Friday, January 31, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 14 Part 1


Da Jung menangis mendengar pernyataan Yul yang juga menyukainya. “Kau menangis lagi”, sahut Yul sambil mengusap air mata Da Jung, “Kau selalu secengeng ini?”


Da Jung menyangkal, biasanya ia tak begini, kenapa ia jadi seperti ini? Yul minta maaf sudah membuat Da Jung menangis sepanjang waktu, meskipun aku tak bisa berjanji tak membuatmu menangis, janji ini, aku akan menjaganya tak peduli apapun. Yul meraih tangan Da Jung, “Tangan ini, aku berjanji tak akan pernah melepaskannya.” Yul dan Da Jung saling menatap dan tersenyum.



Tiba-tiba pintu terbuka. Man Se masuk. Yul dan Da Jung buru-buru melepaskan tangan mereka. Man Se marah karena semalam Da Jung tak tidur dengannya. 


Da Jung dan Yul bingung harus menjelaskan apa. Man Se melirik kasur yang sedikit berantakan dan bertanya kesal pada Da Jung, “kau semalam tidur disini? Bagaimana bisa kau melakukan ini?” Da Jung mencoba menenangkan Man Se, liburanmu sudah selesai kan, ayo cepat siap-siap berangkat ke sekolah. Da Jung minta Yul siap-siap kerja juga dan buru-buru keluar bersama Man Se. Huahahaa, Man Se ini lucu banget, posesif! Ya kalo tiap malem Da Jung tidur sama Man Se, Yul kasian dong :p


“Waah, Man Se bangun cepat pagi ini! Ayo makan dan siap-siap ke sekolah”, bujuk Da Jung.

“Makan? Bukankah harusnya cuci muka dulu setelah bangun tidur?” koreksi Man Se.

Da Jung sadar, ah ya, kau harus cuci muka dulu! Da Jung memuji Man Se jauh lebih pintar darinya dan menyuruhnya segera mandi. Man Se pergi, Da Jung pun senyum senyum sendiri, aww! She’s totally swooning.


Na Young ada di depan kediaman PM. Seorang pengawal wanita melihatnya dengan heran dan menghampiri. Ia memperingatkan kalau anda tak bisa datang kemari sesuka hati, apa ada alasan tertentu anda kemari? Na Young tak bisa menjawab.


Joon Ki memandangi foto Na Young, bertanya-tanya apa Yul benar membuatmu mati? Jika benar begitu, ia tak akan pernah memaafkan Yul. Madam Na masuk, memberitahu kalau Hye Joo sudah datang. Joon Ki segera bangkit. Madam Na bertanya khawatir, apa kau harus memintanya bekerja denganmu? Kau tau aku tak menyukainya! Apa kau benar-benar harus melakukan ini?


Joon Ki berkata lembut, “Yoon Hee-ya, aku tau yang kau rasakan. Aku tau kenapa kau membencinya. Ya, itu benar kalau aku menyukai Seo Hye Joo. Namun, aku tak memanggilnya karena aku punya perasaan padanya.” Madam Na terkejut mendengar Joon Ki menyebut namanya lagi, aku tau itu, kau bilang ia yang paling mengerti PM. Joon Ki berkata tegas kalau ia akan mengambil segalanya dari Kwon Yul dan yang pertama adalah Seo Hye Joo, kau mengerti yang kukatakan? Joon Ki pergi. Madam Na tak habis pikir kenapa suaminya sangat membenci Yul, ini sudah waktunya untuk berhenti (membencinya).


Para pengawal merasa aneh dengan wanita yang tadi muncul (Na Young), apa ia datang untuk bertemu seseorang? Pengawal wanita berkata ia sudah bertanya tadi, tapi ia tak mengatakan apapun dan berlari pergi. Yul datang dan bertanya apa yang mereka bicarakan? Pengawal memberitahunya kalau ada seorang wanita yang berdiri di depan kediaman beberapa saat lalu. Pengawal gendut minta Yul tak perlu memperhatikannya, mungkin ia warga yang ingin menyampaikan keluhan, banyak yang seperti itu. 


Yul mengiyakan dan akan masuk mobil, tapi Da Jung datang menghampirinya. Ia baru saja mengantar Man Se sekolah. Da Jung membetulkan posisi dasi suaminya dan Yul pun berangkat dengan penuh senyum. Da Jung juga.


Mobil Yul berpapasan dengan Na Young. Na Young liat, tapi tentu saja Yul nggak. Padahal Na Young pake mantel mencolok warna labu lho, haha.


Da Jung menjalankan tugasnya sebagai istri, ia membersihkan ruang kerja suaminya. Menyemprot tanaman, merapikan kursi, meja, sambil senyum-senyum memikirkan pernyataan Yul tadi. Da Jung membereskan meja Yul yang penuh berkas dan menemukan sebuah jepit rambut. 


Da Jung heran, ini milik siapa dan teringat Yul yang pernah senewen meminta Da Jung menjepit rambutnya. Da Jung sadar kalau Yul berencana memberikan ini padanya dan tertawa senang.


Da Jung datang ke kantor Yul, mengajaknya makan siang bersama. Da Jung membawa bekal, kimbab yang dibuatnya sendiri, special untuk Yul. Yul mencobanya, hmmh, rasanya sangat berbeda dari ddukboki yang terakhir kau buat. Da Jung berkata kalau ddukboki itu kesalahan, spesialisasinya adalah kimbab. Da Jung sudah membuatnya dari SMP, ibunya meninggal saat ia masih kecil, ia harus pergi piknik dan tak ada yang membuatkannya kimbab, menyedihkan kalau tak membawa kimbab saat piknik, oleh karena itu ia sangat baik membuatnya.


Yul sadar kalau Da Jung baik pada anak-anaknya karena ia tak punya ibu seperti mereka. Da Jung tersenyum, ia tak sebaik itu. “Apa kau tau, sejak kau datang anak-anak berubah banyak dan, aku juga.” Keduanya pun senyum-senyum. Da Jung heran, ia belum melihat In Ho. Yul berkata, In Ho sakit jadi ia mengambil cuti.


In Ho tampak sekarat di kamarnya. Ia mengingat pembicaraannya dengan Na Young. In Ho bicara soal kakaknya yang takut pada Yul, karena itu ia akan pergi ke Amerika dengan Na Young. Na Young menangis, bukan begitu, ia tak melakukan kesalahan apapun. Alasan kecelakaan itu terjadi.. semua karenaku.


Da Jung menelpon In Ho, tapi In Ho tak mengangkatnya. Da Jung merasa In Ho pasti sangat sakit. Yul sependapat, dia bukan tipe yang membatalkan sesuatu kecuali sangat penting. Sesuatu pasti terjadi, duga Da Jung.


Saat Yul menyelesaikan makannya, Da Jung memakai jepit rambutnya. Yul sadar dan langsung tersedak. Da Jung tersenyum, kau membelikan ini untukku kan? Awalnya Yul mau menyangkal, tapi akhirnya mengaku juga. Da Jung menggoda Yul, harusnya Yul langsung memberikan padanya setelah membeli, tapi malah meninggalkannya di meja, katamu rambutku harus dirapikan.


“Bagaimana? Apa terlihat cocok untukku?” tanya Da Jung. Bukannya memuji, Yul malah bilang ia membelikan itu karena Da Jung terlihat seperti orang desa. Da Jung kesal, Yul benar-benar keterlaluan, bagaimana bisa kau memanggilku orang desa padahal aku telah membawakan makan siang seenak ini.



Da Jung akan pergi, tapi Yul menarik tangannya, melepas jepit rambutnya dan memasangnya kembali. Yul membelai rambut Da Jung, ini baru terlihat cantik. Da Jung tersipu malu. Yul kira Da Jung akan pergi, kenapa masih disini?

Da Jung: “Jongri-nim Kwon Yul, fighting!” Yul pun tersenyum.


Da Jung meninggalkan kantor Yul in happy mood. In Ho menelponnya. Da Jung cemas apa In Ho sakit parah sekali?


Hye Joo memberitahu Joon Ki kalau Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan sudah menunggu, Anda harus menemui dan mendengarkan laporan mereka. Joon Ki minta Hye Joo tak bicara formal padanya saat mereka hanya berdua. Hye Joo menolak, ia harus bisa memisahkan urusan pekerjaan dan pribadi. Joon Ki merasa Hye Joo benar-benar kaku, mungkin karena itulah Kwon Yul tak menyadari perasaanmu selama 20 tahun ini. Sejujurnya Joon Ki tak mengerti kenapa Hye Joo menerima tawaran untuk jadi sekretarisnya.

“Saya tak bisa kembali pada PM dan saya tak mau hanya berdiam diri saja, mengambil kesempatan yang datang adalah hal wajar. Selain itu, sangat sayang jika melepaskan tawaran untuk bekerja di Blue House. Apakah alasan ini cukup untukmu?” jelas Hye Joo.


Joon Ki merasa ini cukup masuk akal. Gantian Hye Joo yang tanya, kenapa Anda memintaku jadi sekretarismu? Apa karena Jongri-nim? Joon Ki tak menyangkal, selama kau bekerja padaku, kau adalah sekretarisku, kau bukan milik Kwon Yul, apa kau mengerti maksudku? Hye Joo mengerti, tapi tampak nggak ikhlas.


Da Jung sampai di apartemen In Ho. In Ho benar-benar tampak menyedihkan. Da Jung menyuruh In Ho istirahat, badannya panas dan berkeringat dingin. In Ho minta maaf,  tapi yang terpikir olehnya hanya Da Jung. Da Jung maklum, ia juga pernah tinggal sendiri jadi ia tau rasanya, sendirian saat sakit membuatmu merasa sedih dan ingin menangis.


Da Jung akan membuatkan bubur untuk In Ho, ia meletakkan barang-barangnya di meja, dan sebuah amplop terjatuh, tampaklah sebuah foto.. Na Young. Tentu saja Da Jung tak melihatnya.



Joon Ki dan Hye Joo berpapasan dengan Yul, entah di mana, sepertinya bukan Blue House. Soalnya Joon Ki komentar ia pikir sudah cukup sering bertemu Yul di Blue House, tapi ternyata ketemu lagi di sini. Yul merasa cukup sulit baginya untuk pergi ke Blue House selama Joon Ki masih membantu Presiden. “Apa hanya itu yang kau khawatirkan?” tanya Joon Ki. Yul tak mengerti maksudnya. Joon Ki hanya bilang kau akan segera mengetahuinya. Yul tak terlalu memikirkannya dan minta izin bicara sebentar dengan Hye Joo. Joon Ki membolehkan dan pergi duluan.


“Bagaimana pekerjaanmu di Blue House? Apa baik-baik saja?” tanya Yul. Hye Joo tak percaya Yul tak membencinya. Yul merasa tak berhak untuk itu dan selama ini aku benar-benar merasa bodoh, aku menyakitimu dan kau mungkin mengalami masa-masa sulit, maafkan aku. Dan juga, terima kasih. Pengalaman Hye Joo mungkin akan lebih berguna di Blue House, karena apapun yang kau lakukan, kau akan melakukannya dengan baik. Yul minta Hye Joo segera pergi, ia sudah bicara terlalu lama.


Hye Joo menangis, “Jongri-nim, saya tak menyesali waktu yang saya habiskan selama mendampingi Anda.. dan berhati-hatilah terhadap Kepala Kang.”


Bubur Da Jung sudah matang, tapi In Ho masih tertidur dan mengigau soal kakaknya. In Ho membuka matanya. Da Jung bertanya khawatir bagaimana keadaannya? In Ho merasa baikan, sedikit terkejut Da Jung masih ada di sini. Tentu saja Da Jung tak bisa meninggalkannya yang terbaring sakit begini. Da Jung menyuruh In Ho makan, tapi In Ho merasa tak bisa makan apapun.


Da Jung heran kenapa In Ho bisa sakit seperti ini? In Ho pernah berkata soal seseorang yang mungkin masih hidup, sebenarnya yang ia maksud adalah kekasih kakaknya. Kupikir ia sudah meninggal, orang itu ternyata masih hidup. Da Jung terkejut, bukankah itu hal yang baik? Seharusnya begitu,tapi orang yang membuat kakakku seperti ini adalah orang itu, selama 7 tahun ini aku hidup untuk membalas dendam pada orang yang menyebabkan kakakku seperti itu. In Ho bisa bertahan karena itu, tapi ternyata semua itu salah.


“Mungkin aku lancang mengatakan ini, tapi apakah itu yang diharapkan kakakmu? Apa menurutmu dia akan senang dengan balas dendammu? Kurasa tidak. Jika aku di posisi kakakmu, aku tak ingin adikku satu-satunya hidup dalam penderitaan.”

“Da Jung-ssi...”

“Harapan kakakmu adalah agar kau bahagia, Kepala Kang. Tidakkah kau berpikir itu yang diinginkannya?”


Sementara itu, Yul di teras menunggu Da Jung yang tak pulang-pulang. Ia ingat Hye Joo memintanya berhati-hati terhadap In Ho.


Da Jung akan pulang, In Ho bersikeras mengantarnya. Dan, Da Jung melihat foto Na Young yang tadi terjatuh, ia ingat itu wajah istri Yul. In Ho buru-buru mengambilnya. Da Jung memastikan, bukankah dia mendiang istri Yul? 


In Ho terkejut Da Jung tau. Saat bekerja di Scandal News, ia bertugas mewawancarai Yul, kenapa kau punya foto-foto ini Kepala Kang? In Ho berkata soal Yul yang memintanya membuat laporan orang hilang, ia menggunakannya untuk referensi. Da Jung mengerti.


Da Jung pulang dan terkejut melihat Yul ada di luar. “Kau pikir kenapa aku di luar?” tanya Yul. Da Jung tak percaya, mungkinkah Anda menungguku?

Yul: “Memangnya siapa lagi yang kutunggu selarut ini selain kau?”


Da Jung senang sekali Yul menunggunya. Yul ngomel, kau membuatku menderita dan hampir membeku, dan segera masuk rumah.


Yul memandangi Da Jung yang sedang makan bibimbap, apa yang kau lakukan seharian ini hingga tak sempat makan? Da Jung merasa tak enak makan di dekat orang sakit. Yul tanya apa In Ho benar-benar sakit? Da Jung mengiyakan, kupikir baik juga sesekali ia jatuh sakit, agar ia bisa lebih baik. Da Jung ingat dan memberitahu kalau In Ho akan kembali kerja besok senin. Yul lega mendengarnya.


Da Jung tanya kenapa Yul diam saja, ia seharian berada di tempat pria lain, apa Yul tak merasa terganggu? Yul tanya,apa Da Jung berharap dirinya cemburu? Da Jung mengiyakan, Anda tidak merasa cemburu?


Yul tertawa, cemburu? Apa aku tampak seperti orang yang mudah cemburu? Ya, tentu saja aku cemburu, apa kau pikir aku bukan laki-laki? Yul akan membiarkannya kali ini, tapi tak akan tinggal diam kalau Da Jung berbuat seperti ini lagi. Da Jung senyum-senyum senang.


Yul tanya apa kau ingin aku cemburu? Da Jung pun mengangguk, ia senang Yul cemburu. Yul tertawa, ia juga senang, merasa gelisah saat menunggu seseorang, ia sudah lama tak merasakannya. Yul menjalani hidupnya, melupakan perasaan itu, kau membuatku kembali merasakannya, terima kasih.

Yul teringat, bukankah besok kau akan mengunjungi ayahmu? Tapi Da Jung berkata pada ayah kalau ia tak bisa datang, ia tak bisa meninggalkan anak-anak. Yul malah mengajaknya pergi bersama, ia punya waktu luang saat siang. Da Jung nyaris tak percaya. Tapi, Yul harus menyelesaikan semua pekerjaannya dulu dan menyuruh Da Jung lanjut makan, ia akan kerja dulu.


“Jongri-nim! Terimakasih Anda mau bersama-sama mengunjungi ayahku. Dan terimakasih karena telah menungguku,” ujar Da Jung. Yul tersenyum, kau berterimakasih untuk banyak hal dan pergi.


Yul kembali ke ruang kerjanya, penuh senyum. Yul mengambil form registrasi pernikahan dari laci.



In Ho memandangi foto Na Young dan kakaknya, dan menelpon Na Young, eh Kim Min Jung (nama Na Young sekarang), memintanya bertemu. Na Young teringat In Ho yang tak mempercayainya, Kwon Yul mencoba membunuh kakaknya.


Na Young tak berbohong, hari itu seharusnya ia pergi ke Amerika dengan Soo Ho. Tapi Soo Ho berubah pikiran, Na Young tak akan bahagia jika pergi dengannya, jadi kembalilah. Na Young tak mau, ia sudah meninggalkan anak-anaknya, sekarang kau menyuruhku kembali? Na Young melepas sabuk pengamannya dan akan melompat dari mobil yang berjalan. Soo Ho berusaha menahannya. Mobil oleng, dan saat ada mobil dari arah berlawanan, Soo Ho membanting stir ke kanan. Kecelakaan pun terjadi, mobil terjun ke dekat sungai dan Soo Ho terluka parah. Dan Na Young yang tak mengenakan sabuk pengaman, terlempar ke luar. Btw, katanya saat kecelakaan mobil Yul ngikutin dari belakang, tapi di adegan ini kuperhatiin kok nggak ada tanda-tanda mobil yang ngikutin mereka ya?




Na Young menangis memandangi foto anak-anaknya. Bukan, bukan foto pas kecil, tapi foto saat ini. Berarti selama ini Na Young udah diam-diam ngikutin mereka dong? Omo!

Note:
Aah, tiba-tiba aja minggu ini aku sakit. Kata dokter aku nggak boleh kecapekan atau kurang tidur. Begitu denger kata kurang tidur disebut, aku langsung deg, kayaknya aku kebanyakan begadang bikin sinopsis PMAI deeh. Aku langsung dilema. Bikin sinopsis emang sangat amat menguras waktu dan tenaga, aku bahkan nyaris nggak sempat melakukan hal-hal lain. Tapiii, i'm sooooo in lovee with this drama. Rasanya sayang kalo aku berhenti di tengah jalan, beberapa episode lagi juga tamat. Dan, aku bikin sinopsis juga buat kepentinganku sendiri sih, meskipun merepotkan, i love doing it! Kalo banyak yang baca alhamdulillah, kalo nggak pun masih ada aku yang bisa baca tulisanku sendiri. Jadi, aku akan melakukannya perlahan mulai sekarang, dan no more begadang, ohoho.. Difa, fighting! ^^