Ki Tae sedang melakukan operasi
dan darah pasien menyembur ke wajahnya, perawat mengelap bekas darah itu, tapi
Ki Tae berkata ia baik-baik saja. (persis adegan di episode 1)
Ki Tae melajukan mobilnya
seperti kesetanan. Ia bahkan tak menginjak rem di lampu merah dan nyaris
menabrak orang yang menyebrang. Ki Tae menenangkan diri sesaat, dan kembali
melajukan mobilnya... terburu-buru.
Ki Tae panik mencoba membuka
pintu yang terkunci dan saat berhasil masuk, Ki Tae mengarahkan senter di
ponselnya ke segala penjuru ruangan yang gelap, mencari seseorang.
Ki Tae, “Aku biasanya tak goyah untuk kebanyakan hal. Aku juga tak benar-benar
takut akan apapun. Tak ada pintu yang tak terbuka dengan kekuatanku dimanapun
di dunia, sampai aku bertemu gadis itu.”
“Joo Jang Mi!” teriak Ki Tae
saat menemukan orang itu.
Episode 7 [Eventough It’s Not Okay,
It’s Okay]
Bibi ingin menunjukkan sesuatu
di ponselnya pada ibu Ki Tae tapi ia ragu, “Apa kau akan baik-baik saja?” Ibu
meyakinkan ia akan baik-baik saja, tapi bibi tetap tak yakin. Aku baik-baik
saja, berikan padaku, pinta ibu. Nenek datang dan penasaran, jadi bibi langsung
menunjukkan foto di ponselnya. Nenek kaget tapi senang melihatnya, bibi memuji
dirinya sendiri yang mengambil angle sangat bagus. Ibu langsung merebut
ponselnya, tapi ibu tak tahan melihat foto kiss Ki Tae dan Jang Mi, dan
memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing. “Sudah kubilang tak melihatnya akan
lebih baik,” sahut bibi.
Ki Tae di kamarnya, pikirannya
tak bisa lepas dari kiss-nya dengan Jang Mi kemarin. Flashback, begitu sadar
keduanya langsung melepaskan diri, Ki Tae akan mengatakan sesuatu tapi Jang Mi
memintanya diam, bibimu memperhatikan kita. Ki Tae melihat sekeliling, dan
bibinya langsung sembunyi. “Kupikir kau sudah menendangku pergi,” bisik Ki Tae
sambil memegang bibirnya. Jang Mi melakukannya karena Ki Tae tampak tak
baik-baik saja.
Memikirkan hal yang sama, Ki Tae
dan Jang Mi tak bisa tidur karena kepanasan dan bangkit bersamaan menuju kulkas
masing-masing, mereka butuh air dingin untuk mendinginkan kepala, hehe. Jang Mi
bergumam pasti dia sudah gila, panas sekali. Yeo Reum dan Se Ah juga tampak
terganggu dengan itu.
Ayah Ki Tae dan selingkuhannya
enak-enak menonton film dari mobil. Wanita itu bertanya apa orang itu masih
mengatur pernikahan putramu? Melihat ayah diam saja, wanita itu berkata
pernikahan hanya satu dari banyak jalan, benar kan? Ayah hanya tersenyum dan
mengangguk.
Melihat ibu sibuk sendirian di
dapur, ayah Ki Tae tanya kau sudah tua, kenapa tak membayar orang saja? Ibu
hanya bertanya apa ayah butuh sesuatu sambil tetap sibuk dengan sayurannya.
Ayah minta segelas air dan ibu mengambilkannya tanpa banyak kata. Ayah tanya
apa ada harapan antara Kang Se Ah dengan Ki Tae? “Kau suka Joo Jang Mi,” jawab
ibu tanpa menatap ayah. “Direktur eksekutifku dan ayah Kang Se Ah dekat,” ujar
ayah. Ibu mengerti maksudnya, aku selalu dapat peran jahat. Setelah ayah pergi,
ibu mengambil ponselnya dan menelpon Se Ah.
Yeo Reum terkejut melihat
truffles di tangannya. Chef memarahi Yeo Reum yang berani menyentuhnya, harga
sekilonya 5 juta won.
Jang Mi sampai di depan cafe
Hoon Dong dengan sepedanya dan tertawa kesal melihat bibi yang sudah nongkrong
dengan manisnya di dekat situ. Ki Tae datang di saat yang tepat. Jang Mi
langsung menghampirinya dengan riang dan menggandeng tangan Ki Tae, “Aku rindu
padamu! Kau sudah sarapan?” Ki Tae cuma bertanya heran, kau ini kenapa? Jang Mi
mengajak Ki Tae makan dan menariknya masuk ke cafe. Ki Tae tak tahan dengan
Jang Mi yang begitu dekat dengannya dan minta dilepaskan.
“Aku sedang membantumu!” omel
Jang Mi sambil menarik Ki Tae duduk di pinggir. Ki Tae sama sekali tak tampak
tenang, pandangannya malah tertuju ke bibir Jang Mi yang tampak berkilauan.
“Kita harus bicarakan tentang kemarin,” ujar Jang Mi. Ki Tae yang akan
memulainya duluan dan berkata dengan nada canggung kalau alasannya memilih Jang
Mi karena ia pikir tak akan tumbuh perasaan di antara mereka.
Tapi, Ki Tae terdistraksi lagi
sama bibir Jang Mi sebelum lanjut berkata kalau hanya ada 1 alasan mereka
melakukan ini, itu... agar ia bisa menyendiri dan minta Jang Mi jangan
mendekatinya kalau tak ada keperluan dan batasi sentuhan fisik. Ini Ki Tae
ngomongnya sepatah-sepatah gitu lhoo, bukan Ki Tae bangeet! Hahaa.
“Aku begini bukan untuk diriku,
ini semua untuk membantumu!” sahut Jang Mi sambil memukul tangan Ki Tae, aku
menggandeng tanganmu karena ada bibimu di sini. Ki Tae jadi salah tingkah dan
malah mau minum air dari gelas kosong. “Aku pasti sudah gila, telah
membiarkanmu mencium bibirku yang berharga.. di depan Yeo Reum juga,” sesal
Jang Mi. Dan yang disebut langsung muncul dan mengiyakan, Jang Mi mencium siapa
saja, tapi ciuman itu tak terlihat palsu sama sekali. Jang Mi mau menyangkal,
tapi Ki Tae malah membenarkan, mungkin dia terbawa perasaan. “Hei!” teriak Jang
Mi.
Jang Mi mau menjelaskan, tapi
Yeo Reum sudah tau siapa Jang Mi sebenarnya sekarang, seperti orang bodoh kau
suka pada semua pria dan berakhir dengan mencium pria yang tak berarti apapun,
seperti orang bodoh.
“Aku apa?” tanya Ki Tae tak
terima. Yeo Reum hanya senyum dan berkata ia suka orang yang bodoh, dan Jang Mi
terpana mendengarnya. Yeo Reum memberitahu kalau ada festival truffle selama
sebulan dimulai hari ini dan kami menyediakan menu khusus truffle, nikmatilah.
“Tadi itu pengakuan kan?” tanya
Jang Mi senang. Tidak, jawab Ki Tae, apa ada pengakuan saat si gadis dikatainya
bodoh? Senyum Jang Mi hilang, Ki Tae memang jagonya bikin kesal. Tapi senyumnya
kembali saat Yeo Reum mengiriminya pesan, minta Jang Mi datang nanti malam. Ki
Tae penasaran dan mau ngintip ponsel Jang Mi, tapi jelas Jang Mi tak membiarkan
dan pamit pergi.
Ibu Hoon Dong mengecek list
belanja barang untuk cafenya dan berkomentar soal truffles mahal yang dibeli,
itu berlebihan. Hoon Dong menjawab kalau chefnya sedikit cerewet soal bahan
masakannya. Ibu minta Hoon Dong mengawasi karyawannya, jangan sampai kau
mempekerjakan ‘tikus’.
Malamnya, Jang Mi kembali
menemui Yeo Reum di cafe diam-diam, ia merasa melakukan sesuatu yang salah.Yeo
Reum tak merasa begitu, ini menegangkan, rasanya seperti aku diam-diam bertemu
dengan gadis yang akan menikah. Jang Mi tertawa dan berkata sementara ini kita
pasti sulit bertemu, jika mereka tau ini sandiwara dan Ki Tae harus menikah
dengan seseorang yang tak disukainya. Yeo Reum tak peduli, tapi Jang Mi
bertanya bukankah kau mengajak bertemu di malam hari karena memikirkan Gong Ki
Tae? Tidak, sangkal Yeo Reum, aku ingin membuat sesuatu yang enak untukmu.
Yeo Reum mengeluarkan
masakannya, egg custard. Jang Mi sudah akan mencobanya, tapi Yeo Reum belum
menambahkan sesuatu, potongan truffles. Jang Mi berkata baunya aneh, tapi
rasanya enak. Yeo Reum menunjukkan truffles yang terkenal itu, dan Jang Mi
mengambilnya dari tangan Yeo Reum, mencium baunya.
Chef kembali ke cafe sambil
menelpon seseorang tentang truffles itu. Mendengar bunyi pintu dibuka, Jang Mi
takut itu bibi yang datang. Yeo Reum menarik Jang Mi pergi, tapi karena
buru-buru, trufflesnya jatuh dan terinjak Jang Mi, o ow! Panik mendengar suara
chef yang makin mendekat, Yeo Reum dan Jang Mi buru-buru pergi. Si chef bicara
di telpon kalau bosnya tak peduli meski ia membeli bahan-bahan yang mahal, dan
hampir menangis saat melihat truffles yang dibicarakannya tak berbentuk lagi di
lantai.
Besoknya, truffles itu
ditunjukkan pada Hoon Dong yang hanya bisa menghela napas, “Aku tak pernah
menganggap kalian seperti karyawanku, aku menganggap kalian orang-orangku,
orang yang kupercayai 100%, tapi respon kalian pada kepercayaanku seperti ini?”
Yeo Reum membungkuk minta maaf. Si chef berkata Yeo Reum sudah menginjak 5 juta
won. Hoon Dong selalu bertanya-tanya siapa yang masuk ke dapur tanpa ijin,
ternyata itu kau. Hoon Dong minta Yeo Reum berkata jujur, orang yang mencuri
bahan makanan itu kau kan? Chef menelan ludah mendengarnya. Dan Yeo Reum? Bukan
aku, jawabnya. Si chef tak percaya, untuk merayu gadis kau memakai dapur
kapanpun kau mau.
Yeo Reum mengaku kalau ia memang
memakai dapur diam-diam, tapi ia hanya menggunakan bahan sisa atau yang sudah
melewati batas kadaluarsanya, ia menggunakan truffles karena penasaran, ia tak
menyentuh apapun selain itu (yaelah bro, tetep aja salah). Hoon Dong
menunjukkan flashdisk berisi rekaman CCTV di tangannya, jika kau melakukan
sesuatu yang salah katakan sekarang, aku akan memaafkanmu. Yeo Reum berkata
akan bertanggungjawab atas kesalahannya dan kembali ke dapur. Hoon Dong jadi
kesal, si chef memanas-manasi, kenapa kau tak memecatnya?
“Tapi kenapa kau ada di sini
saat itu?” tanya Hoon Dong tiba-tiba. Si chef jadi gugup dan berkata ia
meninggalkan sesuatu di sini, ponselku. Aah, aku lupa meletakkannya di atas
oven, ujar si chef lalu kabur ke dapur. Dan Yeo Reum sudah menunggunya di sana,
ia ingat chef sedang menelpon saat datang kesini, bagaimana bisa kau menelpon
tanpa ponselmu? Si chef jadi kesal, apa kau menginvestigasiku sekarang? Yeo
Reum hanya tersenyum dan pergi, ia akan mencari 5 juta won-nya. Hmm, si chef
mencurigakan nih...
Jang Mi kaget saat tau Hyun Hee
memutuskan untuk menyerah, meski kalian sudah putus, kau pernah berpikir kalau
Hoon Dong oppa adalah pria yang akan kau nikahi. Hyun Hee tak bisa terus muncul
di hadapan Jang Mi. Jang Mi minta Hyun Hee tak khawatir, ia tak apa-apa. “Saat
aku melihatmu,aku terpikir Hoon Dong oppa, maafkan aku unni” sahut Hyun Hee
sedih. Jang Mi bingung, aku harus bagaimana?
Hoon Dong sedang melihat rekaman
CCTV dan shock saat tau Jang Mi yang diam-diam masuk ke cafenya bersama Yeo
Reum. Jang Mi tiba-tiba muncul dan berkata Hyun Hee ada di luar, dia tulus
menyukaimu, kupikir akan lebih baik kalau ia tak terlibat dengan pria
sepertimu, tapi Hyun Hee bilang ia hampir mati karena tak melihatmu, jadi
tolong temui ia.
“Apa kau baik-baik saja, jika
aku dan Hyun Hee saling bertemu?” tanya Hoon Dong. Jang Mi mengiyakan, asal kau
menemuinya dengan tulus, jangan menyakitinya seperti yang kau lakukan padaku.
Hoon Dong bergumam kesal bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Jang Mi
berkata kita sudah selesai, terima saja itu.
“Karena kita sudah selesai kau
melakukan ini?” tanya Hoon Dong sambil menunjukkan rekaman CCTV di laptopnya
pada Jang Mi, di cafeku, di belakangku, kau dan Yeo Reum malah seenaknya
bermesraan, pasti sangat menyenangkan? Jang Mi minta maaf, ia tak bermaksud
melakukannya, dan tiba-tiba sadar dan bertanya dimana Han Yeo Reum? Apa kau
memecatnya?
Hoon Dong kesal karena Jang Mi
malah mengkhawatirkan si brengsek itu di depannya. Jang Mi membela Yeo Reum, ia
tak salah, semua karenaku. Hoon Dong menyindir Jang Mi yang luar biasa,
sepanjang hari kau bicara soal menikah dengan dokter bedah plastik yang adalah
teman dekatku, di malam hari kau bersama pria muda tampan yang adalah pekerja
paruh waktu yang kubayar. Di atas itu, itu terjadi di cafeku dimana kau
sembunyi-sembunyi berkencan? Jang Mi minta maaf, tapi bukan seperti itu,
sejujurnya.. Hoon Dong tak mau mendengarnya, hatinya sudah terlanjur sakit.
Hoon Dong keluar bertemu Hyun
Hee dan meminta maaf, ia sudah punya orang lain di hatinya, aku memang sampah,
punya dua gadis dalam satu hati adalah hal mengerikan untuk dilakukan, dan
lagi, meskipun aku mati dan hidup lagi, aku tak bisa mendua dengan seseorang
yang berteman dengan Jang Mi. Hoon Dong minta maaf sekali lagi dan pergi. Jang
Mi hanya bisa memanggilnya kesal, tak enak pada Hyun Hee yang sedih. “Sudah
kubilang aku tak mau melakukannya, aku membencimu unni,” ujar Hyun Hee lalu
pergi.
“Aku sama sekali tak peduli,”
ujar Ki Tae. Hoon Dong tak percaya. “Menikah dan pacaran bukanlah hal yang
berbeda, tak ada gunanya peduli pada pria seperti Han Yeo Reum, meski mereka
berkencan, paling hanya akan bertahan 2 bulan. Jadi biarkan saja mereka” lanjut
Ki Tae. Hoon Dong mengamati Ki Tae serius, kau benar-benar menyukai Jang Mi
kan?
Ki Tae nyaris tersedak. “Ini
menyakitkan. Menyakitkan.” ujar Hoon Dong. “Maksudmu siapa? Aku?” tanya Ki Tae.
Hoon Dong tertawa, ia mengenal Ki Tae sudah lama, kau berakting cool dan tak
terpengaruh karena kau ingin Jang Mi tetap di sisimu, apa Joo Jang Mi sehebat
itu?
“Aku tak berakting cool, aku
memang cool,” sangkal Ki Tae. Hoon Dong tak percaya, kau bilang paling 2 bulan,
tapi hanya melihatmu mengacau soal Han Yeo Reum, kau tampak sangat peduli. “Aku
benar-benar tak peduli!” teriak Ki Tae. Hoon Dong tertawa, tapi ibumu sangat
peduli. Ki Tae kaget, ibuku? Hoon Dong berkata ibu Ki Tae banyak bertanya soal
Han Yeo Reum di telpon, aku baru akan berkata apa yang mereka lakukan yang
tertangkap CCTV. “Kau tak bisa!” cegah Ki Tae. Tapi Hoon Dong cuma bercanda,
itu ingin melakukannya tapi tak jadi. Ki Tae memohon agar Hoon Dong menutup
mulut pada ibunya.
“Aigoo, kau begitu menyukai Jang
Mi?” tanya Hoon Dong. Ki Tae tak bisa menjawab, hanya minum wine-nya dalam
sekali teguk. Hoon Dong khawatir, “Apa kau baik-baik saja?” Ki Tae berkata ia
baik-baik saja, tapi kembali menuang wine tanpa terlihat baik-baik saja.
Jang Mi pulang kerja, dan Yeo
Reum sudah menunggunya. Ia tak dipecat, jadi tak perlu khawatir, tapi ia malah
ditendang ke jalanan. Harga truffles yang kita makan sepertinya adalah semua
keberuntunganku. “Apa kau membayar semua dengan uang depositmu?” tanya Jang Mi
langsung minta maaf, ini semua salahku. “Jika kau merasa bersalah, apa kau
mengijinkanku tidur di tempatmu?” pinta Yeo Reum dengan entengnya.
Ki Tae asyik main game di
apartemennya, tapi pikirannya berkali-kali terdistraksi kiss-nya dengan Jang
Mi. Dan pertanyaan Hoon Dong ikut terngiang-ngiang, “apa kau sangat menyukai Jang Mi?”. Ki Tae, “Tidak. Tidak. Tak
mungkin.” Tapi malah scene kiss-nya muncul lagi di layar dan jadi game over
deh. Ki Tae menjatuhkan joysticknya dan merebahkan badannya frustasi. Ia bahkan
tak mendengar seseorang menekan password apartemennya.
Jang Mi masuk dan kaget melihat
Ki Tae ada di rumah, ia terus menekan bel, apa kau tak dengar? Ki Tae menoleh
dan terpana melihat Jang Mi di hadapannya. Jang Mi tersenyum manis, minta Ki
Tae mengabulkan permintaannya dan menyuruh seseorang masuk.. Han Yeo Reum.
“Anyeonghaseyo, hyung-nim!” sapa Yeo Reum ceria. Ki Tae menoleh dan kembali ke
akal sehatnya saat melihat Yeo Reum, apa ini?? Jang Mi minta Ki Tae membolehkan
Yeo Reum tidur di sini. Err, Jang Mi sehat??
Apa Ki Tae membolehkannya? Tentu
nggak, karena ia langsung menendang keduanya keluar. Jang Mi kesal, pikirkan
apa yang sudah kulakukan untukmu. “Apa yang kau lakukan untukku? Menggangguku? Atau
membuatku marah?” tanya Ki Tae tak kalah kesal. Jang Mi berkata ia sudah
membantu Ki Tae dengan pernikahan sandiwaramu dan ia juga menyia-nyiakan
bibirnya yang berharga. Ki Tae mendadak canggung, sudah kubilang itu agar aku
bisa hidup sendirian dan masuk lagi ke apartemennya. Yeo Reum, “Apa kubilang?
Bahkan lubang jarum tak akan bisa melewatinya.”
Ponsel Ki Tae berdering, dari Se
Ah. Meski malas, diangkatnya juga telponnya, apa? “Kau masih marah ya? Kau di
rumah kan? Aku akan mampir sebentar,” tanya Se Ah. Ki Tae minta jangan datang,
aku ingin sendirian. Se Ah malah senang Ki Tae sendirian di rumah dan
memberitahu ibu Ki Tae yang ternyata ada di sampingnya.
“Ibuku?” tanya Ki Tae. Se Ah
berkata ibu membuat kimchi ketimun untukmu, tapi ragu memberikannya takut
mengganggumu jika kau bersama Jang Mi, ibumu sangat peduli padamu, daripada itu
terbuang aku mengantar ibumu.
Ki Tae menutup telponnya kesal
dan seketika teringat pada dua orang yang baru ia tendang dari apartemennya,
dan segera keluar mencari mereka. Jang Mi dan Yeo Reum masih di depan, bingung
harus kemana, Yeo Reum bisa pergi ke sauna untuk sementara. Jang Mi merasa
sangat bersalah, apa yang harus kulakukan? Aku akan mencoba mendapat 5 juta won
secepat yang kubisa. Yeo Reum tak apa-apa, ia tak keren kalau menerima uang
itu. “Itu salahku,” ujar Jang Mi tak enak. “Karenaku Ki Tae hyung membuatmu
kesulitan, tapi Kang Se Ah tau rahasia ini karenaku, jadi anggap saja impas.”
Ki Tae keluar dan menemukan
mereka masih di depan. Jang Mi refleks melindungi Yeo Reum, dan Yeo Reum
berkata mereka baru saja mau pergi. Tanpa banyak omong Ki Tae menyingkirkan
barang-barang Yeo Reum dan menyuruhnya sembunyi, ibu datang! Dan persis saat
mobil Se Ah menepi, Ki Tae dan Jang Mi sudah siap menunggu di depan gedung apartemen
sambil berangkulan.
“Kau tak sendirian?” tanya Se
Ah. Ki Tae berkata itu berarti ia tak ingin diganggu, dan bertanya apa yang ibu
pikirkan dengan membawa Se Ah, apa ibu pikir aku tak tau maksud ibu? Kalau ibu
punya maksud tertentu, itu pasti untuk memastikan anaknya hidup dengan baik,
makan dengan baik, jawab Se Ah sambil menyodorkan bungkusan yang dibawanya. Ki Tae
tak mau menerimanya, itu hanya akan terbuang tanpa pernah dimakan.
Jang Mi tak setuju dan mengambil
bungkusannya, sayang sekali, kenapa membuangnya? Jang Mi minta ibu jangan
khawatir, ia akan memakan semuanya. Jang Mi bertanya kenapa ibu datang bersama
Se Ah, ibu bisa memberitahuku kalau ingin datang membawakan makanan. Itu karena
ibu dan Se Ah sudah mengenal selama beberapa waktu.
“Bukan karena ibu membenciku?
Ibu menentangku kan?” tanya Jang Mi, jika ibu menentangku seperti ini, urri Ki
Tae-ssi mungkin akan hidup sendiri selamanya. Ibu tak percaya, kau berani
mengancamku? Jang Mi hanya khawatir, keluarga Gong mungkin akan berakhir. Ki Tae
agak heran dengan Jang Mi, tapi ibu minta Jang Mi jangan khawatir, ini salah
paham. Jang Mi tertawa lega, ia ingin lebih dekat dengan ibu, pergi belanja,
makan makanan enak, tinggalkan Ki Tae yang kurang sopan dan mari pergi berdua
sesekali. Ki Tae hanya menyenggol Jang Mi, hey. Ibu tak berkata apa-apa dan
pamit pergi.
Merasa Jang Mi agak aneh? Ya,
namanya juga udang di balik batu karena begitu mereka pergi, Jang Mi langsung
berkata ia akan membuat Ki Tae hidup sendirian selamanya, tapi tinggallah
dengan Yeo Reum selama beberapa hari. Jika ibu melihatku dan Yeo Reum berjalan
bersama, sepertinya ia selalu mengawasi kita, apa yang akan kau jelaskan pada
ibu? Yeo Reum sudah ada di samping Jang Mi, tersenyum merangkulnya.
Tak punya pilihan lain, Ki Tae
membiarkan keduanya masuk ke apartemennya lagi. Persis seperti Jang Mi, Yeo
Reum sibuk mengagumi barang-barang di milik Ki Tae, dan Ki Tae juga sibuk
melarang apapun yang dilakukan Yeo Reum, menyentuh apapun dilarang! Sementara Jang
Mi malah menyapa Nemo, Nemo-ah annyeong, unni di sini lagi! Hahaa. Yeo Reum
masuk kamar mandi, Ki Tae: kamar mandi juga terlarang! Yeo Reum lapar dan ingin
memesan makanan, Ki Tae: delivery makanan tak diizinkan. Yeo Reum mau masak
ramen, Ki Tae: mencari sesuatu dilarang dan makan juga dilarang! Jangan buat
rumah ini bau.
Yeo Reum jadi bingung, “Lalu apa
yang bisa kulakukan?” Ki Tae menegaskan kalau waktu total yang diberikan adalah
8 jam, dari jam 11 malam sampai 7 pagi, dan area yang dibolehkan hanya di sofa
ini. Jang Mi yang daritadi sibuk sit up di sofa bertanya kenapa Ki Tae begitu
ketat? Yeo Reum melirik kursi pijat Ki Tae dan bertanya apa bisa tidur di sini?
Ki Tae tak suka dan menarik Yeo Reum, kau harus punya sopan santun.
Jang Mi menarik lengan baju Ki
Tae, “Kau baik-baik saja kan?” Ki Tae malah bertanya kenapa Jang Mi belum
pergi. Jang Mi menyatukan tangan Ki Tae dan Yeo Reum, memintanya akur dan pamit
pergi. Ki Tae memandangi kepergian Jang Mi, dan saat melihat Yeo Reum malah
senyum dihadapannya, Ki Tae segera
menyuruhnya tidur. Bukannya tidur, Yeo Reum malah memainkan gitarnya, Ki Tae:
gitar juga dilarang. Yeo Reum tertawa maklum, selamat malam hyung!
Ibu tak enak pada Se Ah yang
harus melihat itu. Se Ah berkata ia tak apa-apa, ia sudah terbiasa dengan
situasi seperti ini. Saat usia 20an, setiap saat Ki Tae mengencani gadis lain,
ia mengalami situasi yang sama, meskipun kami hanya teman, para gadis pasti
sangat cemburu dan khawatir tentangku. Ibu mengerti, tapi kenapa semua gadis
itu mengilang dan tinggal Se Ah di samping Ki Tae. “Karena kami teman,” jawab
Se Ah. ibu bertanya bagaimana kabar ayah SeAh, apa ia sudah berhasil melupakan
masalah 3 tahun lalu? Se Ah tersenyum, meski pernikahannya gagal, ayah tetap
menyukai Ki Tae, ia bahkan ingin menariknya ke rumah sakit kami, dan juga ayah
ingin bertemu Ki Tae lagi, tapi..
“Tapi apa?” tanya Ibu. Se Ah
khawatir Jang Mi mungkin akan salah paham, dan Ki Tae mungkin juga akan menolak
karena Joo Jang Mi tak mengizinkannya. Kalau itu masalahnya, aku bisa membantu,
sahut ibu.
Bersambung ke Part 2
Dan karena dalam suasana lebaran, untuk postingan selanjutnya nggak bisa dipastikan kapan ya, bisa cepat bisa agak lama. Semoga maklum.. :)
sama-sama.. mohon maaf lahir batin juga.. :)
ReplyDeletepokoknya d tunggu secepatnya postingan selanjutnya..hehe :)
makasih.. ^^
Yuup selamat idul fitri, yuuup bener bgt pokoknya di tggu secepatnya ya mba.. semangatt n terimakasiiih
ReplyDelete