Thursday, October 16, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 13 Part 1


 

Kwang Soo menemani Eun Suh bermain di playground apartemen mereka dan Da In duduk sambil senyum mengamati mereka. Da In melihat sekeliling, sepertinya sudah semakin sore, jadi Da In mengajak Eun Suh pulang, sudah waktunya makan. Tapi Eun Suh melepaskan tangan Da In, ia lebih memilih bersama Kwang Soo. “Paman sedang sibuk, nanti ibu akan bermain denganmu,” bujuk Da In. Kwang Soo berkata ia tak sibuk dan mengajak Eun Suh bermain sebentar lagi.


Ibu melihat mereka dan langsung teriak memanggil adiknya. Da In tampak tak enak, tapi Kwang Soo cuek saja dan tetap main dengan Eun Suh.

[Alasan kami bisa melalui waktu sulit adalah karena kami mencintai orang itu.]

Track 13. Because I Love You


Pagi hari di lift kantor, Jin Gu kesal mendengar karyawan lain yang memuji-muji Miss Piggy-nya, menurut mereka Se Young lebih cantik sekarang dan ingin mengajaknya berkencan. Tapi pas sampai di mejanya, ia senyum-senyum melihat Se Young yang tersenyum menyambutnya.


Kepala Kim menawari Se Young kencan buta. Temannya jatuh cinta saat melihat foto Se Young dan dia dermatologis terkenal di Gangnam. Kepala Kim menunjukkan fotonya, dia tinggi dan tampan. Jin Gu langsung batuk-batuk. Bo Sun nimbrung dan berkata ini benar-benar jackpot, Se Young bisa dapat perawatan kulit gratis seumur hidup. Se Young menolak halus, ia tak tertarik kencan buta, lain kali saja.


Jawaban itu malah menguatkan kecurigaan kepala Kim kalau Se Young punya pacar, si ‘idiot’ atau apalah itu. Se Young menyangkal. Kepala Kim dan Bo Sun berusaha meyakinkan kalau ini tangkapan bagus, dan menurut Bo Sun ia benar-benar calon suami ideal, 50 kali lebih baik darimu.

Jin Gu tak bisa menahan diri dan berkata Se Young 50.000 kali lebih baik. Kepala Kim jadi heran kenapa Jin Gu sampai segitunya, apa kau pacarnya? Jin Gu diam. Bo Sun sampai menepuk dada berkali-kali saking tak tahannya ingin mengatakan yang sebenarnya. Kepala Kim hanya menganggap Jin Gu aneh dan terus membujuk Se Young.

 

“Idiot itu adalah aku!” teriak Jin Gu tak tahan, aku pacar Ma Se Young. Semua kaget, Se Young apalagi, meski Bo Sun malah tertawa lega karena tak lagi harus menjaga rahasia. Melihat Bo Sun yang sudah tau, Kepala Kim kesal karena ia satu-satunya yang tak tau di antara mereka.


Se Young menarik Jin Gu ke tangga darurat dan memukulinya kesal. Jin Gu membela diri, ia jengkel dengan mereka, padahal Miss Piggynya sangat cantik. Se Young mengeluh ia tak bisa bekerja dengan damai lagi karena Jin Gu, rumor pasti sudah menyebar. Jin Gu tak peduli, mereka toh bukan selingkuh. Se Young berkata Jin Gu tak tau beratnya ini untuk wanita. Jin Gu tau, Se Young tak mau jadi tak nyaman kalau mereka putus kan? Jin Gu minta Se Young tak khawatir, karena ia tak akan putus dengan Se Young. Jadi jangan pernah berpikir untuk resign atau semacamnya setelah mereka putus. “Miss Piggy, kau pacar terakhirku.”


Se Young tak percaya dan merasa Jin Gu terlalu banyak menonton film. Jin Gu malah ingin memasang iklan kalau mereka pacaran, ia benar-benar ingin menyombongkan Se Young. Se Young tetap kesal, bagaimana bisa Jin Gu mengatakannya saat ada Go Eun di situ? Bukannya khawatir soal Go Eun, Jin Gu malah senang mereka tak perlu datang diam-diam ke tangga darurat lagi dan merentangkan tangannya, ia akan memberikan pelukan untuk merayakan terakhir kalinya mereka ke sini. Se Young tak meladeni dan malah menyuruh Jin Gu menghitung sampai 10 sebelum menyusulnya pergi. Jin Gu cuma bisa berteriak kesal.

 

Jin Gu hendak mengcopy sesuatu dan bertemu Go Eun di sana. Jin Gu memanggilnya, tapi Go Eun hanya mengangguk sekilas, tak ingin bicara dengan Jin Gu. Go Eun baru menoleh di panggilan kedua. Jin Gu mengajak Go Eun minum kopi, ada yang ingin ia bicarakan. “Sunbae, aku pernah bilang kalau tersenyum adalah kebiasaanku, tapi itu sangat berat saat ini,” ujar Go Eun lalu pergi.





Mereka rapat untuk program musim dingin. Go Eun sibuk dengan pikirannya dan tak mendengar namanya dipanggil berkali-kali untuk presentasi. Saat menyampaikan programnya pun, Go Eun berbicara dengan patah-patah karena menahan tangis, tapi kemudian ia menangis juga dan meninggalkan ruang rapat. Semua heran dengan Go Eun, apa ia sakit?


Go Eun menangis di toilet. Se Young menghampirinya dan minta maaf. “Ini lebih berat karena itu kau, unni. Kau bilang kau tak menyukainya. Aku ingin marah padamu, tapi tak bisa,” ujar Go Eun yang terisak. Se Young makin merasa bersalah dan ikut menangis.

 

Soo Ah berjalan pulang dari tempat lesnya tanpa semangat, ia merasa bersalah sudah mengatai Min Gu anak kecil. Ia tak sadar kalau Min Gu berjalan beberapa langkah di belakangnya sampai Min Gu memanggil namanya. Min Gu tersenyum mendekat, ia sudah memikirkan perkataan Soo Ah. “Kau bilang kau ingin bersandar padaku? Sini bersandarlah,” ujarnya merangkul Soo Ah. Soo Ah tertawa. Min Gu janji akan menjadi pacar yang bisa diandalkan mulai sekarang dan minta Soo Ah terus jujur padanya. Soo Ah tertawa mengangguk.


“Tapi apa kau tak capek?” tanya Min Gu. Soo Ah menggeleng, kenapa? “Kau berlari terus di mimpiku sepanjang malam, kau benar-benar tak capek?” gombal Min Gu. Soo Ah tertawa, cheesy sekali. Min Gu agak kesal dikatai cheesy, tapi Soo Ah mengingatkan Min Gu yang memintanya jujur, hahaa, lha emang cheesy kok :p.

  

Untuk pertama kalinya Min Gu mengenalkan Soo Ah pada teman-temannya di tempat mereka biasa main game. Temannya yang gendut menyapa Soo Ah sopan dengan panggilan Bong Sook-ie noona dan mempersilahkannya duduk. Min Gu duduk dan mulai asik main dengan mereka. Soo Ah bosan menunggunya, sudah 2 jam tapi Min Gu masih tetap asik. Temannya yang gendut kebelet ke toilet dan minta Soo Ah menggantikan dirinya agar tak kalah.


Soo Ah duduk, dan bahkan ia lebih jago dari Min Gu. Soo Ah main dengan serius dan menang. Dua teman Min Gu memuji Soo Ah yang seperti pemilik PC game room atau pro gamer. Min Gu tampak tak suka dan pergi tanpa berkata apapun. Soo Ah menyusulnya, bertanya apa Min Gu marah lagi padanya? Min Gu penasaran darimana Soo Ah belajar main seperti itu? Soo Ah berkata jujur kalau ia belajar dari beberapa oppa. Min Gu tampak tak suka lagi.


Soo Ah berkata lebih jujur kalau tadi ia tak serius main, dulu ia bahkan bisa main sampai jarinya berdarah. Min Gu kaget. Soo Ah tertawa, ia bercanda. Ia cuma belajar sedikit dan berhenti, sudah lama sejak ia main. Min Gu hanya ber ‘oh’ pendek.


Soo Ah tau kalau Min Gu marah lagi. Min Gu menyangkal. Soo Ah minta Min Gu jujur, kau sangat terganggu? Min Gu menyangkal lagi. Soo Ah tau Min Gu terganggu dan mulai menangis, ia sudah tau ini akan sulit. Ia takut Min Gu tak menyukainya saat tau Soo Ah yang sebenarnya dan itu membuat Soo Ah sangat khawatir setiap harinya. Soo Ah tak pernah merasa tenang setiap menemui Min Gu dan akhirnya seperti ini.


“Apa maksudmu akhirnya seperti ini?” tanya Min Gu. Menurut Soo Ah, Min Gu tak pernah benar-benar menyukainya. Gadis yang Min Gu sukai bukan dirinya yang sebenarnya dan ia mengembalikan gelang pemberian Min Gu. Min Gu kaget, “Han Soo Ah..”


“Namaku Bong Sook dan aku tak butuh itu lagi. Aku baru menemukan kalau keinginanku tak akan terkabul,” ujar Soo Ah lalu pergi. Min Gu memanggilnya, tapi Soo Ah terus jalan dan tak menoleh lagi.


Kwang Soo sibuk mencari kunci mobilnya. Dong Gu yang ditanyainya sama sekali tak membantu, malah menggoda samchoonnya. Baru mau mencari lagi, ibu masuk tergopoh-gopoh dengan jok anak milik Kwang Soo. Kwang Soo bertanya heran apa yang ibu lakukan? Ibu malah tanya balik mau ke mana Kwang Soo, bukannya ini hari liburmu. Kwang Soo kesal kenapa ibu mengambil kursi itu dari mobilnya.


“Untuk apa lagi? Aku ingin menggunakannya,” dalih ibu yang langsung menduduki kursinya. Tapi itu malah membuat kursinya rusak dan membuat Kwang Soo makin kesal. “Aku sudah bilang kau akan bertemu seseorang musim gugur ini, tapi mereka kabur karena kau berkencan dengan single mom. Bagaimana bisa kau menaruh kursi ini di mobilmu? Orang-orang akan berpikir kau punya anak,” keluh ibu.


Kwang Soo tak peduli, ia sudah seperti ayahnya. Ibu kaget. “Eun Suh adalah anakku,” ujar Kwang Soo serius. Kali ini Dong Gu ikutan kaget. Ibu tak percaya dan minta Kwang Soo mengulangnya. Kwang Soo minta ibu menjaga rahasia dan menyerah saja kali ini. Ibu yang shock mulai berhitung, “Kau gila! Sudah 10 tahun sejak kau tak bertemu dengannya, Eun Suh baru 5 tahun. Memangnya ia menua setahun setiap 2 tahun?”


Yang jelas Kwang Soo menganggapnya seperti anak sendiri lalu pergi. Ibu memukulnya kesal, kenapa kau mengharapkan wanita yang tak menginginkanmu? Kwang Soo jadi tau kalau ibu bicara dengan Da In dan makin kesal, “Kenapa tak mengomporinya untuk putus saja denganku?” Ibu menyangkal, ia tak melakukannya. Ibu hanya khawatir Kwang Soo akan menderita kalau menikah dengan single mom. Kwang Soo minta kakaknya menyerah karena ia akan menikahi Da In.


Kwang Soo buru-buru naik ke lantai atas, dan sudah khawatir harus berkata apa pada Da In. Tapi Da In keluar sambil tersenyum dengan Eun Suh, sudah siap pergi. Kwang Soo mau menjelaskan soal kakaknya, tapi Da In malah berkata ia lupa berterimakasih sudah dibawakan makanan dan minta Kwang Soo menyampaikan rasa terimakasihnya. Kwang Soo agak heran, meski mengangguk juga. Da In ingin pergi ke suatu tempat dan mengajak Kwang Soo segera pergi.


Da In ternyata ingin pergi belanja ke mall. Kwang Soo mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi dan sibuk memilihkan baju untuk Da In. Da In ingin tau siapa yang menelpon. Kwang Soo bilang itu telpon spam.

 

Puas belanja, waktunya Eun Suh bermain. Kwang Soo menemani Eun Suh main tangkap ikan dan Da In memandangi mereka sambil senyum. Ponsel Kwang Soo yang ditinggal di meja bunyi lagi.. dari ibu. Senyum Da In hilang saat melihatnya. Tapi ia berusaha kembali tersenyum saat Kwang Soo duduk menghampirinya dan mengajaknya foto selca.


Kwang Soo melihat hasil fotonya seksama dan menyuruh Da In pergi ke rumah sakit, “Wajahmu sangat kecil, bagaimana nanti kalau sampai mengilang?” Err, samchoon.. Da In mengajak Kwang Soo makan di rumah saja, ia akan memasak masakan kesukaan Kwang Soo. Kwang Soo mengiyakan, tapi entah kenapa ia tak tampak terlalu senang.


Sudah hampir jam pulang saat Bos Jo memberikan setumpuk dokumen sponsor untuk Se Young, deadlinenya besok dan Se Young disuruh menyelesaikannya malam ini. “Semua ini saya yang mengerjakan?” tanya Se Young. Bos Jo menyindir Se Young tak akan mengerjakan sendirian sambil melirik Jin Gu, kalian kan bisa pacaran sambil bekerja atau sebaliknya.

 

Se Young sudah kesal gara-gara bosnya, masih ditambah Jin Gu yang bukannya membantu malah nempel-nempel padanya, bagaimana kalau orang lain melihat kita? Jin Gu mendekat dan menyender ke bahu Se Young lagi, tak akan ada yang melihat, semua orang sudah pulang. Se Young kesal dan mendorong Jin Gu jauh-jauh. Jin Gu mendekat lagi dan mengganggu Se Young lagi. Se Young menendang kursinya lagi. Begitu berkali-kali sampai Se Young tertawa-tawa mengeluhkan Jin Gu yang sama sekali tak membantu.


Jin Gu tanya apa Se Young tak lapar dan menawarinya ayam. Jin Gu bingung pesan di mana dan ingat ayam yang dibawakan Se Young dan Jae Bum saat ia lembur. Sedetik kemudian Jin Gu sadar sudah salah bicara dan menarik flashdisk Se Young, ia akan menyelesaikannya di rumah dan mengajak Se Young pergi. Se Young tak mau dan berusaha merebut flashdisknya.


Tapi sepertinya Se Young lalu mengalah karena mereka lalu jalan bergandengan ke tempat Han Gu. Dari jauh Han Gu sudah memberi isyarat agar mereka tak mendekat. Ada Jae Bum dan dia sudah minum 3 botol soju dalam 1 jam. Han Gu tau Jae Bum sudah jadi direktur eksekutif dan bertanya apa kalian berdua belum dipecat? Hahaa.

 

Jin Gu minta Se Young menunggu, dan ia menghampiri Jae Bum. Jin Gu mencegah Jae Bum yang mau minum lagi dan meminta maaf. Jae Bum malas menanggapi dan bangkit pergi. Saat mau masuk taksi, Jae Bum menyindir Jin Gu yang pasti senang mendengar semua kekhawatirannya. Ia merasa bodoh berpikir kalau Jin Gu temannya dan pergi tanpa berkata apapun lagi. Se Young dengar semuanya dan itu membuatnya sedih lagi.


Jin Gu berusaha menghibur Se Young, tapi tak berhasil. Se Young menangis, apa mereka benar baik-baik saja seperti ini? Jae Bum dan Go Eun menderita karena mereka. Se Young sangat merasa bersalah tapi tak bisa melakukan apapun. Jin Gu menenangkan semua akan baik-baik saja.


Se Young pamit masuk, tapi Jin Gu tak bisa membiarkan Se Young sendirian. Ia harus memastikan Se Young tidur dulu. Ia tak akan bisa tidur kalau Se Young masih sedih seperti ini. Se Young diam saja dan membiarkan Jin Gu mengantarnya naik. Jin Gu memandangi Se Young yang sudah tertidur dan membelai  kepalanya lembut.



Note:
Mian lama. Selain rada sibuk, memang beginilah sindrom drama di 2 episode terakhir, nulisnya udah nggak pake deadline jadi ntar-ntar aja, hahaa.

1 comment:

  1. Semoga Jin Gu sama Se young ga putus cuma gara" Jae Bum dan Ga Eun -,- btw gomawo and fighting~~ ^_^

    ReplyDelete