Monday, January 9, 2017

[Jepang 2016] Osaka Castle

Rabu, 12 Oktober 2016

Good morning from Osaka! Malam pertama di Jepang kita habiskan dengan tidur nyenyak sampai nggak sadar kalau di luar sudah terang. Akibat bangun kesiangan rentetan ke belakangnya juga ikut kesiangan. Mandi kesiangan, sarapan kesiangan, otomatis cabut dari hostelnya juga kesiangan. Sekitar jam 9 kita baru beres packing dan siap-siap sementara penghuni kamar lain (termasuk Asumi yang ternyata sekamar sama kita) sudah pada menghilang dari pagi banget. Kita pemalas banget yak? Hahaa.

Setelah sarapan indomie yang dibuat di microwave (my first time!) dan menitipkan koper di luggage room karena kita cuma menginap sehari di J-Hoppers, kita siap menuju Osaka Castle, destinasi pertama hari ini. Kita pergi nggak cuma bertiga, tapi berempat sama Keichii, orang Jepang juga yang kebetulan lagi liburan di Osaka. Keichii baru sampe hostel pagi pas kita sarapan, dan karena tujuan kita sama-sama Osaka Castle, beliau (he’s older btw) bersedia nunggu kita selesai buat pergi bareng.


Jam 10, we’re ready to go! (Telat 2 jam dari itinerary hahaa)

Osaka pagi itu cerah dan lumayan hangat sampe aku yang tadinya bawa jaket buat jaga-jaga lari balik ke hostel bentar buat naro jaketnya lagi.


Menuruti saran Mr. Yano (owner J- Hoppers yang orangnya lucu dan nyenengin banget), kita turun di Morinomiya Station, satu stasiun setelah Osakajokoen. Dari petunjuk yang kucatat sih kebanyakan orang akan turun di Osakajokoen buat menuju Osaka Castle. Tapi kata Mr. Yano dengan mimik lucunya, itu jalannya jauuh. Sebagai pendatang yang baik, nggak ada salahnya mengikuti petunjuk orang lokal kan?

 
 
 

Dari Morinomiya Station, kita menyebrang jalan dan masuk ke arah taman di dekat situ. Dari taman itu, Osaka Castle bahkan sudah keliatan di kejauhan. Kami berjalan mengikuti petunjuk yang tersebar di taman, plus insting Keichii. Meskipun Keichii juga baru pertama kali ke Osaka Castle, kita mah percaya aja. Taman di seputaran Osaka Castle ini suasananya enak banget, rindang dan adem, padahal cuaca lagi terik.

 
 
Osaka Castle sudah keliatan dari Sakuramon Gate

Sepertinya saran Mr. Yano benar, nggak lama jalan sambil mendengarkan cerita Hiroshima Nagasaki dan perang dunia II dari Keichii, tau-tau kita sudah sampai di gerbang masuk Osaka Castle. Dari petanya, kalau nggak salah kita masuk dari Sakuramon Gate.

 
 
 
 

Megahnya Osaka Castle dan langit biru cerah adalah perpaduan sempurna! Percaya nggak percaya, akhirnya aku sampe di tempat impianku selama bertahun-tahun. Iyaa, aku menabung mimpi ke Jepang sejak terpesona sama foto Osaka Castle dari feed @aMRazing di instagram. Bertahun-tahun foto itu jadi wallpaper hape and i finally here! Bonus cuaca cerah yang bikin Osaka Castle berkali-kali lipat cakepnya lagi, alhamdulillaah..


Puas foto-foto di luar, kita lalu beli tiket di mesin seharga 600 yen untuk masuk ke dalam Osaka Castle. Begitu naik akan ada 2 antrian, satu untuk yang mau naik tangga, dan satunya lagi buat yang naik lift. Yaak, tentu saja kita ikut antrian yang naik lift. Btw jangan heran kalau Osaka Castle ada liftnya, karena bagian dalam castle sudah dirombak jadi modern dengan tetap mempertahankan bentukan luarnya.

Bangunan Osaka Castle terdiri dari 5 lantai, dan lift akan membawa kita langsung ke observation deck lantai 5. Lift hanya disediakan untuk pengunjung yang mau naik, sementara akses turun hanya lewat tangga.

 
 
 
 
 
Kita dan Keichii

Begitu keluar ke observation desk, mata langsung berbinar-binar karena pemandangan Osaka dari atas bener-bener cakep. Aku suka banget lihat hijaunya pepohonan di taman Osaka Castle (ada yang udah menguning juga euy) dan di belakangnya gedung-gedung yang tinggi menjulang. Perpaduan yang kontras, tapi tampak menakjubkan.


Dari lantai 5, kita turun ke lantai bawah satu persatu. Kebanyakan isi Osaka Castle adalah sejarah Hideyoshi Toyotomi (sang pendiri), cerita peperangan di Osaka, juga sejarah si Osaka Castle sendiri. Ada berbagai macam diorama, koleksi baju perang, juga maket Osaka Castle jaman dahulu kala. Nggak banyak foto di dalam museum karena di beberapa lantai ada larangan untuk memotret. Kita bertiga yang sama sekali bukan anak museum cepat sekali bosan dan pengen buru-buru turun, tapi oh tapi, Keichii tekun sekali menyimak satu per satu koleksi museum. Beliau bahkan menceritakan sejarah Osaka Castle (he’s good in English btw) waktu kita di depan maket Osaka Castle jaman dahulu kala. Waktu itu sih kita beneran nyimak, tapi aku kok lupa sama sekali ya ceritanya apa? Hahaha.

Setelah menunggu Keichii selesai, kita pun keluar dari bangunan Osaka Castle. Semoga Keichii nggak merasa diburu-buru kita yang bosenan ya #merasabersalah.

 
 
 
 
 
 

Di luar kita masih puas-puasin foto-foto karena hari itu cuaca Osaka bener-bener perfect. Langit biru cerah dan yang terpenting.. nggak dingin. Kalo nggak inget kita harus pindah kota ke Kyoto siang itu, nongkrong sampe sore di sana juga kayaknya kita bakalan betah. Wiwin sama Malia aja nyangkut foto-foto mulu sementara aku gelisah liat jam, haha.

Setelah mampir beli makan siang di Lawson (onigiri doang sih), we parted ways with Keichii karena beliau masih mau mengeksplor daerah seputaran Osaka Castle. Byee, Keichii.. very nice to meet you! Berasa jalan sama tour guide deh kita hari ini, haha.

 
Osakajokoen Station

Karena tadi sudah datang dari Morinomiya, kita kembali ke hostel dari Osakajokoen station. Dan bener, jalannya lebih jauh. Mr. Yano you were riiight, arigatoou! Kita kembali ke J-Hoppers buat ambil koper dan numpang pipis sebelum melanjutkan perjalanan ke Kyoto.

Karena kita naik shinkansen, rutenya masih sama dengan kemaren waktu datang. JR Fukushima ke Osaka Station baru ke Shin Osaka Station. Iyaa, Shin Osaka, stasiun yang bikin kita gotong-gotong koper buat turun dari platform kereta kemaren. Dan hari ini kita harus mengulang penyiksaan yang sama, yosh!

Kita naik shinkansen Hikari 524 jam 14.16 dari departure track no. 27 menuju Kyoto. Karena perjalanan ke Kyoto cuma 15 menit, kita nggak melakukan reservasi sebelumnya dan langsung menuju car 1 – 4 yang merupakan gerbong unreserved seat. Sambil nunggu kereta datang, kita duduk lesehan dan makan onigiri yang tadi dibeli. It was my first experience with onigiri and surprisingly, it tastes good. Sempet khawatir sebelumnya karena aku nggak suka nori, tapi kenapa di Jepang rasanya enak-enak aja ya? Apalagi kalo onigirinya ditaburi boncabe sama abon dulu, rasanya jadi uenak banget!

Mon maap, tanganku emang suka khilaf nutupin lensa :p

Tepat sebelum 14.16, shinkansen kita datang. Keretanya sepi, meskipun nggak pesen seat nggak perlu khawatir lah kalo ke Kyoto doang. Nggak kerasa 15 menit berlalu dan kita sampai di Kyoto Station. Oh yaa, Piece Hostel tempat kita stay di Kyoto udah keliatan lhoo dari kereta.

Peta menuju hostel

Yay, itu hostelnya!

Halooo hostel cakep!

Begitu keluar dari Shinkansen Central Gate, kita belok kiri mengikuti petunjuk yang ada di web Piece Hostel. Petunjuknya sebenernya jelas, tapi entah kenapa begitu nemu Lawson dan belokan ke kiri dari jalan utama, aku mendadak blank dan bingung (baru hari kedua udah hang, hahaa). Tiba-tiba nggak yakin kalau itu belokan yang benar. Kebetulan ada ibu-ibu Jepang lewat, pas kita tanyain, eh beliau malah berbalik arah ke tempat tadi datang sambil liat peta hostel dari handphone. Si ibu nganterin kita dong! Yaampun baik banget! Ternyata jalan yang kita bingungkan adalah jalan yang benar, dan kita tinggal jalan ke belokan kecil ke kiri, langsung keliatan deh hostelnya. Arigatou ibu!

Sepiiii...
Berhubung sudah jam 3, begitu beres check in dan pembayaran untuk 2 malam, kita langsung ke kamar buat taro koper sama sholat dzuhur ashar dulu. Siang itu mixed dorm 18 bed sepiii tanpa penghuni *yaiyalah siapa juga yang pulang buat bobok siang dulu*. Setelah sholat kita cuss ke destinasi pertama di Kyoto.. Kiyomizudera.


1 comment: