Sunday, March 6, 2016

Youth Over Flowers in Iceland Episode 5 Part 1


Four stones kembali melanjutkan perjalanan menuju Skaftafell dan Jokulsarlon. Pemandangan berubah, kali ini mereka melewati daerah yang tak banyak turun salju dan suhunya lebih hangat. Setelah mengemudi cukup lama, ada pengumuman dari mobil belakang, kru memberi informasi kalau gumpalan lumut melingkar yang ada di dua sisi jalan usianya sekitar seribu tahun. Mereka langsung tercengang, wuaaaah, bisa ya ada lumut setua itu? Haha, ya bisa..


Gumpalan lumut itu rupanya dipagari sepanjang jalan untuk mencegah aktivitas manusia, biar mereka bisa bertahan sampai ribuan tahun dan nggak rusak.


Perjalanan rupanya lumayan panjang, jadi biar nggak bosan, four stones bikin acara radio ala-ala. “Kalian sedang mendengarkan Bersama Jung Suk Pukul 4 Sore. Tamu kita hari ini adalah Kang Ha Neul, aktor yang berhasil menarik 10 juta penonton,” ujar Jung Woo yang ceritanya jadi PD dan mempersilakan Jung Suk membuka acara.


“Halo, aku Jung Suk dari Bersama Jung Suk Pukul 4 Sore. Acara hari ini tentang Iceland dan kita kedatangan tamu hari ini. Dia sangat populer belakangan ini. Dia pintar menari, menyanyi, dan berakting. Dia berbakat dalam segala hal. Dia adalah ...”


“Jo Jung Suk-ssi,” sambung Jung Woo. Laaaaah? Kenapa jadi Jung Suk, hahaha. Terlanjur awkward, Ha Neul mengambil alih acara dan menyapa Jung Suk yang ceritanya jadi bintang tamu. Namanya acara radio, mereka juga nerima telpon dari penggemar. Ada telepon masuk, seorang pendengar dari Yanbian. Ha Neul kaget, “Dari Yanbian? Apa ada penggemar Jung Suk di Yanbian?” Si pendengar yang diperankan Sang Hoon hyung bilang dia nelpon karena dia benci Jung Suk.


“Halo.. Permisi, kenapa?” tanya Jung Suk tak terima.

“Siapa ini?” tanya si penelpon.

“Aku Jung Suk.”


TUT. TUT. TUT. Huahaha, telponnya ditutup! Ha Neul berusaha menghubungi lagi, mungkin karena dia pendengar dari Yanbian sambungannya lemah. Begitu panggilan tersambung lagi, Ha Neul tanya apa yang ingin disampaikan pada Jung Suk? Si pendengar bilang kalau akting Jung Suk palsu, semakin ditonton terasa palsu.

“Siapa namamu?” tanya Jung Suk.

“Namaku Jung San Man,” jawab Sang Hoon hyung si pendengar.

“Jung Sang Man-ssi,” sapa Jung Suk hendak bertanya. “Ini siapa?” potong si pendengar. Begitu dijawab itu Jung Suk, telponnya kembali ditutup, TUT.. TUT.. TUT. Huahaha! Ha Neul langsung ngakak, tapi terus minta maaf, waktu mereka terbatas jadi acara terpaksa diakhiri sampai di sini. Jung Suk agak nggak terima, ia jadi kelihatan buruk, hahaha.


Jadi, dibandingkan yang lainnya, Jung Suk paling deket dan paling nyambung becandaan nggak pentingnya ya sama Sang Hoon hyung. Di interview Sang Hoon hyung bilang mereka bertemu di musikal ‘Evil Dead’ tahun 2008. “Siapa dia?” itu kesan mereka pas bertemu pertama kali, diucapinnya juga dengan nada males. Dulu waktu belum sibuk, mereka sering minum bareng, latihan bareng, main gitar bareng.


“Menurutmu Jung Suk sebagai teman bagaimana?” tanya Ha Neul, masih sebagai pembawa acara, pada Sang Hoon hyung. “Sebagai teman dia lumayan,” jawab Sang Hoon hyung. Jung Woo tak percaya, menurutnya Sang Hoon hyung cuma bercanda karena dia tau mereka sangat dekat. Jung Suk coba berdalih, buatnya Sang Hoon hyung juga teman yang biasa-biasa saja.


“Begitu?” tanya Jung Woo tak percaya. Sang Hoon hyung tampak menulis sesuatu di ponselnya, dan menunjukkannya pada Jung Woo. Balasan yang dikirim untuk Jung Suk, yang langsung dibacakan Jung Woo.

Aku sayang kamu, dongsaeng-ah. Kamu akan baik-baik saja selamanya. Kami semua mendukungmu. Kamu aktor terbaik.”


AAAWW! Itu kata-kata jujur Sang Hoon hyung buat Jung Suk! Aduh aduh aku terharu kayak Jung Suk gimana inii?


Sang Hoon hyung bilang dia kenal banyak orang, tapi Jung Suk salah satu teman terdekatnya. Mereka pernah nangis bareng selama 30 menit sambil berpelukan. Mereka tau beratnya merintis karir di musikal.


Jung Suk juga pas ditanyain dari mereka bertiga siapa yang paling dia percaya, tanpa berpikir dia langsung jawab.. Sang Hoon hyung. Jung Suk tau saat-saat berat yang harus dilalui Sang Hoon hyung, dan sekarang hidupnya sudah enak. Setiap kali Jung Suk liat Sang Hoon hyung bersikap sangat ceria dan bikin orang ketawa di tv, dia malah pingin nangis karena bahagia. Bagi Jung Suk, Sang Hoon hyung itu teman yang istimewa. Aaaah, mereka ini lhoo so sweet banget!


Acara radio Jung Suk sudah selesai, tapi mereka belum sampai juga. Kali ini mereka jalan di antara pegunungan bersalju, sambil ngemil pisang dan susu coklat. Setelah mengemudi lama dan menyebrangi lautan, mereka tiba di tempat es bertemu lautan. Di jalan sudah keliatan gunung es berwarna zamrud yang mengapung di air. Dan tempat menakjubkan itu bernama Jokulsarlon.


Sang Hoon hyung kali ini bertugas sebagai fotografer dengan the other stones sebagai modelnya, dan hasilnya.. cakep!


Pengen lihat lebih dekat, mereka diantar naik mobil kru ke pantai yang penuh dengan bongkahan es besar yang terbawa dari gunung es. Sebelum turun mobil, Sang Hoon hyung ijin ke sopir bawa sandaran kepala buat mecah bongkahan es dan dibolehin (wait, what? Hahaha). Menurut Sang Hoon hyung itu ide hebat sampe itu sandaran kepala dibawa dengan bangga, HUAHAHA.


Mereka bersusah payah jalan ke pantai karena tumpukan saljunya lumayan dalem, tapi begitu mendekat mereka langsung terkesima dan nggak habis pikir bisa ada tempat seperti ini. Ladang harta yang berkilauan, menurut mereka. Pantai berpasir hitam dengan bongkahan es berbagai ukuran yang bersinar terkena cahaya matahari otomatis membuat senyum mereka terbit semakin lebar.

 
 

Sang Hoon hyung yang penasaran dengan rasa es dimanapun mereka berada mulai beraksi memecah bongkahan es dengan sandaran kepala yang dibawa-bawanya tadi. Tapi tak berhasil, pikirnya karena esnya sudah berusia seribu tahun. Ha Neul yang lebih pintar sedikit mencoba memecah es dengan bongkahan es kecil, bisa, tapi hasil pecahannya kalo nggak terlalu kecil, ya terlalu besar buat dimakan.

 
 

Jung Suk yang ternyata lebih pintar dari Ha Neul nyoba mecah esnya dengan dua batu, dan berhasil! Begitu nyoba rasanya, reaksi Jung Suk, “Wuah! Rasanya seperti es..” HUAHAHAHAHA, ekspresinya yang tampak impressed itu lhoo yang bikin ngakak, dia bilang pecahan gunung es purba rasanya seperti es. HUAHAHAHA! *ketawa lagi*

 
 

Jung Woo yang sibuk melamun sendirian dipanggil Sang Hoon hyung, diajakin nyicipin pecahan es seribu tahun, tapi Jung Woo tak tampak tertarik. Huahaha, mereka lho bangga banget makan es yang usianya seribu tahun. Sang Hoon hyung sampe nanya ke Ha Neul, “Rasa pecahan esmu bagaimana?” HUAHAHA, sumpah ini ngakak nggak kelar2! Belum lagi Ha Neul ngakak liat sandaran kepala yang dibawa-bawa Sang Hoon, “Hyung, kamu dapat dari mana?” Sang Hoon hyung cuma bisa ketawa malu, udah rempong bawa begituan, eh ternyata nggak guna, hahahaha.

 
 
 

Puas menyusuri pantai penuh bongkahan es menakjubkan, mereka kembali untuk selanjutnya pergi ke gua es. Mereka nggak bisa pergi ke sana dengan mobil mereka atau mobil kru, perlu mobil off road yang bannya bahkan sepinggang Ha Neul saking tingginya. Pemandu yang mau mengantar mereka datang, dan Jung Suk yang ditinggal teman-temannya ke toilet ngobrol super awkward dengan si pemandu. Dan begitu teman-temannya muncul, dia langsung keliatan lega banget. HAHAHA.


Mereka lalu naik ke mobil dengan semangat, di mobil pun mereka excited sekali. Pemandu mereka yang bernama Goodman, memberi info soal glasier yang tampak di depan mereka yang tersambung sejak tahun 1900. Tapi karena pemanasan global selama 100 tahun terakhir ini, glasier menjadi semakin pendek.


Semua diam. Nggak ada satupun yang ngerti omongan si om pemandu. Sang Hoon hyung malah bilang ini dia kayak lagi ujian listening bahasa Inggris, hahaha.


PD Na yang pengen ngetes mereka ngasih satu pertanyaan yang hadiahnya burger, “Apa penyebab glasier jadi pendek seperti itu selama 100 tahun terakhir?”

Semua angkat tangan. PD Na nunjuk Sang Hoon. “Lingkungan!” jawab Sang Hoon hyung.

Salah!

Ha Neul pun angkat tangan dan langsung jawab, “Letusan gunung berapi!”

Masih salah!

 
 

Sang Hoon hyung angkat tangan lagi, jawabannya kali ini.. pemanasan global! Dan benar, yaay! PD Na langsung kasihkan burgernya, sementara  yang lain surprise menatap Sang Hoon hyung. Mereka nggak percaya Sang Hoon hyung pintar mendengarkan dalam bahasa Inggris. Ha Neul refleks ngetes, “Apa bahasa Inggrisnya pemanasan global?” Hahaha, Sang Hoon hyung nggak tau dong! Tapi dengan baik hatinya burger tadi dibagi-bagi ke temennya buat dimakan bareng.


Sementara itu, mobil off road yang mereka tumpangi mulai berbelok dari jalan aspal ke tumpukan salju untuk menuju gua es. Pemandangan luar yang tampak seperti planet lain kembali membuat mereka berdecak kagum.


Begitu sampai dan turun mobil, mereka makin yakin sedang ada di planet lain. Rasanya seperti di film Interstellar (well.. i never know Interstellar itu film kayak apa, hahaha). Karena mereka harus jalan di atas salju dan es untuk menuju gua, pemandu mereka membagi-bagikan sebuah benda untuk dipasang di sepatu.


Jung Suk memandangi benda di tangannya dengan tatapan aneh. Like, what kind of weird thing it is? Hahaha.


Tapi semua langsung pakai itu alas sepatu plus helm sebagai pengaman. Jung Woo yang dari atas sampe bawah tertutup semua, masih ditambah masker dan kacamata hitam sampe dibilangin Sang Hoon hyung kayak elang botak, hahaha.


Mereka lalu mulai jalan di atas salju yang bawahnya adalah lapisan es. Awal-awal sih mereka semangat, bilang itu keren lah, kayak di planet lain lah. Tapi semakin lama dan semakin kenceng anginnya, semua jadi nggak menarik lagi. Anginnya bikin mereka sulit jalan. Dingiiiin banget, sampe mereka ngangkat wajah aja sulit.

 
 

“Ini Iceland yang sesungguhnya.. I LOOOVE ICELAND!” teriak mereka gara-gara kedinginan, haha. Untunglah nggak lama mereka sampe di mulut gua. Mereka bergegas masuk, dan yang terucap dari mulut mereka cuma.. WUAAAAH! Gua es menakjubkan yang bikin mereka seolah ada di dalam tsunami yang membeku.


Jung Suk menepuk-nepuk es di dinding goa takjub, es yang sudah berusia 600-an tahun. Mereka lalu mengamati esnya, garis tipis yang terlihat bisa memberitahu apakah ada letusan gunung berapi atau sudah berapa tahun waktu berlalu. Ciri lain untuk tau usia esnya, semakin tua esnya, warna birunya semakin gelap.


Oh btw, seperti biasa Sang Hoon hyung penasaran rasa esnya, dan pengen langsung jilat itu esnya. Jung Woo langsung geleng, “No.. no.. no, nanti lidahmu bisa menempel.” HAHAHA, nggak jadi deh.

 
 

Foto dengan pemandu di mulut gua menandakan mereka cukup puas ada di sana dan bergegas kembali ke mobil dengan kaki yang nyaris membeku. Sang Hoon hyung malah bilang enam jari kakinya udah hilang, huahaha. Dia terus tanya Jung Suk, jari kakimu sisa berapa? “Tinggal 4,5,” jawab Jung Suk. Mereka lalu melambai ke kamera, minta jari kaki mereka yang hilang ditemukan. Eh tapi begitu sampe deket mobil, jari kaki mereka malah udah ilang semua. HUAHAHA!


Karena dinginnya pol, begitu berpisah dengan si pemandu dan mobil super tingginya, mereka mampir beli kopi dulu. Jung Suk tertarik liat roti yang ada di sebelah mesin kopi, tapi karena ternyata roti itu nggak gratis dan mereka harus beli sup, dia mengurungkan niat.. mereka makan sisa burgernya aja. Liat gantungan kunci juga, Jung Suk bilang dia belinya nanti aja di hari terakhir dengan sisa uang.


Yaaampuun mereka lhoo irit banget sampe kata Sang Hoon hyung mungkin uang mereka masih sisa 700-an dollar. Itu bikin kru ngerasa mereka bikin anggarannya terlalu besar. Semua ketawa. Sang Hoon hyung bilang mereka sudah sewa mobil, beli sepatu, beli baju, semuanya sangat murah.

“Mereka pikir kita bodoh,” ujar Jung Suk dengan ekspresi bodoh, lalu ketawa. Jung Woo datang dan tiba-tiba tanya apa rambutnya kelihatan jelek sekali? Jung Suk menggeleng, biasa aja.


“Mau lihat rambut yang sangat jelek?” sahut Sang Hoon hyung yang lalu melepas topinya. Dan rambutnya beneran jelek sampe semua langsung ngakak, hahaha.

 
 

Mereka baru mau jalan keluar, tapi terus berhenti begitu lihat roti nganggur (entah punya siapa). Roti yang nggak masuk mulut bahkan dikantongin Sang Hoon hyung! Tapi saking penuh kantongnya, roti itu jatoh ke salju. Ha Neul langsung heboh ngambil rotinya, dan bersihin si roti biar masih bisa dimakan. Yaaampuuuun mereka ini.... *speechless*


Mereka lalu kembali ke Vik, dan begitu sampai langsung ke restoran yang persis sama dengan yang kemarin mereka datangi. Duduk di meja yang sama, baju yang sama, juga posisi duduk yang sama, HUAHAHA.


Mbak-mbak waitress yang menurut mereka mirip Anne Hathaway datang membagikan menu. “You look.. Anne Hathaway,” ujar Sang Hoon hyung bikin mbak-mbak itu bingung sebentar, tapi lalu menyangkal, dia dari Barcelona, Spain. Suasana jadi awkward karena si mbaknya nggak nangkep joke mereka, sampe Jung Suk ngasih isyarat ‘thank you, you can go now’ ke mbaknya, hahaha. Udahannya mereka malu dan ngakak-ngakak sendiri, harusnya mereka nggak usah bilang gitu tadi.


Mereka lagi serius milih menu waktu Jung Woo tiba-tiba megang tangan Sang Hoon dan tanya, “Anda mau makan apa, biksu?” HUAHAHA, pake topi kupluk gitu beneran bikin Sang Hoon hyung keliatan mirip biksu! Dasar Sang Hoon hyung, dia mulai dong ceramah ala-ala biksu, hahaha.

 
 

Btw, kali ini mereka pesan menu paling enak dari semua yang mereka pesan kemarin (yep, kari lagi!) plus pepperoni pizza. Kekenyangan makan mereka langsung pulang, niatnya sih mampir ke minimarket deket pom bensin.. tapi dong kayanya udah dasarnya mereka suka mengabaikan tanda panah gede di jalan, mereka salah jalan ke arah Reykjavik aja doong!

 
 

Huahaha, pantesan makin lama kok makin gelap dan makin sepi. Jung Suk mulai curiga, tapi Sang Hoon hyung bilang kalau mereka salah jalan pasti diklakson mobil belakang. Dan sedetik kemudian, mobil belakang beneran nglakson plus lampu jauh, salah jalan wooy! Hahaha.


Mereka akhirnya menemukan minimarket yang benar (yang ternyata kecil, dan sedihnya mereka nggak nemu yang mereka cari. Yak betul! Apalagi kalo bukan sosis? Haha). Selesai belanja makanan, mereka langsung ke apartemen yang sudah mereka pesan. Apartemennya ini agak di pojokan kota, tempat yang hening dan gelap, tapi seluruh penjuru kota yang terang kelihatan. Tempat sempurna untuk menunggu aurora. 

 
 

Dalam apartemennya juga bagus (well, tempet nginep mereka bagus semua sih), dan mereka muji Jung Suk yang selalu berhasil menemukan tempat bagus untuk mereka. Hmm, standar hotel atau semacamnya di Iceland ini kayaknya tinggi deh, soalnya dari semua tempet nginep mereka nggak ada yang fail, oh and one thing for sure.. ada rupa ada harga, hahaha.


Bersambung ke Part 2

2 comments:

  1. Ditunggu kelanjutannya kaak ^^
    Kirain gak di lanjut lagi kak .. abis mayan lama gak diposting.. kangen sama 4 stones 😁.. but thank u very very munchi udah ngelanjutin... semangaaaat!!!

    ReplyDelete