Flashback setiap kejadian yang
sudah dibuat Jang Mi. Menyiram jus ke wajah Ki Tae. Mengejar Hoon Dong dengan
botol alkohol sampai hidung Ki Tae berdarah. Mengacaukan upacara peringatan kematian
keluarga Ki Tae.
Jang Mi: [Aku sangat pandai membuat kejadian.. benar-benar kejadian yang buruk.
Aku tak ingin melakukannya lagi di depannya, tapi...]
Jang Mi tak mampu menahan diri
dan hendak menyiramkan makguli yang dibawanya. Ki Tae dan ibunya menatap shock.
Tapi, Jang Mi tetap menyiramnya dan tertawa penuh kemenangan.
Jang Mi: [Manusia tidak berubah]
Episode 15. Two Women who Loved
One Man
Jang Mi menatap shock ibu Ki Tae
yang ada di hadapannya. Merasa bersalah dan malu, Jang Mi menarik turun kaos Ki
Tae yang dipakainya. Seakan suasana belum cukup parah, Ki Tae keluar kamar
hanya dengan handuk mandi yang belum sempurna terpasang. Ki Tae kaget melihat
ibunya. Tanpa berkata apapun, ibu Ki Tae keluar.
Jang Mi panik dan menyuruh Ki
Tae cepat pakai baju. Saking paniknya, Jang Mi malah pake boxer-nya Ki Tae,
hahaa. Mereka berhasil menyusul ibu, dan ibu langsung berbalik marah karena
terus-terusan dibohongi. Pertama saat seorang gadis gila datang dan berkata
akan menikah, ia sudah berusaha keras untuk menerima. Lalu kalian bilang itu
semua akting, jadi yang terjadi sekarang apa maksudnya?
Jang Mi mengaku kalau ia tak
ingin memberitahu para orang tua agar tak ada satupun yang kecewa. Ibu makin
marah, lalu apa kalian benar-benar ingin menikah sekarang? Ibu benar-benar tak
mengerti Jang Mi, kau terus mengagetkanku, bagaimana aku bisa menerimamu? Jang
Mi minta maaf. Ki Tae minta ibu jangan khawatir, “kami tak terburu-buru, kami
hanya akan berkencan.. bukan menikah.” Jang Mi menatap Ki Tae tak percaya. Ibu
mendesah kesal karena kejutan lain ini dan pergi.
“Apa yang harus kita lakukan?”
tanya Jang Mi khawatir. Ki Tae menenangkan, jangan terlalu khawatir padanya.
“Bagaimana bisa aku tak khawatir
padanya?” curhat Jang Mi pada Hyun Hee. Saat Ki Tae bilang mereka hanya akan
berkencan, anehnya Jang Mi merasa sedih, padahal ia yang minta untuk berkencan
saja. “Kau ingin menikah?” tanya Hyun Hee. Jang Mi bingung, bukan begitu tapi..
“Kau ingin diakui,” sahut Yeo
Reum tiba-tiba nimbrung, kau ingin ibunya tau kalau kau cukup baik untuk bersama
Ki Tae hyung kan? Jang Mi mengangguk. Tapi menurut Hyun Hee itu tak perlu, ia
tak punya pilihan selain berbaik-baik pada ibu mertuanya karena Hoon Dong tak
kompeten, tapi Ki Tae kompeten jadi tak perlu khawatir soal ibunya. Dia ibu
dari pria yang kusukai, jawab Jang Mi.
“Kau begitu lagi unni, bagaimana
bisa dua wanita yang mencintai pria yang sama bisa akur?” sahut Hyun Hee. Jang
Mi hanya diam.
Ki Tae datang ke rumahnya,
menjelaskan apa yang terjadi. Nenek tertawa senang karena Ki Tae dan Jang Mi
masih saling bertemu, bibi bahkan tak bisa menangkap basah mereka. Ki Tae minta
maaf tak bisa memberitahu ini pada ibunya, ia punya alasan. Ibu langsung
bertanya skeptis, kau takut aku akan memisahkan kalian berdua jadi kalian tak
ingin memperumit masalah?
Ki Tae jujur itu salah satu
alasannya, ia tau ibu akan melakukannya. Ki Tae tidak datang untuk bertengkar,
ia serius soal Jang Mi dan tidak sengaja mengejutkan ibu. Ibu tak yakin, “Apa
dia juga serius denganmu?” Ki Tae mengiyakan, tapi ibu mempermasalahkan Jang Mi
yang bekerja dengan Yeo Reum. Ki Tae menoleh ke arah bibi yang langsung minta
maaf.
Ki Tae berkata kalau mereka
hanya rekan bisnis dan Jang Mi memulai dengan ijinnya. Ibu masih skeptis, Jang
Mi ingin hidup sepertinya dan ayah Ki Tae dengan membedakan orang yang dicintai
dan yang dibutuhkan, kau tak ingin kehilangan keduanya kan? Ki Tae terdiam, dan
masih begitu saat keluar rumah. Ia bahkan berbohong pada Jang Mi yang
menelponnya, berkata ia ada di RS. Jang Mi ingin datang dan minta maaf pada ibu
Ki Tae, tapi Ki Tae mencegahnya. “Kita jalani saja kehidupan kita, jangan
biarkan orang tua mengatur kehidupan kita.”
Nenek merasa Ki Tae benar-benar
berubah, sebelumnya jika ia ketahuan tidur dengan gadis oleh ibunya ia tak akan
peduli, tapi kali ini ia datang dan membela Jang Mi, ia mulai memperhatikan
orang lain. Bibi membenarkan, Ki Tae kita sudah dewasa. Ibu mematahkan harapan
nenek dan bibi dengan berkata kalau mereka tak akan menikah, mereka hanya
berkencan. Nenek berpikir positif kalau mereka berkencan dan perlahan akan
berpikir tentang pernikahan.
“Lalu kenapa dia bersembunyi di
belakang Ki Tae?” tanya ibu. Nenek sadar, ibu pasti kecewa karena Jang Mi tak
datang. Ibu menyangkal, tapi nenek berkata ia punya cara untuk tau apa Jang Mi
benar tak punya niat tertentu, lihat apa dia akan terus bersembunyi di belakang
Ki Tae.
Ayah Jang Mi mengirimi istrinya
kartu pos lagi. Kali ini hanya bertuliskan ‘panas’,
‘hujan’. Ibu tak bereaksi dan meletakkannya
begitu saja di meja. Jang Mi pulang dan ibu langsung tanya kemana saja kau
pergi siang malam? Kau ingin menggoreng ayam selamanya? Kau tak mencari
pekerjaan?
Jang Mi duduk dan menjelaskan
kalau ia membuka restoran dengan temannya. “Restoran apa?” selidik ibu. Fusion
bar, jawab Jang Mi, kami menjual pancake dan pasta, bukan menu biasa karena
kami membuatnya dengan kreativitas. “Apa kau menjual minuman keras?” tanya ibu
langsung. Tentu saja, jawab Jang Mi, itu kan bar, tapi bukan makguli biasa, ada
rasa ginseng, omija, blueberry. Ibu memarahi Jang Mi, ia muak dan benci segala
sesuatu tentang minuman keras tapi ia tak bisa menghindar karena ayah Jang Mi,
dan sekarang Jang Mi juga malah menjualnya.
Jang Mi minta ibu tak khawatir
dan datang saja. Ibu tak mau repot-repot dan minta Jang Mi bersaksi nanti, kau
bisa memberi kesan kalau pernikahan kami gagal. Jang Mi mengiyakan, tapi ia tak
pernah merasa malu dengan kehidupan ibunya, apa yang salah dengan menjual
minuman keras? Orang-orang tertawa dan berkata jujur atas pikiran mereka,
mereka bisa melupakan luka mereka untuk sementara waktu. Meskipun ibu
membencinya, Jang Mi tetap akan menjual minuman keras dan sukses. Ibu hanya
bisa menangis saat Jang Mi masuk kamar.
Jang Mi melamun sampai
pancake-nya gosong, itu juga baru sadar saat Hyun Hee memanggilnya. Jang Mi
lesu karena mereka belum punya pelanggan hari itu. Yeo Reum datang dan berkata
pasti akan ada hari seperti ini. Tapi Hyun Hee memang merasa kalau pelanggan
makin berkurang dibandingkan awal-awal buka. Yeo Reum berpikir ini karena
kimchi yang mereka gunakan untuk pancake kurang lezat dan tanya dimana Jang Mi
mendapatkan kimchi yang pernah ia berikan dulu.
Jang Mi hanya menjawab lesu
kalau kimchi itu dari ibu Ki Tae. Yeo Reum langsung mendesah, dan Hyun Hee tau
kalau Jang Mi tak akan bisa mendapatkannya lagi.
Bibi datang terburu-buru dan
memberitahu Jang Mi tentang kondisi nenek. Yeo Reum menelpon Ki Tae
memberitahukan soal nenek yang sakit. Ki Tae tak percaya, dia baik-baik saja
kemarin. Yeo Reum berkata mungkin karena pikiran nenek sedang kacau, dan dia
terus menerus ingin pancake Jang Mi.
Ki Tae langsung yakin kalau
nenek pura-pura sakit supaya Jang Mi mau datang. Yeo Reum tertawa membenarkan,
akting bibimu juga aneh tadi. Ki Tae menebak kalau Jang Mi tertipu, ya kan? Yeo
Reum mengiyakan, dia benar-benar tertipu dan berlari sambil menangis.
Benar saja, Jang Mi menangis di
depan nenek yang berbaring (tapi matanya ngintip sebelah, haha). Jang Mi merasa
ini semua karena ia terlalu banyak mengejutkan nenek. Nenek ingin mengatakan
sesuatu, tapi Jang Mi mencegahnya, jangan memaksakan diri untuk bicara. Jang Mi
minta maaf, kali ini ia serius, ia sungguh menyukai Gong Ki Tae. Nenek dan bibi
langsung bertukar pandang senang. Jang Mi masih terus menangis sampai ibu
datang dan menyuruhnya berhenti, nenek pura-pura sakit.
Karena sudah ketahuan, nenek
langsung bangun dan berkata ia benar-benar marah karena kebohongan Jang Mi jadi
ini balas dendamnya. “Karena kau sudah di sini, buatkan aku pancake,” suruh
nenek. Jang Mi malah makin menangis, ia pikir itu sungguhan!
Ki Tae di mobil menyusul Jang
Mi, tak habis pikir kenapa lagi-lagi Jang Mi terjebak di lubang yang sama. Tapi
Jang Mi sudah ceria lagi dan selesai memasak pancake-nya. Nenek dan bibi
mencobanya semangat dan memujinya enak. Jang Mi tersenyum senang, tapi bukannya
ikut makan pancake, Jang Mi malah memakan kimchi buatan ibu Ki Tae dan merasa
kalau itu benar-benar enak.
Ibu masuk dapur hendak ambil
minum, nenek mengajaknya makan bersama. Awalnya ibu menolak, tapi duduk juga
saat Jang Mi berkata kalau ia harus memberitahu ibu sesuatu. Jang Mi merasa ini
memalukan, tapi ia mengumpulkan keberanian untuk meminta bantuan ibu. Nenek dan
bibi ikut menyemangati Jang Mi, berpikir Jang Mi akan berkata soal kejadian
kemarin. Akhirnya Jang Mi berkata takut-takut, “Ibu, jual kimchimu padaku!”
Huahahaa, semua langsung bengong.
Jang Mi menjelaskan kalau kimchi
yang digunakan untuk pancake kimchi dan keju mereka tak enak, ia sungguh
menginginkan kimchi ibu Ki Tae. Ibu mendesah kesal, kau menjalankan usaha
dengan pria itu dan kau berani meminta kimchiku? Jang Mi tau apa yang sudah ia
lakukan dan berapa banyak ia sudah menyakiti ibu Ki Tae, karenanya ia sangat
berhati-hati.
“Kau berhati-hati jadi kau hanya
akan berkencan? Kau ingin aku hanya mengurus urusanku sendiri? Kau berhati-hati
jadi kau bisa mengencani 2 pria?” Ibu tak mengerti, Jang Mi berkencan dengan Ki
Tae, tapi tetap bertemu dengan pria itu. Jang Mi melakukannya untuk diakui oleh
ibu, itulah kenapa ia butuh pekerjaan itu. Jang Mi ingin menunjukkan kalau ia
bisa hebat dalam sesuatu dan ia pantas bersama Ki Tae. Nenek dan bibi
mengangguk-angguk setuju, tapi ibu tak semudah itu tersentuh dan malah berkata
lebih baik Jang Mi bersiap untuk menyamai seleranya.
“Ibu!” teriak Ki Tae dan menarik
Jang Mi pergi. Ki Tae mengingatkan keluarganya untuk jangan minta Jang Mi
datang tanpa memberitahunya lebih dulu. Nenek berkata ia yang minta Jang Mi
datang, ia ingin bicara dengan Jang Mi dan ibumu juga punya hak untuk
mendengarkannya. Ki Tae berkata marah kalau ada yang ingin dikatakan katakan saja
padanya dan menarik Jang Mi pergi. Bibi heran dengan Ki Tae, kami kan tak akan
menggigit Jang Mi.
Dan pasangan kita pun berdebat
di luar. Ki Tae tak habis pikir dengan Jang Mi yang mau saja dibodohi, kau
sudah lupa apa yang terjadi sebelumnya? Segala sesuatu bisa terjadi. Tapi Jang
Mi merasa kalau kita memang layak dimarahi, omelan tak akan membunuhku. “Kau
mendapat masalah? Kau dimarahi? Apa yang terjadi sebelum aku datang?” tanya Ki
Tae.
“Kau mengkhawatirkanku?” tanya
Jang Mi. Ki Tae tak menjawab dan menarik Jang Mi pergi. Jang Mi tak mau, ia
belum selesai bicara. Menurut Ki Tae tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Jang
Mi yakin ibu Ki Tae akan mengerti.
“Tidak, dia tak akan mengerti.
Sebenarnya, dia tidak mau dan aku tak butuh dia mengerti. Jika kau tak bisa
saling memahami, lebih baik untuk menjaga jarak.” sahut Ki Tae marah. Jang Mi
terdiam, apa yang dia takutkan?
“Dia takut dia tak akan
dipahami, jadi dia bilang dia tak peduli,” duga Yeo Reum. Jang Mi tetap
bingung, tapi dia ingin dipahami ibunya lebih dari siapapun. Yeo Reum merasa Ki
Tae justru terlalu peduli soal itu. Yeo Reum tau, masalah ini karena Jang Mi
bekerja bersamanya kan? Jang Mi menyangkal, bukan.. bukan seperti itu. Yeo Reum
jadi makin khawatir karena Jang Mi hanya mencintai Ki Tae.
Kalau Jang Mi curhatnya ke Yeo
Reum, Ki Tae ke siapa lagi kalau bukan Hoon Dong? Menghadapi Ki Tae yang
clueless, Hoon Dong memberitatahu kalau Jang Mi tak hanya ingin berkencan, dia mengatakannya
karena pria kasar yang bersikeras hidup melajang. Hyun Hee juga bilang kalau
Jang Mi ingin menikah. Ki Tae kaget, Jang Mi? Hoon Dong malah menyalahkan Ki
Tae yang sudah menghancurkan impian Jang Mi untuk menikah, bukan orang lain,
tapi kau!
Hoon Dong melebarkan tangannya,
selamat datang di dunia cinta segitiga. Ki Tae bingung, cinta segitiga? “Aku,
ibu, dan Hyun Hee. Aku terjepit di antara dua wanita,” jawab Hoon Dong sedih,
plus lebay soalnya langsung ada backsound suara ayam berkokok, hahaa.
Panjang umur, ibu Hoon Dong
tiba-tiba muncul. “Dia lagi satu-satunya pelanggan?” tanya ibu melihat hanya
ada Ki Tae di situ, “Di mana Hyun Hee?” Hoon Dong berkata ibu yang memintanya
tinggal di rumah. Ibu Hoon Dong mulai ngomel, kau membiarkannya malas-malasan
di rumah saat kau sedang kacau begini? Dan sekali lagi Hoon Dong berkata kalau
ibu yang menyuruhnya tinggal di rumah. Ki Tae hanya senyum melihat langsung apa
yang disebut Hoon Dong dengan cinta segitiga di hadapannya.
Jang Mi menutup bar sendirian,
dan Ki Tae datang menjemputnya, bertanya kenapa Jang Mi sendirian? Jang Mi
tersenyum, ia giliran menutup hari ini, Yeo Reum harus membeli bahan makanan
pagi-pagi dan Hyun Hee sudah menikah. Tetap saja Ki Tae tak ingin Jang Mi
sendirian jam segini. “Jangan khawatir, pacarku yang keren datang menjemputku,”
jawab Jang Mi. Ki Tae langsung senyum dan tanya Jang Mi ingin makan apa?
Ddukboki yang pedas, jawab Jang Mi. Ki Tae setuju.
Urri nemo couple pun makan
ddukboki yang pedas di rumah Ki Tae, dengan cara yang super bikin ngiri,
suap-suapan, cium-ciuman, peluk-pelukan, hahaa. Kelar makan, mereka sikat gigi
bareng, dengan cara yang juga bikin ngiri, sikat gigi aja sambil
gendong-gendongan, hahaa. Aduuuh mereka ini so sweet amaat sih.
Selesai sikat gigi, waktunya
tidur. Jang Mi yang baring duluan menyodorkan kakinya ke Ki Tae, minta dipijat.
Ki Tae tertawa menggoda, kau bilang kau tak mau jadi cinderella dan sekarang
kau jadi seorang ratu. Tapi Ki Tae memijatnya juga. Jang Mi tersenyum senang,
dan memanggil Ki Tae ragu. Ki Tae berdehem, kau benar-benar sabar, seorang
gadis seharusnya tak mengatakannya duluan. Jang Mi bingung.
“Kau.. ingin menikah kan?” tanya
Ki Tae. Ia sudah mengatakannya duluan, jadi Jang Mi bisa jujur. Jang Mi
tersenyum, sebenarnya ia ingin menikah, tapi belum sekarang. Ia pernah gagal,
ia melamar lalu malah jadi penguntit dan orang tuanya yang bisu seperti
pasangan zombie sekarang memutuskan untuk bercerai. Ki Tae berkata orang tuanya
tak lebih baik. Jang Mi ingin berhati-hati dalam pernikahannya, sampai ia
benar-benar yakin. “Kau khawatir tentang ibuku?” tanya Ki Tae. Jang Mi khawatir
karena Ki Tae mengkhawatirkan ibunya dan minta Ki Tae tenang, ia sudah punya
cukup pengalaman dengan ibu jadi sekarang ia tau cara berurusan dengannya, dan
lagi mereka serius sekarang.
Ki Tae malah merasa itu akan
membuat semakin rumit, saat berakting kau bisa mengatakan apapun, itu akan
memperburuk suasana saat kita sudah serius. Jang Mi yakin mereka cukup percaya
diri dan melakukan yang terbaik, jika kau hanya duduk dan menunggu, kau tak
akan mendengar bel berbunyi di telingamu atau melihat halo (cahaya) di atas satu sama
lain.
Jang Mi minta Ki Tae berbaikan
dengan ibunya, tapi Ki Tae ingin menghentikan pembicaraan, kau juga belum ingin
segera menikah, jadi tak perlu melibatkan ibuku di antara kita. “Gong Ki Tae..”
sela Jang Mi. Ki Tae berkata ia hanya ingin bersama Jang Mi, bukan dengan
ibunya.
Ki Tae berbaring memeluk Jang
Mi, “Aku hanya membutuhkanmu.. perasaan ini sangat menyenangkan. Aku sangat
bahagia.” Jang Mi diam saja, ‘dulu ini
terdengar begitu manis, sekarang terdengar menyedihkan. Akankah kita bahagia
hanya dengan bersama?’
Saat makan siang, nenek memuji
kimchi ibu Ki Tae memang yang terbaik di Korea. Bibi setuju, mereka sungguh
beruntung. Ibu tau dan tak seorang pun bisa memilikinya. Nenek mencoba membela
Jang Mi, dia ingin diakui olehmu, mengapa tak memberinya kesempatan?
Ayah yang sumringah datang
memberitahu kalau ia sudah melewati screening panitia, tapi tak ada yang
menyelamatinya dengan tulus. Ayah menggenggam tangan ibu, berterima kasih. Ayah
hanya perlu persetujuan kepala direktur dan minta ibu bertemu dengan istrinya,
mengajak perawatan laser di tempat Ki Tae. Nenek dan bibi super kesal
mendengarnya, lalu pergi. Ibu juga pergi setelah melepaskan tangan ayah tanpa
berkata apapun. Tinggallah ayah sendirian di meja makan. Sukuriiiin!
Meski tak suka, ibu
melakukannya juga. Ia mengajak istri direktur ke klinik Ki Tae. Istri kepala
direktur itu puas dan memuji ibu Ki Tae sangat beruntung. Ibu mengajak ibu
istri direktur untuk makan siang, sekalian dengan Ki Tae. Ki Tae hendak
menolak, tapi ibu berkata mereka akan ke tempat Jang Mi. Sebelumnya, ibu Ki Tae
sudah menelpon Jang Mi, memberitahu soal tamu penting yang akan datang dan
minta Jang Mi bersiap untuk menyamai seleranya. Jang Mi menyanggupi dan berkata
akan menunggu.
Ibu istri direktur ingat, calon
menantu dari wine meeting itu? Ibu mengiyakan, ia membuka restoran dan ibu
benar-benar menyukainya. Ibu istri direktur setuju dan ingin menemui Jang Mi.
Ki Tae panik dan menelpon Jang Mi, memberitahu ibunya sedang menuju ke sana,
apa kau tau?
Jang Mi menjawab tenang tentu saja ia tau, ibumu sudah reservasi
tadi. Ki Tae tak mengerti kenapa Jang Mi menerimanya. Jang Mi tak berpikir ada
yang salah, aku melakukannya untuk usahaku. Ki Tae masih khawatir, tapi Jang Mi
malah tertawa malu, ibumu pasti ingin membual tentangku. Ki Tae tetap ragu,
jadi Jang Mi menenangkan, ia tak akan percaya diri kalau hanya sendirian, tapi
ia punya dream team di sini.
Note:
Miaan lama.. Baru sempat, dan diperparah dengan withdrawal sindrome begitu drama ini tamat, hehe..
Senengnya ada yang buat sinopsis drama ini .tetap semangat ya...
ReplyDeletesemangat ya..
ReplyDeletelanjutin sinopsisnya..
di tunggu sampe and nya.
Yeeayyy akhirnya dilanjutkan kembali.. semangad sampai end ya... :)
ReplyDeleteTerima ksh atas sinopsisnya...
Eonni..ditunggu part 2 dan episod16 nya.. tetep semngat ya,,dan terimaksih udah dibuatkan sinopsisnya. Ini pertama kalinya baca sinopsis yang dibuat sama eonni dan langsung suka ama gaya bahasanya...salam kenal eonni
ReplyDeleteSweet nya Nemo Couple ❤
ReplyDeletesuka banget liat Nemo Couple :* bener2 bikin iri saja...
ReplyDeleteEonni fighting ya :)