Thursday, April 9, 2015

Sinopsis K-Movie: My Brilliant Life Part 4 (Final)


Ah Reum yang semakin lemah terpaksa harus masuk ICU. Saat itu hari natal. “Selamat hari natal,” gumam Ah Reum lirih. Dae Soo dengan bangga memberikan hadiah natalnya, sebuah buku tabungan atas nama Han Ah Reum. Setiap bulan Dae Soo selalu menyisihkan 70.000 won, sampai terkumpul 2.597.000 won selama 3 tahun. Semua itu milik Ah Reum, tinggal katakan apa yang ingin Ah Reum beli.

 
 

Ah Reum penasaran, kenapa 70.000 won? Dae Soo berkata 7 itu nomor keberuntungannya, kau tau betapa sulitnya aku menabung semua ini? Mi Ra membenarkan, ia juga terkesan, ayah memang hebat. Dae Soo bertanya apa yang ingin Ah Reum beli? Ia akan menggunakan tabungan itu untuk mengabulkan keinginan Ah Reum. Tapi daripada hadiah, Ah Reum lebih ingin pergi ke suatu tempat. Ia ingin mendengar lonceng tahun baru. Kedua orangtua Ah Reum merasa itu sulit, terlalu banyak orang. Mereka bisa pergi lain kali saat kondisi Ah Reum membaik.


“Selalu lain kali.. Aku ingin mendengarnya tahun ini. Tak bisakah kau mengabulkan permintaanku sebelum meninggal?” Ah Reum merasa tak punya waktu, dan ia minta ayahnya untuk mencetak file dan membawanya, nama filenya ‘Cosmos’. Dae Soo menyanggupi. Tapi Ah Reum tak ingin ayahnya membacanya, dan minta ayahnya berjanji. Jika ayahnya membacanya, Ah Reum akan menghantui ayahnya selamanya. Ancaman itu mau tak mau membuat Dae Soo tertawa dan menautkan jarinya pada Ah Reum, bersedia berjanji.


Dae Soo pergi mencetak file Cosmos yang diminta anaknya. Tanpa sengaja Dae Soo melihat file berjudul ‘Lee Suh Ha’ di sana. Dae Soo yang penasaran membukanya.

Ketika Ayah menceritakan masa saat ia menjadi atlet, ia terlihat sangat bahagia. Ia menyerah karena aku. Ia mungkin tak pernah membayangkan bahwa anaknya lebih cepat tua daripada dirinya.


Tulisan itu membuat Dae Soo menangis sedih.


Saat kembali ke RS, Dae Soo berkata ia sudah mencetaknya dan menaruhnya di dalam tas. Saat butuh Ah Reum tinggal mengatakannya. Ah Reum berterimakasih dengan lirih. Dae Soo tiba-tiba berkata kalau Ah Reum mendapat email dari Suh Ha. “Benarkah?” tanya Ah Reum setengah tak percaya, tapi lalu mengangguk saat ayahnya menawarkan diri untuk membacakannya.


“Ah Reum, Korea sangat dingin sekarang, kan? L.A. juga ditutupi salju dan sangat dingin. Kuharap kita berdua lekas sembuh dan bertemu di musim semi. Orangtua kita pasti sangat senang. Kondisiku semakin membaik. Jangan sakit, dan jaga kesehatan. Tolong jangan pernah putus asa. Selamat tinggal.”


Dae Soo yang daritadi hanya mengarang mendadak gelagapan saat Ah Reum yang tersenyum memintanya membacakan sekali lagi. Ia salah-salah saat mengulangnya karena sama sekali tak mencatatnya, dan seolah sedang mengangkat telpon, Dae Soo pergi keluar sebentar. Saat kembali dan siap dengan catatan di ponselnya, Ah Reum malah minta Ayahnya membalas email itu.

 
 
 
 
 

Hai Suh Ha, terimakasih atas emailmu. Aku ingin menceritakan tentang masa kecilku. Kata Ayahku, aku suka bermain cilukba saat balita. Ketika ia muncul dari belakang pintu dan berkata cilukba, aku akan tertawa. Dan ayah bersembunyi lagi. Hanya dengan muncul kembali, aku tertawa lebih keras. Bisakah orang bodoh seperti itu tumbuh dewasa menjadi sarjana dan insinyur? Saat itu, kupikir aku tumbuh besar sendiri. Tapi kini aku tau, begitu banyak orang telah membesarkanku dan menyayangiku. Jika dipikirkan semua pengorbanan orangtuaku.. aku terkejut dan bersyukur. Aku mungkin tak bisa menulis email untuk sementara waktu. Walaupun kau tak melihatku, jika kukatakan cilukba dan menghilang, tolong jangan lupakan aku. Satu hal lagi, jangan pernah sedih karena aku. Seperti biasa, semoga beruntung.”

 
 

Dae Soo menangis tersedu mendengar semua perkataan Ah Reum. Meski Ah Reum berkata itu untuk Suh Ha, ia tau kalau semua perkataan itu ditujukan padanya. Walaupun tak bisa melihatnya, Ah Reum tau kalau ayahnya sedang menangis. Ayahnya yang baik.


Dae Soo meminta agar Ah Reum dipulangkan dari RS, tapi dokter tak setuju, itu sangat berbahaya. Dae Soo bersikeras mereka hanya mengulur waktu di sini, ia hanya ingin mereka kumpul bersama di saat-saat terakhir Ah Reum. Dan lagi ia sudah berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Ah Reum. Dae Soo tak ingin menyulitkan posisi dokter karena Ah Reum, dan ia bersedia menandatangani surat pernyataan jika diperlukan.


Dengan berat hati, dokter mengantarkan Ah Reum pergi dari RS, berharap perjalanan Ah Reum menyenangkan dan mereka akan bertemu lagi tahun depan. Ah Reum mengangguk pelan dan Dae Soo mulai menjalankan mobilnya.


Malam pergantian tahun di manapun selalu ramai. Begitupun di Seoul, jalanan macet sekali dan mereka terjebak di sana. Mi Ra meminta Ah Reum berbaring di pangkuannya, berkata kalau sebentar lagi usia Ah Reum akan bertambah satu tahun. Ah Reum hanya menjawab lirih kalau masa keemaasannya sudah berakhir. Ah Reum memuji bau ibunya yang sangat enak sambil memegang perut ibunya, “Ibu, sampaikan pesanku nanti pada adikku, kalau kakaknya memegang kepalanya.”

 
 

Mi Ra berpandangan dengan Dae Soo, kaget karena Ah Reum tau.

Di malam Ayah dan aku melihat bintang jatuh, aku membuat permintaan. Aku meminta untuk kesehatan adikku.


Sambil menahan tangis Mi Ra minta maaf, ia tak bermaksud menyembunyikannya. Ah Reum mengerti, dan berkata kalau ia punya hadiah untuk ayah ibunya di tas. Mi Ra mengambilnya, tulisan Ah Reum yang dicetak ayahnya beberapa saat lalu. Sebuah cerita berjudul ‘Detak Jantung Musim Semi’. Ah Reum memberikannya sebagai hadiah tahun baru. Ia minta ibunya membacanya, agar ia juga bisa mendengarnya. Setelah menarik nafas sebentar, Mi Ra mulai membacanya.

Detak Jantung Musim Semi.’ oleh Han Ah Reum

Angin bertiup. Pohon sangat menikmati angin. Mereka menyambut musim baru dengan cabangnya.

 
 

Angin bertiup. Ayah tau jika hari berangin adalah hari terbaik untuk mencari pasangan hidup.’ 

Flashback, Dae Soo berteriak menatap langit dan angin yang menerpa pepohonan, meminta dikirimkan seorang pacar. Merasa hal itu mustahil, Dae Soo berbalik dan melompat ke sungai di belakangnya. Karena hanya sendirian, Dae Soo melepas celananya dan berenang serasa di kolam renang pribadi.

 
 

Angin bertiup. Di hari berangin, Ibu tau dia harus pergi.’ 

Mi Ra berjalan sendirian di hutan, tapi ia tersesat dan tak menemukan halte bis yang dicarinya. Mi Ra yang kelelahan malah tersandung dan terjatuh tepat di hadapan sarang lebah. Ia langsung berlari panik karena lebah-lebah itu mengejarnya. Saat melihat sungai, tanpa pikir panjang Mi Ra melompat, sungai tempat Dae Soo berenang.

Dae Soo terpana melihat seorang gadis berlari dan tau-tau terjun di dekatnya. Refleks Dae Soo menangkapnya, dan mereka sempat berpandangan di air sebelum kehabisan napas dan kembali ke permukaan.


Beberapa saat yang lalu, Ayah meminta seorang gadis, dan kini dia tak percaya apa yang dilihatnya. Ayah berpikir, gadis itu cantik. Ibu berpikir, siapa dia? Dan menjaga jarak.


Dae Soo ingat kalau dia tak mengenakan celananya, dan sedikit menenggelamkan badannya ke air, sampai hanya kepalanya yang tampak. “Siapa kau?” tanyanya.

Ah Reum: “Ibu, kau menyukainya? Ayah, bagian mana yang membuat Ayah tertawa?”

Musim panas itu mereka mengobrol banyak. Itu hal wajar yang dilakukan dan tak banyak yang bisa mereka lakukan.


Yang mereka lakukan adalah mengobrol santai di pinggir sungai yang tenang. Dae Soo: “Kau tau, di siang hari juga ada bintang?” Mi Ra tak yakin. Dae Soo memberitahu kalau bintang ada di siang hari atau malam hari, tapi karena sinar matahari, mereka tidak kelihatan. Mi Ra yang baru tau memuji Dae Soo yang sangat pintar dalam ilmu pengetahuan. Dae Soo mengiyakan dengan bangga. “Jadi, di siang hari juga akan ada bintang jatuh?” tanya Mi Ra. Kali ini Dae Soo tak yakin, menurutnya bintang jatuh hanya ada di malam hari.


Dae Soo minta Mi Ra menyanyikan sebuah lagu, kau bilang ingin jadi penyanyi. Awalnya Mi Ra enggan dan malu, tapi ia menyanyi juga, dengan dahan pohon sebagai micnya.

Angin bertiup. Riak di permukaan air.. seperti keriput karena tertawa lepas.


Saat tak ada lagi yang mereka bicarakan, Dae Soo mendekat dan mencium Mi Ra. Tiba-tiba Mi Ra menatap langit, membuat Dae Soo heran. Tapi Mi Ra berkata tak ada apa-apa, dan kembali mencium Dae Soo.

Ibu berhenti mencium dan melihat kejauhan. Seakan angin tau jika ada sesuatu membelai kepala Mi Ra dan Dae Soo. Saat itu kami menginginkannya, dan kami sangat membutuhkannya. Kami sangat menyukainya.

Ayah.. Ibu.. Aku akan merindukan kalian. Itulah awal dari musim panas.

 
 

Cerita Ah Reum berakhir. Mi Ra semakin tak bisa menahan tangisnya. Air mata Ah Reum juga mengalir, dan mata Ah Reum memejam setelahnya. Mi Ra menghapus air matanya dan memuji anaknya yang luar biasa, kau sendiri yang menulisnya? Dae Soo juga bangga dengan anaknya. Tapi Ah Reum tak merespon. Mi Ra panik, minta Ah Reum bangun. Dae Soo yang menyetir bisa merasakan apa yang terjadi dan mendadak menghentikan mobilnya.

 
 

Mi Ra terus menangis memeluk Ah Reum, minta suaminya melakukan sesuatu. Dae Soo hanya bisa menangis di jok depan.


Saat itu tepat pukul 12. Semua orang bersorak menyambut tahun baru. Langit penuh dengan kembang api yang cantik. Keriaan yang berbanding terbalik dengan perasaan Mi Ra dan Dae Soo. Ah Reum tak bisa mendengar lonceng tahun baru yang diinginkannya. Masa keemasannya sudah berakhir.

Epilog:


Di bawah cherry blossom yang bermekaran dengan cantik, Ah Reum membacakan puisinya yang berjudul “Ayah”


Ayahku bertanya padaku, “Kau ingin menjadi apa jika terlahir kembali?”
Kujawab dengan pelan, “Ayah, aku ingin menjadi seperti Ayah.”
Ayahku bertanya padaku, “Masih banyak yang lebih bagus, kenapa kau ingin menjadi seperti Ayah?”
Kujawab dengan pelan, “Ayah, jika aku menjadi seperti Ayah, memiliki anak seperti aku.. maka aku bisa mengerti bagaimana rasanya menjadi Ayah. Tangisan Ayah.”


Ah Reum selesai dengan puisinya dan menyudahi syutingnya. Ayahnya yang terharu, Mi Ra yang tersenyum bangga, Seung Chan, semua bertepuk memuji Ah Reum. Ah Reum langsung melompat ke gendongan ayahnya, dan pamit pergi.


Keluarga kecil ini berjalan dengan bahagia. Mereka hanya memikirkan hal kecil semacam, makan apa mereka setelah ini? Belum terlalu jauh saat mereka berbalik, Mi Ra dan Dae Soo membungkukkan badan dengan sopan, dan Ah Reum melambaikan salam perpisahan. Dan di bawah cherry blossom yang bermekaran sempurna, mereka berjalan bergandengan tangan dengan bahagia.



- THE END -

Komentar:
Who wouldn't cry watching this so touching movie? Ah Reum anak yang baik. Mi Ra ibu yang baik. Dae Soo ayah yang baik. Mi Ra dan Dae Soo memang punya Ah Reum di usia sangat muda, tapi yang namaya orang tua tetap orang tua. Meski anaknya nggak sempurna, sayangnya mereka ke Ah Reum nggak perlu ditanya.

Overall i love this movie, but i hate that they made me cry a river. Gimana dengan kalian? :)


20 comments:

  1. filmnya bner-bner bagus! baru kali ini liat film yang kyk gni
    mksi sinopsisnya ya kak ^_^

    ReplyDelete
  2. Sinopsisnya bagus, suka dengan cara menulisnya, merasakan apa yang terjadi dengan jelas.
    Thank's

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow, such a compliment! Thank you yaa, that means a lot.. :")

      Delete
  3. What a beautiful but sad story.. Thanks for the synopsis😭

    ReplyDelete
  4. Daebaak... Film ini bagus n sukses bkn sy mewek... Terharu bngt, sungguh jaln hidup yg luar biasa... Thanks y sist tuk sinopny...^^

    ReplyDelete
  5. Film yg bagus bgt....film ini ngajak emosi naik turun....dr sedih ...ke tertawa lihat flash back pertemuan pertama ayhlah ibu nya di sungai....dr ketawa turun lagi ke sedih.....penuh dgn air mata.....
    makasih ya sist udh bkin sinop nya...kamsahamnida *bungkuk 90°

    ReplyDelete
  6. Sy uda nnton film ini tp tetep aja nyessek.. Film ini hangat,realistis.aktingnya keren bgt.gk salh kang dong won menawarkn diri main di film ini,biasany dia kn gk mau main drama hhe tntu sja krn SHG. Td d komentar part 2 kalo mama dan ayah nya Kdw sm Shg anak ny bkal ky gmn trnyta si jo sung mok (ahreum) bilang kta temen ny dia masa anak ny ky km dan pd gk percya kalo mau main drama breng mreka harus ny anak ny won bin,mksdny gnteng ny ky won bin gtuh! Makasih ats sinopsis ny :-)

    ReplyDelete
  7. Belom liat filmnya baru baca sinopsisny udah nangis hebat kyk gini.. this movie is meaningful for life.. thanks so much for writing this story.. God bless...

    ReplyDelete
  8. mau tanya, yang epilog itu kalau seandainya Ah-Reum sembuh ya?

    ReplyDelete
  9. Mewek banget,,, padahal cuma baca sinopsisnya,, huhuhu apa lagi nonton filmnya habisin tisu segulung... daebak unnie yg buat sinopsisnya q jadi ikut terhanyut..

    ReplyDelete
  10. baru baca sinopsisnya sedih banget...orang tua tetap orang tua walaupun anaknya tidak sempurna, kasih sayangnya tetap untuk anaknya....makasih sudah berbagi sinopsisnya

    ReplyDelete
  11. Sedih...banyak filosofi nya...daebak..

    ReplyDelete
  12. Baru baca sinopsisnya tp udh di bikin nangis, btw, ada yg punya link buat nonton movienya ga? Aku suka bgt sama song hye kyo sejak drama full house, tp sama sekali blm nonton film-filmnya, selama ini cuma nonton drama-dramanya, yg punya link movienya tolong bantuannya ya, makasih bnyk:)

    ReplyDelete
  13. Puisinya Ah reum yang paling berhasil bisa bikin mewek😣😩

    Thanks for the synopsis

    ReplyDelete
  14. Bru bca sinopsisny...bikin nangis trus jd pngen nonton film ny pasti nangis trus...pling mnyentuh d saat bca puisiny aww air mta ndk brhnti ngalir

    ReplyDelete
  15. Baru tahu ada film ini...bagus banget ceritanya...nangis sesenggukan bacanya

    ReplyDelete
  16. Film nya bagus banget......sukses bikin nangis....apalagi puisi yang buat ayah...makin tambah mewek

    ReplyDelete
  17. Film nya bagus banget......sukses bikin nangis....apalagi puisi yang buat ayah...makin tambah mewek

    ReplyDelete