Wednesday, October 30, 2013

Dani Pedrosa vs Marc Marquez vs Jorge Lorenzo


Ingat dengan insiden di tikungan terakhir lap terakhir Jerez musim ini? Atau mungkin ini yang lebih baru, insiden menyebalkan yang menimpa Dani di Aragon persis di hari ulang tahunnya yang ke 28? Kejadian yang berbeda dampaknya, but with the same culprit, Marc Marquez.

Di Jerez, Marquez menyalip Lorenzo yang saat itu di posisi 2 dari dalam tikungan, Lorenzo sama sekali nggak mengantisipasi kedatangan Marquez dan mereka bersenggolan. Lorenzo melebar dan Marquez mengambil alih posisi 2 di belakang Dani, dan Lorenzo terpaksa finish ketiga.

Di Aragon, Dani yang sedang ada di posisi 2 dan bersiap menunggu momen untuk mengovertake Lorenzo, tiba-tiba terpelanting dari motornya saat Marquez yang ada di belakangnya melebar keluar lintasan, dan terpaksa gagal finish untuk pertama kalinya saat race musim ini. Setelah race baru diketahui kalau sebelum melebar, Marquez sedikit menyenggol motor Dani karena late breaking, dan membuat kabel traction control di RCV milik Dani putus. Jadi tanpa tau apapun, saat Dani menggas motornya, Dani justru terlempar. Very very weird accident because of that damn TC cable and that unresponsible rider. Memang bukan salah Marquez sepenuhnya, dia nggak tau kalau sentuhan minimal akan berakibat buruk pada rekan setimnya, tapi tetap saja Marquez penyebab semua petaka ini.

Dampak dua insiden ini berbeda. Lorenzo nggak jatuh karena senggolan Marquez dan tetap bisa finish meski harus merelakan posisi kedua direbut Marquez. Lorenzo tetap mendapatkan 16 poin yang berharga. Sementara Dani harus gagal finish, merelakan 16, atau 20, atau bahkan 25 poin yang berharga melayang, membuat hari ulang tahunnya terasa seperti mimpi buruk, dan memang bukan cedera berat *untunglah*, tapi cukup membuat Dani 3 hari nggak bisa bangun dari tempat tidur, dan terus menerus menahan nyeri, bahkan sampai race Phillip Island minggu kemarin. Dan yang terburuk, Dani harus merelakan kesempatan untuk menjadi juara dunia kembali lenyap.

Tapi mari kita lihat gimana kedua rider yang jadi korban itu menyikapi ini. Sesaat setelah finish, Lorenzo tampak sangat marah dan bahkan jelas menolak uluran tangan Marquez di parc ferme. Meskipun lama kelamaan akhirnya bisa biasa aja, kelihatannya. Dan Dani, dia jelas kesal dan mempertanyakan standar keamanan membalap di MotoGP, tapi setelah itu ya udah, dia maafin Marquez dan nggak menyalahkan Repsol Honda timnya. Tapi kejadian di Aragon dianggap serius oleh Race Direction dan menjadwalkan agenda hearing sebelum race Sepang di Malaysia. Setelah mendengar pendapat kedua belah pihak, Race Direction memutuskan Marquez mendapat 1 poin penalti, yang sejujurnya nggak berarti apapun. Sebelum hearing pun Dani udah pasrah, apapun keputusannya toh dia tetap nggak mendapat poin *hiks*. Tapi, Lorenzo dengan sinisnya berkomentar hukuman 1 poin penalti terlalu berat untuk Marquez, seharusnya Marquez mendapatkan tambahan poin di championship setelah apa yang ia lakukan sepanjang musim ini, seperti kejadian di Jerez, membuat marshal berlarian seperti ayam-ayam di Silverstone, dan menyalip Rossi di luar tikungan di Laguna Seca itu tontonan yang seru bukan? Haha, Lorenzo sadis amiiir..

Di luar lintasan, Dani tentu saja masih bersikap baik sama team matenya itu, sementara Lorenzo juga kembali biasa-biasa saja dengan Marquez, meski jelas mereka bukan teman baik. Di permukaan, semua tampak kembali baik-baik saja, tapi kita nggak pernah bisa menilai sesuatu hanya dari luarnya saja bukan?

Perbedaan besar sesungguhnya tampak di lintasan balap. Marquez yang meskipun sudah mendapat peringatan dari banyak pihak, termasuk Casey Stoner, bersikeras mempertahankan gaya membalapnya. Dan Lorenzo merespons ini dengan menurunkan level balapnya saat berduel dengan Marquez. Maksudnya, Marquez balapnya sembarangan, dia juga akan membalap sembarangan. Ini keliatan jelas di race Sepang kemarin, waktu Lorenzo – Marquez berkali-kali saling mengovertake, di salah satu aksinya, Lorenzo menyenggol Marquez. Aku yang liat langsung bisa menyimpulkan, ah kayaknya Lorenzo balas dendam senggolan Marquez di Jerez dulu deh, hahaa, bener nggaknya nggak tau deh. Next, di race geje Phillip Island, senggolan mengerikan kembali terjadi antara Lorenzo – Marquez, Marquez keluar dari pit saat Lorenzo datang dan masuk tikungan pertama dengan kecepaatan tinggi dan akhirnya bersenggolan cukup keras, untung nggak ada yang celaka. Salah dua-duanya menurutku, dan jelas kalo nggak ada yang mau ngalah.

Lalu apa yang dilakukan Dani saat di trek dan berduel dengan Marquez? Dani tetap Dani yang membalap pada level biasanya, dan tentu saja nggak berusaha membahayakan rider lain. Setiap mengovertake pun, Dani selalu melakukan clean pass. Saat persis berada di belakang rider lain pun ada attitude aman yang selalu dipatuhi Dani.

Sudah bisa melihat perbedaannya? Lorenzo menghadapi Marquez yang nggak dewasa, dengan cara yang juga nggak dewasa. Sementara Dani, sama sekali nggak mau menurunkan levelnya untuk membalas dendam. Truly gentleman, right?


Well, no offense for Marquez or Lorenzo’s fans ya. Ini sekedar pengamatan, dan kesimpulan yang mungkin amat sangat dangkal. Dan sejujurnya, MotoGP musim ini sangat amat membosankan, cuma 3 orang yang bisa merebutkan tempat terdepan. Penampilan Dani musim ini pun agak mengecewakan. Entahlah Dani di paruh musim kedua tahun lalu menghilang kemana, bahkan sejak race pertama di Qatar, Dani sudah berbeda. Siapapun yang akan jadi juara dunia nanti, aku nggak terlalu peduli. Kalaupun Marquez, berarti itu buah dari konsistensinya sepanjang musim yang selalu finish di podium, meskipun kadang membahayakan rider lain. Atau kalaupun Lorenzo, berarti itu buah dari kerja kerasnya mengejar ketertinggalan setelah cedera collarbone di Assen lalu, meskipun aku nggak suka omong besarnya. Dan semoga saja musim depan Dani kembali ke best formnya and get his best luck. Dani jelas pembalap hebat, tapi seandainya dia punya passion sebesar Vettel, mungkin kita akan lebih sering melihat Dani yang tersenyum lebar.

No comments:

Post a Comment