Friday, October 10, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 12 Part 2


Da In menemani Eun Suh menonton tv dan mengelus-elus kepalanya, bertanya apa tadi Eun Suh ketakutan karena ia tak ada di dekatnya. Eun Suh diam saja (well, anak ini emang selalu diem sih, hahaa). Bel pintu Da In berbunyi. Da In kaget melihat siapa yang di depan pintu, tapi ia membukakan pintunya juga.


Ibu datang membawakan makanan. Da In berterimakasih dan mereka minum teh sambil bicara. “Aegi omma, kau tau aku sangat menyukaimu kan? Aku seharusnya tak mengatakan ini, tapi Kwang Soo.. aku sangat peduli padanya. Aku dengar tentang hubungan kalian, tapi segalanya tak berjalan baik di antara kalian sebelumnya, jadi di masa depan itu juga tak akan membaik,” ujar ibu panjang lebar.


Menurut ibu ini seperti merekatkan piring yang pecah, mereka tak akan kembali seperti semula. Kwang Soo memang terlambat menikah, jadi ibu ingin ia bertemu seseorang yang mirip dengannya. Ini bukan karena ibu tak menyukai  Da In. Da In daritadi hanya mengiyakan. Ibu minta maaf dan pamit pulang.


Da In berusaha kuat, tapi air matanya jatuh juga.


Sementara itu, Kwang Soo tersenyum di kamarnya. Ia sudah menyiapkan sepasang cincin untuknya dan Da In. Padahal Da In terus menangis di lantai atas.

***

Team Miss Piggy plus Go Eun pergi minum bersama. Jin Gu diam-diam mengirim pesan ke Se Young kalau ia akan mengatakannya sekarang. Se Young menawar setelah 1 gelas lagi. Jin Gu membalas kau sudah melakukannya tadi. Se Young bersikeras setelah 1 gelas lagi. Go Eun bertanya juga siapa ‘idiot’ yang Se Young kirimi pesan tadi pagi, apa Jae Bum? Se Young mengalihkan pembicaraan dengan mengajak mereka bersulang.

 

“Jin Gu-ya, kau bilang kau selalu naik bis bersama Se Young, kenapa kau melakukan itu?” tanya Jae Bum yang mungkin mulai curiga. Jin Gu akan mengaku, tapi Se Young memotong dan berkata Jin Gu mengambil kursus bahasa Cina. Terpaksa Jin Gu mengiyakan. Suasana mulai canggung. Jin Gu berkata ia kenyang sekali sampai mau mati lalu pergi ke toilet (well, ini kode rahasia mereka).


Se Young menghampiri Jin Gu yang menunggunya di luar. Jin Gu tanya sampai kapan Se Young akan berhenti, kau selalu saja menghentikanku tiap akan mengatakannya. Se Young sudah memikirkannya, dan menurutnya hari ini tak bagus, kita lakukan besok saja. Jin Gu tak mau, ia akan mengatakannya sekarang dan melangkah masuk. Se Young menahannya, hitung sampai 10 sebelum masuk oke? Jin Gu menghitung super cepat dan menyusul Se Young masuk.


Jin Gu sudah akan mengatakan siapa si ‘idiot’ itu, tapi lagi-lagi Se Young memotong dan mengajak mereka bersulang. Tapi Se Young belum aman, karena sekarang giliran Jae Bum yang bertanya siapa ‘idiot’ itu? Sebelum Jin Gu sempat mengatakan apapun, Se Young berkata ia punya sesuatu yang bagus untuk ditunjukkan. Ia mencampur soju dengan bir sampai membentuk busa seperti whipped cream.


Jin Gu mendesah kesal, Jae Bum dan Go Eun heran dengan tingkah aneh Se Young. Jae Bum masih penasaran siapa ‘idiot’ itu, tapi Se Young makin heboh mencampur minumannya. “Idiot!” teriak Jin Gu kesal pada Se Young.


Mereka selesai minum dan giliran Jin Gu yang membayar. Saat keluar, hanya ada Go Eun yang menunggunya. Jae Bum ingin mengantar Se Young pulang dan mereka sudah pergi. Jin Gu menghela napas kesal dan pamit pergi. Tapi Go Eun menahan tangannya, mengajak Jin Gu pergi ke restoran lain. Jin Gu melepaskan tangan Go Eun, “Aku minta maaf, tapi aku harus pergi, kita pergi lain kali.”


“Sunbae! Apa kau ‘idiot’ itu? Se Young unni tak bicara padamu karena itu kan?”





Jin Gu hanya meminta maaf lalu pergi. Go Eun terdiam, tebakannya benar. Jin Gu berlari menyusul Se Young dan Jae Bum. Tapi Se Young sudah di dalam taksi saat ia sampai. Jin Gu menariknya keluar. Jae Bum heran, apa yang terjadi?


“Jae Bum-ah, aku benar-benar minta maaf, tapi aku menyukai Se Young.”

 

Jae Bum mengira Jin Gu bercanda, tapi melihat ekspresi Se Young, Jae Bum tau itu sungguhan. Jin Gu menggenggam tangan Se Young dan minta maaf lagi. Jae Bum memandangi mereka bergantian, lalu pergi tanpa mengatakan apapun.

[29. Ada jutaan alasan untuk tak memiliki, tapi aku memilih cinta.]


Jin Gu menarik Se Young yang sedih ke pelukannya.


Go Eun menangis, patah hati. Jae Bum termenung di dalam taksi.

***

Da In kepikiran kata-kata ibu kemarin sampai tak sadar ia menuang air panas ke gelas sampai kepenuhan. Kwang Soo mengirim pesan, menyuruh Da In keluar. Da In keluar, tapi langsung berkata ia sibuk. “Ini cuma sebentar,” ujar Kwang Soo lalu menarik Da In masuk mobil. Kwang Soo menunjukkan foto-foto Maccu Pichu dan mengajak Da In ke sana, bersama Eun Suh juga. Da In tampak kaget, tapi Kwang Soo terus mengoceh mereka akan pergi saat winter dan akan dapat diskon kalau memesan jauh hari jadi ia sudah memesan untuk 3 orang, terdengar menyenangkan kan?  Da In mengangguk, tapi Oppa...


“Ah, Eun Suh belum punya paspor ya? Lebih baik kita cepat membuatnya,” potong Kwang Soo. Nanti saja, jawab Da In. Kwang Soo merasa Da In tak tampak tertarik dan mengusulkan tempat lain, bagaimana kalau Laos?


“Oppa.. aku ingat kenapa dulu sangat berat untukku, kupikir aku merasa kesepian seperti aku sekarang. Aku merasa kesepian saat denganmu karena aku tak bisa menunjukkan perasaanku.”

 

Kwang Soo meyakinkan kalau Da In tak akan kesepian lagi. Da In justru merasa lebih kuat saat hanya berdua dengan Eun Suh, tapi saat bertemu Kwang Soo lagi, Da In ingin mengandalkannya. Dan Da In takut dengan itu. Kwang Soo kebalikannya, ia menyukai apa yang ia rasakan sekarang. Ia ingin menjadi orang yang bisa diandalkan, Da In bisa hanya bersandar padanya. Da In minta maaf, ia harus kembali.

***

Min Gu berpakaian rapi sampai teman-temannya heran, mengira Min Gu pakai baju samchoonnya, hahaa. Min Gu mengatai teman-temannya yang tak tau trend anak kuliahan. Kedua temannya memuji Min Gu yang tampak dewasa berkat noona-nya, mereka sampai nari-nari, tapi Min Gu malas  melihat tingkah aneh temannya dan pamit pergi.


Min Gu makan daging dengan Soo Ah. Ia menyuruh Soo Ah makan banyak, pasti berat belajar untuk ujian yang ketiga kalinya. Soo Ah yang tadinya senyum langsung cemberut. “Tapi sepertinya tempat ini mahal,” bisik Soo Ah. Min Gu menenangkan, ia punya uang. “Kartu ibumu?” tebak Soo Ah. Tidak, sangkal Min Gu, kartunya sendiri.

 

Soo Ah mau membantu memanggang daging, tapi Min Gu tak membiarkannya, biar ia yang melakukannya. Soo Ah tanya kapan Min Gu akan lebih hormat saat memanggilnya? Min Gu tak menjawab, ia malah makan daging yang masih panas, dan sayangnya belum matang. Soo Ah tertawa, dan matanya tertuju pada botol alkohol di meja lain sampai menelan liurnya. Min Gu menoleh ke arah pandangan Soo Ah dan tersenyum, harusnya kau bilang kalau ingin itu. Min Gu pun memesankannya. Bukan alkohol yang Soo Ah mau, tapi 7-up, huahahaa, Soo Ah sampe bengong. Min Gu mengajak Soo Ah menonton film setelah ini. Soo Ah mengangguk senang.


Mereka sudah punya tiket, tapi Min Gu tak bisa menunjukkan IDnya jadi mereka ditolak masuk karena filmnya rated R.


Soo Ah minta maaf dan mengelus kepala Min Gu yang tampak kecewa. Min Gu tak suka diperlakukan seperti anak kecil, dan lagi ia tak kecewa. Soo Ah mengerti dan Min Gu mengajaknya pergi.


Baru beberapa langkah, Min Gu dipanggil seniornya. Min Gu menyapanya segan, sementara Soo Ah menutupi wajahnya (kayaknya sih mereka kenal). Seniornya menyuruh Min Gu berlatih keras, menangkan medali, dan masuk Yongin. Min Gu menjawab sopan kalau ia sudah berusaha keras.

 

“Pacarmu?” tanya seniornya kepo melihat gadis di sebelah Min Gu. Min Gu mengangguk. Tapi senior itu langsung mengenali Soo Ah, “Bong Sook-ie noona!” Mereka bahkan menunduk hormat. Min Gu bingung, kalian mengenalnya? “Noona ini adalah legenda Jungbalsan, levelnya berbeda denganmu,” ungkap senior itu. Dan ia tertawa tak percaya Soo Ah mau pacaran dengan Min Gu dan menyuruh Soo Ah bilang padanya kalau Min Gu tak mau mendengarmu. Muka Min Gu sudah nggak enak, meski ia tetap mengangguk sopan saat seniornya menyuruhnya memperlakukan Soo Ah dengan baik.

 

Seniornya pamit pergi, tapi baru berapa langkah ia berbalik dan tertawa, “Kudengar kau pup di celana saat pertandingan!” Seniornya ini bener-bener menyebalkan, tapi Min Gu tetap mengangguk sopan meski mereka mengejeknya.


Soo Ah terus membujuk Min Gu yang diam saja saat berjalan pulang, apa Min Goong-ie marah? Min Gu berkata ia tak marah. Soo Ah minta Min Gu jangan salah paham, senior Min Gu adalah pria yang kebetulan ia kenal. Min Gu mengerti.

“Lalu kenapa kau sangat tak bersemangat? Karena kau tak bisa menonton filmnya? Tunggu saja beberapa bulan lagi. Kau bisa menonton apapun di usia 20 tahun.”


Min Gu kesal, bukan karena itu. Soo Ah jadi bingung, lalu apa masalahnya sampai kau merajuk begini? Min Gu tak suka dibilang begitu, apalagi saat Soo Ah mencubit pipinya. Soo Ah mengerti dan ia bahkan tak peduli tentang apa yang terjadi pada Min Gu saat pertandingan. Kekesalan Min Gu memuncak karena Soo Ah mengungkit-ungkit hal itu, “Kau senang mengejekku? Kalau begitu aku akan mengejekmu karena album kelulusanmu!”


Soo Ah terkejut, ia bermaksud untuk menghibur tapi Min Gu malah berpikir ia mengejeknya. Soo Ah mengeluhkan Min Gu yang berakting seperti seorang pria, tapi Min Gu tetap saja kekanakan. Soo Ah pamit dan pergi.

***

Pagi hari di kantor, Jin Gu menyapa Go Eun canggung. Go Eun hanya mengangguk sopan lalu melangkah pergi. Jin Gu menghela napas panjang, dan saat masuk, ia heran melihat meja Jae Bum yang kosong.


Bos Jo pagi-pagi sudah tampak stress. Penyebabnya karena direktur eksekutif baru akan datang. Semua berdiri siap menyambut, dan langsung terkejut saat tau direktur eksekutif itu Jae Bum. Bos Jo yang langsung kena semprot karena menyuruh Bo Sun membuatkan kopi, Jae Bum tak suka itu. Jae Bum lalu mengenalkan dirinya secara resmi sebagai direktur eksekutif yang baru. Setelah Jae Bum pergi, semua langsung lemas karena shock.


Apalagi Se Young dan Jin Gu, mereka sampai duduk bingung di tangga darurat. “Kau tau?” tanya Se Young. Jin Gu mengangguk, tapi ia tetap shock karena Jae Bum tak mau menggunakan koneksinya dan ini sangat tiba-tiba. Se Young berharap ini semua cuma acara reality show di tv, dan ia juga khawatir pada Go Eun. Jin Gu minta maaf, semua ini terjadi karena ia menyukai Se Young. Se Young mencibir, kalau begitu harusnya ia yang lebih merasa bersalah.


“Kau sangat menyukaiku kan?” tanya Jin Gu. Se Young hanya tertawa malu, minta Jin Gu berhenti.

Bos Jo menjawab sopan dan takut-takut saat ditelpon Jae Bum yang meminta proposal kuartal dan data tur ‘Let Me In’. Ia minta Bo Sun memberikan data itu untuknya dan menyuruhnya memberikan itu pada direktur baru mereka. Bo Sun takut dan enggan melakukannya.


Bos Jo sudah akan memarahinya, tapi Jin Gu berkata ia yang akan pergi, lagipula ia yang merencanakan tur itu jadi ia bisa menjawab pertanyaan lebih detail. Bo Sun lega dan berterimakasih pada Jin Gu. Bos Jo setuju dan menyuruh Jin Gu segera pergi. Se Young menatapnya khawatir, tapi Jin Gu hanya tersenyum dan mengangguk sekilas.

 

Jin Gu diam sebentar sebelum mengetuk pintu dan masuk ruangan baru Jae Bum. Jae Bum sibuk dengan dokumennya sendiri dan menyuruh Jin Gu letakkan saja dokumennya. Ia bahkan tak mengangkat kepalanya. “Jae Bum-ah, kau baik-baik saja?” tanya Jin Gu hati-hati. Jae Bum tak menjawab dan kembali sibuk dengan pekerjaannya. Jin Gu menjelaskan kalau ini bukan seperti ia tak mau memberitahu, tapi..


“Kang Jin Gu-ssi, maaf, tapi kau pikir kita bisa tetap seperti biasanya?” ujar Jae Bum dingin.


[Cinta tak selalu berjalan seperti yang direncanakan.]


[Kau akan menghadapi masalah tak terduga.]


[Atau kau bisa tertangkap di jebakan baru.]

[Itulah kenapa cinta selalu sulit.]


Komentar:
Duh, suasananya jadi nggak enak banget ini. Menurutku reaksi Jae Bum agak berlebihan, doi kan udah sahabatan sama Jin Gu jauh sebelum Jae Bum suka Se Young. Jae Bum jelas merasa dibohongi sampai Se Young segitu takutnya ngomong yang sebenernya, meski Se Young udah berkali-kali nolak Jae Bum. Dan ya, kekhawatiran Se Young terbukti, hubungan mereka semua jadi hancur.. juga dengan Go Eun. Tapi sih tinggal 2 episode ini, semua bakalan cepet kelar lah.. semoga.

Jae Bum-ah, don't be sulky lah, udaah sama Go Eun ajaa.. :p

1 comment: