Monday, September 15, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 5 Part 2


Da In benar-benar datang ke acara pernikahan yang dihadiri Kwang Soo. Young Hoon memuji Da In yang tak berubah dan tetap cantik. Teman-teman Kwang Soo yang lain mengenali Da In sebagai gadis yang sangat mempermalukan Kwang Soo dulu, dan penasaran kenapa dulu Da In memukul Kwang Soo. Yang ditanya diam saja, jadi Young Hoon yang menjawab kalau sampai sekarang Kwang Soo belum tau alasannya, ia benar-benar menyedihkan. Temannya jadi menduga kalau Kwang Soo selingkuh.


Kwang Soo kesal dan minta mereka pikirkan urusan mereka saja sendiri. Semua penasaran dan menyuruh Kwang Soo bertanya langsung sekarang, sudah lebih dari 10 tahun, tanya saja dengan santai. Kwang Soo makin kesal. Young Hoon dan teman Kwang Soo yang lain bangkit untuk bertanya pada Da In, tapi Kwang Soo mencegah mereka, ia akan mengatasinya sendiri.


Kwang Soo mengamati Da In sedang membujuk Eun Suh makan. Rupanya Eun Suh enggan makan karena ia pipis di celana, Da In baru sadar saat memangkunya. Da In pun berpamitan dan pulang duluan. Di seberang sana, Young Hoon dan teman-teman Kwang Soo masih saja membahas soal mereka berdua. Temannya berpikir kalau Kwang Soo lah yang akan menikah dengan Da In, tapi.. Young Hoon sampai bilang kau tak pernah tau sampai kau sudah ada di gedung pernikahan.


Temannya menyuruh Kwang Soo segera menikah, ini bukan karena kau belum bisa melupakannya kan? Temannya yang lain tak sependapat, standar Kwang Soo terlalu tinggi karena ia sepanjang waktu ada di dekat selebritis. Dan tanggapan Kwang Soo? Ia diam saja mendengar ocehan mereka.


Da In menggendong Eun Suh yang menangis pulang, tapi tak ada taksi yang mau berhenti. Sebuah mobil berhenti, mobil Kwang Soo. Ia menyuruh Da In masuk. Awalnya ragu, tapi Da In tak menolak karena Eun Suh yang rewel. Suasana canggung di dalam mobil. Kwang Soo bertanya kabar Da In. Tak ada jawaban, jadi Kwang Soo bergumam kalau Da In pasti baik-baik saja.


“Dimana aku harus menurunkanmu?” tanya Kwang Soo lagi. Dan lagi, tak ada jawaban. Kwang Soo sadar sendiri kalau mereka tinggal di gedung yang sama. Agar tak makin canggung, Kwang Soo menyetel radio, tapi semua lagunya begitu berisik, Da In khawatir Eun Suh terbangun. Kwang Soo pun ganti memutar CD, tapi yang terputar adalah lagu kenangan mereka dulu. Dalam diam, kenangan manis mereka dulu terputar lagi.




Mereka sampai. Suasana masih sangat canggung, sampai-sampai pertanyaan yang keluar dari mulut Kwang Soo malah soal sashimi tadi enak kan? Da In masih diam saja, dan Kwang Soo kembali menjawab pertanyaannya sendiri. Kwang Soo akan bertanya lagi, tapi tak jadi dan menyuruh Da In masuk saja. Da In akhirnya membuka mulut, berterimakasih. Hanya itu yang ingin ia katakan. Da In tak memberi kesempatan pada Kwang Soo yang mungkin saja akhirnya berani bertanya soal masa lalu mereka dan pamit masuk duluan.


Kwang Soo mengingat hari itu. Bagaimanapun ia mengetuk pintu rumah Da In, pintu itu tak pernah terbuka. Meski Kwang Soo menangis dan berteriak mengaku ia yang bersalah. Dan sampai sekarang, Kwang Soo masih di tempat yang sama saat mereka berpisah hari itu (a.k.a doi belom move on).


Meski tadinya menolak, Jin Gu ikut juga dengan temannya bersenang-senang di tempat yang penuh para gadis. Mencoba menghibur, temannya berkata Jin Gu dan Se Young tak cocok, ia sedikit pendek, dan terlalu keras kepala. Jin Gu minta temannya diam. Temannya menurut dan mengajak Jin Gu bersenang-senang.


Se Young juga bersama temannya, minum-minum. Sun Ah kaget Jin Gu mencium Se Young lagi. Kang Jin Gu benar-benar masih pria brengsek, lalu apa yang akan kau lakukan? Se Young tak tau, setelah susah payah menjadi teman, sekarang jadi tak nyaman lagi. Se Young bahkan tak ingin melihatnya. Sun Ah berkata kalau Se Young harusnya berkencan dengan pria, bukannya berteman dengan mereka. Se Young tak setuju, jika kau bisa bicara hati ke hati dan bersandar pada mereka, kau bisa berteman. Menurut Sun Ah, hal seperti itu dilakukan pada pasangan.


“Tetap saja kau harus tulus untuk mencintai dan bergantung satu sama lain,” sahut Se Young. Sun Ah malah merasa Se Young hidup di negeri dongeng, ketulusan? Ia tak menyuruh Se Young menikah. Jin Gu oppa good looking dan dia menyukaimu, jadi cukup berkencan saja sekarang, meskipun dia playboy dan brengsek (ehh, tadi muji kok terus menghina? Hahaa). Se Young bisa putus kalau Jin Gu benar-benar tak berubah setelah beberapa kali kencan. Kencan saja dulu, khawatir belakangan.

Se Young tak bisa seperti itu. Tapi Sun Ah hanya memberi jalan keluar saat Se Young menyukai seseorang, jangan terlalu percaya akan ketulusan agar tak terlalu sakit nantinya. Dan lagi kenapa kau butuh ketulusan 100%?


Jin Gu tampak bersenang-senang dan berhasil memikat seorang gadis cantik. Temannya menyuruh gadis itu berhati-hati, ia sangat brengsek. Gadis itu tak ambil pusing, ia merasa Jin Gu tampak seperti pria baik dan lembut. Jin Gu malah membenarkan perkataan temannya, ia memang pria brengsek, ia hanya tulus saat ingin. Gadis itu tak masalah, selama kau tulus sekarang. Jin Gu membenarkan, dan bergumam soal Se Young yang bodoh dan ketinggalan jaman.


Sun Ah jujur pada Se Young kalau ia juga naksir berat pada Jin Gu. “Apa dia menciummu juga?” tanya Se Young langsung. Sun Ah mengangguk... dalam mimpi. Hahahaa, Se Young sampe kesal. Sun Ah heran, kenapa Jin Gu tak menggodanya juga. Ia jadi benar-benar marah, harga dirinya terluka, hahaha *ngakak lagi*.

 

Sun Ah mulai sedikit serius, Jin Gu memang sudah mematahkan hati banyak wanita, tapi itu bukan salahnya juga. Ia membuat orang merasa bersemangat dan bisa membuatmu nyaman, pantas saja semua gadis yang berbicara padanya bisa jatuh cinta. Menurut Se Young itu cuma ketulusan sementara, mana bisa kau tulus pada semua gadis secara bersamaan? Dia benar-benar playboy kelas kakap. Sun Ah tersenyum curiga, “Kau juga menyukainya kan?” Se Young menyangkal, berkali-kali. Tapi itu malah meyakinkan Sun Ah kalau tebakannya benar.


Jin Gu tak bersemangat dan menjawab semua pertanyaan gadis di sebelahnya dengan ‘tak tau’. Gadis itu mengajak Jin Gu keluar, ia akan ganti baju dan menunggu di depan. Tapi Jin Gu tak muncul meski gadis itu menunggu lama. 


Ya Jin Gu-nya aja udah ada di taksi. Jin Gu menelpon Se Young, tersambung tapi tak ada jawaban. Jin Gu mengirim pesan, ‘Se Young, ayo bicara.’ Jin Gu bergumam dalam hati kenapa ia tak menyadari ini lebih cepat.

[Spring, 2012. Jin Gu’s story]


Jin Gu dan Se Young mengerjakan tugas berdua. Tapi hanya Se Young yang bekerja, Jin Gu daritadi hanya tersenyum menatap Se Young. Dilihatin begitu, Se Young jadi salah tingkah. “Kenapa? Kau khawatir aku mungkin akan menciummu?” goda Jin Gu. Se Young makin gugup dan menyangkal, tapi Jin Gu terus mendekat.. dan benar-benar menciumnya. Se Young membeku. Saat melepas ciumannya, Jin Gu menempelkan telunjuk di bibirnya, minta ini jadi rahasia mereka berdua.


Jin Gu: [Semuanya terbiasa mudah padaku. Aku tak takut pada apapun.]

Dan ya, Jin Gu si playboy juga mencium gadis-gadis lain dan minta mereka merahasiakan ini. Sayangnya, Se Young memergoki kelakuan Jin Gu itu. Ia berbalik pergi dengan hati hancur.

 

Jin Gu: [Lalu suatu hari, aku menemukan seorang gadis yang untuk pertama kalinya aku tak ingin kehilangan dia.]

Saat karaoke bersama kantor, Se Young menyanyi penuh penghayatan. Sementara Jin Gu seperti biasa sibuk meladeni gadis-gadis. Sampai ia tak sengaja menatap Se Young yang menyanyi, dan tak bisa melepaskan pandangannya.

 

Jin Gu: [Mereka bilang butuh 7 detik untuk seorang pria jatuh cinta dengan seorang gadis. Tapi perlu 7 bulan untukku. Itulah bagaimana aku jatuh cinta padanya. Tapi kami benar-benar menjadi teman baik setelah itu.]


Back to now. Tak ada jawaban untuk pesan Jin Gu. Sun Ah minta Se Young berhenti berbohong, kau bilang tidak tapi kau peduli padanya, dan kau tau, kau sangat cantik waktu itu. Sangat cantik, kau bukan Miss Piggy yang kukenal. Gadis memang seperti itu, saat jatuh cinta mereka jadi lebih cantik. Se Young diam saja.


Jin Gu menunggu Se Young di halte tempat bis 909 yang biasa mereka tumpangi berhenti. Dan tetap tak ada balasan pesan dari Se Young. Jin Gu mengamati setiap bis 909 yang berhenti, tapi tak ada Se Young di situ. Se Young ada di bis selanjutnya, namun saat melihat Jin Gu yang duduk menunggunya, Se Young urung turun dari bis.

 

Di bis, pesan dari Jin Gu kembali masuk, dan Se Young kembali mengabaikannya. Perkataan Sun Ah tadi mengingatkannya akan perlakuan manis Jin Gu. Jin Gu memberinya tempat kartu nama yang cantik karena Se Young selalu saja kehilangan kartu namanya, bonus kartu nama Jin Gu di situ. Se Young tersentuh meski Jin Gu mengomelinya seperti orang pikun yang selalu lupa. Dan kartu nama Jin Gu di situ agar Se Young menelponnya saat memikirkan Jin Gu. Diam-diam Se Young tertawa senang.


Saat Jin Gu menciumnya sebenarnya Se Young sangat sangat gembira. Ia bahkan semangat berlatih dandan. Dan ya, Se Young sangat cantik hari itu. Tapi kegembiraannya lenyap saat melihat Jin Gu mencium gadis lain. Hatinya patah, karena Jin Gu sama sekali tak merasa bersalah.


Jin Gu masih menunggu Se Young. [Sangat sulit bagiku untuk memberitahunya. Tapi aku tak bisa memberitahunya apa yang benar-benar ingin kukatakan.]


Min Gu: [Kau membuatku tersenyum begitu lebar]
Kwang Soo: [... tapi kau juga membuatku sangat kesepian.]


Komentar:
Menurutku Jin Gu bersalah, dia udah nyakitin banyak anak gadisnya orang sih. Se Young mungkin memang masih suka, tapi wajar kalau dia berat untuk percaya lagi sama Jin Gu. Se Young takut jatuh di lubang yang sama dua kali, dan memperdalam luka lamanya. 

Duh, ini masih episode awal-awal kenapa udah gloomy amat begini sih?

No comments:

Post a Comment