Wednesday, August 27, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 15 Part 1


Flashback setiap kejadian yang sudah dibuat Jang Mi. Menyiram jus ke wajah Ki Tae. Mengejar Hoon Dong dengan botol alkohol sampai hidung Ki Tae berdarah. Mengacaukan upacara peringatan kematian keluarga Ki Tae.


Jang Mi: [Aku sangat pandai membuat kejadian.. benar-benar kejadian yang buruk. Aku tak ingin melakukannya lagi di depannya, tapi...]


Jang Mi tak mampu menahan diri dan hendak menyiramkan makguli yang dibawanya. Ki Tae dan ibunya menatap shock. Tapi, Jang Mi tetap menyiramnya dan tertawa penuh kemenangan.


Jang Mi: [Manusia tidak berubah]

Episode 15. Two Women who Loved One Man


Jang Mi menatap shock ibu Ki Tae yang ada di hadapannya. Merasa bersalah dan malu, Jang Mi menarik turun kaos Ki Tae yang dipakainya. Seakan suasana belum cukup parah, Ki Tae keluar kamar hanya dengan handuk mandi yang belum sempurna terpasang. Ki Tae kaget melihat ibunya. Tanpa berkata apapun, ibu Ki Tae keluar.


Jang Mi panik dan menyuruh Ki Tae cepat pakai baju. Saking paniknya, Jang Mi malah pake boxer-nya Ki Tae, hahaa. Mereka berhasil menyusul ibu, dan ibu langsung berbalik marah karena terus-terusan dibohongi. Pertama saat seorang gadis gila datang dan berkata akan menikah, ia sudah berusaha keras untuk menerima. Lalu kalian bilang itu semua akting, jadi yang terjadi sekarang apa maksudnya?



Jang Mi mengaku kalau ia tak ingin memberitahu para orang tua agar tak ada satupun yang kecewa. Ibu makin marah, lalu apa kalian benar-benar ingin menikah sekarang? Ibu benar-benar tak mengerti Jang Mi, kau terus mengagetkanku, bagaimana aku bisa menerimamu? Jang Mi minta maaf. Ki Tae minta ibu jangan khawatir, “kami tak terburu-buru, kami hanya akan berkencan.. bukan menikah.” Jang Mi menatap Ki Tae tak percaya. Ibu mendesah kesal karena kejutan lain ini dan pergi.


“Apa yang harus kita lakukan?” tanya Jang Mi khawatir. Ki Tae menenangkan, jangan terlalu khawatir padanya.


“Bagaimana bisa aku tak khawatir padanya?” curhat Jang Mi pada Hyun Hee. Saat Ki Tae bilang mereka hanya akan berkencan, anehnya Jang Mi merasa sedih, padahal ia yang minta untuk berkencan saja. “Kau ingin menikah?” tanya Hyun Hee. Jang Mi bingung, bukan begitu tapi..


“Kau ingin diakui,” sahut Yeo Reum tiba-tiba nimbrung, kau ingin ibunya tau kalau kau cukup baik untuk bersama Ki Tae hyung kan? Jang Mi mengangguk. Tapi menurut Hyun Hee itu tak perlu, ia tak punya pilihan selain berbaik-baik pada ibu mertuanya karena Hoon Dong tak kompeten, tapi Ki Tae kompeten jadi tak perlu khawatir soal ibunya. Dia ibu dari pria yang kusukai, jawab Jang Mi.

“Kau begitu lagi unni, bagaimana bisa dua wanita yang mencintai pria yang sama bisa akur?” sahut Hyun Hee. Jang Mi hanya diam.



Ki Tae datang ke rumahnya, menjelaskan apa yang terjadi. Nenek tertawa senang karena Ki Tae dan Jang Mi masih saling bertemu, bibi bahkan tak bisa menangkap basah mereka. Ki Tae minta maaf tak bisa memberitahu ini pada ibunya, ia punya alasan. Ibu langsung bertanya skeptis, kau takut aku akan memisahkan kalian berdua jadi kalian tak ingin memperumit masalah?


Ki Tae jujur itu salah satu alasannya, ia tau ibu akan melakukannya. Ki Tae tidak datang untuk bertengkar, ia serius soal Jang Mi dan tidak sengaja mengejutkan ibu. Ibu tak yakin, “Apa dia juga serius denganmu?” Ki Tae mengiyakan, tapi ibu mempermasalahkan Jang Mi yang bekerja dengan Yeo Reum. Ki Tae menoleh ke arah bibi yang langsung minta maaf.


Ki Tae berkata kalau mereka hanya rekan bisnis dan Jang Mi memulai dengan ijinnya. Ibu masih skeptis, Jang Mi ingin hidup sepertinya dan ayah Ki Tae dengan membedakan orang yang dicintai dan yang dibutuhkan, kau tak ingin kehilangan keduanya kan? Ki Tae terdiam, dan masih begitu saat keluar rumah. Ia bahkan berbohong pada Jang Mi yang menelponnya, berkata ia ada di RS. Jang Mi ingin datang dan minta maaf pada ibu Ki Tae, tapi Ki Tae mencegahnya. “Kita jalani saja kehidupan kita, jangan biarkan orang tua mengatur kehidupan kita.”


Nenek merasa Ki Tae benar-benar berubah, sebelumnya jika ia ketahuan tidur dengan gadis oleh ibunya ia tak akan peduli, tapi kali ini ia datang dan membela Jang Mi, ia mulai memperhatikan orang lain. Bibi membenarkan, Ki Tae kita sudah dewasa. Ibu mematahkan harapan nenek dan bibi dengan berkata kalau mereka tak akan menikah, mereka hanya berkencan. Nenek berpikir positif kalau mereka berkencan dan perlahan akan berpikir tentang pernikahan.

“Lalu kenapa dia bersembunyi di belakang Ki Tae?” tanya ibu. Nenek sadar, ibu pasti kecewa karena Jang Mi tak datang. Ibu menyangkal, tapi nenek berkata ia punya cara untuk tau apa Jang Mi benar tak punya niat tertentu, lihat apa dia akan terus bersembunyi di belakang Ki Tae.


Ayah Jang Mi mengirimi istrinya kartu pos lagi. Kali ini hanya bertuliskan ‘panas’, ‘hujan’. Ibu tak bereaksi dan meletakkannya begitu saja di meja. Jang Mi pulang dan ibu langsung tanya kemana saja kau pergi siang malam? Kau ingin menggoreng ayam selamanya? Kau tak mencari pekerjaan?


Jang Mi duduk dan menjelaskan kalau ia membuka restoran dengan temannya. “Restoran apa?” selidik ibu. Fusion bar, jawab Jang Mi, kami menjual pancake dan pasta, bukan menu biasa karena kami membuatnya dengan kreativitas. “Apa kau menjual minuman keras?” tanya ibu langsung. Tentu saja, jawab Jang Mi, itu kan bar, tapi bukan makguli biasa, ada rasa ginseng, omija, blueberry. Ibu memarahi Jang Mi, ia muak dan benci segala sesuatu tentang minuman keras tapi ia tak bisa menghindar karena ayah Jang Mi, dan sekarang Jang Mi juga malah menjualnya.


Jang Mi minta ibu tak khawatir dan datang saja. Ibu tak mau repot-repot dan minta Jang Mi bersaksi nanti, kau bisa memberi kesan kalau pernikahan kami gagal. Jang Mi mengiyakan, tapi ia tak pernah merasa malu dengan kehidupan ibunya, apa yang salah dengan menjual minuman keras? Orang-orang tertawa dan berkata jujur atas pikiran mereka, mereka bisa melupakan luka mereka untuk sementara waktu. Meskipun ibu membencinya, Jang Mi tetap akan menjual minuman keras dan sukses. Ibu hanya bisa menangis saat Jang Mi masuk kamar.


Jang Mi melamun sampai pancake-nya gosong, itu juga baru sadar saat Hyun Hee memanggilnya. Jang Mi lesu karena mereka belum punya pelanggan hari itu. Yeo Reum datang dan berkata pasti akan ada hari seperti ini. Tapi Hyun Hee memang merasa kalau pelanggan makin berkurang dibandingkan awal-awal buka. Yeo Reum berpikir ini karena kimchi yang mereka gunakan untuk pancake kurang lezat dan tanya dimana Jang Mi mendapatkan kimchi yang pernah ia berikan dulu.

Jang Mi hanya menjawab lesu kalau kimchi itu dari ibu Ki Tae. Yeo Reum langsung mendesah, dan Hyun Hee tau kalau Jang Mi tak akan bisa mendapatkannya lagi.


Bibi datang terburu-buru dan memberitahu Jang Mi tentang kondisi nenek. Yeo Reum menelpon Ki Tae memberitahukan soal nenek yang sakit. Ki Tae tak percaya, dia baik-baik saja kemarin. Yeo Reum berkata mungkin karena pikiran nenek sedang kacau, dan dia terus menerus ingin pancake Jang Mi.


Ki Tae langsung yakin kalau nenek pura-pura sakit supaya Jang Mi mau datang. Yeo Reum tertawa membenarkan, akting bibimu juga aneh tadi. Ki Tae menebak kalau Jang Mi tertipu, ya kan? Yeo Reum mengiyakan, dia benar-benar tertipu dan berlari sambil menangis.


Benar saja, Jang Mi menangis di depan nenek yang berbaring (tapi matanya ngintip sebelah, haha). Jang Mi merasa ini semua karena ia terlalu banyak mengejutkan nenek. Nenek ingin mengatakan sesuatu, tapi Jang Mi mencegahnya, jangan memaksakan diri untuk bicara. Jang Mi minta maaf, kali ini ia serius, ia sungguh menyukai Gong Ki Tae. Nenek dan bibi langsung bertukar pandang senang. Jang Mi masih terus menangis sampai ibu datang dan menyuruhnya berhenti, nenek pura-pura sakit.


Karena sudah ketahuan, nenek langsung bangun dan berkata ia benar-benar marah karena kebohongan Jang Mi jadi ini balas dendamnya. “Karena kau sudah di sini, buatkan aku pancake,” suruh nenek. Jang Mi malah makin menangis, ia pikir itu sungguhan!


Ki Tae di mobil menyusul Jang Mi, tak habis pikir kenapa lagi-lagi Jang Mi terjebak di lubang yang sama. Tapi Jang Mi sudah ceria lagi dan selesai memasak pancake-nya. Nenek dan bibi mencobanya semangat dan memujinya enak. Jang Mi tersenyum senang, tapi bukannya ikut makan pancake, Jang Mi malah memakan kimchi buatan ibu Ki Tae dan merasa kalau itu benar-benar enak.


Ibu masuk dapur hendak ambil minum, nenek mengajaknya makan bersama. Awalnya ibu menolak, tapi duduk juga saat Jang Mi berkata kalau ia harus memberitahu ibu sesuatu. Jang Mi merasa ini memalukan, tapi ia mengumpulkan keberanian untuk meminta bantuan ibu. Nenek dan bibi ikut menyemangati Jang Mi, berpikir Jang Mi akan berkata soal kejadian kemarin. Akhirnya Jang Mi berkata takut-takut, “Ibu, jual kimchimu padaku!” Huahahaa, semua langsung bengong.


Jang Mi menjelaskan kalau kimchi yang digunakan untuk pancake kimchi dan keju mereka tak enak, ia sungguh menginginkan kimchi ibu Ki Tae. Ibu mendesah kesal, kau menjalankan usaha dengan pria itu dan kau berani meminta kimchiku? Jang Mi tau apa yang sudah ia lakukan dan berapa banyak ia sudah menyakiti ibu Ki Tae, karenanya ia sangat berhati-hati.


“Kau berhati-hati jadi kau hanya akan berkencan? Kau ingin aku hanya mengurus urusanku sendiri? Kau berhati-hati jadi kau bisa mengencani 2 pria?” Ibu tak mengerti, Jang Mi berkencan dengan Ki Tae, tapi tetap bertemu dengan pria itu. Jang Mi melakukannya untuk diakui oleh ibu, itulah kenapa ia butuh pekerjaan itu. Jang Mi ingin menunjukkan kalau ia bisa hebat dalam sesuatu dan ia pantas bersama Ki Tae. Nenek dan bibi mengangguk-angguk setuju, tapi ibu tak semudah itu tersentuh dan malah berkata lebih baik Jang Mi bersiap untuk menyamai seleranya.


“Ibu!” teriak Ki Tae dan menarik Jang Mi pergi. Ki Tae mengingatkan keluarganya untuk jangan minta Jang Mi datang tanpa memberitahunya lebih dulu. Nenek berkata ia yang minta Jang Mi datang, ia ingin bicara dengan Jang Mi dan ibumu juga punya hak untuk mendengarkannya. Ki Tae berkata marah kalau ada yang ingin dikatakan katakan saja padanya dan menarik Jang Mi pergi. Bibi heran dengan Ki Tae, kami kan tak akan menggigit Jang Mi.


Dan pasangan kita pun berdebat di luar. Ki Tae tak habis pikir dengan Jang Mi yang mau saja dibodohi, kau sudah lupa apa yang terjadi sebelumnya? Segala sesuatu bisa terjadi. Tapi Jang Mi merasa kalau kita memang layak dimarahi, omelan tak akan membunuhku. “Kau mendapat masalah? Kau dimarahi? Apa yang terjadi sebelum aku datang?” tanya Ki Tae.


“Kau mengkhawatirkanku?” tanya Jang Mi. Ki Tae tak menjawab dan menarik Jang Mi pergi. Jang Mi tak mau, ia belum selesai bicara. Menurut Ki Tae tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Jang Mi yakin ibu Ki Tae akan mengerti.


“Tidak, dia tak akan mengerti. Sebenarnya, dia tidak mau dan aku tak butuh dia mengerti. Jika kau tak bisa saling memahami, lebih baik untuk menjaga jarak.” sahut Ki Tae marah. Jang Mi terdiam, apa yang dia takutkan?


“Dia takut dia tak akan dipahami, jadi dia bilang dia tak peduli,” duga Yeo Reum. Jang Mi tetap bingung, tapi dia ingin dipahami ibunya lebih dari siapapun. Yeo Reum merasa Ki Tae justru terlalu peduli soal itu. Yeo Reum tau, masalah ini karena Jang Mi bekerja bersamanya kan? Jang Mi menyangkal, bukan.. bukan seperti itu. Yeo Reum jadi makin khawatir karena Jang Mi hanya mencintai Ki Tae.


Kalau Jang Mi curhatnya ke Yeo Reum, Ki Tae ke siapa lagi kalau bukan Hoon Dong? Menghadapi Ki Tae yang clueless, Hoon Dong memberitatahu kalau Jang Mi tak hanya ingin berkencan, dia mengatakannya karena pria kasar yang bersikeras hidup melajang. Hyun Hee juga bilang kalau Jang Mi ingin menikah. Ki Tae kaget, Jang Mi? Hoon Dong malah menyalahkan Ki Tae yang sudah menghancurkan impian Jang Mi untuk menikah, bukan orang lain, tapi kau!


Hoon Dong melebarkan tangannya, selamat datang di dunia cinta segitiga. Ki Tae bingung, cinta segitiga? “Aku, ibu, dan Hyun Hee. Aku terjepit di antara dua wanita,” jawab Hoon Dong sedih, plus lebay soalnya langsung ada backsound suara ayam berkokok, hahaa.


Panjang umur, ibu Hoon Dong tiba-tiba muncul. “Dia lagi satu-satunya pelanggan?” tanya ibu melihat hanya ada Ki Tae di situ, “Di mana Hyun Hee?” Hoon Dong berkata ibu yang memintanya tinggal di rumah. Ibu Hoon Dong mulai ngomel, kau membiarkannya malas-malasan di rumah saat kau sedang kacau begini? Dan sekali lagi Hoon Dong berkata kalau ibu yang menyuruhnya tinggal di rumah. Ki Tae hanya senyum melihat langsung apa yang disebut Hoon Dong dengan cinta segitiga di hadapannya.


Jang Mi menutup bar sendirian, dan Ki Tae datang menjemputnya, bertanya kenapa Jang Mi sendirian? Jang Mi tersenyum, ia giliran menutup hari ini, Yeo Reum harus membeli bahan makanan pagi-pagi dan Hyun Hee sudah menikah. Tetap saja Ki Tae tak ingin Jang Mi sendirian jam segini. “Jangan khawatir, pacarku yang keren datang menjemputku,” jawab Jang Mi. Ki Tae langsung senyum dan tanya Jang Mi ingin makan apa? Ddukboki yang pedas, jawab Jang Mi. Ki Tae setuju.


Urri nemo couple pun makan ddukboki yang pedas di rumah Ki Tae, dengan cara yang super bikin ngiri, suap-suapan, cium-ciuman, peluk-pelukan, hahaa. Kelar makan, mereka sikat gigi bareng, dengan cara yang juga bikin ngiri, sikat gigi aja sambil gendong-gendongan, hahaa. Aduuuh mereka ini so sweet amaat sih.


Selesai sikat gigi, waktunya tidur. Jang Mi yang baring duluan menyodorkan kakinya ke Ki Tae, minta dipijat. Ki Tae tertawa menggoda, kau bilang kau tak mau jadi cinderella dan sekarang kau jadi seorang ratu. Tapi Ki Tae memijatnya juga. Jang Mi tersenyum senang, dan memanggil Ki Tae ragu. Ki Tae berdehem, kau benar-benar sabar, seorang gadis seharusnya tak mengatakannya duluan. Jang Mi bingung.


“Kau.. ingin menikah kan?” tanya Ki Tae. Ia sudah mengatakannya duluan, jadi Jang Mi bisa jujur. Jang Mi tersenyum, sebenarnya ia ingin menikah, tapi belum sekarang. Ia pernah gagal, ia melamar lalu malah jadi penguntit dan orang tuanya yang bisu seperti pasangan zombie sekarang memutuskan untuk bercerai. Ki Tae berkata orang tuanya tak lebih baik. Jang Mi ingin berhati-hati dalam pernikahannya, sampai ia benar-benar yakin. “Kau khawatir tentang ibuku?” tanya Ki Tae. Jang Mi khawatir karena Ki Tae mengkhawatirkan ibunya dan minta Ki Tae tenang, ia sudah punya cukup pengalaman dengan ibu jadi sekarang ia tau cara berurusan dengannya, dan lagi mereka serius sekarang.


Ki Tae malah merasa itu akan membuat semakin rumit, saat berakting kau bisa mengatakan apapun, itu akan memperburuk suasana saat kita sudah serius. Jang Mi yakin mereka cukup percaya diri dan melakukan yang terbaik, jika kau hanya duduk dan menunggu, kau tak akan mendengar bel berbunyi di telingamu atau melihat halo (cahaya) di atas satu sama lain.


Jang Mi minta Ki Tae berbaikan dengan ibunya, tapi Ki Tae ingin menghentikan pembicaraan, kau juga belum ingin segera menikah, jadi tak perlu melibatkan ibuku di antara kita. “Gong Ki Tae..” sela Jang Mi. Ki Tae berkata ia hanya ingin bersama Jang Mi, bukan dengan ibunya.


Ki Tae berbaring memeluk Jang Mi, “Aku hanya membutuhkanmu.. perasaan ini sangat menyenangkan. Aku sangat bahagia.” Jang Mi diam saja, ‘dulu ini terdengar begitu manis, sekarang terdengar menyedihkan. Akankah kita bahagia hanya dengan bersama?’


Saat makan siang, nenek memuji kimchi ibu Ki Tae memang yang terbaik di Korea. Bibi setuju, mereka sungguh beruntung. Ibu tau dan tak seorang pun bisa memilikinya. Nenek mencoba membela Jang Mi, dia ingin diakui olehmu, mengapa tak memberinya kesempatan?


Ayah yang sumringah datang memberitahu kalau ia sudah melewati screening panitia, tapi tak ada yang menyelamatinya dengan tulus. Ayah menggenggam tangan ibu, berterima kasih. Ayah hanya perlu persetujuan kepala direktur dan minta ibu bertemu dengan istrinya, mengajak perawatan laser di tempat Ki Tae. Nenek dan bibi super kesal mendengarnya, lalu pergi. Ibu juga pergi setelah melepaskan tangan ayah tanpa berkata apapun. Tinggallah ayah sendirian di meja makan. Sukuriiiin!


Meski tak suka, ibu melakukannya juga. Ia mengajak istri direktur ke klinik Ki Tae. Istri kepala direktur itu puas dan memuji ibu Ki Tae sangat beruntung. Ibu mengajak ibu istri direktur untuk makan siang, sekalian dengan Ki Tae. Ki Tae hendak menolak, tapi ibu berkata mereka akan ke tempat Jang Mi. Sebelumnya, ibu Ki Tae sudah menelpon Jang Mi, memberitahu soal tamu penting yang akan datang dan minta Jang Mi bersiap untuk menyamai seleranya. Jang Mi menyanggupi dan berkata akan menunggu.


Ibu istri direktur ingat, calon menantu dari wine meeting itu? Ibu mengiyakan, ia membuka restoran dan ibu benar-benar menyukainya. Ibu istri direktur setuju dan ingin menemui Jang Mi. Ki Tae panik dan menelpon Jang Mi, memberitahu ibunya sedang menuju ke sana, apa kau tau? 


Jang Mi menjawab tenang tentu saja ia tau, ibumu sudah reservasi tadi. Ki Tae tak mengerti kenapa Jang Mi menerimanya. Jang Mi tak berpikir ada yang salah, aku melakukannya untuk usahaku. Ki Tae masih khawatir, tapi Jang Mi malah tertawa malu, ibumu pasti ingin membual tentangku. Ki Tae tetap ragu, jadi Jang Mi menenangkan, ia tak akan percaya diri kalau hanya sendirian, tapi ia punya dream team di sini.

Bersambung ke Part 2

Note:
Miaan lama.. Baru sempat, dan diperparah dengan withdrawal sindrome begitu drama ini tamat, hehe..

6 comments:

  1. Senengnya ada yang buat sinopsis drama ini .tetap semangat ya...

    ReplyDelete
  2. semangat ya..
    lanjutin sinopsisnya..
    di tunggu sampe and nya.

    ReplyDelete
  3. Yeeayyy akhirnya dilanjutkan kembali.. semangad sampai end ya... :)
    Terima ksh atas sinopsisnya...

    ReplyDelete
  4. Eonni..ditunggu part 2 dan episod16 nya.. tetep semngat ya,,dan terimaksih udah dibuatkan sinopsisnya. Ini pertama kalinya baca sinopsis yang dibuat sama eonni dan langsung suka ama gaya bahasanya...salam kenal eonni

    ReplyDelete
  5. suka banget liat Nemo Couple :* bener2 bikin iri saja...
    Eonni fighting ya :)

    ReplyDelete