Monday, July 28, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 7 Part 1



Ki Tae sedang melakukan operasi dan darah pasien menyembur ke wajahnya, perawat mengelap bekas darah itu, tapi Ki Tae berkata ia baik-baik saja. (persis adegan di episode 1)


Ki Tae melajukan mobilnya seperti kesetanan. Ia bahkan tak menginjak rem di lampu merah dan nyaris menabrak orang yang menyebrang. Ki Tae menenangkan diri sesaat, dan kembali melajukan mobilnya... terburu-buru.

Ki Tae panik mencoba membuka pintu yang terkunci dan saat berhasil masuk, Ki Tae mengarahkan senter di ponselnya ke segala penjuru ruangan yang gelap, mencari seseorang.


Ki Tae, “Aku biasanya tak goyah untuk kebanyakan hal. Aku juga tak benar-benar takut akan apapun. Tak ada pintu yang tak terbuka dengan kekuatanku dimanapun di dunia, sampai aku bertemu gadis itu.

“Joo Jang Mi!” teriak Ki Tae saat menemukan orang itu.

Episode 7 [Eventough It’s Not Okay, It’s Okay]


Bibi ingin menunjukkan sesuatu di ponselnya pada ibu Ki Tae tapi ia ragu, “Apa kau akan baik-baik saja?” Ibu meyakinkan ia akan baik-baik saja, tapi bibi tetap tak yakin. Aku baik-baik saja, berikan padaku, pinta ibu. Nenek datang dan penasaran, jadi bibi langsung menunjukkan foto di ponselnya. Nenek kaget tapi senang melihatnya, bibi memuji dirinya sendiri yang mengambil angle sangat bagus. Ibu langsung merebut ponselnya, tapi ibu tak tahan melihat foto kiss Ki Tae dan Jang Mi, dan memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing. “Sudah kubilang tak melihatnya akan lebih baik,” sahut bibi.


Ki Tae di kamarnya, pikirannya tak bisa lepas dari kiss-nya dengan Jang Mi kemarin. Flashback, begitu sadar keduanya langsung melepaskan diri, Ki Tae akan mengatakan sesuatu tapi Jang Mi memintanya diam, bibimu memperhatikan kita. Ki Tae melihat sekeliling, dan bibinya langsung sembunyi. “Kupikir kau sudah menendangku pergi,” bisik Ki Tae sambil memegang bibirnya. Jang Mi melakukannya karena Ki Tae tampak tak baik-baik saja.


Memikirkan hal yang sama, Ki Tae dan Jang Mi tak bisa tidur karena kepanasan dan bangkit bersamaan menuju kulkas masing-masing, mereka butuh air dingin untuk mendinginkan kepala, hehe. Jang Mi bergumam pasti dia sudah gila, panas sekali. Yeo Reum dan Se Ah juga tampak terganggu dengan itu.


Ayah Ki Tae dan selingkuhannya enak-enak menonton film dari mobil. Wanita itu bertanya apa orang itu masih mengatur pernikahan putramu? Melihat ayah diam saja, wanita itu berkata pernikahan hanya satu dari banyak jalan, benar kan? Ayah hanya tersenyum dan mengangguk.


Melihat ibu sibuk sendirian di dapur, ayah Ki Tae tanya kau sudah tua, kenapa tak membayar orang saja? Ibu hanya bertanya apa ayah butuh sesuatu sambil tetap sibuk dengan sayurannya. Ayah minta segelas air dan ibu mengambilkannya tanpa banyak kata. Ayah tanya apa ada harapan antara Kang Se Ah dengan Ki Tae? “Kau suka Joo Jang Mi,” jawab ibu tanpa menatap ayah. “Direktur eksekutifku dan ayah Kang Se Ah dekat,” ujar ayah. Ibu mengerti maksudnya, aku selalu dapat peran jahat. Setelah ayah pergi, ibu mengambil ponselnya dan menelpon Se Ah.


Yeo Reum terkejut melihat truffles di tangannya. Chef memarahi Yeo Reum yang berani menyentuhnya, harga sekilonya 5 juta won.


Jang Mi sampai di depan cafe Hoon Dong dengan sepedanya dan tertawa kesal melihat bibi yang sudah nongkrong dengan manisnya di dekat situ. Ki Tae datang di saat yang tepat. Jang Mi langsung menghampirinya dengan riang dan menggandeng tangan Ki Tae, “Aku rindu padamu! Kau sudah sarapan?” Ki Tae cuma bertanya heran, kau ini kenapa? Jang Mi mengajak Ki Tae makan dan menariknya masuk ke cafe. Ki Tae tak tahan dengan Jang Mi yang begitu dekat dengannya dan minta dilepaskan.


“Aku sedang membantumu!” omel Jang Mi sambil menarik Ki Tae duduk di pinggir. Ki Tae sama sekali tak tampak tenang, pandangannya malah tertuju ke bibir Jang Mi yang tampak berkilauan. “Kita harus bicarakan tentang kemarin,” ujar Jang Mi. Ki Tae yang akan memulainya duluan dan berkata dengan nada canggung kalau alasannya memilih Jang Mi karena ia pikir tak akan tumbuh perasaan di antara mereka.


Tapi, Ki Tae terdistraksi lagi sama bibir Jang Mi sebelum lanjut berkata kalau hanya ada 1 alasan mereka melakukan ini, itu... agar ia bisa menyendiri dan minta Jang Mi jangan mendekatinya kalau tak ada keperluan dan batasi sentuhan fisik. Ini Ki Tae ngomongnya sepatah-sepatah gitu lhoo, bukan Ki Tae bangeet! Hahaa.


“Aku begini bukan untuk diriku, ini semua untuk membantumu!” sahut Jang Mi sambil memukul tangan Ki Tae, aku menggandeng tanganmu karena ada bibimu di sini. Ki Tae jadi salah tingkah dan malah mau minum air dari gelas kosong. “Aku pasti sudah gila, telah membiarkanmu mencium bibirku yang berharga.. di depan Yeo Reum juga,” sesal Jang Mi. Dan yang disebut langsung muncul dan mengiyakan, Jang Mi mencium siapa saja, tapi ciuman itu tak terlihat palsu sama sekali. Jang Mi mau menyangkal, tapi Ki Tae malah membenarkan, mungkin dia terbawa perasaan. “Hei!” teriak Jang Mi.

Jang Mi mau menjelaskan, tapi Yeo Reum sudah tau siapa Jang Mi sebenarnya sekarang, seperti orang bodoh kau suka pada semua pria dan berakhir dengan mencium pria yang tak berarti apapun, seperti orang bodoh.


“Aku apa?” tanya Ki Tae tak terima. Yeo Reum hanya senyum dan berkata ia suka orang yang bodoh, dan Jang Mi terpana mendengarnya. Yeo Reum memberitahu kalau ada festival truffle selama sebulan dimulai hari ini dan kami menyediakan menu khusus truffle, nikmatilah.


“Tadi itu pengakuan kan?” tanya Jang Mi senang. Tidak, jawab Ki Tae, apa ada pengakuan saat si gadis dikatainya bodoh? Senyum Jang Mi hilang, Ki Tae memang jagonya bikin kesal. Tapi senyumnya kembali saat Yeo Reum mengiriminya pesan, minta Jang Mi datang nanti malam. Ki Tae penasaran dan mau ngintip ponsel Jang Mi, tapi jelas Jang Mi tak membiarkan dan pamit pergi.


Ibu Hoon Dong mengecek list belanja barang untuk cafenya dan berkomentar soal truffles mahal yang dibeli, itu berlebihan. Hoon Dong menjawab kalau chefnya sedikit cerewet soal bahan masakannya. Ibu minta Hoon Dong mengawasi karyawannya, jangan sampai kau mempekerjakan ‘tikus’.


Malamnya, Jang Mi kembali menemui Yeo Reum di cafe diam-diam, ia merasa melakukan sesuatu yang salah.Yeo Reum tak merasa begitu, ini menegangkan, rasanya seperti aku diam-diam bertemu dengan gadis yang akan menikah. Jang Mi tertawa dan berkata sementara ini kita pasti sulit bertemu, jika mereka tau ini sandiwara dan Ki Tae harus menikah dengan seseorang yang tak disukainya. Yeo Reum tak peduli, tapi Jang Mi bertanya bukankah kau mengajak bertemu di malam hari karena memikirkan Gong Ki Tae? Tidak, sangkal Yeo Reum, aku ingin membuat sesuatu yang enak untukmu.


Yeo Reum mengeluarkan masakannya, egg custard. Jang Mi sudah akan mencobanya, tapi Yeo Reum belum menambahkan sesuatu, potongan truffles. Jang Mi berkata baunya aneh, tapi rasanya enak. Yeo Reum menunjukkan truffles yang terkenal itu, dan Jang Mi mengambilnya dari tangan Yeo Reum, mencium baunya.


Chef kembali ke cafe sambil menelpon seseorang tentang truffles itu. Mendengar bunyi pintu dibuka, Jang Mi takut itu bibi yang datang. Yeo Reum menarik Jang Mi pergi, tapi karena buru-buru, trufflesnya jatuh dan terinjak Jang Mi, o ow! Panik mendengar suara chef yang makin mendekat, Yeo Reum dan Jang Mi buru-buru pergi. Si chef bicara di telpon kalau bosnya tak peduli meski ia membeli bahan-bahan yang mahal, dan hampir menangis saat melihat truffles yang dibicarakannya tak berbentuk lagi di lantai.


Besoknya, truffles itu ditunjukkan pada Hoon Dong yang hanya bisa menghela napas, “Aku tak pernah menganggap kalian seperti karyawanku, aku menganggap kalian orang-orangku, orang yang kupercayai 100%, tapi respon kalian pada kepercayaanku seperti ini?” Yeo Reum membungkuk minta maaf. Si chef berkata Yeo Reum sudah menginjak 5 juta won. Hoon Dong selalu bertanya-tanya siapa yang masuk ke dapur tanpa ijin, ternyata itu kau. Hoon Dong minta Yeo Reum berkata jujur, orang yang mencuri bahan makanan itu kau kan? Chef menelan ludah mendengarnya. Dan Yeo Reum? Bukan aku, jawabnya. Si chef tak percaya, untuk merayu gadis kau memakai dapur kapanpun kau mau.


Yeo Reum mengaku kalau ia memang memakai dapur diam-diam, tapi ia hanya menggunakan bahan sisa atau yang sudah melewati batas kadaluarsanya, ia menggunakan truffles karena penasaran, ia tak menyentuh apapun selain itu (yaelah bro, tetep aja salah). Hoon Dong menunjukkan flashdisk berisi rekaman CCTV di tangannya, jika kau melakukan sesuatu yang salah katakan sekarang, aku akan memaafkanmu. Yeo Reum berkata akan bertanggungjawab atas kesalahannya dan kembali ke dapur. Hoon Dong jadi kesal, si chef memanas-manasi, kenapa kau tak memecatnya?


“Tapi kenapa kau ada di sini saat itu?” tanya Hoon Dong tiba-tiba. Si chef jadi gugup dan berkata ia meninggalkan sesuatu di sini, ponselku. Aah, aku lupa meletakkannya di atas oven, ujar si chef lalu kabur ke dapur. Dan Yeo Reum sudah menunggunya di sana, ia ingat chef sedang menelpon saat datang kesini, bagaimana bisa kau menelpon tanpa ponselmu? Si chef jadi kesal, apa kau menginvestigasiku sekarang? Yeo Reum hanya tersenyum dan pergi, ia akan mencari 5 juta won-nya. Hmm, si chef mencurigakan nih...


Jang Mi kaget saat tau Hyun Hee memutuskan untuk menyerah, meski kalian sudah putus, kau pernah berpikir kalau Hoon Dong oppa adalah pria yang akan kau nikahi. Hyun Hee tak bisa terus muncul di hadapan Jang Mi. Jang Mi minta Hyun Hee tak khawatir, ia tak apa-apa. “Saat aku melihatmu,aku terpikir Hoon Dong oppa, maafkan aku unni” sahut Hyun Hee sedih. Jang Mi bingung, aku harus bagaimana?


Hoon Dong sedang melihat rekaman CCTV dan shock saat tau Jang Mi yang diam-diam masuk ke cafenya bersama Yeo Reum. Jang Mi tiba-tiba muncul dan berkata Hyun Hee ada di luar, dia tulus menyukaimu, kupikir akan lebih baik kalau ia tak terlibat dengan pria sepertimu, tapi Hyun Hee bilang ia hampir mati karena tak melihatmu, jadi tolong temui ia.


“Apa kau baik-baik saja, jika aku dan Hyun Hee saling bertemu?” tanya Hoon Dong. Jang Mi mengiyakan, asal kau menemuinya dengan tulus, jangan menyakitinya seperti yang kau lakukan padaku. Hoon Dong bergumam kesal bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Jang Mi berkata kita sudah selesai, terima saja itu.

“Karena kita sudah selesai kau melakukan ini?” tanya Hoon Dong sambil menunjukkan rekaman CCTV di laptopnya pada Jang Mi, di cafeku, di belakangku, kau dan Yeo Reum malah seenaknya bermesraan, pasti sangat menyenangkan? Jang Mi minta maaf, ia tak bermaksud melakukannya, dan tiba-tiba sadar dan bertanya dimana Han Yeo Reum? Apa kau memecatnya?


Hoon Dong kesal karena Jang Mi malah mengkhawatirkan si brengsek itu di depannya. Jang Mi membela Yeo Reum, ia tak salah, semua karenaku. Hoon Dong menyindir Jang Mi yang luar biasa, sepanjang hari kau bicara soal menikah dengan dokter bedah plastik yang adalah teman dekatku, di malam hari kau bersama pria muda tampan yang adalah pekerja paruh waktu yang kubayar. Di atas itu, itu terjadi di cafeku dimana kau sembunyi-sembunyi berkencan? Jang Mi minta maaf, tapi bukan seperti itu, sejujurnya.. Hoon Dong tak mau mendengarnya, hatinya sudah terlanjur sakit.


Hoon Dong keluar bertemu Hyun Hee dan meminta maaf, ia sudah punya orang lain di hatinya, aku memang sampah, punya dua gadis dalam satu hati adalah hal mengerikan untuk dilakukan, dan lagi, meskipun aku mati dan hidup lagi, aku tak bisa mendua dengan seseorang yang berteman dengan Jang Mi. Hoon Dong minta maaf sekali lagi dan pergi. Jang Mi hanya bisa memanggilnya kesal, tak enak pada Hyun Hee yang sedih. “Sudah kubilang aku tak mau melakukannya, aku membencimu unni,” ujar Hyun Hee lalu pergi.


“Aku sama sekali tak peduli,” ujar Ki Tae. Hoon Dong tak percaya. “Menikah dan pacaran bukanlah hal yang berbeda, tak ada gunanya peduli pada pria seperti Han Yeo Reum, meski mereka berkencan, paling hanya akan bertahan 2 bulan. Jadi biarkan saja mereka” lanjut Ki Tae. Hoon Dong mengamati Ki Tae serius, kau benar-benar menyukai Jang Mi kan?

Ki Tae nyaris tersedak. “Ini menyakitkan. Menyakitkan.” ujar Hoon Dong. “Maksudmu siapa? Aku?” tanya Ki Tae. Hoon Dong tertawa, ia mengenal Ki Tae sudah lama, kau berakting cool dan tak terpengaruh karena kau ingin Jang Mi tetap di sisimu, apa Joo Jang Mi sehebat itu?


“Aku tak berakting cool, aku memang cool,” sangkal Ki Tae. Hoon Dong tak percaya, kau bilang paling 2 bulan, tapi hanya melihatmu mengacau soal Han Yeo Reum, kau tampak sangat peduli. “Aku benar-benar tak peduli!” teriak Ki Tae. Hoon Dong tertawa, tapi ibumu sangat peduli. Ki Tae kaget, ibuku? Hoon Dong berkata ibu Ki Tae banyak bertanya soal Han Yeo Reum di telpon, aku baru akan berkata apa yang mereka lakukan yang tertangkap CCTV. “Kau tak bisa!” cegah Ki Tae. Tapi Hoon Dong cuma bercanda, itu ingin melakukannya tapi tak jadi. Ki Tae memohon agar Hoon Dong menutup mulut pada ibunya.


“Aigoo, kau begitu menyukai Jang Mi?” tanya Hoon Dong. Ki Tae tak bisa menjawab, hanya minum wine-nya dalam sekali teguk. Hoon Dong khawatir, “Apa kau baik-baik saja?” Ki Tae berkata ia baik-baik saja, tapi kembali menuang wine tanpa terlihat baik-baik saja.


Jang Mi pulang kerja, dan Yeo Reum sudah menunggunya. Ia tak dipecat, jadi tak perlu khawatir, tapi ia malah ditendang ke jalanan. Harga truffles yang kita makan sepertinya adalah semua keberuntunganku. “Apa kau membayar semua dengan uang depositmu?” tanya Jang Mi langsung minta maaf, ini semua salahku. “Jika kau merasa bersalah, apa kau mengijinkanku tidur di tempatmu?” pinta Yeo Reum dengan entengnya.


Ki Tae asyik main game di apartemennya, tapi pikirannya berkali-kali terdistraksi kiss-nya dengan Jang Mi. Dan pertanyaan Hoon Dong ikut terngiang-ngiang, “apa kau sangat menyukai Jang Mi?”. Ki Tae, “Tidak. Tidak. Tak mungkin.” Tapi malah scene kiss-nya muncul lagi di layar dan jadi game over deh. Ki Tae menjatuhkan joysticknya dan merebahkan badannya frustasi. Ia bahkan tak mendengar seseorang menekan password apartemennya.



Jang Mi masuk dan kaget melihat Ki Tae ada di rumah, ia terus menekan bel, apa kau tak dengar? Ki Tae menoleh dan terpana melihat Jang Mi di hadapannya. Jang Mi tersenyum manis, minta Ki Tae mengabulkan permintaannya dan menyuruh seseorang masuk.. Han Yeo Reum. “Anyeonghaseyo, hyung-nim!” sapa Yeo Reum ceria. Ki Tae menoleh dan kembali ke akal sehatnya saat melihat Yeo Reum, apa ini?? Jang Mi minta Ki Tae membolehkan Yeo Reum tidur di sini. Err, Jang Mi sehat??



Apa Ki Tae membolehkannya? Tentu nggak, karena ia langsung menendang keduanya keluar. Jang Mi kesal, pikirkan apa yang sudah kulakukan untukmu. “Apa yang kau lakukan untukku? Menggangguku? Atau membuatku marah?” tanya Ki Tae tak kalah kesal. Jang Mi berkata ia sudah membantu Ki Tae dengan pernikahan sandiwaramu dan ia juga menyia-nyiakan bibirnya yang berharga. Ki Tae mendadak canggung, sudah kubilang itu agar aku bisa hidup sendirian dan masuk lagi ke apartemennya. Yeo Reum, “Apa kubilang? Bahkan lubang jarum tak akan bisa melewatinya.”

Ponsel Ki Tae berdering, dari Se Ah. Meski malas, diangkatnya juga telponnya, apa? “Kau masih marah ya? Kau di rumah kan? Aku akan mampir sebentar,” tanya Se Ah. Ki Tae minta jangan datang, aku ingin sendirian. Se Ah malah senang Ki Tae sendirian di rumah dan memberitahu ibu Ki Tae yang ternyata ada di sampingnya.


“Ibuku?” tanya Ki Tae. Se Ah berkata ibu membuat kimchi ketimun untukmu, tapi ragu memberikannya takut mengganggumu jika kau bersama Jang Mi, ibumu sangat peduli padamu, daripada itu terbuang aku mengantar ibumu.


Ki Tae menutup telponnya kesal dan seketika teringat pada dua orang yang baru ia tendang dari apartemennya, dan segera keluar mencari mereka. Jang Mi dan Yeo Reum masih di depan, bingung harus kemana, Yeo Reum bisa pergi ke sauna untuk sementara. Jang Mi merasa sangat bersalah, apa yang harus kulakukan? Aku akan mencoba mendapat 5 juta won secepat yang kubisa. Yeo Reum tak apa-apa, ia tak keren kalau menerima uang itu. “Itu salahku,” ujar Jang Mi tak enak. “Karenaku Ki Tae hyung membuatmu kesulitan, tapi Kang Se Ah tau rahasia ini karenaku, jadi anggap saja impas.”

Ki Tae keluar dan menemukan mereka masih di depan. Jang Mi refleks melindungi Yeo Reum, dan Yeo Reum berkata mereka baru saja mau pergi. Tanpa banyak omong Ki Tae menyingkirkan barang-barang Yeo Reum dan menyuruhnya sembunyi, ibu datang! Dan persis saat mobil Se Ah menepi, Ki Tae dan Jang Mi sudah siap menunggu di depan gedung apartemen sambil berangkulan.


“Kau tak sendirian?” tanya Se Ah. Ki Tae berkata itu berarti ia tak ingin diganggu, dan bertanya apa yang ibu pikirkan dengan membawa Se Ah, apa ibu pikir aku tak tau maksud ibu? Kalau ibu punya maksud tertentu, itu pasti untuk memastikan anaknya hidup dengan baik, makan dengan baik, jawab Se Ah sambil menyodorkan bungkusan yang dibawanya. Ki Tae tak mau menerimanya, itu hanya akan terbuang tanpa pernah dimakan.


Jang Mi tak setuju dan mengambil bungkusannya, sayang sekali, kenapa membuangnya? Jang Mi minta ibu jangan khawatir, ia akan memakan semuanya. Jang Mi bertanya kenapa ibu datang bersama Se Ah, ibu bisa memberitahuku kalau ingin datang membawakan makanan. Itu karena ibu dan Se Ah sudah mengenal selama beberapa waktu.


“Bukan karena ibu membenciku? Ibu menentangku kan?” tanya Jang Mi, jika ibu menentangku seperti ini, urri Ki Tae-ssi mungkin akan hidup sendiri selamanya. Ibu tak percaya, kau berani mengancamku? Jang Mi hanya khawatir, keluarga Gong mungkin akan berakhir. Ki Tae agak heran dengan Jang Mi, tapi ibu minta Jang Mi jangan khawatir, ini salah paham. Jang Mi tertawa lega, ia ingin lebih dekat dengan ibu, pergi belanja, makan makanan enak, tinggalkan Ki Tae yang kurang sopan dan mari pergi berdua sesekali. Ki Tae hanya menyenggol Jang Mi, hey. Ibu tak berkata apa-apa dan pamit pergi.


Merasa Jang Mi agak aneh? Ya, namanya juga udang di balik batu karena begitu mereka pergi, Jang Mi langsung berkata ia akan membuat Ki Tae hidup sendirian selamanya, tapi tinggallah dengan Yeo Reum selama beberapa hari. Jika ibu melihatku dan Yeo Reum berjalan bersama, sepertinya ia selalu mengawasi kita, apa yang akan kau jelaskan pada ibu? Yeo Reum sudah ada di samping Jang Mi, tersenyum merangkulnya.


Tak punya pilihan lain, Ki Tae membiarkan keduanya masuk ke apartemennya lagi. Persis seperti Jang Mi, Yeo Reum sibuk mengagumi barang-barang di milik Ki Tae, dan Ki Tae juga sibuk melarang apapun yang dilakukan Yeo Reum, menyentuh apapun dilarang! Sementara Jang Mi malah menyapa Nemo, Nemo-ah annyeong, unni di sini lagi! Hahaa. Yeo Reum masuk kamar mandi, Ki Tae: kamar mandi juga terlarang! Yeo Reum lapar dan ingin memesan makanan, Ki Tae: delivery makanan tak diizinkan. Yeo Reum mau masak ramen, Ki Tae: mencari sesuatu dilarang dan makan juga dilarang! Jangan buat rumah ini bau.

Yeo Reum jadi bingung, “Lalu apa yang bisa kulakukan?” Ki Tae menegaskan kalau waktu total yang diberikan adalah 8 jam, dari jam 11 malam sampai 7 pagi, dan area yang dibolehkan hanya di sofa ini. Jang Mi yang daritadi sibuk sit up di sofa bertanya kenapa Ki Tae begitu ketat? Yeo Reum melirik kursi pijat Ki Tae dan bertanya apa bisa tidur di sini? Ki Tae tak suka dan menarik Yeo Reum, kau harus punya sopan santun.


Jang Mi menarik lengan baju Ki Tae, “Kau baik-baik saja kan?” Ki Tae malah bertanya kenapa Jang Mi belum pergi. Jang Mi menyatukan tangan Ki Tae dan Yeo Reum, memintanya akur dan pamit pergi. Ki Tae memandangi kepergian Jang Mi, dan saat melihat Yeo Reum malah senyum dihadapannya, Ki  Tae segera menyuruhnya tidur. Bukannya tidur, Yeo Reum malah memainkan gitarnya, Ki Tae: gitar juga dilarang. Yeo Reum tertawa maklum, selamat malam hyung!


Ibu tak enak pada Se Ah yang harus melihat itu. Se Ah berkata ia tak apa-apa, ia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Saat usia 20an, setiap saat Ki Tae mengencani gadis lain, ia mengalami situasi yang sama, meskipun kami hanya teman, para gadis pasti sangat cemburu dan khawatir tentangku. Ibu mengerti, tapi kenapa semua gadis itu mengilang dan tinggal Se Ah di samping Ki Tae. “Karena kami teman,” jawab Se Ah. ibu bertanya bagaimana kabar ayah SeAh, apa ia sudah berhasil melupakan masalah 3 tahun lalu? Se Ah tersenyum, meski pernikahannya gagal, ayah tetap menyukai Ki Tae, ia bahkan ingin menariknya ke rumah sakit kami, dan juga ayah ingin bertemu Ki Tae lagi, tapi..


“Tapi apa?” tanya Ibu. Se Ah khawatir Jang Mi mungkin akan salah paham, dan Ki Tae mungkin juga akan menolak karena Joo Jang Mi tak mengizinkannya. Kalau itu masalahnya, aku bisa membantu, sahut ibu.

Bersambung ke Part 2


Note:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H! Mohon maaf lahir batin yaa..

Dan karena dalam suasana lebaran, untuk postingan selanjutnya nggak bisa dipastikan kapan ya, bisa cepat bisa agak lama. Semoga maklum.. :)

2 comments:

  1. sama-sama.. mohon maaf lahir batin juga.. :)
    pokoknya d tunggu secepatnya postingan selanjutnya..hehe :)
    makasih.. ^^

    ReplyDelete
  2. Yuup selamat idul fitri, yuuup bener bgt pokoknya di tggu secepatnya ya mba.. semangatt n terimakasiiih

    ReplyDelete