Friday, September 26, 2014

Sinopsis Plus Nine Boys Episode 8 Part 2

 

Ibu sedang mempersiapkan penampilan Dong Gu untuk audisi saat Kwang Soo keluar kamar dengan mantel kuning cerah sambil bersiul. Ibu memandangi adiknya heran. Kwang Soo bahkan memuji penampilan Dong Gu dan pamit pergi sambil tersenyum. Ibu makin heran, karena Kwang Soo bahkan memakai parfum. Dan gara-gara keheranannya ibu jadi tak fokus dan memakaikan jaket Dong Gu terbalik. Dong Gu yang sadar sampai berteriak kesal.


Dong Gu sudah di tempat audisi. Ibu berpesan agar Dong Gu tak gugup, lakukan saja sesuai latihan. Dong Gu mengangguk dan bertanya, “Ibu, aku akan super populer jika bisa memenangkan ini kan?” Tentu ibu mengiyakan. Audisi ini adalah battle 1 lawan 1 jadi salah satu akan gagal, nomor audisi dibagikan dan bisa ditebak Dong Gu dapat nomor 9. Berarti Dong Gu akan melawan anak dengan nomor 10. Dan di hadapan Dong Gu hanya ada jaket dengan angka 10 di atasnya, tak tau itu milik siapa.

 

Saatnya audisi, Dong Gu masuk dan menyapa para juri ceria, halo, aku 9 tahun national cutie, Kang Dong Gu.. lengkap dengan puing puing alias pose imutnya. Si juri (cameo by John Park) merasa wajah Dong Gu familiar, dan ingat setelah melihat resumenya. Saat ia berkomentar Dong Gu berubah banyak, senyum Dong Gu langsung hilang. “Maksudku, kau cepat sekali besar,” ralat juri itu. Barulah senyum Dong Gu kembali. “Jadi ini pertama kalinya kau menari?” tanya juri itu. Dong Gu mengangguk, makanya ia berlatih sangat banyak.

 

Saat dipersilahkan, Jin Gu memulai dancenya. Diiringi Infinite – Back, Dong Gu menari dengan meyakinkan sampai semua juri tepuk tangan dan ibu yang menonton dari luar tertawa senang. Tapi menurut juri ada bagian penting yang dilupakan Dong Gu, ia lalu maju, akan menunjukkannya pada Dong Gu. Dan Dong Gu mengikuti gerakan yang dicontohkan dengan semangat. Si juri memuji Dong Gu, kau bisa ikut American Idol. Dong Gu tertawa senang.

 

Tapi saat lawan battlenya masuk, Dong Gu hanya bisa menunduk sedih karena lawannya yang persis Psy junior dance-nya jauh lebih oke. Dan ya, anak itu yang memenangkan battle. Dong Gu tertunduk lemas keluar ruangan audisi, ‘Apa masa kejayaanku benar-benar sudah berakhir?




Min Gu terus mengirimi Soo Ah pesan, tapi tak ada satupun balasan. Temannya menenangkan Min Gu, mungkin ia sedang ada kelas, tunggu saja. Tapi teman satunya yakin Min Gu pasti diabaikan dan dicampakkan lagi. Min Gu kesal, kau mau mati? Temannya yang gendut mengeluh lapar, tapi Min Gu masih penasaran kenapa Soo Ah tak membalas pesannya? Padahal ia melakukan hal-hal yang disukai Soo Ah, minum espresso, mendengarkan musik indie.


Ternyata Soo Ah memang mengabaikan semua pesan Min Gu. Temannya heran kenapa Soo Ah bahkan tak mau mengeceknya? Soo Ah malas, paling pesannya berisi ‘aku mencintaimu’ ‘kau sangat cantik’, itu kekanakan. Temannya tau Soo Ah benar-benar pro dalam jual mahal, tapi Min Gu tetap datang menemuimu setiap hari meskipun sudah dipermalukan, dia pasti sangat menyukaimu, kenapa kau tak berkencan saja dengannya? Soo Ah diam.


“Kupikir sebenarnya kau tertarik padanya, ya kan?” tebak temannya. Soo  Ah tak tau, dia cute tapi masih SMA. Jawaban itu malah membuat temannya makin menggoda Soo Ah.


Min Gu masih saja menunggu balasan pesan Soo Ah. Dua temannya ini ada di kubu yang berbeda. Temannya yang kurus menyuruh Min Gu menyerah dan fokus masuk kuliah saja dengan judo. Tapi temannya yang gendut menghibur Min Gu, dia akan membalas nanti malam. Min Gu tetap lesu, tapi berubah semangat dan buru-buru pergi saat Soo Ah menyebut-nyebut Standing Egg di status chatnya.


Sepertinya Soo Ah bermaksud menonton Standing Egg tapi kehabisan tiket, jadi dua temannya mengajak Soo Ah jalan-jalan dengan mereka saja. Mereka bersama seorang Oppa dengan mobil keren. Tapi Soo Ah tak ingin dan menyuruh mereka pergi saja. Baru saja teman-temannya pergi, Min Gu datang dengan sepedanya. Min Gu menyuruh Soo Ah naik, “Aku ingin membawamu ke suatu tempat.”

 

“Kemana?” tanya Soo Ah. Min Gu tak mau memberitahu karena ini surprise,tapi ia yakin 100% kalau Soo Ah akan suka. Soo Ah enggan, tapi Min Gu langsung mengambil tas Soo Ah dan menyuruhnya naik. Soo Ah sepertinya penasaran, karena ia naik juga. Begitu Soo Ah duduk di belakangnya, Min Gu langsung meletakkan tangan Soo Ah pegangan di pinggangnya.


Dan, tampak jelas kalau Soo Ah senang. Ia terus tersenyum, padahal Min Gu mengajaknya pergi hanya dengan berboncengan naik sepeda. Min Gu tentu lebih senang lagi. Soo Ah kembali bertanya mereka mau kemana? Min Gu tak menjawab, dan mengayuh sepedanya lebih kencang.

 

Mereka sampai, Soo Ah kaget karena Min Gu membawanya ke konser Standing Egg. “Kudengar kau ingin menonton ini, mau bergabung denganku?” tanya Min Gu. Soo Ah tentu mengangguk. Soo Ah terus tersenyum sepanjang konser. Min Gu senang dan berterimakasih pada pamannya, “Go PD memang yang terbaik!”


Kwang Soo hanya senyum membaca pesan Min Gu, ia sedang menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Da In. Da In keluar cafenya, juga tampak sedang menunggu. Kwang Soo berkata sepertinya Da In sedang ada urusan, apa aku pergi saja dan kembali besok? Atau haruskah aku menunggu? Seperti biasa tak ada jawaban. Da In tetap mengabaikan Kwang Soo dan pergi keluar. Kwang Soo menyusul dan menawarkan tumpangan. “Aku baik-baik saja,” jawab Da In terus melangkah.


Tapi langkahnya terhenti saat mendengar sebuah lagu yang dikenalnya. Lagu kenangan mereka terputar di ponsel Kwang Soo. “Lagu ini masih tetap bagus bukan?” ujar Kwang Soo. Da In tak menanggapi dan lanjut berjalan pergi. Kwang Soo hanya bisa diam memandangi Da In yang terus menjauh.


Se Young melanjutkan risetnya di pasar tradisional sendirian sambil sibuk mengunyah kimbap sampai Jin Gu datang. Se Young bingung, “kenapa Oppa di sini? Di mana Jae Bum Oppa?” Jin Gu berkata Jae Bum ada meeting, jadi ia yang datang. Se Young sedikit kecewa, padahal ia sudah menemukan semua tempat bagus untuk didatangi dengan Jae Bum. Jin Gu mengeluh, harusnya ia sedikit lagi menyelesaikan riset klinik bedah plastik dengan Go Eun, tapi ia menundanya karena Se Young, harusnya Se Young berterimakasih.


Se Young mengerti dan menyodorkan sebuah piring dan sejumlah koin, kau bisa memilih makan siang dengan koin itu. Mereka pun berkeliling pasar untuk memenuhi piring mereka. Se Young tampak mulai kembali nyaman bersama Jin Gu, meski belum benar-benar kembali akrab seperti dulu. Se Young semangat sekali mendatangi stall ddukboki, Jin Gu sampai curiga Se Young datang ke sini untuk makan, bukan untuk kerja.


Tapi  karena terlalu bersemangat, Se Young tak hati-hati dan tangannya terkena ddukboki yang masih panas. Jin Gu khawatir dan minta handuk basah ke ahjumma penjualnya. Se Young menolak saat Jin Gu akan meletakkan handuk itu, ia baik-baik saja. Tapi Jin Gu bersikeras melakukannya. Ia mengeluhkan Se Young yang sangat ceroboh, “Jika kau terluka.. aku yang harus bertanggung jawab.” Se Young hanya diam saat Jin Gu memintanya berhati-hati.


Kejadian itu mengubah mood Se Young, ia bahkan tak semangat makan (what? Se Young nggak semangat makan??). Jin Gu jadi khawatir, kau baik-baik saja? Se Young mengangguk. “Tapi kenapa kau makan seperti burung?” tanya Jin Gu heran. Se Young berkata Jin Gu selalu komentar saat ia makan banyak atau sedikit. Jin Gu menyuruh Se Young tetap jadi dirinya sendiri yang biasa dan mulai bercerita soal kunjungannya ke klinik bedah plastik bersama Go Eun.

 

Se Young sama sekali tak mendengarkan Jin Gu, ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Fakta kalau Jin Gu pindah ke Ilsan sejak tahun lalu membuat Se Young terganggu. Se Young sudah akan menanyakannya, tapi tak jadi. Ia malah menunjuk dumpling di piring Jin Gu dan berkata tadi itu dibeli dengan koinnya. Jin Gu langsung menaruhnya ke piring Se Young, lalu lanjut bercerita soal bibirnya yang katanya 80°. Se Young hanya diam memandang Jin Gu.


Saat berjalan ke halte, Go Eun menelpon Jin Gu, minta Jin Gu datang membantunya di kantor. Jin Gu mengiyakan, kantor juga searah dengan rumahnya. Jin Gu memberitahu Se Young kalau ia akan kembali ke kantor. Se Young mengerti, pergi saja. “Go Eun membutuhkan sesuatu dan aku akan pergi membantunya,” jelas Jin Gu.

“Iya, sudah kubilang pergi saja,” jawab Se Young sedikit ketus. Jin Gu heran karena Se Young cemberut. Se Young menyangkal, kapan? “Sekarang,” jawab Jin Gu.


Mereka menunggu bis dalam diam sampai akhirnya Se Young bertanya kenapa Jin Gu tak memberitahunya kalau sudah pindah? Jin Gu hanya tertawa heran, darimana Se Young tau. “Kenapa kau melakukan itu? Rumahku tak searah, kenapa kau naik bis 909 bersamaku setiap hari?” tanya Se Young. Menurut Jin Gu Se Young sangat kejam, “Haruskah kau menanyakan itu? Aku ingin pergi bersamamu, memangnya apa lagi?” Se Young terdiam.


Jin Gu tertawa kesal, “Aku tulus padamu selama ini, tapi kau tak mau percaya padaku.” Se Young masih diam. Bis Jin Gu datang dan ia pamit pulang duluan. Se Young memandangi bis Jin Gu yang menjauh dengan ekspresi menyesal.


Soo Ah masih sangat menikmati konsernya. Min Gu pamit ke toilet, Soo Ah hanya mengangguk sekilas dan kembali tersenyum menatap panggung. Standing Egg selesai dengan penampilannya. Para penonton mulai berteriak encore! Encore! Soo Ah ikut meneriakkan hal yang sama. Sang vokalis berdiri dan berkata mereka punya lagu terakhir yang spesial, penampilan dari hati seseorang.

 

Vokalis itu beranjak ke belakang panggung dan seseorang menggantikan posisinya.. Kang Min Gu. “Han Soo Ah, lagu ini untukmu,” ujar Min Gu sebelum mulai menyanyi. Semua penonton bersorak menggoda sementara Soo Ah tampak kaget dan bingung.

 

Min Gu mulai menyanyi.. lagu Standing Egg yang Soo Ah perdengarkan padanya kemarin (judulnya yes, it’s you, lagunya enak deh). Soo Ah tak bisa menyembunyikan senyumnya. Ia terus tersenyum senang mendengar nyanyian Min Gu yang sama sekali tak jelek, bagus banget malah (dan aku lebih suka versi Min Gu daripada versi aslinya :p).


Mereka berjalan pulang, dan Min Gu masih mendendangkan lagu yang dinyanyikannya tadi, ‘just like you girl.. just like you girl..’. Min Gu mencoba membaca ekspresi Soo Ah, tapi tak berhasil, jadi ia berjalan persis di hadapan Soo Ah. Min Gu berhenti, “Kau.. tak ada yang ingin kau katakan padaku?” Soo Ah diam saja.


Meski Min Gu merasa ia sudah cukup melakukannya di panggung, tapi Min Gu berkata lagi kalau ia benar-benar menyukai Soo Ah. Hanya Soo Ah yang ada di pikirannya saat ia berlatih judo. “Kau benar-benar tak akan menjawabku?” tanya Min Gu sekali lagi. Melihat Soo Ah hanya diam dan menunduk, Min Gu mengerti dan pamit pulang. Soo Ah masih terdiam di tempatnya sesaat, sebelum melangkahkan kaki pulang seperti yang dilakukan Min Gu.

 

Belum jauh mereka berpisah, sebuah pesan masuk ke ponsel Min Gu. Pesan dari Soo Ah, bertuliskan ‘ok’. Min Gu nyaris tak percaya membacanya, tapi lalu berteriak kegirangan, “Han Soo Ah, aku mencintaimu! Oppa akan memperlakukanmu dengan baik!” Padahal Soo Ah udah nggak keliatan, haha.


Da In pulang dengan Eun Suh yang tertidur di mobil. Da In akan mengeluarkan belanjaan dari bagasi saat sebuah suara berkata Da In pulang terlambat. Tentu saja itu Kwang Soo, ia muncul dari balik tembok dan menanyakan hal yang sama, alasan Da In. Tapi ia tak buru-buru, santai saja, suatu hari pasti Da In akan mengatakannya. “Tapi.. kau benar-benar tak ingat?” tanya Kwang Soo tetap penasaran. Da In masih mengabaikannya dan sibuk dengan barang belanjaannya.

Kwang Soo berniat membantu, tapi Da In jadi kesal dan minta Kwang Soo berhenti (ia mengatakannya dengan bahasa non formal or banmal). Kwang Soo sadar Da In bicara banmal dengannya dan tersenyum senang, kau pasti merasa lebih nyaman?


Da In: “Kenapa kau melakukan ini padaku? Kau merasa bersalah karena mantanmu seorang janda sekarang?”


Kwang Soo diam sesaat, ia melakukannya karena ia masih menyukai Da In. Da In merasa ini cukup, ia menggendong Eun Suh dan membawa barangnya sekaligus, lalu berjalan masuk. Kwang Soo menghentikannya, “Kau tak merasakan apapun padaku? Apa ini sudah benar-benar berakhir untukmu?”


Da In berkata ia bukan Da In yang dulu, ia ibu Eun Suh sekarang. Kwang Soo tak peduli, baginya Da In tetaplah Da In, cinta di hidupnya. Da In hanya diam menatap Kwang Soo. Kwang Soo frustasi, hatinya berdebar dan ia merasa aneh. Ia jadi tak yakin Da In sungguh baik-baik saja. Da In tetap diam. Kwang Soo merasa baik karena rasanya ia kembali ke 10 tahun lalu dan jadi bersemangat. Selama 10 tahun ini ia hidup sebagai Produser Go, semua yang ia lakukan hanya kerja. Ia tak tau apa yang penting atau betapa kesepiannya ia. Tapi setelah bertemu Da In, ia merasa menjadi Kwang Soo lagi, dan itu menyenangkan.


“Tapi.. kau benar-benar tak merasakan apapun?” tanya Kwang Soo lagi. Da In menghela napas, itu semua masa lalu. Kwang Soo tak mengerti, “Lalu kenapa kau jadi sangat kejam padaku? Jika tak ada apapun di antara kita, kau bisa biasa saja di dekatku.” Da In tak menjawab dan melangkah masuk.

[39. Aku memutuskan untuk membiarkan Produser Go pergi dan kembali menjadi Kwang Soo 10 tahun lalu.]
[Yang mengubah pria bukanlah dunia atau waktu.] 
[Yang mengubah pria adalah gadis yang dicintainya.]


Komentar:
Iya sih Kwang Soo annoying, tapi dia berhak dapat jawaban. Dan Kwang Soo benar, kalau memang nggak ada apa-apa di antara mereka, Da In nggak perlu terus mengabaikan Kwang Soo. Just give him an answer, and he’ll decide to fight for the second time or to move on.


Btw, ternyata Min Gu nih yang happy duluan. Akhirnya Soo Ah nerima dia juga, hohoo. Jin Gu – Se Young kayaknya sih bakalan nyusul. Tinggal samchoon nih yang masih kabur. Dan Dong Gu jangan patah semangat gitu dong, unni doain karir Dong Gu melejit lagi kok.. 

6 comments:

  1. Benar2 suka episode ini. Lagunya infite -back akhirnya aku tau jg judulnya.kamshamida,fighting!

    ReplyDelete
  2. Mba punya link download ost'y pas scene min gu m soo ah ga?lagu'y enak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang mana? OST part 4 yang dinyanyiin Sung Jae bukan?
      Coba maen ke soompi deh, di sana lengkap linknya.. :p

      Delete
  3. Iyah yg duet brg oh seung he atau siapa nama'y lupa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah dapet linknya? Kl belum mention di twitter deh, ntar tak kasih.. Lagunya enak banget, suka suaranya si Min Gu.. :D

      Delete
  4. min,lagu kenangan da in sama kwang soo judulnya apa sih?

    ReplyDelete