Sunday, April 19, 2015

Flying with Batik Air


Waktu diberi kesempatan ke Bali untuk kedua kalinya Februari lalu, i’ve got another chance. Flight langsung ke Denpasar yang tahun 2013 lalu belum ada, kali ini sudah ada 2 maskapai yang melayani, Batik Air (daily) dan Citilink (seminggu tiga kali). Kebetulan aku belum pernah naik dua maskapai tersebut, jadi biar adil aku milih Batik Air untuk penerbangan berangkat dan Citilink untuk pulangnya.

Dan yang paling bikin penasaran adalah Batik Air. Sudah lama aku pengen ngerasain terbang pakai maskapai full service dari Lion Grup ini. And it was a pleasant flight!

Boarding time! Di luar masih gelap.
Pertama soal ketepatan waktu, because it’s an early flight, no problem about that. Batik Air rute Balikpapan – Denpasar terbang super pagi di jam 6.10, dan jam setengah 6 nggak lama setelah aku beres sholat Subuh kita udah dipanggil boarding. Dan lagi karena lagi-lagi aku di Bali cuma sebentar, jam terbang super pagi berarti sebelum jam 8 sudah mendarat di Ngurah Rai yang artinya masih ada sehari full yang bisa dimanfaatkan buat jalan-jalan! Asik kan? Iya sih aku harus berangkat dari Samarinda jam setengah 2 pagi dan jadi nggak tidur, tapi aku selalu lebih suka flight pagi karena masih banyak waktu yang bisa dimanfaatkan di tujuan nanti.

Selamat Datang di seat 7A
Kedua soal entertainment in flight. Namanya pesawat full service, di setiap seat ada personal TV atau entertainment on board. Begitu duduk, kita disambut dengan sapaan “Selamat Datang” dalam berbagai bahasa di layar depan kita. Ukuran layar kira-kira hampir sama dengan Garuda. Layar touchsreen, dan tanpa remote. And the best from it, ada colokan USB, bisa buat ngecharge hape dong! Hahaa, di Garuda aja nggak bisa lho.

 
 

Soal kelengkapan menu entertainment mungkin masih kalah sama Garuda. Nggak ada film di menunya.  Hanya ada pilihan menu Hiburan, Direktori, Tentang Kami, dan Dunia Anak-anak. Di menu Hiburan sebenarnya ada beberapa pilihan serial TV, cuma sayang.. nggak ada drama Korea :p. But for a short flight, apa yang ada di menu udah cukup lah. Ada film juga paling cuma ketonton separo soalnya flightnya cuma 1 jam. Oh ya, sayangnya Batik Air tidak menyediakan headset secara gratis, kita bisa beli untuk kemudian dibawa pulang. Tapi karena aku nggak nanyakan opsi itu, jadi nggak tau harganya berapa. Untungnya di tas selalu sedia headset, jadi no problem about that. I can still listening to the music while eating breakfast.


Ketiga soal menu makanan. Ini sebenernya yang selalu jadi kelebihan maskapai full service, makan menghindarkanku dari bosan selama terbang. Apalagi terbangnya pagi banget pas lounge belum buka dan belum sempat sarapan. Nggak lama setelah pesawat tinggal landas, cabin crew mulai berkeliling membagikan sarapan. Daan, kita dikasih dua pilihan menu, yang mana Garuda aja cuma ada satu menu. Aku lupa waktu itu ada menu apa aja, tapi aku memilih bihun dengan ayam dan minum jus jambu favorit. Oh ya dan karena ini menu sarapan, instead of dessert, kita dapat roti plus butter yang ternyata enak dan aku suka. Bihun ayamnya juga enak.

Keempat soal cabin crew. Mbaknya ramah-ramah dan tampak cantik dengan kebaya putih dan rok batik. Staff check in-nya juga inisiatifnya oke banget nawarin window seat sebelum aku inget buat minta.


Kelima soal flight experiencenya sendiri. Sebelum aku terbang, hari-hari sebelumnya selalu hujan, dan alhamdulillah kemaren itu ceraah! Sempet ada guncangan sedikit sampai pramugari yang lagi bagiin makanan balik ke tempat duduknya, tapi selebihnya penerbangan termasuk smooth sampe akhirnya mendarat di Ngurah Rai.

Keenam soal harga. Dibandingkan Garuda, Batik Air mah itungannya murah banget! Hahaa, terbang enak tanpa membuat kantong bolong :p.


So overall, Batik Air exceed my expectation. Mungkin aku lebih terbiasa naik Garuda, but that was a pleasant flight. Apalagi kalau dibandingkan naik Lion Air, eh ibaratnya ini naik Lion juga sih, tapi versi naik kelas, hehe. Batik memang rutenya nggak sebanyak Lion atau Garuda, tapi menurutku Batik Air jeli dengan memanfaatkan pangsa pasar rute Balikpapan – Denpasar karena Bali sebenernya tujuan favorit, nggak heran kemarin sepertinya full board dengan jam terbang yang oke punya untuk sekedar weekend getaway. Apalagi Citilink cuma terbang seminggu tiga kali di hari Jum’at, Sabtu, dan Senin. Ibu-ibu di sebelah yang sempet ngobrol banyak selama di pesawat juga lebih suka naik Batik karena enak buat bolak balik meski cuma sebentar di Bali.

Jadi, kalau ditanya, “Mau nggak terbang lagi pake Batik Air?”

Tentu aja jawabnya mau. Cuma sayangnya, Batik Air lagi menutup sementara rute ini. Nggak tau dengan alasan apa dan sampai kapan, jadi terpaksa untuk my next trip ke Bali harus beli tiket Garuda via Surabaya yang harganya lebih mahal.

Dear Bali, i'm coming back!

But, i’m enjoying my first flight with you, Batik Air! 

No comments:

Post a Comment