Friday, May 1, 2015

Sinopsis Falling for Innocence Episode 8 Part 2


Paginya, Ji Hyun datang dan langsung mengomeli Min Ho yang berani-beraninya melewatkan pertemuan penting. Min Ho hanya menjawab kalau itu terjadi begitu saja. Ji Hyun tak mengerti apa yang Min Ho pikirkan. Lagi-lagi Min Ho menjawab tanpa minat kalau semua berjalan baik tanpanya, jadi tak apa. Ji Hyun sampai harus menahan marah, terpaksa ia memberitahu Chairman kalau Min Ho sakit jadi Min Ho harus memberi jawaban yang sama. Chairman akan mengunjungi pabrik 3 jam lagi, dan Min Ho tak boleh terlambat. Ji Hyun yang kesal lalu pergi begitu saja.


Sebelum berangkat kerja, Joon Hee menyiapkan surprisenya untuk Soon Jung. Anggur, bunga, lilin, balon, cincin, juga sesuatu di dinding.


Di ruang ganti, Soon Jung yang masuk kerja mengagetkan Sekretaris Yoo, tapi Soon Jung tak punya pilihan karena harus ada di meeting hari ini. Sekretaris Yoo mengomel teganya Gold Partner menyewa gangster seperti itu, tapi Sekretaris Oh tak setuju, bisa saja mereka dari perusahaan ini. Rumor yang ia dengar, Direktur Yoon yang mengirim pria-pria itu ke pabrik. Jika itu benar, dia pasti tak melakukannya sendirian karena Chairman Lee Joon Hee dan direksi bekerja sama dengan Gold Partner dan melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor untuk mereka. Soon Jung tentu kaget mendengarnya.


Joon Hee bertanya apa ada yang terluka dari kejadian kemarin? Direktur Yoon berkata kalau itu tak terelakkan karena mereka harus menakuti para pekerja, dan ia dengar ada beberapa orang dari kantor pusat juga yang terluka. “Orang dari kantor pusat?” tanya Joon Hee. Direktur Yoon mengiyakan, Sekretaris Kim ada di sana. Dan sekarang gantian Joon Hee yang kaget.

 
 

Ia menelpon sambil mencari Soon Jung, tapi yang dicarinya hanya berjalan memandangi ponselnya yang berdering, tanpa bermaksud mengangkat. “Soon Jung-ah, seberapa parah kau terluka?” tanya Joon Hee khawatir. Soon Jung melangkah mundur setiap Joon Hee mendekat, “Kenapa kau tak bertanya bagaimana aku terluka?” Joon Hee terdiam.


Bukannya bergegas ke pabrik, Min Ho malah menemui dokter Jo. Dokter Jo menyapanya, bertanya apa Min Ho merasa sakit lagi? “Ahjussi, bagaimana aku harus hidup mulai sekarang?” tanya Min Ho bingung. Ada keputusan penting yang harus ia ambil hari ini, tapi hati dan pikirannya tak menyuruhnya melakukan hal yang sama. Min Ho tak tau keputusan apa yang harus ia ambil. 


Awalnya ia membenci perasaan asing yang ia miliki, juga kelakuan anehnya. Tapi anehnya, pada wanita yang membuat hatinya bergetar dan jantungnya berdetak kencang, ia ingin jadi orang yang baik untuknya. Min Ho ingin hidup berbagi mimpi yang sama dengannya. Tapi, Min Ho merasa ini bukan dirinya. Ini hanya gejala fisik. Min Ho yakin kalau ini bukan dirinya.


Dokter Jo yang sedari tadi diam mendengarkan berkata kalau ia percaya campur tangan Tuhan, dan ia percaya kalau jantung itu memilih Min Ho juga bagian dari rencana Tuhan. “Ahjussi..” potong Min Ho. Dokter Jo menggeleng, situasi sudah berubah sekarang, orang yang menjadi target balas dendam sudah tak ada sekarang. Min Ho punya jantung baru, orang-orang baru, dan dunia baru. Min Ho hanya perlu memutuskan bagaimana menjalani hidup.


“Hati ini milikmu. Otakmu juga milikmu. Kau putuskan seperti apa hidup yang Kang Min Ho inginkan,” saran Dokter Jo bijak.


Di ruangan Joon Hee, Soon Jung berkata soal orang-orang yang mengatakan hal aneh, jadi beritahu ia kalau itu tak benar. “Mereka bilang kau yang mengirim pria-pria itu ke pabrik, itu hanya rumor aneh kan?” tanya Soon Jung tak percaya. Tapi Joon Hee membenarkan, ia yang menyuruh mereka. Soon Jung benar-benar tak mengerti, “Untuk alasan apa kau melakukan hal itu? Banyak orang terluka, banyak orang kehilangan harapan karena itu. Apa kau bahkan sadar apa yang sudah kau lakukan?”


Joon Hee hanya berkata kalaupun bukan dirinya, orang lain juga akan melakukan hal itu. Soon Jung makin tak percaya, “Joon Hee-ya, kenapa kau berubah begitu banyak?” Joon Hee berkata ia harus berubah agar bisa bertahan di dunia ini. Yang terbaik adalah pekerja pabrik harus mencari pekerjaan lain secepatnya, karena perusahaan ini sudah tak ada harapan dan akan segera terjual. Mereka harus menerima kenyataan dan menemukan jalan lain untuk hidup.


“Karena itu kau menghukum mereka dengan cara seperti itu? Mereka memberikan segalanya untuk bertahan hidup,” sahut Soon Jung marah. Ia pikir ia mengenal Joon Hee dengan baik, tapi sekarang Joon Hee justru membuatnya takut. Joon Hee tak ingin Soon Jung mengatakan hal seperti itu, ia tak bisa menahannya kalau Soon Jung seperti itu padanya. Dari semua orang, ia hanya berharap Soon Jung yang bisa mengerti dirinya. Soon Jung tak bisa, dan dengan bahasa formal ia memberitahu kalau ia sudah menyiapkan pertemuan direksi dan acara pengangkatan karena itu pekerjaannya. Tapi, ia tak bisa memberi selamat, jadi jangan mengharapkan itu darinya.


Min Ho akhirnya mengambil keputusan dan menyuruh Woo Shik putar balik. Woo Shik menurut, meski tak mengerti kemana Min Ho ingin pergi padahal Chairman sudah menunggunya.


Saat Joon Hee, Direktur Yoon, dan direksi lainnya menuju ruang meeting, Min Ho yang sudah ada di sana menyapa mereka. Joon Hee tak suka melihat keberadaan Min Ho, kenapa kau ada di sini? Tentu saja ia datang untuk memberikan suara berharganya. Direktur Yoon mengingatkan soal pertemuan Min Ho dengan Chairman Gold Partner. Tapi dengan entengnya Min Ho berkata ia sudah membatalkan pertemuan itu. Joon Hee akan tau tujuannya saat meeting dan Min Ho melangkah masuk duluan, sambil menepuk pundak Direktur Yoon sok akrab.

 
 

Saat Min Ho masuk, Soon Jung sempat bengong dulu sebelum memberitahu di mana Min Ho harus duduk. Min Ho tersenyum lebar sambil menirukan tugas yang harus dilakukan Soon Jung. Direktur Yoon yang baru masuk balas menepuk pundak Min Ho dengan sengaja.


Pertemuan untuk voting CEO baru dimulai, dan kandidat saat ini hanya Lee Joon Hee. Sekedar basa basi Direktur Yoon bertanya apa ada kandidat lain yang akan diusulkan? Min Ho berdeham di mic-nya. Direktur Yoon balas berdeham, ia sudah mau memulai voting saat Min Ho menginterupsi. Ia ingin mengusulkan satu kandidat lagi, dirinya sendiri. Ia juga ingin mencalonkan diri sebagai CEO. Soon Jung yang mencatat notulen sampai berhenti mengetik. Joon Hee tampak kaget, dan Direktur Yoon hanya tertawa.

 
 

“Kenapa? Apa ada alasan aku tak bisa?” tanya Min Ho. Joon Hee tak takut kalah atau terintimidasi, tapi ia hanya tak bisa menebak maksud Min Ho di balik ini. Min Ho berkata kalau tujuannya adalah menyelamatkan perusahaan ini. Joon Hee tertawa dan memberi selamat Min Ho yang sudah gila. Min Ho berpikir dirinya juga sudah gila, setelah melihat hal mengerikan di pabrik kemarin ia jadi benar-benar gila.


Joon Hee tak tampak khawatir, Min Ho hanya sementara di sini, dan lagi siapa yang mau memilihmu? Tapi Min Ho berkata mereka tak akan memilih hari ini dan menerbangkan kertas yang sedari tadi dimainkannya ke arah Joon Hee. Kertas yang berisi proposal pemilihan CEO pada dewan direksi.


Min Ho bangkit dan dengan yakinnya berkata kalau ia memegang semua saham pamannya, dengan kata lain ia pemegang saham terbesar Hermia. Direktur Yoon menyahut kalau Hermia bangkrut semua itu tak ada gunanya, kau tak akan mendapat sepeser pun. Min Ho hanya menjawab tenang kalau perusahaan belum bangkut, dan kreditor tak akan bisa melakukan apapun sebelum benar-benar bangkrut.

 
 

“Aku dan kau. Kau dan aku. Mari bertarung untuk posisi CEO di pertemuan pemegang saham tahunan,” tantang Min Ho. Joon Hee bangkit, bertanya alasan Min Ho melakukan ini. Min Ho menatap Soon Jung sebelum menjawab kalau ia tak tau kenapa ia harus menjalani hidup seperti yang dulu ia lakukan, tapi tak ada bahagia yang setengah-setengah dan kau tak bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan dalam hidup. Jadi Min Ho memutuskan jalannya, tak peduli apapun, ia akan menyelamatkan perusahaan ini.


Pertemuan bubar, dan di luar Joon Hee masih mengkonfrontasi Min Ho, “Kenapa kau tiba-tiba berubah sekarang?” Min Ho justru berterimakasih, berkat Joon Hee ia menyadari sesuatu kemarin, hal-hal yang harus ia lindungi sendiri.. perusahaan ini dan Kim Soon Jung.

 
 

Joon Hee tak suka merasa kalah, tapi Min Ho tak akan membiarkannya memiliki perusahaan ini atau Kim Soon Jung. Jadi Min Ho menyarankan Joon Hee jangan sampai melewatkan makan, karena mereka akan bertarung keras mulai sekarang.

 
 

Min Ho yang tadi tampak meyakinkan bahkan harus menenangkan diri di ruangannya. Soon Jung masuk, baru menyebut namanya, Min Ho sudah menyuruh Soon Jung tak mengatakan apapun. Soon Jung tersenyum dan benar-benar berterimakasih. Min Ho malah menyalahkannya, semua menjadi salah saat ia bersama Soon Jung. Apa yang akan Soon Jung lakukan sekarang? Sekarang hidupnya kacau, dan sejujurnya ia takut menghadapi apa yang akan ada di hadapannya. Min Ho merasa berat dan sangat takut.


Soon Jung mengingatkan kalau ia sudah berkata akan melindungi Min Ho. Ia akan membantu dengan semua kekuatannya. Sampai Min Ho bisa menjadi pemimpin yang baik seperti ayahnya, ia akan selalu ada di samping Min Ho. Ia akan membantunya.


Perkataan itu dan Soon Jung yang terus tersenyum padanya membuat Min Ho memeluk Soon Jung tanpa berpikir. Saat sadar Min Ho kaget sendiri, tapi ia tak melepaskan pelukannya, “Aku meminta ini karena hatiku sakit sepanjang hari, biarkan aku bersandar padamu selama beberapa menit. Dan karena kau sudah ada di pelukanku, bisakah kau menepuk punggungku?”

 
 

Soon Jung agak ragu, tapi melakukannya juga. Ia menepuk-nepuk punggung Min Ho. Bahu Min Ho yang tadinya tegang langsung lega, wajahnya juga benar-benar lega. Haha sumpah ya ekspresi Min Ho itu lhooo! Jung Kyung Ho jagonya bikin ekspresi aneh macam itu..


Joon Hee tak bisa menahan amarah dan melampiaskannya pada benda-benda tak bersalah di ruangannya. Direktur Yoon berusaha menenangkan, tapi Joon Hee menyuruhnya segera menelpon Direktur Han dan jadwalkan pertemuan. Ia tak bisa tenang karena orang itu James Kang, orang yang ingin balas dendam pada pengkhianat ayahnya dan orang itu ingin menjadi CEO. Kalau Direktur Yoon ingin tetap di posisinya, ia harus melakukan  apa yang Joon Hee perintahkan sekarang juga. Direktur Yoon akhirnya buru-buru pergi sebelum Joon Hee makin marah.


Min Ho mengantar Soon Jung pulang, meski Soon Jung merasa itu agak canggung dan Min Ho tak perlu melakukannya. Tapi Min Ho malah menyuruh Soon Jung istirahat selama 3 hari. Soon Jung bilang akan membantunya, jadi ia harus istirahat dan memulihkan diri. Soon Jung mau menolak, tapi Min Ho langsung berkata itu perintah. Barulah Soon Jung mengiyakan.

 
 

“Dan juga, maaf. Kau terluka karena aku, maafkan aku,” ucap Min Ho tulus yang membuat Soon Jung menatapnya haru.


Woo Shik senang sekali karena Min Ho memberinya tiket pesawat kelas bisnis ke Amerika. Tapi sebelum ia pergi, ia ingin tau apa yang membuat Min Ho berubah. “Jantungku, dan Kim Soon Jung,” jawab Min Ho terang-terangan. Tadinya ia takut menjalani hidup yang berbeda dari yang biasa ia jalani, tapi sepertinya ia sudah menemukan kekuatan. Woo Shik berdecak tak percaya dan berkata Min Ho benar-benar idiot. Min Ho malah minta maaf. Dan yang terjadi selanjutnya, ia merobek tiket kelas bisnis milik Woo Shik menjadi kepingan kecil-kecil. Ia harus membereskan segalanya di sini baru kembali.

 

Woo Shik tertawa stress melihat tiketnya yang tak berbentuk dan akhirnya berkata ia akan tinggal di sini bersama Min Ho. “Kau akan melakukannya?” tanya Min Ho santai sambil tetap sibuk dengan komputernya. Woo Shik mengiyakan, lagipula ia tak punya tiket, tapi hiduplah dengan normal!

“Hidup normal?”

“Kau harus berteman seperti yang orang normal lakukan dan berkencanlah dengan Soon Jung,” jelas Woo Shik. Min Ho tertawa, berkencan? Ia terlalu sibuk kerja dan tak punya waktu untuk cinta-cintaan. Menurut Woo Shik Min Ho salah, “Kau terlalu sibuk mencintai seseorang sampai tak ada waktu untuk pekerjaan. Untukku, tujuan utama dalam hidup adalah bertemu seseorang yang kau cintai dan hidup bahagia dengan orang itu.”


Min Ho berusaha menyangkal, tapi Woo Shik tak ingin mendengarnya. “Kau dan Soon Jung di sisi yang sama sekarang, tak ada alasan untuk tak mencintai.” Min Ho tertegun mendengarnya, sementara Woo Shik masih menyesali tiketnya yang disobek, setidaknya ia bisa dapat refund, hahaa.


“Tak ada alasan untuk tak mencintai?” ulang Min Ho sebelum pergi tidur dengan wajah leganya. Oh my, his face.. mau dong jadi bantalnya *eh


Joon Hee pulang, kejutannya sama sekali gagal. Dan ia hanya diam menatap gambar Soon Jung yang besar di dindingnya. Ponsel Joon Hee berdering, ayahnya menelpon. Ia mendengar kabar dan bertanya apa Joon Hee baik-baik saja? Joon Hee tak mau kelihatan lemah, ia yakin akan diangkat secara resmi sebagai CEO akhir bulan ini. Ayah lega selama Joon Hee baik-baik saja dan menyuruh anaknya istirahat lalu menutup telponnya.

 
 
 

Saat Ayah Joon Hee mengambil baju ganti di lemari, sebuah ponsel terjatuh.. ponsel milik Dong Wook. Flashback, ayah Joon Hee mengambil ponsel Dong Wook yang berdering saat kejadian tabrak lari itu. Anehnya, tak tampak niatannya untuk mengecek kondisi Dong Wook. Ingatan itu membuat Ayah terguncang. Wait, apa hubungannya ayahnya Joon Hee sama kematian Dong Wook? Nggak mungkin pelakunya kan? :o

Di hari terakhir liburnya, Ahjussi Ma meminta Soon Jung datang ke pabrik, ia menemukan dompet Soon Jung. Soon Jung berkata ia juga ada hal yang ingin dikatakan dan akan segera datang.


Min Ho menyiapkan buket lollipop untuk Soon Jung, dan ia langsung diceramahi Woo Shik, “Kau harusnya memberikan apa yang ia sukai!” Min Ho tak peduli dan minta Woo Shik jangan mengganggunya karena ini hari libur terakhir Soon Jung. Tapi telepon yang diterima Woo Shik membuatnya menghentikan Min Ho yang bahkan belum menyalakan mobilnya. Min Ho membuka kaca mobilnya kesal, tapi Woo Shik berteriak heboh kalau mereka menemukannya!


“Menemukan apa?” tanya Min Ho bingung. “Kita menemukan keluarga donor jantungmu. Aku menemukannya!” ujar Woo Shik bersemangat.

Kebetulan ia tinggal di Incheon, namanya Ma Tae Sook. Kau menerima jantung anaknya. Tapi Kau tak boleh memberitahunya siapa dirimu. Cukup lihat dia dari kejauhan dan sembunyikan dirimu. Kau harus sangat hati-hati! Sangat hati-hati!

 
 

Min Ho datang ke alamat yang diberikan padanya. Ia baru akan menekan bel saat seseorang memanggilnya... Soon Jung. Soon Jung heran melihat Min Ho, begitupun Min Ho, sampai ia melihat Ahjussi Ma yang datang bersama Soon Jung. “Apa yang kau lakukan di luar rumahku?” tanya Ahjussi Ma.


“Rumahku?” tanya Min Ho tak percaya. Ahjussi Ma mengiyakan, ini rumahku. Min Ho melihat nama ‘Ma Tae Sook’ di baju Ahjussi Ma dan itu membuatnya tertegun.




Komentar:
Omo, a lot of things happen in one episode! Kiss, hug, Min Ho's turning point, hpnya Dong Wook ada di ayahnya Joon Hee, dan.. Min Ho tau siapa donor jantungnya. Oh my, semoga itu nggak bikin Min Ho goyah sama perasaannya.

Btw, skinship Min Ho - Soon Jung di episode ini menurutku hubungan aksi reaksi. I mean, liat aja tatapan Soon Jung gitu, makanya Min Ho dan jantungnya yang lemah (baca: berdebar keras tiap di dekat Soon Jung) nggak tahan dan akhirnya terjadilah itu skinship, hahaa..

1 comment:

  1. Jangan-jangan joon hee sama ayahnya kerja sama buat bunuh dong wook 😲😲😲, mereka kayaknya sakit hati sm keluarganya dong wook (halahhh analisis asal-asalan unnie😁😁) nggak sabar buat kelanjutan serialnya hihi

    ReplyDelete