om Raul-lah yang bertugas sebagai manajer Dani menggantikan om Alberto Puig yang sekarang disibukkan dengan Asia Talent Cup.


·         Dani Pedrosa belum lama ini join twitter, akunnya @26_DaniPedrosa. Sudah follow? Kalo belum buruan gih follow. Sebenernya Dani sama sekali nggak suka sosial media, ini juga doi terpaksa kayaknya. Demi kita fansnya, muahahaa, jadi nggak enak. Jadi awalnya ada akun yang ngaku-ngaku akun resminya Dani dan repsol honda memutuskan bikin akun twitter buat Dani biar fans nggak bingung, kalo sewaktu-waktu Dani berminat bisa langsung dipake. Dan untunglah Dani mau make itu akun twitter. Akhirnya Dani twitteran juga, yay! Tapi ya gitu, Dani updatenya jarang-jarang. Jadi tiap nemu twitnya Dani di timeline bawaannya yang excited banget. Tapi sih Dani nggak pernah ngetwit soal kehidupan pribadinya, pasti yang berhubungan sama MotoGP, padahal sini kan kepo Dani lagi ngapain aja, hohoo. :p
·         Dani Pedrosa selalu mengupdate blognya setiap Senin sore waktu Eropa. Kadang molor, apalagi kalo Dani dalam perjalanan ke race berikutnya, tapi dalam seminggu selalu ada 1x update. Dani absen ngeblog kalo lagi summer break, atau winter break (a.k.a selang antara musim selesai sampai musim tahun berikutnya). Belum pernah baca blognya Dani? Kesini aja http://blogs.repsol.com/competition/dani_pedrosa/, jangan lupa comment dan semangatin Dani yaa! J
·         Dani Pedrosa selalu make jam tangan di tangan kanannya dan menghadap atas. Jam merek CVSTOS yng didesain sendiri oleh Dani, warna hitam dengan garis orange di sisi kanan kirinya. Keren ih, bikin pengen punya juga. Jam kesayangan yang kayaknya nggak pernah lepas dari tangan Dani. FYI, jam Dani ini mahal banget lho, yah seharga CRV gitu deh.
·         Dani hobi banget main sepeda. Atau kalau nggak nonton balap sepeda. Dani sering cerita soal balap sepeda yang lagi diikuti di blognya, yang mana aku tak mengerti satupun. Maklum lah, tontonanku kalo nggak MotoGP ya F1.
·         Dani Pedrosa is a very kind hearted man. Baik banget. Nggak pendendam. Kalo dia dirugikan, dia akan kesal, tapi ya udah, dia akan memaafkan.
·         Dani Pedrosa kalo pas dishoot kamera di paddocknya lebih sering cuek dan cool dibandingkan liat ke arah kamera dan senyum. Rasanya jadi pengen njawil dan manggil, “Dani, Dani, noleh dan senyum ke kita doong?”

Tuh kan, doi cuek aja
·         Dani Pedrosa jarang pake celana pendek, seringnya pake jeans biru panjang dan bajunya *selalu baju dengan buanyak logo sponsor* lebih sering pake kaos repsol warna putih yang berkerah di area sirkuit, untuk press conference misalnya. Atau kalo untuk yang lebih santai,  Dani suka pake kaos Alpinestars warna hitam semacam ini. *Well, ini kayaknya tergantung suasana deh, macam di Sepang yang panas banget, Dani pake celana pendek juga ding*

Foto yang diupload Dani pertama kali di twitternya
·         Dani Pedrosa kalo lagi nggak pake baju sponsor, tampaknya lebih nyaman dengan style baju-baju berwarna gelap.

·         Dani Pedrosa adalah rider yang nggak suka bikin selebrasi aneh-aneh kalo menang. He’s a simple man. Paling ngangkat motor, ngepalkan tangan, sama senyum super lebar di parc ferme dan podium.

His super happy face is priceless
·         Dani Pedrosa itu pemalu, sama kayak aku. Tapi sih katanya sekarang udah mendingan dibandingkan dia waktu umur 20an awal. Dan semakin lama semakin tampak mendingan, he's getting funnier day by day. Aslinya, Dani itu lucu lho, cuma imagenya aja tampak serius. Jurnalis yang bertahun-tahun ngeliput MotoGP pun bisa merasakan perbedaan kalo Dani tampak lebih santai dan less serious. Dulu, Dani paling males diinterview dan jawab pertanyaan pun seadanya, tapi sekarang Dani malah jadi salah satu orang paling menyenangkan di paddock MotoGP. Fans pun bisa kok lihat kalo Dani emang beneran berubah, makin lucu dan nggemesin, uwuwuu..

Abaang, bannya jangan dicolong please! :p

So far sepertinya ini dulu, nanti kalo ada ide ditambah lagi. Salam manis dari abang ganteng Dani Pedrosa! J