Sunday, August 9, 2015

Sinopsis Oh My Ghost Episode 11 Part 1

 
 

Merasa belum siap, Soon Ae minta maaf dan kabur sebelum Sun Woo bertindak lebih jauh. Ditinggalkan seperti itu membuat Sun Woo malu, bingung, dan kesal sekaligus. Soon Ae terus berlari sampai taman, ia merasa kepanasan.. sampai terlempar keluar dari tubuh Bong Sun. Dengan polosnya Bong Sun bertanya apa Soon Ae sengaja keluar untuk bicara dengannya? Soon Ae yang bingung harus menjelaskan apa mengiyakan saja pertanyaan Bong Sun.


Mereka akhirnya bicara di ayunan. Saat ditanya apa tak ada yang terjadi, Soon Ae hanya menjawab canggung kalau belum terjadi apapun. Bong Sun sedikit kecewa, karena sepertinya ia dan Chef jadi lebih dekat. Tapi lalu khawatir pada Soon Ae, bukankah waktumu tak banyak lagi? Meski Bong Sun merasa tak enak sendiri karena terlalu ikut campur. Hanya saja dulu ia sangat takut dan benci melihat hantu, dan melihat ia bisa bicara dengan nyaman pada Soon Ae seperti ini, Bong Sun merasa sudah banyak berubah. Dulu ia hidup bersembunyi seperti orang bodoh  karena takut orang lain tau apa yang harus ia lalui.


Soon Ae menenangkan, “Kau tak lagi sendirian. Meski aku pergi, Chef akan ada di sampingmu.” Bong Sun tak yakin, meskipun semua berjalan seperti yang mereka inginkan, apakah Chef akan terus ada di sampingnya? Sekarang Bong Sun merasa bahagia, tapi di saat yang sama ia juga tak tenang.

Na Bong Sun, maafkan aku,’ gumam Soon Ae dalam hati. Bong Sun kembali tersenyum, tetap saja ia lebih menyukai saat ini dibandingkan dulu, rasanya ia lebih bisa berbaur dengan orang-orang di sekitarnya dan ia tak melihat hantu lain.


Sebentar lagi, meskipun hanya untuk beberapa hari.. Aku akan ada di dekat Chef, dan lalu pergi. Maaf sudah berbohong padamu.


Perasaan mereka berkebalikan. Bong Sun justru merasa senang, bahkan dengan hanya berada di ayunan.


Sun Woo bertanya-tanya apa kesalahannya sampai Soon Ae kabur seperti itu. Dan panjang umur, yang dicarinya datang, meski canggung, Sun Woo minta penjelasan Soon Ae. Buru-buru Soon Ae berkata kalau tadi ia mau muntah. Sun Woo kaget, “Apa.. muntah? Apa yang kulakukan membuatmu mau muntah?”


Soon Ae menyangkal, sepertinya ia makan terlalu cepat jadi perutnya terasa tak enak. Soon Ae berusaha meyakinkan, lagipula bagaimana mungkin ia menolak. Barulah Sun Woo lega, daritadi ia sudah berpikir macam-macam, apa ia melakukan kesalahan? Apa ia bau? Apa penyakit Soon Ae kambuh lagi? Soon Ae meyakinkan lagi kalau itu karena perutnya tak enak, tapi begitu Sun Woo mengajaknya naik, ia tampak menghindar dan bergumam mereka harus tidur, sudah malam, haha.


Sambil melipat tenda Sun Woo berjanji mengajak Soon Ae liburan dengan benar lain kali. Soon Ae hanya mengiyakan, lalu berakting perutnya sakit karena menurut Sun Woo ia tampak baik-baik saja. Sun Woo jadi merasa bersalah, Soon Ae jadi sakit setelah makan masakannya. Soon Ae menyangkal lagi, masakan Sun Woo sangat enak, ia saja yang memakannya terlalu cepat.

 
 

Di kamar, Sun Woo yang canggung sekaligus kecewa meyakinkan diri kalau masih ada hari-hari lain. Tapi tetap saja ia terlanjur excited sampai harus push up berkali-kali untuk menenangkan diri (ooooh, poor Chef). Di ruangan sebelah, Soon Ae mendengar semuanya dan bergumam minta maaf, ia hanya ingin bersamanya sebentar lagi.


Sung Jae pulang larut malam, tapi Eun Hee dan ibu masih menunggu dan menyambutnya datang. Ibu bahkan khawatir menantunya kelelahan, dan menawarinya wine agar lebih mudah tidur. Dengan sopan dan penuh senyum Sung Jae menolak, ia akan langsung istirahat saja sambil mengucapkan selamat malam.


Ibu senang melihat menantunya yang selalu tersenyum seperti anak kecil dan tampak innocent, tapi terlalu baik juga bisa jadi masalah. Eun Hee tak sependapat, justru karena itu ia menikahi suaminya. Ibu tertawa, selera mereka soal pria memang berbeda, dan ia lebih merasa pria nakal itu menarik. Dan soal itu Eun Hee sudah tau, haha.


Tapi Sung Jae yang selalu tersenyum itu berbeda saat ia sendirian. Ekspresi wajahnya mengeras saat ia berpikir siapa Bong Sun sebenarnya. Aura hitam roh jahat bahkan ada di sekelilingnya.

 
 

Saat break time, untuk pertama kalinya Soon Ae memasak untuk para chef. Semua tak sabar menunggu masakannya jadi, tapi hanya dengan melihatnya mereka yakin itu pasti enak. Dan benar saja, semua memujinya karena itu memang enak. Sun Woo ikut bergabung dan mencicipi bulgogi pasta buatan Soon Ae, dan ia sependapat dengan yang lain, rasanya enak dan pastanya dimasak dengan sempurna. Soon Ae tentu senang mendengarnya, apalagi yang lain lalu menyorakinya.

 
 

Sun Woo lalu memberitahu kalau ia harus keluar karena ada interview majalah, jadi Min Soo yang bertanggung jawab untuk makan malam. Ia tak enak meninggalkan restoran, tapi ia kenal editornya dan tak bisa menolak. Min Soo tadinya mengeluh, tapi lalu meyakinkan ia akan mengatasi semuanya dan sebagai bonus ia ingin dirinya dibicarakan di interview sedikiiit saja. Jelas Sun Woo tak mau, haha. Sun Woo juga mengajak Soon Ae karena pihak majalah juga ingin ada asisten chef yang bersamanya di program TV.


Mereka lalu pergi meninggalkan para chef yang langsung memperebutkan masakan Soon Ae. Haha, mentang-mentang Sous Chef itu pastanya Soon Ae dimonopoli Min Soo.


Di luar ternyata hujan. Soon Ae sudah bersemangat sekali mau diinterview, tapi ternyata Sun Woo bohong. Ia mengajaknya karena malas sendirian, jadi Soon Ae bisa jadi asisten make up-nya. Sun Woo menertawakan Soon Ae yang keburu geer, tapi lalu memuji lagi pasta buatannya dan mengakui Soon Ae sudah membuat banyak kemajuan. Jadi mulai besok Soon Ae bisa mulai bertugas dengan appetizer.

 
 

Soon Ae tak keberatan, menurutnya appetizer pasti gampang. Sun Woo tak mau Soon Ae menggampangkan seperti itu, bahkan saat memotong roti, rasanya bisa berbeda tergantung cara memotongnya. Soon Ae mengiyakan saja. Sun Woo lalu melihat penampilan Soon Ae dengan seragam restorannya dan bertanya apa kau tak punya baju lain?

 
 

Jadilah Sun Woo mengajaknya ke mall dulu. Soon Ae super bersemangat. Ia membayangkan mencoba banyak baju dengan Sun Woo yang duduk manis menilai penampilannya, dan mereka berakhir dengan memborong banyak baju.

 
 

Tapi kenyataannya, jangankan mencoba baju, Sun Woo langsung menunjuk satu manequin yang pertama dilihatnya dan minta diambilkan ukuran Soon Ae. Tentu saja Soon Ae kesal, wajahnya cemberut karena baju itu tak sesuai keinginannya. Meski pas menurut Sun Woo, tak terlalu pendek dan tak terlalu panjang, haha. Ia benci belanja, dan yang penting baju itu jauh lebih baik dari seragam restorannya. “Ayo, Bong!” ajak Sun Woo sambil mengempit kepala Soon Ae di lengannya.


Soon Ae terus memuji Chef-nya tampak tampan saat pemotretan. Sun Woo juga memujinya cantik saat ia membenarkan make-upnya. Berikutnya di interview, Sun Woo ditanya soal tipe wanita idealnya. Sambil melirik Soon Ae sekilas, Sun Woo berkata ia suka seseorang yang bisa memasak bersamanya, seseorang yang hormat pada orang tua, juga seseorang yang mungil dan cute, seseorang yang tampak seperti anak anjing. Akan bagus kalau sesekali provokatif, seperti santai saat terang dan menggoda saat malam. Dan juga ia suka mata yang bentuknya seperti bulan separuh.

 
 

Semua itu ciri-ciri Bong Sun. Dan yang menginterview pun langsung tau itu, bukankah itu seperti asisten Chef yang datang bersamamu? Sun Woo tak mengiyakan, dan beralasan mata mereka berbeda.


Ibu kaget saat tau anaknya menolak So Hyung. Ia tak mengerti, kalau ia Sun Woo, ia pasti sangat sulit hanya melihat So Hyung sebagai teman, apa dia punya masalah soal wanita? So Hyung tertawa membenarkan, selera Sun Woo soal wanita sangat buruk. Ibu masih berharap, tapi So Hyung sekarang yakin itu tak akan terjadi.  Ia suka ibu baik padanya, tapi So Hyung tak ingin membuat semua makin canggung antara ia dan Sun Woo. Ia ingin tetap menjadi teman yang baik dan membuatnya nyaman.

“Di mana lagi ia bisa menemukan wanita sepertimu?” keluh ibu yang lalu penasaran apa Sun Woo mengatakan hal lain seperti... wanita lain? So Hyung bingung menjawabnya, tapi untunglah ibu lalu sadar ia menanyakan hal tak penting dan tak membahasnya lebih lanjut.


Saat pulang dari interview, Soon Ae membahas tipe wanita ideal Sun Woo yang terlalu jelas bahkan sampai ke mata yang seperti bulan separuh, bagaimana kalau yang meng-interviewnya tadi sadar? Sun Woo tak peduli, dan berterimakasih Soon Ae sudah mau jadi asisten make up-nya hari ini. Soon Ae juga berterimakasih untuk baju barunya, lalu pamit masuk. Tapi Sun Woo tak juga melepaskan tangannya. Sun Woo pura-pura baru sadar dan melepaskannya enggan.


Begitu masuk Soon Ae langsung teriak, kamarnya banjir karena hujan seharian tadi. Lantainya penuh genangan air, selimutnya basah, juga baju-bajunya. Tak ada pilihan lain, Sun Woo menyuruhnya tidur di kamarnya malam ini. Soon Ae terkejut, “Hah? Kamarmu Chef?”


Karena bajunya basah semua, Sun Woo meminjami kemejanya. Soon Ae berganti baju dan keluar kamar mandi dengan canggung. Saking canggungnya Soon Ae mau tidur di restoran saja. Tentu Sun Woo tak mengijinkan dan langsung menarik Soon Ae ke kasurnya, ia yang akan tidur di lantai. Dan Soon Ae jangan mengharapkan apapun malam ini karena ia sangat lelah. “Siapa yang bilang aku mengharapkan sesuatu darimu Chef?” gumam Soon Ae masih canggung.


Mereka akhirnya menonton film, tapi adegan romantis di film itu membuat suasana makin canggung lagi. Dalam hati Soon Ae sampai stress sendiri, ia tak mau melakukan apapun karena ingin lebih lama bersama Sun Woo. “Haruskah kita tidur sekarang?” ujar Sun Woo saat adegan di film makin hot. Soon Ae langsung mengiyakan dan berbaring. Sementara Sun Woo ke kamar mandi dan menggosok giginya secepat kilat.

 
 

Begitu selesai, Soon Ae pura-pura sudah tidur dan mengorok. Di kamar yang gelap, Sun Woo awalnya tidur di lantai, tapi kakinya naik perlahan sampai badannya ada di bawah selimut yang sama di belakang Soon Ae. Saking terkejutnya Soon Ae, Sun Woo sampai jatuh terguling ke lantai. Soon Ae buru-buru minta maaf, ia kaget karena Sun Woo tau-tau datang padanya.


Sun Woo bingung. Ia benar-benar tak mengerti, dulu Soon Ae yang selalu mendekatinya sampai tahap yang sangat aneh. Soon Ae mengerti perasaan Sun Woo, makanya ia berubah, “Ingat yang kau katakan sebelumnya? Kalau kau ingin menjalani semuanya pelan-pelan?” Soon Ae sudah memikirkannya, dan Sun Woo 1000% benar, mereka tak bisa melewatkan proses dalam suatu hubungan, jelas Soon Ae canggung.


Terpaksa Sun Woo mengiyakan itu semua kata-katanya, apa kau baru mengerti sekarang? Super canggung Sun Woo menjelaskan karena situasinya jadi seperti ini, ia hanya berusaha memenuhi harapan Soon Ae, tapi ia sama sekali tak buru-buru dan minta maaf sudah mengagetkan. Ia bahkan memuji, “Aigoo, kau benar-benar jadi dewasa Na Bong Sun.” Ia lalu menyuruh Soon Ae tidur lagi dan mematikan lampunya.


Tapi ia sendiri tak bisa tidur dan keluar dengan kesal. Dulu Soon Ae seolah akan membunuhnya kalau mereka tak melakukannya, tapi sekarang malah mau pelan-pelan dalam hubungan mereka. Ia merasa dipermainkan dan ditarik ulur. Satu-satunya pelampiasan Sun Woo cuma karung tinju yang tak bersalah.


Pagi-pagi ibu Sun Woo sudah datang ke restoran dan bertemu Joon di depan. Ibu Sun Woo sepertinya sulit mengingat nama orang, di otaknya Joon itu bernama Jin, haha. Joon meralat dengan senyum dan memberitahu namanya. “Aah benar, Joon,” sahut ibu yang lalu memuji wajah Joon adalah tipe yang disukai gadis-gadis muda sekarang ini, ia seperti Cocker Spaniel. Joon tak mengerti (sama!). Ibu tertawa, meralat kalau-kalau Joon berpikir itu sejenis anjing, hanya saja sayang sekali andai saja ia lebih muda beberapa tahun. Joon langsung bengong. Hahahaha, ibunya Sun Woo ini bener-bener deh!


Eun Hee heran melihat ibunya datang, apalagi untuk mencari Bong Sook. Haha, lagi-lagi ibu salah ingat sampai Eun Hee harus membenarkan lagi.. Bong Sun. Ibu tak peduli, tapi panjang umur, yang dicarinya muncul dan menyapanya canggung.


Ibu mengajaknya bicara di luar, dan langsung mengeluarkan sebuah amplop. Soon Ae bingung, “A.. Apa ini, Ibu?” Panggilan ‘Ibu’ membuat ibu Sun Woo kaget dan minta Soon Ae menerima amplopnya saja, ia sudah berusaha keras agar Soon Ae tak kecewa. Menerima amplop seperti itu tentu saja Soon Ae berpikir isinya uang, tapi ia bukan orang seperti itu dan tak bisa menerimanya.


Ibu menyuruh buka dulu amplopnya. Soon Ae yang masih berpikir itu isinya uang membukanya, tapi ternyata isinya hanya foto. Haha, ibu berusaha menjodohkannya dengan asisten profesor di kampusnya, umurnya 32 tahun, kepribadiannya bagus dan pintar, dan kedua orang tuanya sudah meninggal. “Kalau ada kesalahan kecil, itu pasti karena ia punya 4 saudara perempuan, tapi itu tak masalah, bagaimanapun mereka bukan orang tua. Bagaimana menurutmu? Kau mau bertemu dengannya?” oceh ibu.


“Saya?” tanya Soon Ae tak percaya. Ibu meyakinkan kalau pria itu benar-benar pintar dan pantas untuknya, dan lagi 4 saudara ipar perempuan masih lebih baik dari ibu mertua sepertinya. Apalagi ia masih muda dan rajin minum obat herbal, ia tak akan mati dengan mudahnya. Parahnya ia juga tak dewasa, bisakah kau mengatasi ibu mertua kekanakan untuk waktu yang sangat lama? (Haha, your Omma really hilarious Chef!)


Soon Ae bingung harus menjawab apa, untungnya Sun Woo keluar dan bertanya apa yang mereka lakukan? Ia melihat amplop itu dan isinya, lalu langsung menyuruh Soon Ae masuk. Sementara ia menarik ibunya pergi. “Kenapa ibu melakukan hal tak berguna begini?” omel Sun Woo kesal. Ibu bersikeras, ia melakukannya karena menurut ramalan tanggal lahir Bong Sook harusnya ia sudah meninggal dan ibu yakin umurnya akan pendek.


“Itu ‘Sun’ okay? Bukan Bong Sook, tapi Bong Sun,” Sun Woo sampai harus ikut meralat. Ibu tak peduli, tak penting Sook atau Sun. Sun Woo yang kesal lalu masuk setelah pamit dan memanggil ibunya sendiri Professor. Gantian ibu yang kesal karena anaknya tak sopan. “Apa aku harus mencarikan pria lebih muda untuknya? Dimana aku bisa menemukan seseorang yang lebih baik dari putraku?” gumam ibu belum menyerah.



Bersambung ke Part 2

Komentar:
Hahaha, mamaknya Chef ini kayaknya ibu paling hilarious se dramaland deh! Sampe anaknya sendiri kesal dan manggil ibunya, "Professor"

Btw, kasiaaan Sun Woo! Dia kayak dijatuhin dari langit ketujuh deh, hahaa..

2 comments: