Sunday, April 27, 2014

Sinopsis Steal My Heart / Catch Me Part 4 (Final)


Ho Tae membawa Jin Sook ke sebuah pantai yang tenang. Mereka berjalan bergandengan di tepi pantai, yaampun serasi banget sih. Malamnya, mereka menikmati pemandangan dari balkon. Jin Sook merasa sangat nyaman ada seseorang yang menemaninya.


Ia memegang tangan Ho Tae dan berterimakasih, dan berandai-andai, sepuluh tahun yang lalu jika kita tak terpisah seperti itu, seperti apa hidup kita sekarang? Jika aku bukanlah seorang pencuri, tapi seperti orang yang kau kenal selama ini, putri seorang pemilik warung, Lee Sook Ja. Ho Tae tak berkata apa-apa, hanya mendekat dan mencium Jin Sook. Jin Sook sempat melepaskan diri dan memuji Ho Tae yang membuat kemajuan besar, tapi Ho Tae tetap diam dan kembali mencium Jin Sook.


Detektif Oh dan yang lainnya berkumpul menonton pertandingan baseball. Kepala Polisi bergabung dan bertanya dimana Ho Tae?


Ternyata yang dicari sedang bertransaksi dengan seseorang pria yang membuatkan paspor palsu untuk Jin Sook. Pria itu berkata ini pertama kalinya ia bertransaksi dengan polisi dan memberikan paspornya. “Tak akan ada masalah kan?” tanya Ho Tae. Yang ditanya cuma melengos pergi sambil bergumam, orang sendiri masih mau tanya. Hahaa.


Kepala Polisi membicarakan Ho Tae yang bayangannya pun tak pernah kelihatan sejak pengumuman promosinya. Seorang detektif mencoba menelponnya, tapi tak ada jawaban. Kepala polisi jadi khawatir, jangan-jangan terjadi sesuatu dan bertanya pada Detektif Park. Detektif Park tak menjawab dan pura-pura sibuk makan.


Ho Tae dan Jin Sook ternyata menonton pertandingan baseball langsung di stadion. Jin Sook menangkap bola yang mengarah padanya... dan terekam kamera. Detektif Oh langsung merasa seperti pernah melihatnya. “Si Yoon Jin Sook! Yoon Jin Sook!” ujar detektif lain dengan yakin. Melihat orang di samping Jin Sook, Detektif Oh curiga, bukankah itu Ho Tae? Detektif Park menyangkal, mungkin cuma orang yang mirip. Detektif Oh tetap yakin itu Ho Tae. “Kau begitu iri Lee Ho Tae dipromosi?” tanya Kepala Polisi. Tapi karena detektif lain juga yakin itu Ho Tae, mereka pun mulai bergerak.


Ho Tae dan Jin Sook sudah di pelabuhan. Ho Tae menyerahkan paspor pada Jin Sook dan memintanya percaya padanya. Jin Sook berkata permintaan Ho Tae terlalu kekanak-kanakan, kalau aku pergi kau bagaimana? Ho Tae minta jangan mencemaskannya, ia akan menjenguk Jin Sook nanti.


Sebelum pergi, Ho Tae mengeluarkan cincin dari sakunya dan memakaikannya di jari Jin Sook, “Ini desain yang paling populer 10 tahun yang lalu.” Ho Tae sendiri sudah memakai miliknya. Jin Sook terharu, melewati 42 hari bersama Ho Tae, ia mendapatkan sesuatu yang tak pernah ia dapat, cinta.. cinta pertama. Ho Tae memeluk Jin Sook.


Ponsel Ho Tae berbunyi, pesan dari Detektif Park. Ho Tae segera menarik Jin Sook ke kapal. Ho Tae berkata ini adalah perpisahan yang terakhir kalinya, kelak tak akan ada lagi perpisahan di antara mereka. Kapal Jin Sook pun menjauh. Hanya selang sebentar, terdengar suara sirine mobil polisi mendekat. Ho Tae yang berjalan pergi dengan gontai dipanggil oleh sebuah suara.. Jin Sook, yang mendekat dan memeluknya. 


Saat itu, polisi sampai dan menodongkan pistol ke arah mereka. Jin Sook tak takut, keinginannya adalah ditangkap Ho Tae, ia tak ingin melarikan diri lagi. Jin Sook melepaskan pelukannya, dan tangannya sudah terborgol di tangan Ho Tae. Melihat Jin Sook sudah tertangkap, polisi pun menurunkan lagi pistol mereka.


Ho Tae menjalani prosesi pengangkatan dirinya menjadi kapten polisi. Sementara Jin Sook diinterogasi oleh Detektif Oh yang kesal, ia tak mau bicara sedikitpun. Saking kesalnya Deteltif Oh menyiram air ke muka Jin Sook yang tertidur dan menyuruhnya cepat mengaku, kunyuk yang menyembunyikanmu selama ini, siapa dia? “Si Lee Ho Tae kan?” tanyanya sambil berbisik. Tapi Jin Sook tetap tak mau buka mulut.


Ho Tae membereskan barang-barang di meja kerjanya dan mendengar rekan kerjanya yang membicarakan Jin Sook yang tetap bungkam, meski diiming-imingi pengurangan masa tahanan 2 tahun. Ho Tae tak tega mendengarnya.


Saat membawa barangnya keluar, seorang gadis sedang diinterogasi, namanya Lee Sook Ja. Ho Tae terhenti, dan menyapanya, “Lee Sook Ja dari warung Sook Ja?” Gadis itu mengiyakan dengan heran.


Flashback. Ho Tae berlari ke Sook Ja supermarket dan berlutut pada ibu Sook Ja, meminta bertemu Sook Ja, ia tak mau mengangkat telpon dan membalas pesan. Si ibu terkejut, S..sook Ja? Ho Tae mengangguk, iya saya yang terlalu tak sabaran. Si ibu makin kaget, apa hubunganmu dengan Sook Ja? Dan darah tingginya kumat saat Ho Tae bilang dirinya pacar Sook Ja. Si ibu pun teriak memanggil Sook Ja. Dengan muka ngantuk dan belepotan coklat, seorang anak bernama Sook Ja keluar. Gantian Ho Tae yang kaget.


Kembali ke masa sekarang. Ho Tae bertanya bagaimana kabar ibumu? Sook Ja bingung. “Aku pernah menyukaimu, sekarang pun aku masih menyukaimu,” lanjut Ho Tae lalu pergi.


Tapi gara-gara itu Ho Tae langsung pergi ke ruang interogasi Jin Sook. Kepala polisi menyambutnya dan berkata serahkan saja pada Detektif Oh, cepat atau lambat dia juga akan buka mulut. Detektif Park minta Ho Tae keluar saja, tapi melihat Jin Sook yang terus didesak, Ho Tae tak tega dan ingin menerobos masuk. Detektif Park sampai sekuat tenaga menahan pintunya.


Ho Tae akhirnya berbicara melalui mikrofon, ia minta Jin Sook mengaku, katakan saja siapa yang menyembunyikanmu, membeli kembali porselen itu dan mengembalikan pada pemiliknya, orang yang berniat menyelundupkanmu keluar negeri. Kekasihmu adalah Lee Ho Tae, kenapa tak kau katakan?


Jin Sook hanya memandangi Ho Tae, sementara Detektif Park stres dan Kepala Polisi heran.


“Kenapa aku menjadi polisi? Karena kau bilang polisi itu keren dan berwibawa. Tapi aku sedikitpun tak punya wibawa. Jika aku bukan seorang polisi, kau tak akan seperti ini sekarang. Gara-gara kau menginginkanku menjadi polisi. Dibandingkan dengan sepatu olahraga itu, kau jauh lebih berharga. Selama ini aku tak menyadarinya, selama 10 tahun ini tak henti-hentinya aku menyalahkanmu. Karena itu, tetaplah bertahan, masih ada satu orang yang menunggumu. Jin Sook-ah, aku mencintaimu.”


Kepala Polisi memanggil Ho Tae, yang langsung meminta maaf. Bukan itu, sahut Kepala Polisi, itu... mikrofonnya lupa dihidupkan. Ho Tae yang udah nangis-nangis ngomongnya tadi, langsung mendesah kesal, huahahaa, koplak! Detektif Park menyalakan micnya dan minta Ho Tae bicara sekali lagi. Huahahaa, jadi daritadi Jin Sook nggak denger?? Ho Tae kali ini nangis stress dan matiin micnya lagi. Epic fail!


Kita dipertemukan dengan status seorang polisi dan seorang kriminal. Akhirnya kita menjadi mitra dalam kejahatan.” Headline koran pun menjadi: Dalam waktu satu malam, Detektif berubah menjadi Penjahat. Akibat dari Detektif yang lebih memilih cinta. Pertama kalinya seorang polisi diturunkan pangkatnya 4 level.


Ho Tae menjenguk Jin Sook di penjara, kau baik-baik saja? Jin Sook mengangguk, tak sejelek yang kubayangkan dan gantian bertanya hal yang sama. Ho Tae tersenyum, aku di luar, mana bisa dibandingkan denganmu? Jin Sook mengeluh sebenarnya di dalam agak membosankan,badanku juga sakit semua.


Jin Sook minta Ho Tae menyanyi untuknya, seperti dulu. Ho Tae jelas tak mau, ia masih malu tiap mengingatnya. Tapi Jin Sook malah minta ijin pada sipir, dan mau tak mau Ho Tae mulai menyanyi. Jin Sook memandangi Ho Tae yang menyanyi untuknya, dan teringat masa pacaran mereka dulu. Lagu yang sama seperti 10 tahun lalu, Kim Dong Ryul – Should I Say My Love to Her Again (seriously, i love this song! Yah, faktor pernah dinyanyiin Joo Won juga sih)


Yang awalnya pelan, lama-lama Ho Tae makin menghayati dan menyanyi dengan keras, sampai semua menoleh dan sipir terpaksa menyeretnya keluar. Jin Sook cuma bisa bengong. Nggak lama, Ho Tae masuk lagi dan meyakinkan sipir kalau ia tak akan nyanyi lagi. “Jin Sook-ah, aku punya cara supaya kau bisa bebas 3 bulan lebih cepat,” ujar Ho Tae. Jin Sook tertawa, disini 3 bulan itu cepat sekali berlalu... kalau 5 bulan masih boleh dipertimbangkan. Hahaa, LOL!


Kepala Polisi dan detektif lain sedang membicarakan sebuah kasus, tapi mereka tak punya bukti. Ho Tae tiba-tiba masuk dan berkata tentu saja kita harus mendapat bukti. “Ah, polisi patroli Lee, menurutmu apa yang harus kita lakukan?” tanya Kepala Polisi. Ho Tae berkata tak ada yang bisa masuk ke rumah itu, di setiap sudut setidaknya ada 20 kamera CCTV, di halaman rumah juga ada banyak anjing, rumah itu dilengkapi sensor panas, dan Ho Tae menunjukkan satu sudut yang tak masuk dalam kamera CCTV. Karena masalah rancangan, dindingnya tak kuat menahan berat seorang pria dewasa, karena itu tak dilengkapi dengan CCTV dan hanya ada 1 orang yang bisa masuk kesana, ahli wire, ahli dari segala ahli.


Siapakah orang itu? Tentu saja Jin Sook, ia berhasil masuk dan berkonsentrasi membobol brankas. Ho Tae dan tim detektif menunggu di luar, sambil memberi instruksi. Pemilik rumah sudah kembali, semua panik dan minta Jin Sook cepat keluar. 


Seseorang mengetuk jendela mobil, ternyata Jin Sook sudah keluar dengan aman. Ia memberikan datanya pada Kepala Polisi yang lalu kegirangan karena sudah dapat bukti. Melihat Ho Tae dan Jin Sook yang berjalan pergi, Detektif Park berkata kerjasama dua orang itu.. dari awal aku sudah tau.


Ho Tae berjalan bersama Jin Sook di luar dan berkata senang, bisa jadi semakin banyak masa tahanan yang akan dipotong. Tak lama lagi kau akan bebas, sudah saatnya memikirkan apa yang akan dikerjakan kelak. Jin Sook tertawa, apa lagi yang harus disiapkan? Aku kan sudah menjadi PNS.


“Kau tak mengambil apa-apa dari dalam kan?” selidik Ho Tae. Jin Sook tanya apa Ho Tae tak mempercayainya? Ho Tae tersenyum, percaya. Tapi dong ternyata di balik jaket Jin Sook nyimpen segepok uang di saku celana, hehe. Mereka pun lanjut berjalan menyusuri jalan setapak yang indah.


Tamat.

Komentar:

Akhirnyaaaaaaa.. setelah berminggu-minggu selesai juga! ini udah mulai kutulis sejak pemilu 9 April lho, baru pula selesai sekarang, hahaa. Nulis sinopsis film karena nggak bakal ada episode selanjutnya jadi nyantaaaai banget. Iseng-iseng aja sih, mumpung lagi nggak ada drama yang diikuti dan Joo Won gitu loh yang maen. Meskipun rasanya ada plot hole, tapi overall film ini menghibur, terutama karena senyumnya Joo Won! Entahlah, aku lemah sekali sama oppa satu itu. Dan pemain ceweknya pun aku suka, cantikk. Film ini lumayan recomended laah! 

Sinopsis Steal My Heart / Catch Me Part 3


Setelah dipikir, Jin Sook merasa bersalah pada tetangga sebelah rumah. Si tetangga yang berhasil membuat astro boy kembali utuh, memasangnya kembali di lemari dengan hati-hati, dengan masih penasaran soal kejadian tadi.


Jin Sook minta foto bersama. Ho Tae jelas menolak, tapi tak tahan dengan Jin Sook yang merajuk dan setuju. Jin Sook menempel foto mereka di dinding dan bertanya kenapa Ho Tae tak menangkapnya? Jin Sook bisa menyerahkan dirinya sendiri, jadi Ho Tae tak merasa terlalu tersiksa. “Hei, kau yang jangan merasa tersiksa sendiri, menangkapmu hanyalah masalah waktu saja” sahut Ho Tae.


Jin Sook malah berkata kalau ia bukan pencuri biasa, ia adalah pencuri barang-barang seni bernilai tinggi, tidakkah terlintas di pikiranmu jika ini hanyalah ujung sebuah gunung es? Ho Tae yang lagi minum sampe nyembur. “Orang yang berkecimpung di profesi ini, yang hebat itu yang identitasnya terjaga,” lanjut Jin Sook. Ho Tae jadi penasaran, jadi masih ada? Jin Sook berkata pelan, porselen putih yang ada di Taman Il San Jeon... masih ada.


Detektif Oh memaparkan soal kasus pencurian permata di Seongbook-Dong yang terjadi setelah pencurian porselen putih dan meninggalkan jejak yang mengacu pada cara kerja Yoon Jin Sook. Ho Tae yang ada disitu mendesah kesal. Kepala Polisi sampai berkomentar, ia benar-benar penjahat legendaris.


Tak cuma itu, ada seekor anjing seharga 40 juta dicuri, tapi buku silsilahnya tak sempat dicuri. Anjing semahal apapun, tanpa buku silsilah tak ada bedanya dengan anjing kampung. Kepala Polisi menduga anjing itu telah dijadikan santapan, untuk menghilangkan jejak. Jidat Ho Tae pun makin berkerut-kerut.


Jin Sook bersama muridnya sedang praktek membobol pintu, dan si murid berhasil dalam 10 detik. Pintu siapa yang dibobol? Ternyata pintu bar. Mereka minum-minum seperti di rumah sendiri. Seorang murid bertanya apa sekarang Jin Sook tinggal di rumah teman yang itu? Jin Sook mengangguk, awalnya memang terasa tidak leluasa, tapi lama-lama jadi biasa. Jika jam-jam dia pulang kerja sudah dekat, aku akan melihat ke jam yang sebelumnya tak pernah kulirik. Terkadang aku menunggu dia sebentar.


Seseorang masuk, dan refleks menyapa mereka semua, selamat datang, malam-malam begini.. Sedetik kemudian baru dia sadar, kunci kan ada di tangannya, bagaimana caranya kalian bisa masuk. Para murid langsung menyerbu orang itu, mencegahnya bersuara.


Detektif Oh berkata, ada hal yang lebih penting.. ukuran aset milik Yoon Jin Sook yang kita temukan, setidaknya ada 5 milyar won. Ho Tae sampe nganga dengernya. Kepala Polisi tanya apa ia mendapat keuntungan itu dari barang curiannya? Detektif Oh sudah 10 tahun bekerja di kepolisian dan baru ini ia melihat pencuri yang pandai mengolah aset.


Tiga tahun yang lalu, sama sekali tanpa pertimbangan ia membeli apartemen di pinggiran Seoul yang harganya melonjak 4x lipat. Yoon Jin Sook yang telah mencicipi manisnya investasi mulai merambah ke dunia saham. Tidak mengerti tentang saham, tapi ajaibnya saham yang ia beli selalu memberikan keuntungan. Asetnya kembali memberi keuntungan 2x lipat.


Masih belum puas, ia membeli tanah di Yang Pyeong dengan harga murah dan mulai menanam kayu untuk konstruksi. Pada saat harga bahan baku melonjak, penghasilannya semakin dahsyat. Karena itulah disebut “Efek Yoon Jin Sook”. Semua yang dia sentuh berubah jadi emas. Kepala Polisi sampai bergumam kalau mau cari perempuan harus yang seperti dia. Ho Tae yang denger jadi senyum sendiri.


Ditambah, sebelum dia melarikan diri, dia berinvestasi di bidang jamur Chaga produksi Rusia. Telepon kantor berbunyi, ada laporan kalau ada yang melihat Jin Sook di Sin Im Dong. Ho Tae berkata bisa jadi itu telepon iseng. Tapi perintah Kepala Polisi membuat mereka langsung bergerak. Sementara itu, Kepala Polisi malah menelpon istrinya dan minta istrinya cepat membeli jamur Chaga Rusia. Hahaa, LOL!


Ho Tae dan Detektif Oh bersaing cepat-cepatan sampai, tapi Ho Tae kalah karena harus menghindari truk. Ho Tae pun menelpon Jin Sook. Jin Sook mengerti dan memberitahu muridnya kalau hari ini mereka akan merasakan pertempuran yang sebenarnya. Tak lama, terdengar sirine mobil polisi. Jin Sook minta mereka tenang, terapkan pengetahuan yang sudah dipelajari.


Polisi sampai dan Jin Sook minta muridnya keluar lewat pintu lain. Jin Sook yang sudah mengunci pintu, malah melambai dengan tenangnya ke Detektif Oh. Ho Tae panik dan menyambar kostum Indian yang ada di dekatnya. Begitu turun, bar sudah sepi dan malah langsung ketemu Detektif Oh. HoTae makin panik. Detektif Oh dkk langsung menyerang Ho Tae, tapi Ho Tae sekuat tenaga menahan topengnya agar tak ketahuan.


Jin Sook yang sebenarnya berhasil melarikan diri kembali dan kesal, Ho Tae malah mengacaukan semuanya, hahaa. Jin Sook masuk lagi dan menyemprot mereka dengan pemadam api. Mereka pun berhasil kabur. Tapi mereka terkepung, sudah ada polisi di semua sisi jalan. 


Semua yakin kalau Jin Sook akan tertangkap. Jin Sook dan Ho Tae sudah berpegangan tangan erat. Tiba-tiba sebuah mobil van meluncur kencang dan pintunya terbuka persis di depan mereka. Tanpa pikir panjang, Jin Sook dan Ho Tae langsung melompat ke mobil. Mobil pun kembali melaju kencang. Para polisi mengejar dengan kesal, dan Detektif Oh memerintahkan anak buahnya untuk menembak. Tapi, begitu ditembakkan malah gas air mata yang keluar. Hahaa, polisi kok nggak meyakinkan.


Jin Sook ternyata diselamatkan ahjussi kenalannya. Si ahjussi malah bertanya siapa kunyuk yang matanya melotot itu sambil tertawa. Dan Ho Tae pun diturunkan di parkiran gedung, sendirian.


Detektif Oh dan yang lain sedang membahas kasus itu, tinggi badan si pria Indian 180 cm. Tepat saat itu Ho Tae masuk, Detektif Oh langsung menunjuknya, lebih kurang setinggi kau. Semua menoleh ke arah Ho Tae yang langsung memendekkan badannya, haha. Ciri lain, jam tangan Rolex di tangannya yang harganya sekitar 4 juta won, tentu saja ada kemungkinan barang palsu. Ho Tae pun diam-diam melepas jamnya. Bekas tapak sepatu yang ditinggalkan oleh sang kaki tangan di bar itu sepanjang 280 mm. Ho Tae lagi-lagi menyembunyikan kakinya.


Potret pelakunya telah dilukis berdasarkan keterangan saksi mata. Wajahnya kurus, rambutnya belah samping. Ho Tae pun mengacak-acak rambutnya. Setelah semuanya digabung, Detektif Oh yang melihat Ho Tae yang berdiri gugup di belakang, benar-benar mirip dengan si kaki tangan. Semua menoleh, salah satu membenarkan. Ho Tae cuma tersenyum canggung. Kepala Polisi memerintahkan masukkan orang itu dalam DPO.


Dan dimana-mana, sketsa wajah Jin Sook dan Ho Tae berdampingan dengan keterangan.. dicari! Ho Tae memperlihatkan sketsa wajahnya pada Jin Sook dengan kesal, gara-gara kau tak ada satupun hal yang lancar. Kau mematahkan lengan koleksi mainanku yang seharga 5 juta. Sebelum bertemu denganmu, aku adalah detektif dengan masa depan paling menjanjikan se-Korea, tapi aku menjadi pelanggar hukum, menjadi kaki tangan penjahat yang dicari orang.


Ho Tae memarahi Jin Sook yang tak menceritakan soal anjing itu. Jin Sook membela diri, dia yang keluar sendiri dari dalam rumah, kok aku yang dituduh mencuri? Ho Tae menghela napas kesal.


Ho Tae mencari-cari kalkulaor di laci, tapi tak ketemu. “Di laci pertama,” ujar Jin Sook. Ho Tae membukanya, dan benar ada di situ. Ho Tae mulai menghitung hukuman Jin Sook. Mencuri lukisan 2 tahun, porselen antik 1 tahun, permata 2 tahun, anjing 1 tahun. Jin Sook protes, ia tak mencuri anjingnya. Ho Tae minta Jin Sook jangan ribut dan lanjut menghitung, tabrak lari, mengemudi tanpa SIM. Mencuri barang-barang khusus hukumannya 2x lipat. Menghalangi petugas hukum melaksanakan tugasnya, hukumannya penjara. Ditotal setidaknya 12 tahun. Waktu hukumanmu cukup untuk Piala Dunia sebanyak 3 kali dan kau akan menyemangati mereka dari LP, lanjut Ho Tae.


Jin Sook bersikeras ia tak mencuri anjingnya. “Sudah kau makan kan?” tebak Ho Tae. Jin Sook tak terima, ia penyayang hewan.

Lalu dimana? Ia kabur.
Porselen putihnya? Sudah terjual.
Berliannya? Jin Sook pun menunjukkan kalung yang dipakainya.
Lukisannya? Jin Sook pun menunjuk arah belakangnya.


Ho Tae shock, bagaimana bisa ada disini? Jin Sook berkata dengan tenang kalau Ho Tae sendiri yang membawanya kesini. Ho Tae makin stress. “Dikembalikan tak bisa ya?” tanya Jin Sook setelah berpikir. Cara mencuri dan mengembalikan toh tak ada bedanya, dengan bantuanmu aku yakin pasti bisa. Ho Tae tak percaya, mau aku juga ikut kau memanjat dinding? Aku adalah seorang polisi! Polisi Negara Republik Korea! Kau mau aku jadi kaki tangan seorang pencuri?


“Bukankah sekarang juga sudah?” tanya Jin Sook sambil menunjukkan sketsa wajah Ho Tae. Ho Tae benar-benar kesal sampe gegulingan nggak jelas di kasur. Tapi akhirnya Ho Tae menyanggupi, tak ada cara lain lagi, kuanggap membantumu itu beramal. Menjagamu supaya tak mencuri lagi. Jin Sook mengangguk, baiklah jika itu membuatmu merasa sedikit lebih nyaman. Ho Tae tanya bagaimana ia bisa membantu? Jin Sook mengajak Ho Tae mulai berlatih, satu persatu.


Latihan pertama, membobol pintu dengan jepit rambut. Ho Tae berusaha keras, lamaa sekali. Saat tetangga sebelah keluar, Ho Tae pura-pura sedang olahraga. Sampai malam banget belum berhasil juga, Jin Sook sampe udah ketiduran. Tapi klik, pintu berhasil terbuka. Jin Sook dengar dan terbangun. Ho Tae yang kelelahan masuk dan disambut senyum senang Jin Sook.


Jin Sook menyiapkan makan malam. Kali ini lebih rapi, dan pastanya pun menempel di kulkas dengan sukses. Ho Tae mencicipi spagheti buatan Jin Sook, agak terkejut karena ternyata enak, tapi sedikit terlalu hambar. Jin Sook mengeluh garamnya habis. Ho Tae menawarkan diri membelinya, tapi Jin Sook menggeleng, biar aku saja. Ho Tae mengingatkan Jin Sook yang keluar begitu saja untuk pakai topi. Baru Ho Tae menyendok makanannya lagi, Jin Sook sudah kembali. Gilee, cepet beneer!


Ho Tae terheran-heran, beli dimana? Jin Sook yang sedang menaburkan garamnya berkata ia baru ingat tetangga sebelah punya.  Ho Tae sampe speechless. Sementara itu tetangga sebelah kebingungan plus curiga karena garamnya tiba-tiba raib. Huahahaa, mesakke, garam kok ya sampe dicuri??


Jin Sook dan Ho Tae pergi menemui seseorang, Ahjussi yang menyelamatkan mereka. Ahjussi itu senang sekali melihat Jin Sook, dan saat melihat Ho Tae malah komentar, kunyuk ini tak berhasil kau singkirkan? Hahaa. “Butuh informasi apa hari ini?” tanya Ahjussi to the point. Jin Sook ingin mengambil kembali porselen putih antik yang ia jual. Ahjussi tak mau memberi informasi begitu saja dan memalingkan wajah. Jin Sook berkata jam Ho Tae sepertinya bagus. Ho Tae agak keberatan, tapi karena itu dari mantan pacarnya.. ups, hadiah yang kuterima, jadi kujual saja, ralat Ho Tae. Ahjussi berkata jam itu grade A, tapi tetap saja palsu. Ho Tae tak percaya.


“30 ribu won?” tawar Ahjussi. Ho Tae tak mau, tak kujual. “45 ribu won?” tawar Ahjussi lagi. Ho Tae tetap tak mau. “50 ribu won?” tawaran terakhir Ahjussi, yang langsung menyodorkan uangnya. Terpaksa Ho Tae menerima. Ahjussi pun memberi informasi, pergilah ke rumah lelang, harganya sudah pasti tak murah. Setelah mereka pergi, Ahjussi memandang jam Ho Tae terharu, haha, itu jam asli ternyata! Kena tipu dah si Ho Tae.


Jin Sook dan Ho Tae pun pergi ke rumah lelang, dan benar saja porselen putih antik itu yang sedang dilelang. Porselen putih Dinasti Yee itu dibuka dengan harga 3500 won. Seorang Ahjumma menawar pertama kali. Jin Sook tak mau kalah dan menawar dengan harga lebih tinggi. Begitu terus menerus, sampai Ahjumma menawar 7000 won. Jin Sook menggeleng ke arah Ho Tae, terlalu mahal. Lelang sudah hampir dimenangkan oleh Ahjumma itu saat Ho Tae mengacungkan ID cardnya, aku adalah polisi! Semua yang ada di situ langsung menutupi wajahnya.


Tapi pemimpin lelang malah berkata, “Polisi menawar 7500. Semua harap tenang. Apa ada hakim dan jaksa juga di tempat ini?” Hahaa, Ho Tae dianggap main-main! Ho Tae berusaha menyangkal, tapi tak ada yang berani menawar lebih tinggi, dan akhirnya malah Ho Tae yang jadi pemenang lelang. Jin Sook pun memegang kepalanya, stress. Hahaa.


Jin Sook dan Ho Tae memandang selebaran pencarian mereka. “Daftar pencarian juga coupling style?” gumam Jin Sook. Ho Tae kesal dan mencabut selebaran itu. Rupanya mereka akan beroperasi malam itu. Ho Tae yang amatir malah membuat suara saat masuk, tapi mereka berhasil masuk dan meletakkan porselennya di tempat semula. 


Jin Sook melihat pajangan dinding antik dan refleks menggulungnya (mau dibawa pulang), tapi Ho Tae menepuk bahunya. Jin Sook pun sadar dan memasang kembali pajangan itu dengan sedikit tak rela.


Paginya, Ho Tae kembali ke tempat itu, tanpa penyamaran tentunya. Si pemilik heran melihat Ho Tae yang datang pagi-pagi. Ho Tae bertanya soal pencurian porselen putih Dinasti Yee 2 bulan lalu, tak ada barang lain yang hilang selain porselen putih itu, waktu itu porselennya diletakkan dimana? Si pemilik pun menunjuk tempat semula... dan terkejut. Porselennya ada disana. Si pemilik nyaris tak percaya. Ho Tae bertanya apa Anda membuat laporan palsu untuk ganti rugi asuransi. Si pemilik segera menyangkal.


“Pernah dengar tentang ‘perilaku non verbal’? Orang yang berbohong, bola matanya akan mengarah ke sebelah kiri,” desak Ho Tae. Si pemilik membela diri, tapi aku melihat ke sebelah kiri karena Anda berdiri di sebelah kiri pak, jelas-jelas barangnya hilang hari itu.


Di kantor, Detektif Park melapor kalau laporan atas hilangnya porselen putih Dinasti Yee telah ditarik. Semua terkejut. “Anak pemilik baru saja menelpon, katanya ayahnya menderita Alzheimer, jadi lupa jika porselennya disembunyikan di dalam lemari,” lanjut Detektif Park.


Jin Sook pun mencoret porselen putih itu dari daftar barang yang harus dikembalikan. Ho Tae senang, sudah berkurang satu. Selanjutnya, anjing. Mereka dapat anjing putih yang mirip, tapi tanpa warna hitam di sekitar matanya, jadi mereka mengecatnya dengan tinta hitam, hahaha. Dan besoknya, muncul berita tentang kembalinya si anjing ke pemiliknya.


Ho Tae mencoret anjing dari daftar, selanjutnya berlian. Jin Sook bilang kali ini perlu sedikit teknik, teknik tangan. Dan berbagai barang dari saku Ho Tae pun berpindah dengan cepatnya ke tangan Jin Sook. Mereka pun berlatih. Saat berlatih, Ho Tae malah mendekat ingin mencium Jin Sook, tapi Jin Sook langsung menjauh.


Latihan dilanjutkan di toko baju, Ho Tae berhasil mengambil dompet dari saku... manekin. Hahaa. Praktek berikutnya, Ho Tae sengaja menabrak Detektif Oh saat bersisian jalan. Ho Tae meminta maaf dan pergi. Saat Detektif Oh kembali ke mejanya dan memakai sarung tangan kesayangannya, tapi yang terpasang adalah sarung tangan merah berenda. Detektif Oh sampe shock.


Menurut Jin Sook, misi kali ini yang paling penting adalah team work. Setiap pagi jam 10, Ny. Kim akan sarapan di dekat jalanan bebas kendaraan. Ny. Kim memiliki suatu kecenderungan, yaitu suka memberi kerlingan genit pada pria, terutama pria seksi.


Prinsip pertama teknik tangan adalah harus menarik perhatian mata target.


Prinsip kedua adalah harus bisa memprediksi gerak gerik target.


Prinsip terakhir adalah, kecepatan. Ho Tae hampir gagal memasang kalungnya, tapi Jin Sook datang dan menarik Ho Tae menjauh, saat itu kalung sudah terpasang lagi di leher Ny. Kim. Misi ketiga berhasil!


Ho Tae pergi minum dengan temannya. Si teman bertanya perkembangan akhir-akhir ini dengan Sook Ja? Kumpul kebo? Ho Tae mengangguk, boleh dibilang begitu, tinggal serumah bersama seorang tersangka. Teman Ho Tae mengingatkan, pada akhirnya kau yang akan terluka, 10 tahun yang lalu kau menangis meraung-raung. Ho Tae diam saja. “Sook Ja juga bilang, saat itu dia juga sangat merindukanmu,” lanjutnya. Ponsel Ho Tae berdering, Detektif Park yang mabuk menelponnya, ia sekarang ada di depan rumah Ho Tae. Ho Tae sadar sesuatu dan super kaget, a..a..aku kan sudah bilang aku di luar.


Detektif Park yang mabuk mengajak Ho Tae minum bersama, kau sengaja tak mau buka pintu ya? Tapi ternyata pintunya tak terkunci. Ho Tae panik dan langsung pulang.


Di dalam rumah, Detektif Park melihat kaos pasangan Ho Tae di kursi. Jin Sook masuk dan Detektif Park menyapanya ramah, aku sering mendengar dia bercerita tentangmu. Jin Sook memandang heran, kau siapa? Tapi Detektif Park keburu sadar, kau adalah Yoon Jin Sook?


Jin Sook buru-buru keluar, tapi segera dikejar Detektif Park. Jin Sook berhasil menghindar dan turun lewat tangga darurat. “Betapa polosnya Detektif Lee. Detektif Lee orangnya baik sekali. Kenapa kau menghancurkan hidup orang yang seperti itu? Kau pikir kau itu siapa?” teriak Detektif Park. Jin Sook terhenti. Tapi saking mabuknya, Detektif Park malah jatuh berguling di tangga. Ho Tae datang, tapi sudah terlambat. Jin Sook terduduk memandangi Detektif Park yang tak sadarkan diri.


Detektif Park dirawat di RS, tapi saat ditanya apa yang terjadi, ia mengaku tak ingat. Sepertinya tadi malam aku masih bersama Detektif Lee, minum-minum. Detektif Oh menyuruhnya banyak istirahat dan pergi duluan. Ho Tae masih tinggal dan bertanya apa Detektif Park benar-benar tak ingat? Sepatu olahraga 10 tahun yang lalu.. akulah orangnya. Detektif Park tertawa tak percaya. Ho Tae minta maaf karena terpaksa berbohong, tak tau awalnya bagaimana, tapi nasi sudah menjadi bubur.


Tanpa memandang Ho Tae, Detektif Park memintanya cepat bereskan semuanya, ini menyangkut masa depanmu bukan? Posisi yang tak mungkin dicapai oleh orang lain dalam waktu 10 tahun, bisa kau capai hanya dalam beberapa tahun. Detektif Park berbalik kesakitan sambil bergumam, tak kusangka sewa rumah bulanan di Seongbok-Dong adalah sewa bulanan yang itu.


Ho Tae pulang ke rumahnya yang gelap. Di meja, baju couple mereka sudah terlipat rapi. Ho Tae menelpon Jin Sook, tapi ternyata ponselnya ditinggal dan ada di balik baju.


Ahjussi yang ditemui Ho Tae bercerita saat Jin Sook berusia 8 tahun, dia kehilangan ayahnya dan selalu memintaku untuk mencari ayahnya. Ahjussi mengusirnya dan berkata akan memberitahu dimana ayahnya jika dia memberi sesuatu, besoknya dia membawakanku sesuatu. Dengan keahlian tangannya, dia membayar lunas semua hutang ayahnya. Ahjussi memberitahu kalau sekarang Jin Sook ada di markas rahasianya.



Ho Tae mencari sesuai petunjuk Ahjussi, lantai dasar nomor 3. Ho Tae pun menemukan Jin Sook di... sauna. Ia tertawa, wah.. inikah markas rahasiamu? Tak terlihat seperti tempat yang aman. Jin Sook cuma senyum dan heran dari mana Ho Tae tau? Ho Tae balas senyum dan mengajaknya pergi.


Bersambung ke Part 4 (terakhir)