Sunday, July 14, 2013

Sinopsis Itazura Na Kiss Love in Tokyo Episode 15

“Goodbye, Irie-kun”

Yuki sedang menikmati pancake sarapannya saat Naoki masuk ruang makan dan menyadari hanya ada Yuki sendirian di meja makan. Mama Irie muncul dengan sepiring pancake untuk Naoki dan memberitahu kalau Kotoko-chan sedang berkencan hari ini. “Kencan?”, tanya Naoki sedikit terkejut. Yuki yang menjawab, dia berdandan sangat cantik dan pergi. Kamera beralih meng-close up ekspresi Naoki yang tertegun dan teringat perkataan Kin-chan malam itu, “Jangan ganggu kami. Aku yakin kau paham karena kau punya seorang gadis yang akan kau nikahi. Jika dia sangat penting untukmu, Kotoko sangat penting untukku. Aku tak tahan melihat Kotoko begitu menderita


Pada akhirnya Naoki hanya bergumam, “Aku mengerti, pria itu pasti memiliki selera buruk”. Mama Irie bertanya apa Naoki yakin soal ini? Naoki tak tampak yakin, karena ia bahkan kehilangan selera makannya dan hanya mengambil secangkir kopi untuk dibawa ke kamar *yahh, padahal pancakenya tampak enak, sini buatku aja :p*. Mama Irie setengah berteriak memanggilnya. Naoki meminta maaf, ia harus membaca beberapa dokumen untuk meeting hari Senin, sambil melangkah meninggalkan ruang makan. Mama Irie dan Yuki hanya bisa memandangi Naoki yang pergi.



Di kamarnya, Naoki terhenti saat melihat sinar matahari yang menyinari dokumen yang sedang dibacanya. Naoki membuka sedikit tirai jendelanya sambil menerawang, sepertinya penasaran dengan apa yang sedang Kotoko lakukan di luar sana.

Hoo, di luar sana, Kotoko dan Kin-chan baru saja keluar bioskop sambil membicarakan film yang baru mereka tonton dengan semangat. Keduanya benar-benar tampak gembira. Kin-chan, “Hari ini semua stressmu akan hilang, apa kau mau lanjut bermain?”. Kotoko menjawab dengan semangat, aku mau! Aku mau! Aku mau!

Mereka pergi ke arena permainan dan bermain dengan gembira. Narasi Kotoko, “Waktu yang kuhabiskan bersama Kin-chan lebih menyenangkan dari yang kubayangkan, untuk sesaat aku bisa melupakan Irie-kun


Besoknya saat di kampus, Jinko dan Satomi kaget dan kompak berteriak saat Kotoko memberitahu soal kencannya dengan Kin-chan. Kotoko berkata ia dan Kin-chan sudah berteman sejak sma, tapi setelah kupikirkan, itu pertama kalinya aku pergi hanya berdua dengan Kin-chan. Jinko dan Satomi bertanya dengan semangat bagaimana kencannya. Kotoko tak langsung menjawab, dan dari ekspresi Kotoko, Satomi beranggapan kalau Kin-chan buruk dalam hal itu. Kotoko menyangkalnya, sebenarnya itu lebih menyenangkan dari yang kubayangkan, waktu berputar sangat cepat.


Jinko dan Satomi semakin excited, lalu? Kotoko teringat saat Kin-chan mengantarnya pulang dan Kotoko berterimakasih pada Kin-chan atas hari yang menyenangkan. Saat Kotoko melangkah masuk, Kin-chan memanggilnya, “Kotoko, bisakah kau pergi denganku lagi? Aku akan menemukan tempat yang menyenangkan lagi. Jangan anggap terlalu serius, pikirkan saja kau ingin keluar untuk menghilangkan stress, dan aku akan menjadi orang itu denganmu”. Kotoko terkejut, tapi kemudian mengiyakan, “baiklah, mari kita berkencan lagi, Kin-chan”. Gantian Kin-chan yang kaget.

Back to now, Kotoko masih asyik dengan bayangannya saat Jinko dan Satomi memanggil-manggil namanya, menyadarkannya. Kotoko akhirnya menjawab kalau sebenarnya mereka berjanji untuk berkencan lagi. Jinko yang super kaget tanpa sadar menyodok perut Satomi dengan sikunya sampe Satomi kesakitan, “apa ini perubahan besar?”. Kotoko hanya menjawab, ”ini bukan seperti itu”. Satomi yang senang berkata kencan atau pesta itu tidak penting, sambil menyuruh Kotoko duduk, “kalau kau bisa melupakan heartless Irie meskipun hanya sedetik dan menikmati hidupmu, itu bagus, kau tak perlu terburu-buru menemukan pacar, jangan terburu-buru memberikan jawabanmu, saat ini kau hanya harus bersenang-senang dengan siapapun yang ada, meskipun itu Kin-chan”. Jinko membenarkan, jika itu bisa membuatmu senang, itu yang penting. Kotoko merasa ini kejam untuk Kin-chan. “Kalau kau berpikiran seperti itu, meskipun sedikit, itu berarti kau mencintai Kin-chan, itu benar! Kau peduli padanya lebih dari kau peduli pada dirimu sendiri, itu wujud cintamu padanya”, ujar Satomi sok tau. 


Jinko yang excited bertanya apa Kotoko benar mencintai Kin-chan? Kotoko tertawa, bingung harus menjawab apa,”aku tak tau soal itu, tapi... Kin-chan... benar-benar orang yang baik”. Jinko dan Satomi merasa ini antiklimaks, “kau baru menyadari itu??”


Naoki dan Sahoko baru selesai menonton konser Stravinsky. Menurut Sahoko, Stravinsky mirip dengan Naoki, karena Stravinsky mengganti gayanya tergantung pekerjaan, kau misterius seperti musiknya, kupikir itu pesonamu. Naoki merasa itu berlebihan. Sahoko merasa terganggu karena orang yang berada persis di depan mereka tertidur tepat setelah konser dimulai, kalo orang tidur sambil duduk kan tanpa sadar kepalanya goyang kemana-mana tu, Sahoko terganggu dengan itu.



Nah, si Naoki malah ngebayangin dia nonton konser sama Kotoko dan Kotoko yang mengantuk akhirnya mendarat di bahunya dan tertidur nyenyak. Naoki tak bisa menahan tawanya saat membayangkan itu, dan Sahoko yang masih asik ngoceh sendiri, bingung liat Naoki. Naoki berkata bukan apa-apa, dan mengajaknya segera pergi, restoran yang akan mereka datangi memainka musik opera, apa kau menyukai opera? Sahoko menjawab tentu saja, kau mungkin akan menyukai Tristan. *kencan mereka ini kok membosankan sekali ya? Pameran seni, konser, opera, ckck.*

Mama Irie sedang menunggu dengan tak sabar saat Naoki akhirnya pulang, “Onii-chan, kau terlambat.” Naoki berkata ia sudah bilang akan terlambat karena menonton konser dengan Sahoko-san. Mama Irie membenarkan, tapi berapa lama kau butuh waktu mendengarkan musik? Naoki menjawab, ia juga sudah bilang kalau ia tidak butuh makan malam karena ia pergi dinner dengan Sahoko setelah konser. Mama Irie khawatir, “Onii-chan kau belum melakukan kontak fisik dengannya kan?” Naoki kesal, “kontak fisik apa maksudnya? Aku bukan anak smp, kami berkencan dengan mempertimbangkan pernihakan di masa depan, sisanya terserah imajinasi mama”. Mama Irie panik, tapi aku tak pernah memberimu izin. “Ayah mengatakannya, aku harus menentukan sendiri siapa yang akan kunikahi, aku melihatmu mengangguk”, jawab Naoki. Mama Irie membenarkan, tapi kupikir yang dimaksud adalah Kotoko-chan. Naoki berkata ia tak akan ragu untuk membuat keputusan soal pernikahannya. 


Naoki sedang melangkah naik ke kamarnya saat Kotoko pulang. Mama Irie bertanya, kau juga terlambat Kotoko chan, apa kau juga berkencan? Kotoko heran,” juga? Jadi Irie-kun berkencan?” Tanyanya sambil menoleh ke arah Naoki. Naoki menjawab kalau mereka pergi ke konser. Kotoko mengangguk-angguk. Mama Irie masih tampak penasaran, jadi Kotoko menjelaskan kalau ia tidak berkencan, mulai hari ini ia membantu di restoran ayahnya. “Kotoko-chan, apa kau akan menjadi chef?”, tanya mama Irie. Kotoko tertawa,”tentu saja tidak. Itu tak mungkin.” Naoki dengan sinis berkata itu bagus, orang yang akan sakit berkurang. Kotoko kesal, “mungkin aku tak bisa memasak, tapi aku bisa membersihkan meja, aku sedang mencoba belajar. Kin-chan akan mengajariku di restoran.” Naoki bergumam kalau itu seperti kencan.

Kotoko, “aku tidak mencampuradukkan percintaanku dan pekerjaan seperti yang dilakukan seseorang”

“Itu tergantung siapa yang kau bicarakan”

“Beraninya kau. Kau harus meminta maaf pada Kin-chan”

“Lihat? Aku benar”

“Meskipun kau benar, ini bukan urusanmu”

“Benar. Aku tak tertarik pada dengan siapa percintaanmu dimulai”


Mama Irie menghentikan mereka berdua, dan sadar, oh my, kalian bertengkar sepeti pasangan yang sudah menikah.

“Tidak seperti itu!”, sangkal Kotoko dan Naoki bersamaan. Mama irie kecewa. Naoki naik dan berkata besok ia tidak makan malam di rumah lagi. “Apa kau berkencan lagi?”, tanya mama Irie. “itu bukan urusanmu”, sahut Naoki yang lanjut naik ke kamarnya. Mama Irie menoleh dengan khawatir pada Kotoko yang memandangi Naoki. Kotoko juga ijin naik untuk menyiapkan kelas besok, dan aku juga tidak perlu makan malam lagi, aku akan makan di restoran mulai sekarang. Kotoko mengucapkan selamat malam dan naik ke kamarnya. Tinggal mama Irie sendiri.


Di rumah sakit, mama Irie curhat pada papa kalau Naoki tetap akan menikahi Sahoko-san dan sepertinya Kotoko-chan sedang berkencan dengan chef muda itu, Kin-chan, dan tak hanya itu, ia juga membantu di restoran, jarak antara Kotoko dan anak itu semakin dekat dan dekat. Papa Irie tampak ragu sebelum mengatakan kalau Kanamori (asistennya di kantor) menelepon kemarin dan berkata Chairman Oizumi akan mengatur acara pertunangan segera setelah aku pulang dari RS. Mama Irie terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.



Naoki sedang berjalan di koridor RS saat mendengar seorang dokter mengabarkan pada seorang anak kecil kalau ia sudah boleh pulang. Anak itu senang, benarkah? “Ya, itu karena kau melakukannya dengan baik”, jawab si dokter. “Itu karena kau melakukan yang terbaik untuk operasiku, dokter, terimakasih”. Naoki tertegun dan mengingat pembicaraannya dengan Kotoko di taman, saat Kotoko bertanya apa Naoki akan menyerah pada keinginannya untuk menjadi dokter.


Naoki berjalan dan berpapasan dengan seorang dokter. KYAAA, TAKASHI KASHIWABARA!! Naoki berbalik dan memandangi sosok yang berjalan pergi itu, merasa kenal tapi tak yakin. Hey, he is the old you, Naoki baka!

Naoki masuk kamar rawat papanya dan bertanya untuk apa memintanya datang. Papa Irie, kau tau aku akan pulang akhir minggu ini kan? Naoki mengiyakan. Papa lanjut berkata kalau jantungnya sebenarnya tidak terlalu baik, sewaktu-waktu aku membutuhkan operasi, aku tau walau kau tak mengatakannya, aku bisa mengerti apa yang mamamu pikirkan dengan hanya melihat wajahnya,tapi sebelum aku dioperasi, aku akan kembali ke perusahaan dan mengatasi semua masalah perusahaan dengan tanganku sendiri, lalu operasi. Tapi menurut Naoki, kalau papa kembali bekerja, jantungmu akan stress lagi.


Papa Irie, “Meskipun begitu, aku tak bisa membiarkan kau menikah dengan orang yang tak kau cintai”. “Orang yang tak kucintai? Jangan berasumsi seperti itu”, sahut Naoki. Papa Irie berkata bijak, ”Naoki, kau anakku, lebih dari perusahaan atau apapun, kebahagiaanmu yang terpenting untukku, karena itu...”

“Kau tak perlu memberitahuku, aku menentukan pilihan hidupku sendiri, jadi jangan memikirkan hal yang tak penting, Pa. Dan tolong fokus agar segera membaik”, sahut Naoki tak yakin.

Naoki masuk ke kamarnya yang gelap, hanya menyalakan lampu meja dan mengambil buku-buku tentang kedokteran dari rak. Naoki mengumpulkannya dalam satu tas dan meletakkannya di sudut ruangan. Mencoba melupakan mimpinya.


Kotoko di restoran sedang membersihkan meja dan membawa baki berisi piring kotor saat ayah memintanya mengantar makanan ke meja 3. Kin-chan yang melihat Kotoko tampak kerepotan mengambil baki yang dibawa Kotoko dan memintanya mengantarkan makanan saja. 


Senior Kin-chan berkata pada papa Aihara kalau mereka tampak cocok bersama. Papa Aihara hanya diam.


Papa Irie akhirnya pulang ke rumah. Semua menyambut dengan gembira sambil menyalakan confetti, Papa Irie terkejut dan memegang dadanya. Semua panik. Etapi ternyata boong, Papa Irie cuma bercanda! Aku merasa sangat baik, sahut Papa Irie sambil bergerak dengan semangat, haha. Semua lega. Papa Aihara berkata ini menunjukkan kalau Iri-chan benar-benar membaik  sekarang. Semua kemudian masuk untuk merayakan kepulangan Papa Irie. Papa Irie ini lucu lho, pas dirawat di RS juga bajunya piyama unyu-unyu, gambar gajah coba.. heran deh kenapa Naoki jadi dingin begitu, padahal papa mamanya ekspresif dan cerah ceria. Yuki sih mendingan, tapi karena role modelnya Naoki jadi ya gitu deh.

Papa Aihara menyajikan berbagai masakan di meja, semua kesukaan Papa Irie. Semua tampak kagum. Papa Irie gembira, masakan di rumah sakit benar-benar tak ada rasanya. Tapi Naoki mengingatkan kalau Papa belum sehat sepenuhnya, Papa harus menghindari alkohol, rokok, makanan yang berminyak dan manis. Papa Irie berargumen, “Apa kau tak tau seberapa banyak aku bertahan dengan makanan rumah sakit?” Semua tertawa. Naoki berkata kalau bukan itu intinya. Mama Irie menengahi, sudah sudah, Naoki benar, Papa, lakukan saja dengan mudah. Papa Irie terpaksa mengangguk. 


Mama Irie mengajak mereka merayakan kepulangan papa dari RS, semua berdiri dengan minuman masing-masing, Mama Irie meminta Papa mengatakan sesuatu.

“Ini sangat tiba-tiba aku harus tinggal di RS, maafkan aku telah membuat kalian khawatir dan membuat masalah. Tapi, terimakasih untuk semuanya, aku membaik dan bisa meninggalkan RS. Aku sangat mengapresiasi....” , kata Papa Irie sambil akting sedih, tapi sedetik kemudian ceria lagi dan langsung berkata CHEERS!

Itadakimasu! Semua lanjut menikmati hidangan dengan semangat. Papa Irie merasa lega, rumah memanglah yang terbaik. Mama Irie juga merasa sangat menyenangkan makan bersama keluarga dan sangat rileks hanya bersama anggota keluarga. Lalu tiba-tiba, TING TONG! Semua heran, siapa yang datang? Aneh, kita sedang makan bersama keluarga hari ini, aku tak mengundang orang lain, mama Irie bertanya-tanya. Naoki yang daritadi pura-pura nggak tau apa-apa berkata kalau ia yang mengundang mereka. Semua penasaran,bahkan mama Irie punya perasaan buruk soal ini. Dan ternyata yang datang Chairman Oizumi bersama Sahoko. Chairman Oizumi memberi selamat atas kepulangan Papa Irie dan berkata Naoki yang mengundang mereka. Papa Irie berterimakasih, tapi mama Irie langsung mendekati Naoki dan berbisik, “aku sudah bilang perayaan hari ini hanya untuk keluarga”. Naoki justru berkata karena itulah ia mengundang mereka, OMO. Naoki mengenalkan Sahoko pada Papa Irie. Papa Aihara mempersilahkan mereka duduk, ruang keluarga langsung penuh, Kotoko sampai kebingungan nggak kebagian tempat duduk, sampai akhirnya ia mengambil kursi meja makan untuknya sendiri. *sumpah, nggak tega liatnya*


Papa Irie memperkenalkan istrinya dan Yuki. Sahoko memberikan bungkusan yang dibawanya. Begitu dibuka, Papa Mama Irie dan Kotoko takjub melihatnya. Tentu saja Kotoko dengan ekspresi kaget khasnya. Papa Irie menikmati makanannya dan memuji Sahoko, ini lebih dari sekedar enak. Kotoko yang mendengarnya merasa kecil hati. Mama Irie meminta papa berhenti melebih-lebihkan, kita sudah punya makanan dari chef professional, tapi ekspresi mama Irie langsung berubah begitu mencicipi masakan Sahoko, tapi tak mau mengaku kalau menyukainya. Papa Aihara bahkan juga memuji keahlian Sahoko dalam memilih bahan makanan yang tepat untuk kondisi papa Irie. 

Papa Irie memberitahu Chairman Oizumi kalau papa Aihara memiliki restoran Jepang yang sangat populer. Sahoko merasa minder. Papa Aihara, “jangan begitu, aku harap kau bisa membantuku di restoran”. Kotoko yang sedari tadi hanya mendengarkan makin kecil hati, apalagi saat tau kalau Sahoko belajar memasak dari ibunya. Yuki bahkan juga memuji masakan Sahoko. Kotoko cuma bisa manyun dan sibuk dengan makanannya. 



Chairman Oizumi menebak Kotoko adalah gadis yang tinggal bersama dengan mereka. Kotoko tertawa sopan dan menyapa dengan mulut penuh makanan. Chairman Oizumi menatap Kotoko yang masih asik mengunyah sampai akhirnya sadar dan meminta maaf, “kudengar Mrs. Irie benar-benar menyukainya, jadi aku sangat penasaran”. Sahoko berkata tidak sopan Kakek memandangi Kotoko seperti itu *hooh, kesannya ngece tenan*. Chaiman Oizumi mengelak  dan berkata Kotoko sangat cute jadi ia tak bisa berhenti memandanginya. Btw, Naoki diem aja loh daritadi.


Sahoko mengajak Kotoko berbicara di luar. Sahoko meminta maaf soal kakeknya yang tak sopan. “Jangan khawatir, itu tak menggangguku”, jawab Kotoko menenangkan.

Sahoko, “Sejujurnya aku dan kakek cemburu padamu”. Kotoko kaget. “karena kau tinggal dengan Naoki-san lebih dari dua tahun dan mama Naoki menyukaimu juga, itulah kenapa kami iri padamu Kotoko-san”

Kotoko tampak ragu, tapi ia bertanya alasan Sahoko menyukai Naoki.


“Hari dimana kakekku memintaku datang ke perusahaan untuk memberitahu sesuatu yang penting, sebenarnya itu soal pertemuan pernikahan dengan Naoki-san. Aku bertemu seorang pria gentleman dan baik hati di lift, aku jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi aku tak pernah menyangka pria itu adalah Naoki-san. Jadi aku sangat terkejut saat bertemu lagi dengannya di pertemuan. Kurasa ini takdir”

Dalam hati Kotoko,”aku juga, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Irie-kun. Aku memiliki cinta satu sisi selama dua tahun sejak itu. Dan kita tiba-tiba tinggal di rumah yang sama, tapi aku tak pernah memiliki kesempatan untuk merasa kalau itu adalah takdir. Waktu berlalu tanpa ada kemajuan apapun dalam hubungan kami”. Tanpa sadar Kotoko berkata, “aku berharap aku bertemu dengannya dengan cara sepertimu”.

Sahoko, “kau berharap bertemu dengannya?” Kotoko sadar dan meralat, “tidak, kuharap aku akan bertemu seseorang”.

Sahoko berkata sebenarnya ia ingin menolak pernikahan yang diatur, rasanya terlalu cepat karena ia masih sekolah, tapi kakek meminta setidaknya bertemu dengan Naoki. Sahoko benar-benar tidak menyangka ini akan terjadi, “hidup ini sangat aneh kan?”. Kotoko membenarkan.

“Tapi...aku takut. Semakin baik Naoki-san padaku, aku merasa Naoki yang sebenarnya semakin jauh, aku tak tau yang sebenarnya ia pikirkan. Aku kehilangan percaya diriku. Ini aneh, kan?” *yak Sahoko, Naoki baka itu nggak pernah menunjukkan dirinya yang sebenarnya di depanmu*

Kotoko menenangkan, ini terjadi karena kau sungguh mencintai Irie-kun. Sahoko terkejut. Kotoko menjelaskan, “saat kau mencintai seseorang, kau akan merasa seperti itu. Meskipun kau memutuskan untuk tak menyerah, kau akan kehilangan percaya diri karena hal kecil. Kau cantik dan tenang, jika wanita sempurna sepertimu merasa seperti itu, wanita biasa akan jauh lebih khawatir. Lalu, jika dia baik padamu meski hanya sedikit, kau akan sangat bahagia dan berharap sesuatu yang lebih terjadi, kau akan menjadi orang paling bahagia di seluruh dunia. Tapi, jika ia dingin padamu lagi, kau akan takut dan berpikir ia membencimu. Ini lingkaran yang tak pernah berakhir. Kau pikir kau akan mencoba melakukan yang terbaik, tapi perasaanmu selalu naik dan turun”. Kotoko tersenyum mengingat apa yang sudah ia lalui bersama Naoki. Sahoko yang mengamati Kotoko dari tadi merasa kalau Kotoko juga mencintai seseorang. Kotoko menyangkal, tapi Sahoko tak tampak yakin.


“Tapi..aku tau Irie-kun benar-benar mencintaimu, Sahoko-san”, ujar Kotoko sok tau. Sahoko tetep nggak yakin dan bertanya apa Kotoko yakin soal itu? Kotoko tak tau dan tak bisa menjawabnya, tapi meminta Sahoko untuk lebih tenang.


Malam harinya, Chairman Oizumi dan Sahoko berpamitan pulang. Chairman Oizumi meminta papa Irie tidak bekerja terlalu keras. Papa Irie mengiyakan dan berkata akan mengunjunginya setelah kembali bekerja. Chairman Oizumi mengingatkan tentang acara pertunangan, kita akan membicarakan jadwalnya nanti. Sahoko berkata kalau ia ingin berjalan sebentar dengan Naoki. Chairman Oizumi meminta Naoki menjaga Sahoko dan pulang duluan.


Mama dan papa Irie masuk ke rumah, Mama Irie berkata ia sangat lelah dan akan menaburkan garam untuk menstarilkan rumah ini. Papa Irie meminta mama tidak melakukan itu *hahaa*. Mama Irie bertanya apa papa yakin soal ini? Dengan berat hati Papa menjawab, Naoki telah membuat keputusan, kita tak bisa membantu. Mama Irie hanya bisa mendengus kesal.

Kotoko sedang mencuci piring di dapur dan mama Irie meminta Kotoko melakukannya besok saja. Kotoko berkata tak apa-apa, aku belum mengantuk dan akan segera selesai, Obasama pasti lelah karena hari yang sibuk ini, pergilah tidur. Mama Irie merasa tak enak dan tak segera beranjak. Kotoko meyakinkan, ia baik-baik saja, sedikit lagi. Kotoko berusaha tampak ceria seperti biasanya


“Kotoko-chan, maafkan aku. Sungguh, maafkan aku”. Kotoko kaget melihat mama Irie yang meminta maaf sambil membungkukkan badan. “aku selalu berkata kalau kami akan memilikimu menikah ke keluarga kami. Tapi ini terjadi. Aku mencoba berharap pada kalian berdua, tapi akhirnya malah menyakitimu. Aku merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi”  

Kotoko diam sejenak dan berkata ini bukan salah anda, Obasama. Mama Irie, “Aku tetap tak bisa menyerah tentangmu, Kotoko-chan”. Kotoko berterimakasih,” aku sangat bahagia anda memikirkanku seperti itu, aku memikirkan anda sebagai ibuku yang sebenarnya, selalu dan selamanya,tak peduli siapapun yang dinikahi Irie-kun”. 


Mama Irie menangis memegang tangan Kotoko, tapi tak tahan dan pergi sambil menangis. Kotoko yang berusaha tersenyum daritadi, kembali bersedih.


Naoki pulang saat Kotoko keluar dari dapur. Naoki melihat rumah sudah sepi dan menanyakan kedua orangtuanya, apa mereka sudah tidur? Kotoko mengiyakan. Keduanya terdiam sesaat, dan Naoki melangkah naik ke kamarnya, tapi Kotoko memanggilnya dan berkata Sahoko-san benar-benar orang yang luar biasa.


“Dia cantik kan? Masakannya juga mengagumkan”, ujar Naoki menabur garam di luka Kotoko *busetdah bahasanya diif :p*. Kotoko mencoba tersenyum, “tak hanya itu, saat aku berbicara dengannya aku bisa tau kalau dia benar-benar mencintaimu, jika seseorang sepertinya mencintaimu, tak mungkin kalau kau tak jatuh cinta padanya”. Kotoko tak dapat menahan perasaannya dan berbalik. Naoki memandangi Kotoko dan berkata, “Kau harus menemukan pacar yang baik juga”. Naoki meninggalkan Kotoko dan naik ke kamarnya. Kotoko tak tahan lagi dan menangis sendirian di rumah yang sepi.



Paginya Kotoko mencoba ceria saat datang ke restoran. Hanya ada papa Aihara. Kotoko bertanya dimana Kin-chan dan Odawara-san? Papa Aihara menjawab kalau mereka keluar untuk membeli beberapa barang. Kotoko kembali tak bersemangat dan berkata akan segera membersihkan restoran. Papa Aihara memanggilnya dan mengajak Kotoko berbicara. Kotoko heran, “ada apa, Ayah?”. Papa Aihara merasa mereka harus pindah dari rumah Iri-chan, “kau menyadarinya kemarin kan? Naoki serius akan pernikahannya, tak tepat jika kita tetap di rumah itu, Oizumi-san juga akan merasa tak nyaman, jika kita tetap disana mereka mungkin tak bisa menikah. Jadi, mari menemukan rumah baru dan segera pindah, tak masalah jika itu tua atau kecil”. Kotoko yang hanya diam mendengarkan setuju, tapi tak bisa menahan air matanya. Papa Aihara tau betapa menyakitkan ini. Kotoko berkata, “tidak, aku sangat bodoh kan? Tak peduli berapa banyak aku terluka, aku berjanji pada diriku kalau aku akan selalu mencintai Irie-kun, tapi sekarang....”


”Sangat penting untuk tau kapan harus berhenti. Kesempatan yang bagus untuk membuat Naoki berpikir kau adalah wanita yang atraktif”, hibur papa Aihara. Tapi Kotoko tetap sedih, papa Aihara juga mau ikut nangis, aku juga, huhuu.. “Sebaiknya kau segera melupakan Naoki”, pinta papa Aihara. Kin-chan yang ternyata sudah datang mendengarkan semua.


Malam harinya saat berjalan pulang ke rumah, Kotoko melihat bintang jatuh dan berpikir, “aku bertanya-tanya berapa banyak permintaan yang kubuat pada bintang jatuh. Tapi mulai sekarang, aku harus berhenti membuat permintaan”. Kotoko sedih lagi.

Hari acara pertunangan Naoki. Papa Irie meminta mama tidak memasang muka sedih. Mama Irie berkata ia tak bisa, ini hari pertunangan Onii-chan, ini hari terburuk dalam hidupku. “Mama, aku tak ingin membuatmu lebih depresi, tapi masih ada upacara pernikahan dan resepsi”. Mama Irie berteriak tak mau mendengarnya. Naoki turun dan mengajak papa mamanya segera pergi. Kotoko memandangi kepergian mereka dari dapur. Kotoko kembali ke dapur dan memandangi foto Sahoko yang ditempel di pintu kulkas, dan melepasnya.



Papa, mama, dan Naoki sampai di tempat acara, tapi mama Irie enggan untuk masuk. Naoki memanggil mamanya, baru mama Irie mau masuk.


Rupanya Kotoko juga punya acara sendiri pagi itu, ia melangkah tanpa semangat ke tempat pertemuannya dengan Kin-chan. Kin-chan yang sudah datang mengagetkan Kotoko dari belakang dengan ceria, tapi reaksi Kotoko datar-datar aja. Kin-chan sampe salting dan buru-buru mengajak Kotoko pergi.


Di tempat lain, acara pertunangan Naoki – Sahoko dilangsungkan dan hanya dihadiri kedua orangtua dan Chairman Oizumi. Naoki tak tampak bahagia.


Kotoko mencoba tersenyum saat bersama Kin-chan, tapi saat melihat gaun pengantin di sebuah bridal shop, Kotoko berhenti dan memikirkan Naoki yang sedang melangsungkan pertunangannya. Kin-chan menyadari itu dan bertanya apa Kotoko baik-baik saja? Kotoko mencoba kembali ceria dan berkata kalau ia ingin ke arena permainan lagi, “sebenarnya ada boneka yang aku ingin kau dapatkan untukku. Itu benar-benar cute, dengan topi merah dan ceri kecil”.

“Ayo kita menikah”

Kotoko terkejut dan berbalik.


“Ayo kita menikah”, ulang Kin-chan sambil menyodorkan boneka yang persis seperti deskripsi Kotoko barusan, dengan topi merah dan ceri kecil, wow! Kotoko kaget melihat boneka itu, “Ini..bagaimana kau bisa tau?” Kin-chan berkata ia tau apa yang Kotoko pikirkan.

“Aihara Kotoko-san, maukah kau menikah denganku?”, tanya Kin-chan lantang sambil berlutut dan mengacungkan boneka yang dipegangnya.


Kotoko tak bisa bereaksi apapun. Sementara Naoki ada di tempat pertunangan dengan muka datar.

Komentar:
Too much yang kupikirkan, episode ini bener-bener menyedihkan buat Kotoko, nggak tega liat Kotoko sediih. I’m crying aloud for her. Semua gara-gara Naoki baka! Btw, serius itu Kassy cuma numpang lewat doang? Astagaa, berubah banyak sih doi, tapi tetap tampak jejak-jejak Irie Naoki yang tampan itu.

Satu episode tersisa, dan karena episode ini masih gini-gini aja, semua klimaksnya masih kudu nunggu minggu depan. Hiks, semakin sempitlah kesempatan kita melihat momen manis Kotoko – Naoki. Jadi aku berpikiran positif kalo pasti ada season kedua. Pertanyaannya, kapan? Haha.


Oh ya, kalau dipikir-pikir kayaknya Kin-chan cocok deh sama Sahoko. Di Itakiss anime, Kin-chan akhirnya sama Chris yang pernah jadi tunangan Naoki. Chris lebih cheerful dibanding Sahoko, tapi Sahoko yang sempurna dan tenang sepertinya bisa saling melengkapi sama Kin-chan yang ceria. Dua-duanya jago masak, dan papa Aihara juga pengen Sahoko membantu di restorannya. Ohoo, it will be a sign? *smirk*

2 comments:

  1. Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, sediiiiiih bangettt. Sukses mewek niiih. Makasih ulasannya ya... Akhirnya besok sampai di episode terakhir, horeeeee! *menanti Rain Kiss, heheehe*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih juga udah baca.. Yep, nggak sabaaar! :)

      Delete