Friday, April 29, 2016

Happy 5 Juta Pageviews!


Haha, apaan sih Dif beginian aja dibikin postingan? But really, aku beneran nggak nyangka blog remah-remah rotiku bisa melewati angka 5 juta pageviews. Mungkin buat mereka yang mengkhususkan diri di ranah K-drama angka segini beneran nggak ada apa-apanya, tapi buatku angka segini banyak banget!

Blog ini emang isinya macem-macem, tapi yang berkontribusi banyak jelas dari postingan drama Korea. Aku emang nggak bisa setelaten dulu bikin sinopsis drama, tapi aku berusaha banget biar tiap bulan tetep ada postingan. Tulisanku juga belum bagus, masih acakadut dan kadang nggak ngerti sendiri aku ini nulis apa, tapi terimakasih banyak buat semua yang meluangkan waktu dan mampir di sini. Buat yang ninggalin komen apalagi, for sure that means a lot! Dan buat yang bilang tulisanku bagus, semoga kalian nggak bercanda *anaknya nggak pede-an, haha*.

THANK YOU!

KAMSAHAMNIDAA!

GOMAWOOO!!


SARANGHAE!!!

Marriage Contract: A Heartwarming Family (Melo) Drama


Setelah sekian kali dikecewakan ending drama Korea belakangan ini, akhirnya ada juga yang endingnya nampol, yang justru dari drama yang kutonton tanpa ekspektasi apapun.

Marriage Contract. Yak, dari judulnya udah kebayang betapa klisenya drama ini. Dan tumor otak? Oh my, udah klise makjang lagi. Formula weekend drama, yang kali ini nggak berepisode panjang, tapi cukup 16 episode saja. Tapi tema semacam ini entah kenapa selalu jadi magnet yang bikin tertarik nonton, meskipun mungkin udah ada puluhan drama dengan tema serupa.


Ternyata aku nggak salah, Marriage Contract bener-bener makin bagus dari episode ke episode. Dan puncaknya di episode terakhir.. kita disuguhi ending yang realistis. Bukan sesuatu yang menjual mimpi. Apa sih yang diharapkan jadi akhir cerita kalau tokoh utamanya divonis tumor otak yang nyaris mustahil dioperasi dan makin hari kondisinya makin parah?

Happy ending di mana si tokoh utama dapat keajaiban dan they live happily ever after?

Atau sad ending di mana kita dilihatkan akhir perjuangan tokoh utama sekaligus kesedihan mereka yang ditinggalkan?

Nggak akan ada yang memilih sad ending, tapi di sisi lain, kita juga nggak berani mengharapkan happy ending. Dan drama ini memilih jalan tengah, yaitu open ending. Penonton bebas berimajinasi kelanjutan dramanya. Berapa lama lagi Hye Soo, sang pemeran utama, menikmati hidup bahagianya dengan Ji Hoon dan Eun Sung. Sehari? Seminggu? Sebulan? Setahun? Satu dekade? Semua terserah kita.

Open ending biasanya nggak memberi akhir yang jelas, tapi drama ini justru untuk pertama kalinya bisa bikin banyak orang puas dan sadar.. ini akhir yang realistis. Nggak semua orang berkesempatan dapat keajaiban dalam hidup, tapi gimana caranya kita memaknai semua sisa waktu yang kita punya itu yang terpenting. Selama kita punya cinta, dicintai dan mencintai.. everything will be fine.


Hye Soo: “Every person dies. Everyone’s day are numbered. So there’s no need to ever be sad or worry. The person who lives dashingly is the best!


Ji Hoon: “If someone is to ask me when was the happiest moment in my life, my answer is always the same. It’s the moment here and now. I don’t know how much time is granted to us. It could be a year. It could be a month. It’s possible that it could be tomorrow, too. But as for me, I will live without the likes of regret anymore. Hence, there’s only thing I can do now. I love you, Hye Soo-ya. I love you. I love you. Without a minute or a seconds rest, I love you.”


Aaaaaahh, that’s a sweet closure, right? We didn’t get a clear happy ending, but this kind of ending is really satisfying. Their smile and happines as a family is everything. I love them so much!

 
 
 

Rasanya nggak sia-sia aku menghabiskan dua bulan full bersama Lee Seo Jin. He’s jjang! UEE juga jjang! Dan little Eun Sung, she’s a super cute kitten fairy! Akting mereka yang bikin drama ini berkali-kali lipat nampolnya. Dan age gap? Apa itu age gap? Liat mereka saling tatap aja rasanya hati ini mak nyess, dan liat adegan romantis mereka bikin pengen tutup mata saking takutnya ganggu. Chemistry mereka bener-bener ampun daah, sampe semua pengen Dispatch buruan reveal kalo Seo Jin sama UEE beneran dating, hahaha *semoga Choi Ji Woo nggak cemburu :p*


Aku selalu suka drama yang intinya tentang how love make people change. Ji Hoon berubah jadi very much better person karena perkataan Hye Soo yang sepele kalau.. he’s a good person. Hye Soo yang tadinya menanggung semua beban sendirian, akhirnya mau membagi semuanya dengan Ji Hoon. Dan Eun Sung yang awalnya benci setengah mati sama Ji Hoon, malah lama-lama nggak terpisahkan.

Dan siapa yang nggak mau punya sahabat paling pengertian macam Jo Yeon atau Ho Joon? Dan dua ibu mertua yang sama-sama baiknya. Di drama ini bahkan villain dapat hukuman yang pas, ayah Ji Hoon harus menghabiskan sisa hidupnya sendirian, tanpa siapapun di sisinya. And that’s the scariest thing in live. Live without love.

 
 

So, i have to admit that this drama is seriously good! It’s worth your times, smiles, and even... tears. Drama melo yang bisa bikin nangis sekaligus senyum. And oh, who wouldn’t automatically smile when those dimples appear? I mean, DIMPLES SHOW OFF EVERYTIME AND EVERYWHERE IS LOOOOVE!


Dear Hye Soo-ya, Ji Hoon Oppa, and Eun Sung-ie.. thank you for this wonderful and heartwarming journey. You’ll be happily ever after in my heart!



P.S: I lost count how many times i rewatch this drama. Really can’t get enough of those dimples! :p 

Friday, April 8, 2016

Youth Over Flowers in Iceland Episode 7 (Final) Part 2


Selama di Iceland, four stones menghabiskan banyak sekali waktu di mobil, tapi nggak bikin bosen yang nonton soalnya mereka nggak bisa diem, haha. These four love singing so much, even it’s a very weird song. Mereka inget waktu nyanyi lagu aneh karangan Jung Woo, dan waktu nonton Jung Woo baru sadar kalo waktu itu kepalanya kosong, hahaha.


Nggak cuma nyanyi, mereka bikin berbagai acara di mobil. Mulai dari ‘Taxi’-nya tvN, sampai berbagai acara radio yang dibawakan bergantian sama mereka. Oh ya, ini ada acara radio balasan yang Sang Hoon hyung jadi bintang tamu, dan Jung Suk jadi pendengar yang nelpon.


“Ini siapa? Di mana?” tanya Jung Woo si pembawa acara.

“Aku Kim Bong Pal dari Jungnang,” jawab Jung Suk dengan suara lucu.

Jung Woo: “Ya Kim Bong Pal-ssi, kamu penggemar Sang Hoon?”

Jung Suk: “Aku berharap dia bisa enyah! Enyah sana!” Semua langsung ngakak, Jung Suk-nya balas dendam aja doong, hahaha.


Another game on the car. Di hari ketiga (perjalanan ke Gulfoss) sebelum Ha Neul datang, mereka main tebak lagu setelah dengar intronya. Jung Suk usul lagunya lagu tahun 90-an karena mereka generasi itu, semua setuju. Aturannya, kalau tau jawaban angkat tangan sambil sebut nama karakternya (Jung Suk – Napdeuki, Sang Hoon – Tsingtao, Jung Woo – Jjanggu).

 
 

Lagu pertama, jawaban Tsingtao benar! Lagu kedua, Jjanggu yang benar! Jung Suk langsung minder, “Aku tidak pintar main ini.” HAHA. Jung Woo refleks ngakak dan bilang lagu berikutnya harus Jung Suk yang jawab. Barulah di lagu ketiga akhirnya Napdeuki benaar! Haha, girang banget lho Jung Suknya! Dan final round juga Jung Suk jawab bener lagi. Kelar itu langsung deh mereka nyanyi sambil jejogetan nggak karuan di mobil, hahaha.


Nggak cuma jago nebak lagu, Jung Suk bareng Sang Hoon hyung juga suka nyiptain lagu random. Contohnya ‘stinky song’, jadi ceritanya di malam pertama mereka sampai Reykjavik, Sang Hoon hyung sama Jung Suk kan lagi ngobrol. Nah, tau-tau Sang Hoon hyung kentut busuuk banget. Jung Suk langsung kabur, even Sang Hoon hyung juga menyingkir karena kentunya terlalu bau, haha. Balik sambil ngakak, eh malah Sang Hoon hyung mulai bersenandung ‘stinky song’, duet bareng Jung Suk. Kentut pun bisa jadi inspirasi lagu, huahaha.


They’re just so multitalented! Bahkan akting makan samgyeopsal di meja yang berantakan tanpa makanan pun mereka bisa, and that feels so real (aktingnya, bukan animasinya)!


Di antara mereka berempat, Sang Hoon hyung yang paling juara lawaknya! He makes fun almost about everything, yang lain tinggal ngikutin flow-nya Sang Hoon hyung aja. Kayak pas Sang Hoon hyung mau masak makan malem dan akting jadi ahjumma pelayan restoran, dan Jung Woo jadi pelanggan yang ganggu banget... and it’s seems so fun! Jung Suk yang cuma nonton sampe ngakak nggak karuan.

 
 

Btw hotel mereka di Vik ternyata punya buku tamu khusus buat para tamu nulis kesan pesannya selama liburan di Iceland. Mereka buka-buka bukunya dengan excited, penasaran apa ada tulisan orang Korea di antara tulisan berbagai bahasa. Dan ternyata ada! Tanggalnya ternyata belum lama, 11 November 2015, beberapa minggu sebelum mereka datang. Mereka makin excited buat nulis juga di bukunya.


Jung Woo giliran pertama. Tapi dia nggak pede dengan tulisannya yang jelek banget menurutnya, jadi berkali-kali kertas yang baru sedikit ditulisi Jung Woo robek. Setelah dua lembar kertas tak bersalah jadi korban, Jung Woo akhirnya cukup pede dengan tulisannya dan selesai.


Ha Neul yang jadi giliran kedua menulis dengan lancar (dan dipuji Jung Woo tulisannya bagus). Sang Hoon hyung juga selesai dengan cepat. Mereka semua menulis tentang aurora.

 
 

Sementara Jung Suk, dia pake mikir sambil bertopang dagu dulu sebelum mulai nulis. Lamaa banget dia mikirnya. Tapi begitu mulai nulis.. nggak bisa berhenti. Tulisannya sampe sehalaman penuh! Hahaha. Intinya perjalanan ke Iceland jadi lebih menyenangkan karena dia bersama teman-temannya.

Pertanyaan terakhir dari PD Na, “Bagaimana perubahanmu atau pemikiran yang kamu dapat selama perjalanan ini?”


Jung Woo yang pertama menjawab. Baginya, selama ini dia tak pernah tidur dengan sangat nyaman, dan Jung Woo biasanya nggak bisa tidur di tempat asing. Tapi di Iceland, hampir tiap malam dia tidur persis seperti orang pingsan. Bisa dibilang Jung Woo di Iceland ini complete reversal dari apa yang dia bilang ke PD Na.


Jung Woo bilang ia susah tidur di tempat baru, tapi nyatanya dia tidur nyenyak dengan gampangnya. Jung Woo bilang dia nggak suka foto-foto karena liat aja udah cukup, tapi nyatanya he took a loooooot of photos (salahkan Iceland yang terlalu cantik). Dan dia bilang nggak suka minum, tapi dong tiap malam di sana dia minum wine, hahaha.


Jung Woo sendiri nggak ngerti kenapa dia melakukan itu. Mungkin karena dia merasa sangat nyaman. Tak ada seorangpun yang membuatnya gugup. Dia suka semua makanan yang mereka makan. Dan yang terpenting, dia sangat bahagia.


Jung Woo usia 20-an banyak sekali ikut audisi, dan ditolak itu selalu sulit pada awalnya, membuatnya terus berpikir aktingnya kurang bagus. Tapi selangkah demi selangkah, Jung Woo melalui masa-masa sulit dan bertahan selama 13 tahun sampai akhirnya mencapai karirnya yang sekarang (berkat Oppa-ya!).


Jung Woo pernah bilang kalau meskipun sekarang dia punya lebih banyak fasilitas dibandingkan dulu, dia nggak suka traveling. Alasannya? Dia selalu merasa gugup dan gelisah walau ingin liburan. Jung Woo ini tipe yang nggak suka lewat jalan yang asing dan cenderung bergaul hanya dengan orang yang dia tau. Tapi selama di Iceland, sama sekali nggak tampak kalau dia gugup atau semacamnya, he looks so happy! And he knows that if he go alone, even with the magical scenery of Iceland, he won’t be as happy as now.


Menurut Jung Woo, bukan soal tempatnya, yang terpenting adalah siapa yang pergi bersamamu. Yes, i do agree! Jung Suk juga setuju. Ha Neul juga, dia pengen bilang itu sejak tadi. Trip ini membuat Ha Neul makin menyukai teman-temannya dan membuatnya makin merasa dekat dengan mereka, dibanding sebelum mereka pergi bersama.


Jung Woo bilang Ha Neul selalu sama dan nggak pernah berubah, itu membuatnya jadi teman yang sempurna. Trip ini juga membuat mereka lebih mengenal Ha Neul yang selalu positif dan ceria. Dulu, meskipun pernah project bareng di musikal Spring Awakening, Jung Suk nggak tau kesulitan Ha Neul yang selalu sibuk dengan pekerjaan paruh waktunya. 


Jung Suk pikir Ha Neul nggak merasa nyaman di dekat seniornya makanya jarang ikut makan atau minum bareng mereka. Padahal Ha Neul paling suka minum dengan seniornya dibandingkan siapapun. Hanya saja dia merasa terlalu muda untuk mendekati mereka, ia belum berhasil dan masih banyak hal yang ingin ia lakukan.

Semua punya kenangan di usia 20-an mereka. Saat mereka latihan bareng, maen gitar bareng yang kalau diingat-ingat semua merindukan masa-masa itu. Meskipun nggak punya uang, tapi kebersamaan mereka bikin semua rasanya cukup.

 
 
 

Ha Neul speechless karena semua terus memujinya, jadi dia minta 30 detik ‘Yaja Time’ untuk menjawab pujian mereka. “BEEEEEEPP!” makian Ha Neul bikin semua ngakak dan nantang Ha Neul untuk maki PD Na juga biar mereka lebih dekat. Ha Neul ketawa-ketawa nolak, tapi dilakukannya juga dan... BEEEEEEPP! *sensor lagi* PD Na sih langsung ngakak, tapi Ha Neul yang khawatir bilang, “PD Na, saranghaeyo!” HAHAHA.

 
 

Balik ke pertanyaan PD Na soal perubahan atau pemikiran yang didapat selama perjalanan ini, Jung Suk bilang kalau di kepalanya banyak sekali hal yang ingin dia lakukan. Salah satunya adalah liburan, dia selalu bilang ingin pergi, tapi nggak pernah dilakukan. Tapi tiba-tiba saja dia pergi, dan itu membuat Jung Suk sadar kalau liburan ternyata sangat berharga. Jung Suk bahkan beli peta dunia agar bisa menandai negara yang pernah ia datangi. Peta itu akan dia pasang di dinding, dan Iceland bisa dicoret dari sana. Mulai sekarang Jung Suk nggak akan ragu melakukan apa yang dia inginkan.


Saat ditanya ada penyesalan apa nggak dari trip ini, Jung Suk awalnya bilang nggak ada. Tapi terus dia ragu dan diem, sambil ketawa malu dia bilang, dia nggak menyesali apapun, kecuali.. gitar. Lucunya, kru bilang kalau Jung Suk bisa beli 5 sampai 6 gitar dengan sisa uang mereka. Hahaha.


Mereka janji mau pergi bareng ke tempat yang dekat. Dan buat awalnya, Jung Suk sama Sang Hoon hyung ketemuan dan gitaran bareng. Jung Suk yang main gitar, dan Sang Hoon yang nyanyi dengan lirik spontan tentang Iceland. Song that sums up their journey (meskipun liriknya mendadak nggak nyambung dan bikin ngakak, haha). Btw, Sang Hoon hyung pake kaos ‘MAD’ yang dibeliin Jung Suk lhoo, aaw!


PD Na punya hadiah sebagai bentuk terimakasih dan semua langsung excited. “Tiket pesawat ya?” tebak Ha Neul ngarep yang langsung di-cut PD Na, “Bisa kemana si pengantin baru ini?” Hahaha. PD Na mulai bagiin hadiahnya, dan begitu dibuka semua akan tau itu buat siapa.


Kado pertama dibuka dan jeng jeng.. isinya piyama couple! Buat siapa lagi kalau bukan Jung Woo? Aaaaww!


Kado kedua yang besar dan berat selanjutnya dibuka bareng dan isinya.. sosis banyaaak banget buat Sang Hoon hyung! Semua refleks ketawa, dan Sang Hoon hyung yang baik hati siap bagi-bagi sosisnya buat mereka semua, haha.


Kado selanjutnya, tanpa dibuka udah langsung diulurkan ke Jung Suk karena dari bentuknya langsung ketauan. Yak, isinya gitaar! Gitar mungil yang langsung ditaksir Jung Suk begitu dia masuk di toko gitar di Reykjavik. Gitar yang dulu dipegangnya lama sekali, sekarang beneran ada di tangannya. Jung Suk yang happy langsung testing gitarnya, dan berterimakasih.. kamsahamnidaa!


Kado terakhir untuk Ha Neul menurut PD Na sangat mewakili orangnya. Ha Neul jadi deg-degan, tapi begitu dibuka.. isinya ternyata kantung plastik bermerk. Ha Neul speechless, dan yang lainnya ngakak. Meskipun kadonya aneh sendiri, Ha Neul tetap berterimakasih. Hahaha, kasiaaan! Jung Suk langsung merasa bersyukur dia dapet gitar.


PD Na minta mereka ngasih pesan ke korban selanjutnya, cast Reply 1988 yang baru pulang dari Afrika. Pesan Jung Suk, jangan terlalu irit dan.. diskusinya jangan lama-lama. HUAHAHAA, emangnya four stones!

 
 
 
 
 
 

And... our trip to Iceland is officially ended! Thank you for the superb journey and the great laugh, our loveable four stones! *sediiiiiih*

I LOVE ICELAND! Someday i’ll go to every places they’ve ever visited here. Amin.