Monday, February 3, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 15 Part 2


Da Jung menjenguk ayah di RS, tapi ayah tampak kurang sehat, batuk-batuk terus dan kelihatan pucat. Ayah berkata ini karena ia kalah segalanya saat bermain Go Stop dengan pasien lain. Itulah kenapa aku tak suka ayah bertaruh, sahut Da Jung. Da Jung sudah membawakan soondae dan buah kesukaan ayah, tapi ayah tak selera makan. Da Jung heran, hati, paru-paru, jantung, ini semua kesukaan ayah. Ayah beralasan sudah makan banyak saat makan siang tadi. Da Jung tak percaya, apa ayah merasakan sakit di suatu tempat?


Ayah sudah bilang kalau ia merasa tak enak badan hari ini, perutku sangat sakit. Ayah kembali berbaring, dan meyakinkan Da Jung kalau ia baik-baik saja. Ayah tanya kabar Woo Ri Na Ra Man Se, apa mereka baik-baik saja? Tentu saja, jawab Da Jung, mereka terus tanya kapan Kakek akan datang kembali, apa karena Ayah memberi mereka uang?


“Aku bahkan tak sering melihat mereka,tapi aku terbayang-bayang tingkah mereka. Ketika aku melihat anak-anak itu, aku teringat saat kau masih kecil.”

“Ketika aku kecil? Kenapa?”

“Kau seperti mereka. Meskipun kau tumbuh tanpa seorang ibu, kau tak bisa mengatakan itu. Kau banyak tertawa dan sangat ribut, tapi tak ada yang tau bagaimana perasaanmu sebenarnya. Da Jung-ah, baik-baik pada mereka. Kau harus baik pada mereka ya?”


Da Jung minta Ayah jangan khawatir, aku benar-benar akan baik pada anak-anak. Aku juga akan memberi mereka hadiah yang sangat besar. Ayah tanya hadiah apa itu, tapi Da Jung hanya tersenyum. No Da Jung-ah, nooo, i know what you mean, but not that present!


Yul sibuk di ruang kerjanya. Ia ingat perkataan Presiden padanya, jika Yul terus seperti ini akan sulit untuk terus bekerjasama. Na Ra membuka pintu dan mengajak ayahnya makan di luar karena ia bosan dan Ahjumma tak ada di rumah. Bagaimana ini, jawab Yul, ia sedikit sibuk sekarang. “Baiklah, aku tau Ayah selalu sibuk,” rajuk Na Ra lalu menutup pintu. 


Sebelum pintu benar-benar tertutup, Yul memanggilnya, apa yang ingin kau makan? Dan Na Ra pun tersenyum menang. Aiih, hubungan Yul dan anak-anak beneran udah berubah sekarang, Na Ra berani ngajak Yul makan di luar dan sekarang Yul yang nggak tega mau nolak. Aww!


Yul mencari Man Se di kamarnya, tapi tak ada. Yul melihat meja Man Se yang berantakan dan masuk, membereskannya. Ada diary Da Jung di situ. Yul akan membukanya, tapi Man Se masuk, apa yang Ayah lakukan. Tak ada, jawab Yul, meja Man Se sudah rapi. Yul bertanya semangat, “Kwon Man Se, haruskah kita makan sesuatu yang enak?”


In Ho mengantar Da Jung bertemu Na Young. Da Jung berkata ia bisa datang sendiri, tapi terimakasih untuk datang denganku.


In Ho memanggil Da Jung yang akan pergi, “Da Jung-ssi, aku akan bertanya padamu untuk terakhir kalinya, haruskah kau melakukan ini?” Da Jung mengiyakan, aku harus bertemu dengannya. Meski berat, Da Jung akhirnya pergi.


Na Young sudah menunggunya. Mereka duduk berdua di taman. Hening sesaat sampai Na Young bicara lebih dulu, “Setelah aku mendengar bahwa kau ingin bertemu denganku, aku bertanya-tanya mengapa kau ingin bertemu denganku? Apa yang ingin kau katakan padaku. Jika kau takut kalau aku akan muncul di hadapan anak-anak atau dia, kau tak perlu khawatir karena aku tak punya pikiran untuk kembali.”


Da Jung menyangkal, alasanku ingin bertemu denganmu adalah kebalikan dari itu. Sebenarnya ketika pertama kali aku melihatmu, aku ingin percaya bahwa aku salah lihat atau itu tak terjadi, karena aku tak ingin pergi dari sisi Jongri-nim. Tapi, tak peduli berapa banyak aku memikirkannya, itu tak benar. Anda hidup seperti ini, bagaimana bisa aku melakukan itu? Juga, Anda adalah ibu anak-anak. Nyonya, kembalilah ke tempatmu.


Na Young tak bisa, jika Da Jung hanya ingin mengatakan itu, ia akan pergi. Na Young benar-benar berterimakasih, tapi ia akan berpura-pura tak mendengar ini.


“Anak-anak sangat merindukan ibu mereka. Woo Ri, Na Ra, dan Man Se benar-benar menunggu ibu mereka. Untuk alasan itu saja, Anda harus kembali,” ucap Da Jung sebelum pergi.


Da Jung kembali pada In Ho yang masih menunggunya. In Ho khawatir, apa pembicaraannya berjalan dengan baik? Tentu saja, jawab Da Jung sambil tersenyum, sekarang aku merasa lebih baik. Itulah mengapa aku berkata kau tak boleh menunda PRmu.


“Apa kau baik-baik saja?”

“Tentu saja!”

“Benarkah?”


Air mata Da Jung menetes. Da Jung minta In Ho berpura-pura tak melihatnya. In Ho sedih memandangi Da Jung yang menangis.


Na Young masih duduk di taman, juga menangis. Ia memikirkan permintaan Da Jung.


In Ho tanya apa yang akan Da Jung lakukan? Da Jung tak tau, ia tak bisa memikirkan apapun sekarang, tapi Kepala Kang, tentang Nyonya yang masih hidup, berapa lama lagi kau akan merahasiakannya dari Jongri-nim? Jika kau terus seperti ini, apa tak bahaya untuk Jongri-nim?


Menurut In Ho, masalah utamanya adalah Jongri-nim dan anak-anak, jika mereka tau dia masih hidup, lebih dari orang lain Jongri-nim dan anak-anak harus menjadi yang pertama tau kebenarannya. Namun, dari pandangan asisten PM, akan lebih baik untuk tak memberitahunya sampai tugasnya sebagai PM selesai.

In Ho akan mengantar, tapi Da Jung menolak, ia sedang ingin sendirian. Da Jung berterimakasih dan pergi.


Na Young berjalan pulang ke shelter dan Joon Ki datang bersama Hye Joo. Joon Ki benar-benar terkejut, jika kau masih hidup seperti ini bagaimana bisa kau melakukan ini? Joon Ki bertanya berkali-kali. Na Young hanya menangis dan minta maaf, ia yang salah. Kakak adik ini berpelukan haru. Hye Joo ikut menangis melihatnya.



Yul ada di toko bunga. Si pemilik senang sekali PM datang ke toko bunganya dan bertanya bunga apa yang Anda cari? Yul tak tau. Pemilik menduga Yul akan memberikannya kepada Nyonya sebagai hadiah, ini semua bunga yang wanita sukai. Mawar, untuk cinta yang membara. Lily, untuk cinta yang murni. Tulip, untuk pengakuan cinta. Semua bunga ini terkait dengan cinta, itulah mengapa wanita akan merasa luar biasa ketika menerimanya.


Da Jung di toko jam, memilih satu untuk Yul, ingat soal Yul yang ingin menghentikan waktu.


Di rumah, Yul memberikan bunga yang dipilihnya untuk Da Jung. Da Jung menerima dengan heran. Yul tanya, apa kau ingat pernah bilang soal tak pernah menerima buket bunga? Da Jung senang dan berterimakasih, ia benar-benar suka baby breath (nama yang cocok untuk bunga yang mungil dan cantik).


Yul senang Da Jung menyukainya, ia membelinya karena suka maknanya, hati yang murni. Itu membuatku berpikir tentangmu. Terakhir kali kau bilang padaku bahwa ada banyak hal yang ingin kau lakukan, dimulai dengan ini, hari ini adalah bunga. Dan kita akan pergi menonton atau berbelanja, apapun yang ingin kau lakukan, satu demi satu kita akan melakukan semuanya.


Da Jung berkata Yul benar-benar pandai berkata manis sekarang. Yul tertawa dan akan masuk. Da Jung memanggilnya, sepertinya kita ada di gelombang yang sama hari ini, aku juga menyiapkan sesuatu untukmu. Da Jung memberikan jam tangan untuk Yul.


“Jongri-nim, Anda pernah bilang jika Anda putus denganku, Anda ingin menghentikan waktu. Tapi, aku tak ingin waktu Anda berhenti, dan tetap berjalan selamanya.”

“Nam Da Jung-ssi, mengapa kau berbicara seperti seseorang yang tak akan bertemu lagi?”


Da Jung menyangkalnya, dan minta Yul mengulurkan tangannya, ia akan memasangkan jamnya. Yul tampak khawatir memandangi Da Jung.


Da Jung menaruh bunganya di dua vas, bergumam kalau baby breath juga bermakna kesedihan abadi, sepertinya ia tak tau itu.



Dua vas bunga itu berakhir di ruang kerja Yul. Da Jung memandangi Yul yang sibuk dengan pekerjaannya. Yul sadar dan tersenyum, “Jika kau terus menatapku seperti itu, aku tak bisa konsentrasi.”

“Jika Anda terganggu olehku, haruskah aku keluar?”


“Kau bisa tetap tinggal di sana. Tidak! Jangan gerakkan ototmu sedikitpun, kau tetap tinggal di sana!” perintah Yul sambil tersenyum.


Da Jung tiba-tiba bertanya apa kebenaran harus selalu dikatakan? Yul tak yakin, kenapa kau bertanya itu? Tak ada, jawab Da Jung, hanya saja dalam hidup ada saat-saat kita harus menghadapi kebenaran dan kita tak mau menerimanya. Mengetahui kebenaran tak selalu membawa kebahagiaan, apa mungkin kau akan lebih mempertahankan kebenaran? Bagaimana menurut Anda, Jongri-nim?


Yul lebih memilih mengetahui kebenarannya. “Meskipun mengetahui kebenaran bisa membuat lebih sulit dan menyedihkan?” tanya Da Jung. Yul pikir begitu, karena itu kita bisa memilih untuk hidup dalam ketidaktahuan, tapi bukankah itu pada akhirnya akan menipu diri sendiri dan orang-orang didekatmu? Da Jung mengangguk. Yul heran kenapa Da Jung tiba-tiba membicarakan ini. 


Da Jung tersenyum, aku hanya ingin tau pendapat Anda, tadi Anda bilang bahwa makna baby breath  adalah hati yang murni kan? Lalu, apa Anda tau tentang legenda bunga baby breath?


Dulu ada seorang wanita, yang kekasihnya tewas di medan perang. Ketika waktu berlalu dan wanita bertemu pria lain, suatu hari kekasih yang dianggap mati ternyata kembali. Oleh karena itu, makna lain untuk baby breath adalah kesedihan abadi.


Da Jung dan Yul berjalan menuju kampus Yul. Kelihatannya mereka bertemu, tapi tidak, mereka berjalan di waktu yang berbeda.



Yul heran kenapa Da Jung memintanya bertemu di sini. Yul masuk auditorium, dan tersenyum melihat seorang wanita yang duduk menunggunya. Tapi senyumnya hilang saat wanita itu berbalik, Na Young. 


Yul membeku. Na Young menatap tak percaya.


Sementara itu Da Jung ada di luar kampus dan meyakinkan dirinya kalau ia melakukan hal yang benar.


Na Young terbata-bata menjelaskan kalau aku tak datang untuk bertemu denganmu lagi, aku datang karena wanita itu meminta untuk melihatku sekali lagi. Na Young buru-buru pergi, dan Yul benar-benar masih membeku di tempatnya.


Yul tersadar dan berlari mencari Na Young, tapi ia tak menemukannya.


Joon Ki sedang pusing dengan pikirannya sendiri saat Sekretaris Bae masuk dan memberitahu usulan pemecatan PM sudah akan melalui Majelis Nasional. Joon Ki terkejut, tidak, itu tidak bisa! Kita harus membatalkannya segera. Sekretaris Bae heran kenapa Joon Ki tiba-tiba seperti ini, bukankah ini yang Anda inginkan? Tidak, Joon Ki benar-benar akan mencegahnya.


Da Jung masuk ruang kerja Yul, meletakkan cincinnya di meja dan mengucapkan selamat tinggal. Tapi Da Jung berbalik, dan mengambil lagi cincinnya.


Da Jung pamit dengan anak-anak, ia akan merawat Kakek. Man Se minta Da Jung jangan pergi lama-lama. Da Jung mengiyakan, minta mereka baik-baik di rumah. Na Ra diam saja, kayaknya sedih Da Jung pergi lagi. Da Jung minta Woo Ri menjaga adik-adiknya. Woo Ri mengiyakan dan titip salam untuk Kakek, selamat jalan dan kita akan bertemu lagi saat kau kembali. Da Jung memandang ketiganya dan pergi. Na Ra merasa kalau Ahjumma sedikit aneh.


Da Jung meninggalkan kediaman PM dengan kopernya, mencoba menahan tangis.


Yul termenung di auditorium, tak percaya ia baru saja melihat Na Young. Woo Ri menelponnya dan bilang ada yang aneh dengan Ahjumma, dia berkata akan pergi merawat kakek, apa Ayah tau soal kepergiannya? Yul sadar, Da Jung benar-benar akan pergi.


Tanpa berpikir dua kali, Yul langsung berlari keluar. Bahkan Yul menyetir sendiri mobilnya. Yul ingat kata-kata Da Jung, bagaimana jika waktu yang tersisa sedikit? Bagaimana jika kita harus terpisah segera? Apa kita tak bisa berlari? Aku harap waktu Anda tak berhenti dan tetap berjalan, selamanya.


Da Jung sampai di RS, tapi ia tak ingin membuat Ayah khawatir lagi dan memutuskan pergi. Saat itu mobil Yul lewat, tapi tak melihat Da Jung.



Tak lama, Yul menemukan Da Jung dan mengajaknya pergi. Da Jung tak mau, ia tak akan kembali ke kediaman PM. Tapi Yul menariknya pergi.   

Komantar:
Kaan, tisunya berguna, episode ini sedih sedih dan sedih. Tinggal 2 episode lagi. I'm not expecting too much for the ending, but just giving us a very big smile, writer-nim?

1 comment:

  1. Bnr fa,sdh bgt q ampe nagis wktu ntnx^^ ntr mlm bs2 nagis lg kl ntn^^ahhh....besok mst say goodbyee sama drama in^^ rasax bnr2 g rela drama in berakhir.....

    ReplyDelete