Sunday, February 2, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 15 Part 1


Da Jung mengembalikan saputangan pada Yul yang tersenyum. Da Jung minta maaf, Anda pasti terkejut. Yul mengerti, tak ada alasan bagimu untuk meminta maaf, aku yang berpandangan sempit. Jika kau menikah denganku, kau tak hanya menjadi istriku, kau pasti menjadi ibu anak-anak juga. Wajar kalau kau berpikiran kompleks. Yul berkata mereka bisa menunda upacara pernikahan yang sebenarnya, tapi Da Jung harus berjanji kalau tak akan menangis. Da Jung tersenyum.


“Nam Da Jung-ssi, mengapa selalu ada ini setiap kali kita menikah?” canda Yul menunjukkan saputangannya. Ingat episode 4 waktu mereka mau nikah? Yul kan juga minjemin saputangannya waktu Da Jung nangis. Yul mengajak Da Jung pulang, tapi lalu teringat soal cincin yang tadi jatuh.


In Ho mengejar Hye Joo yang ingin mengatakan soal Na Young pada Yul. Hye Joo bersikeras Yul harus tau tentang ini. “Meskipun Park Na Young-ssi tidak menginginkan itu?” tahan In Ho.


“Na Young unni tak menginginkannya?”

“Mengapa kau anggap dia sembunyi begitu lama? Dia tidak muncul karena dia tidak ingin. Apa yang akan kau dapat dengan mengatakan tentangnya?”


In Ho tau Hye Joo pindah ke sisi Joon Ki untuk membantu PM, untuk memastikan apa lagi yang akan ia lakukan untuk PM. Jika Jongri-nim tau soal ini ia tak akan membiarkannya, lebih baik kita diam dulu, In Ho akan bicara pada Da Jung. Hye Joo tak bisa tinggal diam, kau hanya memikirkan Nam Da Jung. In Ho membenarkan, ia hanya memikirkan Da Jung, tapi ia juga khawatir pada masa depan politik Jongri-nim. In Ho minta Hye Joo memilih dan pergi.


Yul dan Da Jung mencari cincin Da Jung sampai ke kolong-kolong kursi. Yul minta Da Jung duduk saja, ia yang akan mencarinya. Da Jung tak mau, itu cincinnya, ia harus mencari juga.


Da Jung menemukannya, tapi ia berbohong pada Yul dan menyimpannya. Yul mencari lagi.


Hye Joo menunggu Yul di kediaman PM, ia yakin harus memberitahunya. Woo Ri memberitahu kalau ayahnya hampir sampai dan menawari Hye Joo minum. Hye Joo menolak, jika ia hampir sampai, aku akan menunggu di luar. Hye Joo tiba-tiba sadar kalau Woo Ri sudah setinggi ini. Woo Ri membandingkan tingginya dan Hye Joo, ia yakin sebentar lagi ia yang akan lebih tinggi. Hye Joo memuji Woo Ri yang sudah cukup dewasa, waktu kecil kau cengeng sekali tau kan? Tentu saja Woo Ri tau, ia banyak menangis karena merindukan ibunya.


“Woo Ri-ah, apakah kau tak merindukan ibumu lagi?” tanya Hye Joo. Tentu Woo Ri merindukannya, tapi ia tak bisa terus menangis karena merindukannya, bukankah begitu? Hye Joo mengangguk pelan.


Yul dan Da Jung sampai rumah, tapi cincin yang belum ketemu benar-benar mengganggu Yul. Da Jung tau, tapi tak banyak yang bisa dilakukan karena sudah malam, besok Yul harus bekerja. Da Jung minta Yul tak khawatir, besok ia akan kembali dan mencarinya lagi. 


Mereka bertemu Hye Joo, dan Yul kaget sekali melihat Hye Joo datang. Hye Joo minta maaf sudah datang tanpa pemberitahuan, ada sesuatu yang mendesak yang harus ia beritahu. Da Jung sadar keberadaannya mengganggu dan masuk lebih dulu. Yul mengajak Hye Joo masuk ke ruang kerjanya.


Di kamar Man Se, Da Jung memandangi cincinnya, tak mengerti mengapa ia tak berkata bahwa ia menemukan cincinnya. Da Jung menulis di jurnalnya, “Dia benar-benar masih hidup. Hari ini aku bertemu istri Jongri-nim, orang yang kupikir sudah meninggal. Dia benar-benar masih hidup.
Da Jung memandangi Man Se yang tertidur lelap dengan sedih.


Di Blue House, Yul memberitahu Presiden kalau hasil investigasi grup Myung Shim akan segera keluar, segera setelah tuduhan korupsi terbukti, kita harus berhenti melibatkan mereka dalam setiap penawaran proyek nasional. Presiden tak tampak senang, apa menurutmu perusahaan-perusahaan akan tetap tenang? Kau harus memikirkan tentang ekonomi nasional juga. Yul berkata mereka harus tetap berada di jalur yang seharusnya. Presiden tanya kalau ia berkata tidak apa kau akan tetap melanjutkannya? Ini sudah cukup, beritahu jaksa untuk menghentikan investigasi.


Dan satu lagi, PM Kwon, kenapa kau tak tau batas? Jika kau bertahan seperti ini, tetap bersama denganmu akan sulit, ancam Presiden. Omoo, posisi Yul terancam doong??


Pintu diketuk, Joon Ki masuk. Joon Ki tak sadar Presiden sedang di tengah pembicaraan dengan PM, ia akan kembali nanti. Tak perlu, sahut Yul, kami sudah selesai.


Semalam saat bertemu Yul, Hye Joo berencana mengatakan semuanya, tapi ternyata ia tak sanggup. Perkataan In Ho soal masa depan politik PM sepertinya benar. Hye Joo tak akan mengatakan apapun sampai Yul menyelesaikan tugasnya sebagai PM.


Yul keluar Blue House dan melihat Hye Joo yang baru saja selesai bertemu In Ho. Yul heran dan bertanya pada In Ho, kenapa Sekretaris Seo di sini? Apa ia memberitahumu sesuatu yang buruk? In Ho tersenyum, bukan sesuatu yang penting, ah apakah pembicaraan Anda dengan Presiden berjalan lancar? Yul mengangguk, tak yakin.


Presiden curhat ke Joon Ki, ia mengalami waktu sulit karena PM. Joon Ki setuju dengan Presiden, mereka harus menentang aksi Yul. Presiden bergumam ini tak seperti kita bisa mengganti PM. Joon Ki berkata itu bukan tak mungkin, jika Anda benar-benar ingin menggantinya, alasan bukan hal yang sulit dicari, kita hanya perlu keputusan Anda.  


Na Ra chatting dengan gurunya dan curhat ia mengalami waktu yang sangat sangat sulit, rasanya ia tak bisa belajar lagi hari ini dan mematikan sambungan chat. Da Jung mengetuk pintu Na Ra, apa kau belajar? Na Ra malah menangis keras. Da Jung cemas, Na Ra apa yang terjadi? Apa karena Tae Woong?



“Oppa yang memiliki ulang tahun yang sama denganku, jika ia menjadi seorang pendeta, ia tak bisa menikah,” ujar Na Ra sambil terus menangis. Da Jung menenangkan Na Ra, saat ini Oppa lebih menyayangi Tuhan, tapi jika urri Na Ra tumbuh jadi wanita cantik, kita tak pernah tau, ia mungkin lebih mencintaimu. Juga, meskipun kau pergi ke sekolah seminari tidak berarti kau harus menjadi seorang pendeta. Kau jangan menyerah tanpa perlawanan. Na Ra berhenti menangis, ahjumma.. Jadi makan banyak, jadi lebih kuat dan lebih tinggi terlebih dahulu, apa yang ingin kau makan? Aku akan membuatkannya untukmu, bujuk Da Jung. Aih, suka liat adegan ini!


Ternyata Na Ra pengen ramen. Mereka makan ramen dengan lahap. Na Ra melahap isi mangkuknya sampe tandas, tapi protes mi ramen apa ini begitu lembek dan hambar? Woo Ri menggoda adiknya, bagaimana bisa kau bilang hambar tapi menghabiskan 2 mangkuk? Hahaa. Na Ra cuek, berterimakasih untuk makanannya dan pergi. Btw, Na Ra udah nggak sedih lagi berkat Da Jung dan ramennya. Man Se memuji ramen buatan Da Jung sangat enak. Da Jung dan Woo Ri tersenyum.


“Kau tau bahwa Na Ra benar-benar menyukaimu meskipun dia berbicara seperti itu kan?”

“Na Ra begitu?”

“Na Ra belum pernah sekalipun mengucapkan kata ‘ibu’ sejak ibu kami meninggal.  Tapi ia memanggilmu ibu di gereja waktu itu, itu berarti ia sangat nyaman denganmu dan sangat berterimakasih padamu. Aku juga merasa begitu.” (sumpah, kata-kata ini mengharukan, Woo Ri manis bangeet! Tisu mana tisu?)


Da Jung nyaris tak percaya, dan tanya apa Woo Ri merindukan ibunya? Woo Ri diam sesaat, ini aneh, kenapa akhir-akhir ini semua orang bertanya soal ibu? Tentu saja aku sangat amat merindukan ibuku, tapi aku baik-baik saja, setidaknya aku bisa mengingat wajahnya. Woo Ri kasihan pada Na Ra dan Man Se, mereka bahkan tak mengingat wajah ibu. Jika ibu kembali hidup, aku akan melakukan apapun, tapi itu tak akan terjadi kan? (well, nothing is impossible in dramaland, Woo Ri-ah)


Da Jung termenung sendirian di coffee shop, In Ho yang sedang lewat melihat Da Jung dan menghampirinya. Da Jung tanya orang yang In Ho bicarakan di RS adalah Park Na Young kan? Kekasih kakakmu adalah Park Na Young kan? Orang yang ingin kau balas dendam adalah Jongri-nim? Kau tau semuanya. In Ho membenarkan, aku tau semuanya, tapi seperti yang kukatakan padamu, itu semua kesalahpahaman dan semuanya telah diselesaikan. Itu karena Park Na Young masih hidup? Tanya Da Jung, ia ingin bertemu orang itu, ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengannya.


In Ho tak setuju, kau akan bicara tentang Jongri-nim dan anak-anak? Da Jung-ssi, dengarkan aku dengan baik, kau tak pernah bisa bertemu orang itu, jika kau bertemu orang itu mungkin kau akan mengubah pikiranmu. Dia ibu anak-anak dan istri Jongri-nim, semua orang berpikir bahwa dia sudah mati, orang baik hati sepertimu akan berpikir “Aku harus memberikan kembali posisi orang itu”. Jadi Da Jung-ssi, kau tak bisa bertemu orang itu.


Da Jung tau kalau In Ho khawatir padanya, tapi dia adalah ibu mereka. Ibuku meninggal ketika aku masih kecil, jadi aku tau bagaimana perasaan anak-anak, betapa mereka ingin melihat ibu mereka dan bagaimana mereka tak bisa mengatakan kalau mereka merindukan ibu mereka. Aku tau bagaimana sedihnya itu, aku tau bagaimana perasaan mereka, jadi aku tak bisa meninggalkan mereka sendirian. Jika ibunya bisa kembali hidup, Woo Ri merasa ia ingin melakukan semuanya. Aku tak bisa mengabaikannya.

In Ho tanya apa yang akan Da Jung lakukan? Apakah kau tidak ingin bahagia dengan Jongri-nim? Da Jung menangis sedih.


Perkataan Woo Ri terus terngiang di benak Da Jung. Da Jung dilema, anak-anak tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu, haruskah ia terus membiarkannya seperti itu. Hmm, sejujurnya aku ragu, kalau anak-anak tau ibu mereka masih hidup dan sengaja tak datang pada mereka selama bertahun-tahun, apa dampaknya akan bagus?


Sementara itu, Joon Ki merencanakan pemecatan PM. Sekretaris Bae ingin melaporkan sesuatu tentang Seo Hye Joo. Joon Ki tak suka, ia bahkan tak meminta untuk itu. Tapi Sekretaris Bae tetap melaporkan kalau Seo Hye Joo bertemu Kang In Ho kemarin siang dan dia pergi ke tempat PM pada malam hari, bisakah kita benar-benar percaya orang ini?


Hye Joo masuk, memberitahu Joon Ki sudah waktunya pertemuan dengan partai oposisi. Jika Anda masih ingin bicara, aku akan menunggu di luar, kita masih punya waktu 10 menit. Joon Ki berkata pada Sekretaris Bae kalau ia yang akan mengurus masalah ini, kau periksa lagi penyelidikan kecelakaan mobil adikku.


Di mobil, Hye Joo berkata pertemuan nanti mungkin akan membicarakan investigasi grup Myungshim dan mendukung PM Kwon, apa Anda baik-baik saja dengan itu? Bukankah aku hanya perlu duduk dan mendengarkan, sahut Joon Ki. Joon Ki ingat kalau Hye Joo pulang cepat kemarin, apa ada sesuatu yang terjadi? Hye Joo berkata ia sedikit tak enak badan, setelah beristirahat kemarin ia sudah lebih baik sekarang. Joon Ki jelas tampak tak percaya.



Yul keluar kantor, tapi pengawal memintanya menunggu sebentar, mobilnya belum datang. Da Jung ada di sana, memandang Yul dari kejauhan. Yul memandang persis ke arah Da Jung berdiri. Da Jung cepat-cepat berbalik. Yul menelpon Da Jung dan menduga Da Jung sedang ada di luar. Da Jung berbohong, iya ia sedang di luar dan bertemu seorang teman. Teman? Lalu kau akan pulang terlambat? Tanya Yul. Tidak, jawab Da Jung, ia akan segera pulang. Yul berkata tidak perlu, kau sudah lama tak pergi keluar, bersenang-senanglah dan juga, kau boleh minum alkohol yang kau sukai. Da Jung tertawa, kalau begitu aku akan benar-benar pulang terlambat, jangan khawatirkan aku oke?


Yul berjalan mendekat, “Wah, siapa ini? Seperti seseorang yang sering kulihat di rumah.” Hohoo, Da Jung ketauaan! Kayaknya Yul udah liat dari tadi.


Mereka makan di pojangmacha. Yul tanya kenapa Da Jung berbohong? Da Jung pikir Yul sedang sibuk. Yul tertawa, ini bukan karena kau punya alasan lain? Da Jung menyangkal. Yul berkata seharusnya kita pergi ke tempat yang lebih baik, sudah lama kita tak keluar untuk makan. Da Jung justru tak ingin, ini adalah gayaku, jauh dari kemewahan.


“Tiba-tiba aku terpikir ini adalah pertama kalinya aku datang ke pojangmacha denganmu, Jongri-nim. Setelah dipikirkan lagi, tak banyak hal yang kulakukan denganmu. Kita tak pernah menonton film bersama, berbelanja bersama atau  bahkan menerima bunga. Anda selalu memanggilku Nam Da Jung-ssi dan tak pernah memanggilku dengan namaku. Kita tak pernah berjalan-jalan berpegangan tangan atau kau mengantarku pulang dan sedih saat harus berpisah. Kita tak pernah berkencan dengan layak dan langsung menikah.”


Yul sadar, semua terjadi seperti itu, “Jadi, kita bisa melakukannya mulai sekarang. Meskipun aku tak bisa mengantarmu pulang dan berpisah dengan sedih, kita bisa menonton film dan berbelanja bersama. Kau bisa melakukan semua yang kau inginkan dari sekarang. Kita bisa perlahan, satu demi satu. Aku akan berusaha lebih keras. Kita punya sangat banyak waktu bersama.”


“Bagaimana jika.. tak ada banyak waktu? Bagaimana jika.. kita segera harus terpisah?”


Yul dan Da Jung berjalan pulang. Da Jung masih bertanya bagaimana jika Anda harus berpisah denganku mulai besok? Yul tanya apa ia harus menjawabnya? Da Jung mengangguk.

“Aku akan menghentikan waktu, jadi hari itu tidak akan datang. Ah, lalu aku harus menghancurkan semua jam di dunia ini?” Yul tertawa dengan jawabannya sendiri.


Da Jung kesal Yul malah bercanda dengannya. Bukankah pertanyaanmu juga bercanda, jawab Yul, dan kau hanya bisa menggunakan kata ‘bagaimana jika’ untuk hal-hal yang baik. Yul yakin mereka tak akan pernah terpisahkan, jadi jangan khawatir. Yul lanjut berjalan, tapi Da Jung masih diam di tempatnya. Yul berbalik dan memanggil Da Jung.


Da Jung memandang Yul, “Jongri-nim, bisakah kita lari?”


Yul tersenyum, kau ingin melarikan diri dari para pengawal lagi? Kita tak bisa pergi jauh, dan bahkan jika kita pergi jauh kita tetap harus kembali, benar kan?


Da Jung mengiyakan, dan berusaha ceria lagi, ayo pergi! Da Jung akan melangkah, tapi Yul minta Da Jung tetap di sana, aku yang akan datang kali ini. Satu langkah. Demi satu langkah. Lalu, satu langkah lagi seperti ini. 



Yul sampai di hadapan Da Jung dan mengulurkan tangannya. Sedikit ragu, tapi Da Jung menyambut uluran tangan Yul dan memaksakan diri untuk tersenyum.


Hye Joo menyerahkan berkas untuk Joon Ki, dan bertanya soal rumor tentang gerakan untuk menurunkan PM, apa Anda tau soal itu? Joon Ki berbohong, ini pertama kalinya ia mendengar soal itu. Jika ada gerakan untuk menurunkan PM, tak mungkin aku tak mengetahuinya. Hye Joo mengerti, kupikir juga begitu.


Sekretaris Bae masuk dan memberikan informasi yang diminta Joon Ki. Joon Ki akan mengeceknya nanti dan meletakkannya di laci meja. Hye Joo masih berdiri di situ, curiga, sampai Joon Ki tanya apa ada yang masih ingin Hye Joo katakan? Tak ada, jawab Hye Joo lalu pamit pulang.


Hye Joo menemui In Ho di bar, heran kenapa In Ho mengajaknya minum. Ada sesuatu yang ingin dikatakan In Ho. Dari muka In Ho yang suram, Hye Joo bisa menduga kalau ini soal Nam Da Jung. Silahkan, konseling cinta untuk pria yang ditolak bukan hal yang sulit dilakukan. In Ho tersenyum, bukan itu, Da Jung-ssi ingin bertemu Park Na Young, jadi kubilang aku akan membantu.


“Kepala Kang, apa kau masih waras? Kebenaran bahwa Na Young unni masih hidup kita sudah berjanji bahwa hanya kau dan aku yang tau, bukankah kau yang mengatakan itu?”


In Ho juga menginginkan itu, tapi ia tak bisa mengubah pikiran Da Jung yang ingin bertemu dengannya. Hye Joo marah, setelah Na Young unni kembali jika Nam Da Jung dan Jongri-nim putus apa kau berharap dia akan datang menangis padamu?

Hye Joo minta maaf, bukan itu maksudnya, sebenarnya aku juga benar-benar merindukan Na Young unni, tapi saat aku melihatnya aku takut akan goyah. Tapi jika Nam Da Jung menemuinya apa yang akan terjadi?


Dia bilang dia ingin mengembalikan posisinya, jawab In Ho. Hye Joo tak percaya Da Jung mengatakan itu. In Ho berkata ada yang lebih penting, polisi menelponnya soal kecelakaan mobil kakaknya, mereka akan membuka kembali penyelidikannya, tampaknya Park Joon Ki yang melakukan itu. Hye Joo terkejut. Kita perlu mencari tau seberapa banyak yang Joon Ki ketahui. Hye Joo mengerti dan akan mencoba memeriksanya.


Hye Joo pergi ke kantor Joon Ki, mencari berkas yang tadi diletakkan Joon Ki, tapi tak ada dimanapun. Lampu menyala, Joon Ki tanya apa Hye Joo mencari berkas ini? Joon Ki sudah merasa aneh dengan Hye Joo yang datang kepihaknya, tapi ini terjadi, kau bertemu Kepala Kang dan bahkan pergi ke rumah PM. Aku ingin mempercayaimu, tapi apa yang kau lakukan padaku?


Hye Joo coba menjelaskan. Tapi Joon Ki menyuruhnya membuka berkas yang dipegangnya. Hye Joo ragu, tapi membukanya juga, ternyata itu proposal untuk memecat PM. Joon Ki berkata tak hanya itu, di hari PM diberhentikan, aku juga akan mengungkap penyebab kecelakaan mobil Na Young. Tapi karena Hye Joo sudah tau, ia tak akan menundanya lebih lama lagi. Joon Ki akan mengungkap semuanya ke media besok.


Hye Joo mencegah Joon Ki, Anda tak bisa melakukan ini pada PM. Joon Ki: “Kenapa? Ia membuat adikku seperti itu. Mengapa aku tak bisa melakukan ini?”

“Jongri-nim bukan tipe orang seperti itu. Anda tau itu!”cegah Hye Joo. Joon Ki bilang tak ada yang tau soal itu dan minta Hye Joo segera memberitahu Kwon Yul tentang ini, meski mungkin tak ada gunanya.


Hye Joo tak punya pilihan lain dan berkata, “Na Young unni.. masih hidup.” Joon Ki berbalik, apa? Hye Joo mengulangnya, Na Young unni masih hidup.

Bersambung ke Part 2


2 comments: