Friday, October 17, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 13 Part 2


Da In sampai rumah dan mengajak Kwang Soo masuk. Kwang Soo sedikit ragu, ini pertama kalinya Da In membiarkannya masuk. Tapi Kwang Soo masuk juga dan memuji rumah Da In yang sangat bersih. Da In sudah berubah banyak karena 10 tahun lalu Kwang Soo yang membersihkan rumah untuk Da In. Da In hanya tersenyum dan mulai menyiapkan makan malam mereka. Kwang Soo ingin membantu, tapi Da In menyuruhnya main bersama Eun Suh saja.

 

Sementara Da In memasak, Kwang Soo juga bermain masak-masakan dengan Eun Suh. Tak lama masakan Da In siap, dan Kwang Soo langsung semangat mencobanya. Ia memuji masakan Da In yang seperti seorang pro, padahal dulu Da In bahkan tak bisa membuat kimbap. Da In tersenyum, ia seorang ibu jadi itu muncul secara natural. Kwang Soo makan dengan lahap sambil terus mengajak ngobrol Eun Suh.


Eun Suh sudah tertidur. Kwang Soo senang karena berarti hanya tinggal mereka berdua, apalagi Da In bertanya apa dia capek? Kwang Soo sudah berharap, tapi Da In ternyata mengajaknya keluar menghirup udara segar. Meski sedikit kecewa, Kwang Soo setuju saja.

 

Di luar, Da In berkata ia bersenang-senang tadi dan tak akan melupakan hari ini. “Ada apa? Setiap hari akan seperti ini,” sahut Kwang Soo. Kwang Soo bisa mencium sesuatu terjadi dan menebak itu karena kakaknya. Da In menggeleng, hanya saja melihatmu dan Eun Suh bersama sepanjang hari membuatku menginginkan lebih. Kwang Soo senang karena Da In menginginkan lebih. Tapi Da In merasa seharusnya ia tak seperti itu.

“Apa yang salah? Kau bisa menginginkan sebanyak yang kau inginkan. Apa yang kau takutkan?”

Semuanya, jawab Da In. Ia tak bisa hanya memikirkan dirinya dan menyebabkan masalah bagi Kwang Soo. Tapi semua perkataan Da In terdengar seperti ‘i love you’ di telinga Kwang Soo. Sangat sulit bagi Kwang Soo untuk bisa menggenggam tangan Da In lagi, jadi ia tak mau melepaskannya. Kwang Soo minta Da In tak mengkhawatirkan kakaknya, ia yang akan mengurusnya. Dan Eun Suh? Kwang Soo sudah menganggap Eun Suh anaknya, semua orang bilang Eun Suh mirip dengannya, meski ia yakin Eun Suh tak suka dibilang seperti itu, hahaa.


“Oppa, tapi ini..” potong Da In. Kwang Soo tak ingin Da In melanjutkan kata-katanya dan memintanya bersandar saja padanya.

 

Di kamarnya, Kwang Soo memandangi sepasang cincin yang sudah ia siapkan untuknya dan Da In. Ia tampak khawatir dan mengirim pesan pada Da In, mengajaknya bertemu di cafe di Samcheongdong, ada sesuatu yang ingin ia berikan. Dan pesan Kwang Soo itu membuat Da In yang sudah bimbang, makin bimbang.


Min Gu mempersiapkan baju untuk pertandingannya besok, dan ia memutuskan menelpon Soo Ah. Tak ada jawaban. Jadi Min Gu mengiriminya pesan, ingin Soo Ah datang ke pertandingan besok. Ia memanggil Soo Ah dengan sebutan ‘Noona’.

 

Pagi harinya, Min Gu segera mengecek ponselnya yang berbunyi, berharap itu dari Soo Ah. Tapi ternyata ibunya yang lagi-lagi mengiriminya gambar jimat. Min Gu kesal. Ibu menyuruh Min Gu menyimpannya agar berhasil memenangkan medali, kau akan pup di celana lagi kalau menghapusnya, hahaa. Min Gu tak percaya, kalau jimat ini benar-benar bekerja, ia pasti sudah ikut olimpiade sekarang. Jin Gu, yang biasanya juga tak percaya jimat, kali ini minta dikirimkan juga untuknya.

 

Ibu kaget, apa sesuatu terjadi di kantor? Jin Gu menyangkal, hanya bisa saja itu akan berhasil. Ibu mengangguk, ia akan memintanya ke peramal. Ibu memastikan Min Gu tak menghapusnya, karena hari ini ia harus mengantar Dong Gu audisi, jadi tak bisa melihat pertandingannya. Dong Gu yang merasa menang malah menggoda kakaknya. Dan tak berhasil, karena Min Gu memang tak ingin ibunya datang.


Min Gu memandangi gambar jimat di ponselnya, [Yang kubutuhkan adalah orang yang kucintai untuk datang mendukungku.]





Audisi Dong Gu untuk film Back Home 2 dimulai. Lagi-lagi ia masuk ruang audisi bersama Min Joon. Mereka diminta melakukan adegan menangis, bayangkan saja Baek Ji akan pergi sangat jauh dan mohon padanya untuk tetap tinggal. Baek Ji melangkah ke depan dua pria itu. Min Joon memulai aktingnya, minta Baek Ji jangan pergi. Dong Gu tak mau kalah, tapi dialognya masih tetap terbata dan meski berusaha keras, air matanya tak mau keluar.


Min Joon minta Baek Ji tak pergi dan mulai menangis. Baek Ji sampai berkaca-kaca melihat tangisan Min Joon. Dong Gu berlutut dan memegang tangan Baek Ji, mulai sungguh-sungguh menangis. Dong Gu tulus memohon agar Baek Ji tak pergi. Baek Ji bergantian memandangi dua pria yang menangisinya. Dong Gu makin menangis tersedu-sedu, sampai casting directornya heran melihat mereka.


Di luar pun Dong Gu masih menangis sampai ibu harus mengelap air matanya. Sementara itu Baek Ji memberi selamat pada Min Joon yang berhasil lolos audisi. Dong Gu makin sedih melihatnya.


[Aku tak berhasil, tapi kupikir aku tau rahasia untuk menangis.]


Min Gu sudah siap dengan kostum judonya, dan tetap tak ada balasan dari Soo Ah. Saat menunggu giliran tanding pun, mata Min Gu mencari sosok Soo Ah di antara penonton, tapi tak ada. Min Gu mulai gugup dan memijit-mijit telapak tangannya. Pelatih menyuruh Min Gu tenang, ini kesempatan terakhir untuk ke Yongin. Min Gu mengangguk mengerti.

 

Min Gu sedang berusaha menenangkan diri saat temannya yang gendut memberitahu kalau Soo Ah datang. Min Gu lega dan tertawa senang. Ia jadi semangat lagi.


Kwang Soo menunggu Da In di cafe tempat pertama mereka bertemu. Cincin itu sudah siap di meja, menunggu calon pemiliknya yang tak kunjung datang.


Tapi yang ditunggu malah di rumah dan mengeluarkan semua gelas dan piringnya. So Jin yang datang untuk menjaga Eun Suh jadi heran, bukankah seharusnya kau bertemu Kwang Soo? Da In diam saja. “Kau ini, kau takut lagi?” tebak So Jin. Da In merasa Kwang Soo pantas mendapat seseorang yang lebih baik, yang lebih muda dan masih single.

 

So Jin menyemangati Da In, bercerai itu bukan dosa. Da In baik-baik saja dengan itu, tapi ia tak ingin memberi masalah pada Kwang Soo. Da In merasa sudah mengacaukan kehidupan Kwang Soo. So Jin tau benar siapa Da In, Da In sangat mencintai Kwang Soo sampai merasa sangat bersalah seperti ini. So Jin mendorong Da In menemui Kwang Soo, kalau kau lari lagi Kwang Soo akan makin menderita. Da In terdiam.


Kwang Soo masih menunggunya. Da In memutuskan pergi. Tapi ia bertemu ibu di lantai bawah. Mereka berbasa-basi canggung, namun ibu lalu jujur kalau ia mempercayai Da In untuk apa yang ia katakan terakhir kali. Da In diam dan melanjutkan langkahnya.


Di halte bis, entah kenapa Da In tak jadi naik bis yang akan membawanya menemui Kwang Soo. Perlahan air mata Da In keluar.


Hari sudah malam, dan Kwang Soo tetap setia menunggu Da In. Ia menelpon Da In, tapi ponselnya tak aktif. Sebuah pesan singkat dari Da In masuk, ‘Maafkan aku, Oppa.’ Kwang Soo buru-buru bangkit pergi.


Sudah jam pulang kantor, Jin Gu mengajak Se Young pulang. Tapi Se Young punya rencana dengan temannya dan menyuruh Jin Gu pergi duluan.


Jin Gu turun bis dan terhenti di depan sebuah pojangmacha, ia ingat Se Young dan mampir kesana. Jin Gu membeli sesuatu untuk Se Young dan pergi lagi naik taksi. Mereka berkirim pesan. Se Young sudah selesai bertemu temannya dan akan segera pulang. Jin Gu membalas, ‘aku juga’, padahal ia dalam perjalanan menuju rumah Se Young. Jin Gu tampak happy.


Tapi langkahnya terhenti saat melihat Se Young bersama Jae Bum. Ia melanjutkan langkahnya dan menyapa Se Young. Jin Gu berterimakasih dengan dingin pada Jae Bum yang sudah mengantar Se Young pulang. Jae Bum mengabaikan Jin Gu dan tersenyum pamit pada Se Young. Jin Gu menyerahkan bungkusan yang dibawanya pada Se Young lalu menyusul Jae Bum.


Jin Gu minta Jae Bum berhenti bersikap seperti ini, mereka harus bicara. Jae Bum merasa tak ada yang perlu dibicarakan. Jin Gu benar-benar minta maaf, apa itu tak bisa?


“Jae Bum-ah, aku tak pernah menderita seperti ini sebelumnya, bahkan sejak kau bilang kau menyukai Se Young. Tapi, aku tak bisa membantu karena aku sangat menyukainya juga.”


Jae Bum minta Jin Gu berhenti. Ia sudah sabar selama ini. “Aku mencoba sangat keras untuk sabar karena ini kau, aku tak tau kapan ini semua dimulai, tapi ini sudah sangat lama untukku,” ujar Jae Bum lalu berbalik pergi.


Jin Gu menahannya, ini tak baik untuk Se Young dan tak jantan. Jae Bum kesal dan mendorong Jin Gu ke tembok. “Hentikan!” teriak Se Young. “Maafkan aku. Ini semua salahku, jadi mari akhiri semua ini.” Se Young berbalik naik ke rumahnya setelah mengatakan itu.


[Kita sangat saling mencintai, kita menderita.]

 

Kwang Soo panik mencari Da In. Da In tau Kwang Soo menelponnya, tapi ia mengabaikannya.

[Kita sangat saling mencintai, kita terluka.]

 

Min Gu tenang saat melihat Soo Ah datang ke pertandingannya. Tapi ekspresi Soo Ah berkebalikan dari Min Gu.

[Kita sangat saling mencintai, kita harus menelan emosi kita.]


Jin Gu mengejar Se Young, tapi Se Young yang sedih hanya menepis tangannya dan masuk ke rumah.


[Cinta selalu memberikan akhir yang tak terduga..]



Note:
Tinggal 1 episode lagi! Hap hap semangat!!


1 comment:

  1. Soo Ah eonni mengertilah perasaan Min Gu, dia masih ABG labil >< #plak

    ReplyDelete