Friday, December 18, 2015

Sepang Trip 2015: Surprising Autograph Session

Morning, Saturday!

Persis seperti kemarin habis subuh langsung mandi dan siap-siap berangkat ke sirkuit, dan sebelum jam 7 kita udah jalan keluar hotel. Bedanya, hari ini kita sempat sarapan dulu di dekat Nu Sentral. Nasi lemak lauk telur ceplok yang murah meriah cuma RM 2,5 cukup buat amunisi pagi ini.

Perut kenyang, kita lanjut jalan ke shuttle bis SIC di KL Sentral. Sebelumnya, jemput Wiwin dulu yang hari ini barengan ke sirkuit di McD KL Sentral. Yay, akhirnya nggak berduaan mulu sama Tristan, haha. Sampai tempat shuttle bis, bis pertama sudah full, masih bisa sih kalo mau berdiri, tapi berhubung kita nggak buru-buru sampe sirkuit kita nunggu aja bis selanjutnya datang.

Saturday, December 5, 2015

Sepang Trip 2015: Unfocused Friday

Good morning, Friday! Jum’at artinya waktunya untuk mulai ngendon di sirkuit, karena free practice 1 dan 2 sudah mulai. Saking bersemangatnya, habis subuh aku langsung mandi (subuh di Malaysia lumayan siang btw, jam setengah 6 lebih baru masuk subuh, jadi dengan jam biologis Samarinda aku jadi tidur-tidur ayam setelah kebangun dari jam 4-an). Karena subuhnya agak siang, jam 7 pagi pas kita sudah siap dan keluar hotel, di luar baru aja mulai terang.

Seperti biasa mampir dulu di minimarket sebelah hotel, buat beli susu Dutch Lady yang sebenernya sama aja kayak Frisian Flag di sini, tapi enaknya berkali-kali lipat karena lebih kental. Niat untuk sarapan dulu diurungkan karena kita masih mau cari-cari  tempat mangkalnya RapidKL ke Sepang di KL Sentral dimananya.

Setelah mencari mengikuti insting, ketemu juga si RapidKL tujuan Sepang International Circuit. Jadi dari hotel yang ada di jalan besar Tun Sambathan, kita menuju KL Sentral lewat mall Nu Sentral. Turun dari eskalator Nu Sentral yang langsung disambut hall KL Sentral yang tahun ini kosong, jalan terus aja sampai setelah stasiun LRT ada belokan ke kiri. Belokan yang isinya orang jualan coklat, tempat makan, bakery, susuri aja sampai ketemu pintu keluar di arah agak ke kiri. Sebelum pintu keluar ada money changer dan jejeran ATM. Nah begitu keluar, di sanalah bus RapidKL mangkal.


Bis pertama berangkat jam 8 pagi. Waktu kita sampai belum ada jam setengah 8, tapi bisnya sudah datang. Dan pembelian tiket sudah dilayani. Di KL Sentral, pembelian tiket dilayani on the spot, RM 30 untuk return ticket dan RM 18 untuk one way. Kita beli tiket pulang pergi, dan tiket kembali ke KL Sentral nggak harus dipakai di hari yang sama. Jadi kalo mau melipir ke tempat lain, itu tiket masih bisa dipakai besokannya.


Jam setengah 8 lebih kita sudah duduk manis di dalam bis, nunggu bis penuh lalu kemudian berangkat meskipun waktu itu belum ada jam 8. Tahun kemaren karena nginep di deket sirkuit yang kemana-mana naik taksi, ini pertama kalinya aku naik RapidKL. Karena berangkat dari kota yang notabene jauh dari sirkuit, perjalanan memakan waktu lebih dari satu jam. Dan di jalan meninggalkan kota, kalau liat sisi jalan di sebelahnya wuiiih macet panjang sampai berkilo-kilo. Kayaknya banyak warga KL yang milih tinggal di pinggiran kota, jadi tiap pagi jalan ke kota, apalagi sebelum pintu keluar tol, macetnya nggak kira-kira.

Perjalanan yang lumayan lama sebenernya niatnya mau lanjut tidur, tapi ada bule yang ngobrol sambil ketawa-ketawa kenceng sampe mau tidur nggak bisa. Jadilah kerjaannya memandangi kota KL yang pagi itu hazenya masih lumayan parah.

Setelah satu jam lebih perjalanan, bis berhenti di parkir bis dan kita lanjut ke main gate dengan shuttle bis yang sudah berderet menunggu pengunjung sirkuit. Dari parkiran ke main gate deket aja sebenernya, tapi namanya kaki manja, kita lebih milih untuk naik shuttle.


Pagi itu baru jam 9, dan kita sudah sampai di main gate.  Seperti biasa mampir dulu di customer service centre buat ngambil brosur agenda race weekend itu. In case you have any question, ada banyak mbak-mbak dan mas-mas berbaju kuning dengan tulisan ‘Ask Me’, tanya aja, pasti mereka siap membantu.

Karena nggak ada yang perlu ditanyakan, kita lanjut jalan ke welcome centre yang mulai tampak antrian orang. Antri? Antri apaan masih Jum’at pagi juga?

Hoho, jadi tahun ini ada perubahan agenda MotoGP Sepang. Sesi Rider’s Autograph yang biasanya di Sabtu siang, dimajukan jadi Jum’at siang. Alasannya menyesuaikan dengan jadwal pembalap dengan sponsor di hari Sabtu. Kelihatannya perubahan ini agak mendadak, karena di brosur race, Rider’s Autograph masih dijadwalkan di Sabtu siang. Aku juga baru tau pas mendarat di KL dari instagram @sepangcircuit.

Jadi, hari Jum’at ada dua agenda penting sekaligus, Rider’s Autograph dan pitlane walk yang seperti biasa masih di Jum’at sore. Menurutku masih oke jadwal tahun-tahun sebelumnya sih, karena tahun ini kita jadi ngantri dua kali dalam sehari. Dan dua-duanya lama. Kasian juga yang baru datang hari jum’at sore atau sabtu pagi, udah nggak kebagian apa-apa.

But i don’t know this will be permanent or not. Biar nggak ketinggalan informasi, follow aja instagram @sepangcircuit. Di sana informasinya lengkap, termasuk pembalap siapa aja yang ikut di sesi 1 dan 2.

Buat Sepang first timer, sesi ini nggak boleh dilewatkan. Datanglah sepagi mungkin selagi antrian masih pendek, dan masih kebagian area di bawah foyer biar nggak kepanasan pas antri. Jam 8 itu waktu ideal buat sampe sirkuit. Nunggunya memang lama karena sesi 1 baru dimulai jam 11.20, tapi percayalah penantian itu worth it. Apalagi buat yang belum pernah ketemu pembalap MotoGP berjejer langsung di depan mata. Ini kesempatan terbesar buat ketemu pembalap kesayangan.

Nah, berhubung aku bukan Sepang first timer dan sudah tau rasanya antri dari pagi sampe siang dalam kondisi kelaparan dan kehausan. Tahun ini Rider’s Autograph dan pitlane walk skip dulu. Jam 9-an pas sampe antrian belum terlalu panjang sih, masih lah kebagian ketemu Dani di sesi 1. Tapi karena dari awal niatnya nggak ikut, kita lanjut jalan ke mall area.

Mall area Sepang circuit isinya deretan booth-booth jualan berbagai macam merchandise pembalap, yang bisa dipastikan original. Jadi, kalo mau belanja siapkan ratusan ringgit ya.

 
 

Karena hari masih pagi, dan baru hari pertama race weekend, booth-booth tadi masih sepi. Ada yang masih siap-siap malah. Jadi setelah nyangkut bentar di booth Honda, kita langsung masuk lewat gate main grandstand. Hari Jum’at belum ada pemeriksaan tiket, jadi buat pemegang tiket non main grandstand sekalipun masih bisa masuk.

 
 

Di dalam area main grandstand ternyata juga sama-sama masih sepi. Kita duduk di depan garasi Repsol Honda, nunggu free practice 1 MotoGP dimulai. Kabut asap pagi itu lumayan parah. Kabut yang bikin beberapa orang ketar ketir, khawatir race dibatalkan. Tapi sih aku optimis, race tetap sesuai jadwal mengingat suasana lagi panas-panasnya.


Mendekati free practice 1, garasi-garasi di seberang dibuka dan mulai terdengar raungan khas mesin MotoGP yang cempreng tapi ngangenin. Dan sepanjang free practice 1 aku nongkrong di MGS North sambil sarapan roti yang dibeli sebelum berangkat tadi.  

Satu jam pertama. Duduk anteng sambil foto-foto dan videoin Dani pas lewat.

Dua jam kemudian. Panaaas. Boseeen. Nggak tau mau ngapain.

Jadilah menjelang jam makan siang kita beralih ke sisi sirkuit yang lain, MGS south sambil mampir beli KFC buat makan siang. Tahun lalu kita sama sekali nggak ngerasain duduk di MGS south, dan ternyata nongkrong di situ enak banget, viewnya luas dan angin sepoi-sepoi. Enak banget buat tidur siang.

 
 

Hampir separuh track kelihatan dari MGS south. Mulai dari Dani keliatan di ujung sana, lewat persis di depan mata, sampai menghilang di tikungan terakhir jelang start/finish. Berkali-kali selama free practice 2.

Antrian pitlane walk
Seru sih, tapi ternyata tanpa paddock pass bikin kita nongkrong di sirkuit tanpa jelas juntrungannya. Mau ikut pitlane walk males, udah tau kalo panas minta ampun dan kemungkinan ketemu pembalap keluar kandang lumayan kecil. Jadi demi sebentuk paddock pass, kelar free practice 2 kita langsung ke hotel Dani dengan tujuan mencari Eric.

Keputusan tepat kah?

Sepertinya bukan. Jam setengah 6 kita udah sampe di hotel dan suasana masih sepi. Agak jiper juga sih mengingat biasanya banyak fans yang juga nungguin pembalap, tapi kita pede-pedein duduk di lobby hotel.

30 menit pertama. Duduk anteng sambil internetan mumpung wifi kenceng (namanya juga hotel bintang lima).

30 menit kemudian. Mulai gelisah, kok belum ada tanda-tanda siapapun dateng sih? Bahkan kru tim belom ada yang balik.

Dan nggak lama kita memutuskan buat balik aja, karena kelamaan nunggu Dani atau Eric menghilangkan satu malam buat jalan-jalan. Jadi dengan berat hati kita melangkah meninggalkan hotel.

Dasarnya how-how dari pagi, pas balik dari hotel abang kita sampe mau turun di eskalator naik sampe diingetin orang. Begitu beneran turun di eskalator turun, ternyata kita turun di sisi yang salah. Doeng! Jadilah naik lagi, untuk kemudian turun lagi di sisi eskalator yang lain.

Bener-bener butuh mizone saking nggak fokusnya.


But at night, things get better. Setelah sampai kota dengan Aerobus, kita lanjut naik LRT ke Pasar Seni, cari oleh-oleeeh! Habis borong coklat dan matcha oatmeal di Pasar Seni, lanjut ke Chinatown buat borong yang lainnya. Gunting kuku buat oleh-oleh temen kerja, dan jam buat adek sukses menyusutkan jumlah ringgit di dompet.

 
 

Hari yang tidak fokus ini lalu ditutup dengan nyobain es krim milo di sevel terdekat, dan apple pie McD di KL Sentral. Since milo is always there to brighten up my day, i’m still happy and hoping for a good day tomorrow. So, time to rest!