Saturday, February 13, 2016

Youth Over Flowers in Iceland Episode 3 Part 1


Jum’at malam di Iceland. Sudah lebih dari jam 11 malam, tapi four stones yang penasaran sama keramaian kota di malam menjelang weekend memutuskan untuk keluar. Jung Suk memastikan penampilannya oke di cermin, Sang Hoon hyung dipakaikan krim muka sama Ha Neul-ie, dan Jung Woo.. dia baru aja nyium kaos kakinya ya? Hahahaha, he’s the trash oppa in real life.


Ternyata di luar sedang hujan salju, dan jalanan kota, juga mobil-mobil yang parkir sudah tertutupi salju. Dan berhubung saat itu sudah nyaris tengah malam, kru sudah selesai kerja dan istirahat, jadi kamera mereka bawa sendiri. And they’re just having fun walking to the city, even in that cold snowy night. Mereka ceria nyapa semua orang yang lewat.

 
 

Mereka berhenti di bar yang memainkan live music country, kesukaan Sang Hoon hyung. Tapi nggak ada seorang pun yang berani masuk. Mereka nggak punya uang, hahaha. Sang Hoon hyung pun cuma bisa nari-nari heboh di luar.


Mereka pun lanjut jalan. “Bagaimana perasaanmu hari ini?” tanya Sang Hoon hyung yang jadi kameraman ke Jung Woo.


Jung Woo bahagia sekali karena hari ini Ha Neul datang. Tapi Jung Suk yang jalan di sebelah mereka cuma senyum datar. Sang Hoon hyung: “Jo Jung Suk-ssi, kenapa kau tidak tampak bahagia?” Ternyata oh ternyata Jung Suk kedinginan, haha. Begitu disuruh mengekspresikan perasaannya, Jung Suk langsung nari-nari heboh sampe nyaris kesandung karena nggak lihat jalan, hahaa.


Jung Woo teriak, “Mari kita habiskan semua uang kita malam ini!” Semua setuju. Tapi kemudian mereka kembali ke kamar mereka yang hangat tanpa mengeluarkan uang sepeserpun, hahaha, gaya-gayaan doaaang.


Di kamar, Sang Hoon hyung sama Jung Suk adu teknik nyanyi, siapa yang paling jago dengan Ha Neul yang jadi jurinya. Tapi Ha Neul cuma bisa ngakak dan bilang nyanyian Jung Suk sekarang ini sudah lebih bagus, ihiiy!


Mereka yang herannya nggak ngantuk-ngantuk masih aja ngobrol di ruang tengah. Jung Suk cerita kejadian lucu waktu main musikal sama Sang Hoon hyung. Jadi waktu itu pertunjukan perdana, mereka udah siap di posisi masing-masing, Sang Hoon hyung berdiri di tengah dan Jung Suk di sebelahnya. Begitu tirai dibuka dan teriakan penonton mulai terdengar, mereka bergerak, harusnya kompak ke arah kanan.. tapi Sang Hoon hyung sendirian ke arah kiri. Dia sama Jung Suk jadi menjauh, dan malah berbenturan sama orang di sebelahnya, HAHAHA.


Sang Hoon hyung maluu, gara-gara dia pertunjukan harus diulang. Ha Neul yang denger ceritanya sampe ngakak nggak karuan, haha.


Empat aktor musikal ngumpul dan ngobrol bareng, bikin mereka pengen beli gitar (wait what, gitar??). Ha Neul bilang kalau toko seberang jalan jual gitar. Hmm, four stones pun diskusi. Menurut Sang Hoon hyung gitar di sini harganya 200 dollar. Jung Suk merasa mereka bisa cari yang lebih murah, tapi kata Sang Hoon hyung itu udah harga yang paling murah. Tapi mereka tetep pengen punya gitar. 


Setelah diskusi, diskusi, dan diskusi diputuskan kalau mereka akan beli yang harganya murah dan lebih cepat lebih baik. Jung Suk dan Ha Neul langsung diutus beli. Sebelum pergi, Jung Woo pesan mereka harus kembali dalam 15 menit. Oke oke, jawab Jung Suk dan Ha Neul.


Baruu aja keluar apartemen, udah keliatan toko gitar di seberang jalan yang mereka maksud udah tutup. Biar lebih yakin, mereka memastikan sampai depan toko, yang emang beneran udah tutup (yaiyalaah udah lewat tengah malam). LOL, 30 menit mereka diskusi, usaha berakhir dalam semenit, HAHAHA.


Kecewa nggak dapat gitar, mereka pun tidur dengan celana tidur baru mereka masing-masing yang nyaman. Uri maknae, Kang Ha Neul, bertugas matiin lampu (haha, kayak Baro yaa?) aaaand.. time to sleep!

Sabtu, 27 November 2015. 9.40 am.

 
 

Hujan salju semalaman meninggalkan tumpukan salju tebal di mana-mana. Sang Hoon omma mulai masak sarapan sambil menghangatkan diri pake uap dari panci, haha. Mereka sarapan pake nasi, apel, dan tentu saja... HOT DOG, haha.


Pagi bersalju di Reykjavik membuat warganya harus sibuk membersihkan mobil dulu sebelum pergi beraktivitas. Dan mobil four stones pun nggak ada bedanya, mobil mereka nyaris nggak kelihatan bentuknya karena ketutupan salju tebal, haha.

 
 
 

Jung Suk manasin mobil sambil memikirkan gimana caranya minjem sapu. Dia nyoba pake app translatornya, tapi no respon. Dicoba lagi, masih no respon. Hahaa mungkin dia lelah! Jadi akhirnya dia ke resepsionis, pinjem sapu dengan bahasa Inggrisnya yang terbata-bata. “Excuse me.. Uhm.. Snow.. Car.. Uh.. Broom!” ujar Jung Suk sambil memperagakan maksudnya. Untung mas bule si resepsionis ngerti aja dan langsung ambilin sapu, haha, lega deh uri Chef!


Jung Suk pun sibuk bersihin salju sambil cerita ke kru kalau dulu waktu dia masih kecil, tumpukan salju setebal ini pasti sudah muncul di berita. Jung Suk juga cerita kalau mereka nanti mau ke pasar loak yang cuma ada setiap weekend dan mereka nggak sabar mau ke sana. Sapu.. sapu.. sapu.. tumpukan salju yang tebalnya nyaris 20 cm pun perlahan mulai hilang. Bentuk mobil sudah kelihatan dan kacanya sudah bebas salju. Yaay, akhirnya!

 
 

Tapi begitu lihat jalanan Jung Suk langsung menertawakan kebodohannya, jadi daritadi itu saljunya disapu ke depan mobil sampe numpuk tinggiii banget. HAHAHA, gimana lewatnyaa??

Tapi tenaang, Jung Suk bilang dia jago nyetir di jalanan bersalju, kayak semacam dia punya indra keenam gitu bisa ngerasain jalannya. Jadi dia mundur sedikit, putar setir ke kanan, dan terus ngegas sampai akhirnya bisa keluar dari tumpukan salju yang dibuatnya sendiri, haha.


Mereka pun jalan ke flea market a.k.a pasar loak yang ternyata nggak jauh dari situ. Oh ya, di jalan yang sudah mulai berasa suasana natal, ada patung ayah ibu sinterklas. Iceland punya cerita rakyatnya sendiri soal sinterklas. Once upon a time, di gunung hidup sepasang raksasa dengan 13 sinterklas sebagai anak mereka. Sinterklas 1 hobinya gangguin domba. Sinterklas 2 suka minum susu milik warga. Sinterklas 3 suka jilatin sendok makan orang. Sinterklas 4 hobinya ngetukin pintu rumah orang terus kabur. Sinterklas 5 sukanya nyuri roti. Dan lain-lain. Waaaaait, kenapa sinterklasnya aneh-aneh semua? Hahaha.

 
 

Balik ke four stones, mereka rupanya agak bingung di mana flea marketnya. Jung Suk turun tanya orang, disusul Ha Neul. Mereka masuk sebuah bangunan, dan sebelum masuk lagi-lagi Jung Suk salah pintu doong! Dia diem nunggu pintu kebuka, padahal jelas-jelas ada tulisan ‘next door’ di situ. Ha Neul refleks ngetawain hyungnya dan nunjukin arah pintunya, dan uri Jung Suk pun maluuuuu, HAHAHA. Astagaaaaa, uri Chef yang perfect ternyata orangnya begini amat ya Alloh.. :p


Btw, ternyata flea marketnya udah keliatan dan mereka tinggal jalan kaki dikit. Biar lebih deket, Sang Hoon hyung ngajakin mereka jalan lewat salju ajaa buat motong jalan. Tapi tenyata oh ternyata, saljunya ternyata lumayan tebel sampe mereka harus lari-lari balik ke jalan yang seharusnya. Dingin dan bikin sepatu jadi basah, hahaha. Lesson learned, jangan terima usul Sang Hoon hyung mentah-mentah.. :p

 
 

Jung Woo gandeng Ha Neul kayak gandeng adeknya yang masih SD sementara Sang Hoon hyung dan Jung Suk jalan dengan kalem di depan mereka. Nggak lama, mereka sampe di Kolaportig Flea Market yang untungnya indoor, luas, dan barang yang dijual banyaaak banget!


Mereka beliin Ha Neul-ie sepatu, dan berhasil dapet diskon. Jung Woo juga pengen beli sepatu hiking, tapi yang dimau harganya mahal banget. Jung Woo minta harganya diturunin, ngomongnya pake bahasa mix antara Korea dan Inggris yang cuma sepotong-sepotong. Jelaaaaas ibu-ibu penjaga tokonya nggak ngerti, aku juga nggak! Dan aku nggak yakin Jung Woo ngerti apa yang dia omongin, hahaha.


Tapi ternyata ada sepatu lain yang harganya lebih masuk akal, dan mereka beli dua buat Jung Woo sama Sang Hoon hyung. Jung Suk juga ditawarin, tapi menurutnya sepatunya yang sekarang oke-oke aja. Mereka terus cari celana panjang buat Ha Neul, yang awalnya Ha Neul nolak, celana kain yang dipakainya sekarang ini winterwear, jadi tetep hangat, tapi siapa juga yang liburan pake celana kain formal begitu? Hahaha.

 
 

Jadi di flea market yang harganya tetep aja mahal ini mereka dapet sepatu, celana, roti, sama sarung tangan buat masing-masing orang, yaaay! And they leave happily although they spend so much money in a day. Btw itu topi bulu yang dicoba Jung Suk lucu amaat, tapi untung mahal makanya nggak dibeli, liat aja itu baru nyoba kepalanya udah dielus Jung Woo kayak lagi ngelus anjing, hahahaha.


Beres belanja, mereka meninggalkan kota ke tujuan mereka hari ini, Hveragerði, tempat hot spring berada. Seperti biasa mereka bingung di mana tempatnya, jadi mereka berhenti buat tanya di tempat ramai yang ternyata gymnastium. Untunglah ada yang ngerti dan ditunjukin arahnya yang keliatan sedikit di kejauhan.


Hveragerði adalah area geotermal yang berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Reykjavik dan berlokasi di selatan Iceland. Bisa dibilang Hveragerði bukan tujuan utama turis, karena untuk mencapai hot springs, kita harus mendaki dulu selama satu jam (hmm, kenapa mereka nggak ke blue lagoon aja sih? Apa karena terlalu mainstream?). Dan petunjuk arah menuju Hveragerði agak membingungkan sampai four stones terus bingung setiap ketemu persimpangan. Mereka ngikutin feeling, tapi hasilnya diklaksonin kru dari belakang yang artinya.. wrong waaay!


Hahaha, Sang Hoon hyung berdalih kalau mereka mau liat kuda-kuda cantik itu dulu. Jung Suk geli, kru-kru pasti udah gemeees banget sama mereka yang salah jalan mulu sampe akhirnya ngasih tau jalan yang bener. Tapi berkat petunjuk kru, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan.


 Tanpa buang waktu, four stones langsung mulai mendaki. Baruu naik sedikit, PD Na udah mau nyerah, dia paling nggak suka traveling, apalagi kalo harus naik gunung. Apalagi medannya buat sampe ke hot springnya lumayan berat, mereka harus melewati 3 puncak gunung salju dulu baru bisa sampe dan jaraknya kira-kira 3 km *pingsan*. Dan lagi saat itu sudah lebih dari jam 2, nggak lama lagi matahari terbenam, dan ada di gunung salju yang gelap pasti nggak asik.

Four stones memutuskan tetap naik. Mereka cukup pergi dengan grup kecil, nggak semua kru perlu ikut. PD Na dengan senang hati langsung berbalik turun dan nunggu mereka di parkiran aja, HAHA.


Jung Woo yang udah berpengalaman mendaki Himalaya untuk film terbarunya jadi leader mereka. Sesekali dia nengok ke belakang, memastikan semua oke dan nggak ada yang tertinggal jauh, sambil nanya, “Ha Neul-ah, gwenchana?” Aww, such a loving hyung!


Sampai di puncak pertama, mereka berhenti sebentar. Pemandangannya terlalu cantik untuk diabaikan. Kata Ha Neul, pemandangannya kayak lukisan. Incredibly beautiful and scary!

 
 

Sepanjang perjalanan naik, mereka diskusi beberapa kali dan topiknya sama, GO or STOP? Harus diakui medannya berat, physically challenging, and they’re almost running out of time. Four stones terus memutuskan mereka harus lanjut, tapi mereka juga memikirkan kru, sampai Jung Woo voting siapa kru yang sanggup lanjut dan nggak. Ada yang bilang nggak peduli, ada yang mau kembali aja, ada yang mau terus, tapi mereka akhirnya lanjut jalan. Ha Neul ngasih tenggat waktu, kalau jam 3.30 mereka belum sampai, mereka kembali. Semua setuju. Btw mereka diskusi lama banget sampe Jung Suk bilang ini waktu mereka abis buat diskusi doang, HAHAHA.


Mereka jalan lebih cepat dan akhirnyaa uap panas hot spring kelihatan juga, bahkan bau belerangnya juga keciuman. Yaaaay, mereka sampe juga!


Udah jalan jauh penuh perjuangan sampe ke hot spring apalagi yang mereka lakukan kalau bukan.. berendam! That’s sounds silly but, yeah, they are called four stones for a reason! Jung Woo udah mulai buka-buka baju, sementara Jung Suk agak ragu, nanti celana dalemnya gimana? Jung Woo masa bodo, pikirkan aja nanti, dan ngajak mereka buru-buru berendam.

 
 

Daaan dengan kaki-kaki yang disensor, mereka masuk juga di hot spring. Lucunyaa, itu kan kolamnya lumayan gede, tapi mereka dong ngumpul aja sempit-sempitan di pojokan. Nggak ada yang berani ke tengah, daleem bok. Akibatnya daritadi mereka teriak-teriak gantian karena kakinya keinjek, HAHAHA.

 
 

Puas berendam, mereka naik dan kembali pake baju. Oh, kamera tentu aja dimatikan. Meski sumpah aku penasaran, itu kan pas berendam emang enak banget anget gitu kan, tapi begitu keluar terus ganti baju itu dinginnya kayak apaaa?? Nggak kebayang! Haha.

 
 

Mereka pun turun dengan badan dan kaki yang rasanya lebih enteng. Semua bersyukur mereka akhirnya memutuskan terus naik. Mereka terus berubah pikiran, tapi tetap saja naik. Ada kali mereka diskusi sampe 6 kali, haha. Waktu interview, Ha Neul bilang diskusi-diskusi itu perlu, tapi lebih baik kalo nggak lama, HAHAHA.

Turun gunung terasa lebih mudah karena badan mereka lebih enakan setelah berendam air panas, dan mereka tau jalan! Pas naik lamaa karena mereka tertekan dan nggak tau jalan.

 
 

Jung Woo bukan tipe orang yang suka petualang, tapi hari itu dia pingin terus jalan. Dan lagi mereka udah jalan sejauh itu. Sang Hoon hyung bilang jadi bodoh itu nggak masalah, tapi dia nggak mau jadi orang tanpa tekad kuat. Semua merasa pasti nyesel kalau mereka sampai kembali, dan bertekad kembali lagi suatu hari nanti. Aaw!


Btw, aku paling suka liat interaksi Sang Hoon hyung sama Jung Suk. Jadi pas turun kan mereka pada pake selimut, jadi rada-rada keliatan kayak biksu. Dengan tangan bersedekap, Sang Hoon hyung manggil Jung Suk, “Jung Suk-ah, kau mau ke mana?”

“Aku mengikuti angin dan awan.”

“Ayo jalan bersama.”

Jung Suk mengiyakan dengan sopan.

“Apa kau menyadari hal penting lagi hari ini?”

“Tentu saja,” jawab Jung Suk sambil ngakak.

“Yang kau pikirkan itu benar sekali. Bukankah dunia memang seperti itu?”


Jung Suk membenarkan sambil ketawa lagi, “Tapi.. sepertinya aku tak pernah melihatmu di sekitar sini. Kau dari mana?”

“Aku dari Nepal. Aku kelelahan setelah berjalan, jadi aku naik bus nomor 47 lalu turun di sini.”



HUAHAHAHAA, ini mereka ngobrol apaan sih? Efek capek jalan kayaknya, jadi nggak jelas, haha. Tapi mereka sampe juga di parkiran sebelum gelap. Semua saling ngasih selamat, mereka berhasil! Yeeey, semua berpelukan dan jingkrak-jingkrak bahagia!


Bersambung ke Part 2 yaa..

No comments:

Post a Comment