Sunday, January 26, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 12 Part 2


Yul sedang sibuk dengan pekerjaannya saat Da Jung masuk dan tanya apa yang sedang kau kerjakan? Yul bilang apa Da Jung tak lihat ia sedang bekerja, banyak sekali dokumen yang harus ditandatangani. Da Jung mengambil tablet Yul dan memarahinya, apa kau lupa kata dokter soal istirahat total? Da Jung juga mengambil semua dokumen dan menyuruh Yul istirahat saja.

                            
Di blue house, Joon Ki menyampaikan pengunduran dirinya pada presiden. Joon Ki melakukan ini untuk meringankan beban presiden akibat penyerangan PM. Presiden awalnya menolak, tapi kemudian berterimakasih pada Joon Ki.


Sekretaris Bae tak mengerti mengapa Joon Ki melangkah sejauh ini. Joon Ki tak ingin menjadi peliharaan Presdir Na lagi. Saat ditanya lalu apa yang akan dilakukan Joon Ki, Joon Ki sendiri belum tau, ia akan memikirkannya perlahan dan istirahat untuk sekarang. Sekretaris Bae mendapat informasi tentang kakak In Ho, Joon Ki langsung tanya apa itu ada hubungannya dengan Kwon Yul?


Joon Ki menemui In Ho, ia sudah mengerti alasan pribadi In Ho. Kang Su Ho, senior Na Young di kampus dan seorang psikiater, orang yang bersama Na Young saat kecelakaan. In Ho berkata ada satu hal yang kau lupakan, orang itu adalah pria terakhir yang Na Young cintai. Joon Ki tanya In Ho pernah berkata kalau yang bertanggung jawab soal kakaknya adalah Kwon Yul, apa Kwon Yul juga bertanggung jawab pada Na Young? In Ho hanya diam. Joon Ki minta In Ho membawakan semua bukti yang In Ho punya, ia akan menghabisinya.  


Hye Joo membeli buket bunga yang cantik sekali untuk Yul yang baru keluar RS.


Kwon family dan Da Jung ada di gereja. Yul heran dengan Da Jung yang tiba-tiba membawanya ke gereja. Da Jung jujur kalau Woo Ri akan tampil di sini, Woo Ri keluar band karena tidak ingin mengecewakanmu, tapi tampaknya ia sangat ingin menyanyi, kau belum pernah melihatnya bernyanyi kan? Yul diam saja. Da Jung merasa akan bagus kalau kau berkesempatan mendengarnya menyanyi, jadi aku membawamu kemari.



Yul memandangi Woo Ri yang sedang menyanyi. Dan Da Jung senyum memandang Yul.


Acara gereja selesai, Da Jung keluar bersama Man Se.Da Jung mencari keberadaan Na Ra, dan Man Se heran kenapa ayah dan hyung tak ikut keluar?


Yul masih di dalam bicara dengan Woo Ri. Woo Ri tak menyangka ayahnya akan datang kemari. Yul tanya apa Woo Ri sangat ingin bermain musik? Woo Ri mengiyakan. Yul tanya lagi, karena kau ingin memberontak? Woo Ri menjawab jujur, sedikit.



“Baik, lakukanlah!” sahut Yul. Woo Ri kaget. Yul memberi ijin karena Woo Ri tampak cerah dan bahagia saat menyanyi. Woo Ri senang bukan main, berarti aku bisa main band lagi? Soal itu Yul punya syarat, Woo Ri harus jadi nomer 1 di kelasnya. Woo Ri merasa itu tak mungkin dan berusaha membujuk ayahnya, bagaimana kalau nomer 2? Yul cuma menjawab, kau harus percaya the power of music, hahaha.




Na Ra mencari keberadaan Tae Woong, tapi tak ada satupun yang melihatnya. Na Ra malah ketemu tiga temannya yang berusaha membullynya. Salah seorang dari mereka hendak memukul Na Ra saat Da Jung datang menghentikan dan melindungi Na Ra, kau akan memukul Na Ra kan? Teman Na Ra kesal melihat seorang unni yang datang tiba-tiba. Na Ra, 


“Siapa maksud kalian? Dia dia... ibuku!”


Da Jung dan Man Se kaget, tapi teman Na Ra lebih kaget lagi. Na Ra mengadu, “Ibu, dia akan memukulku!” Da Jung yang belum pulih kagetnya memarahi mereka yang ingin memukul teman mereka di tempat yang suci ini, kalian ingin mencari masalah dengan ahjumma ini hah? Mereka pun kabur.


Na Ra salah tingkah dan menjelaskan kalau ia hanya asal berkata tadi, kau tau kan? Da Jung hanya mengiyakan. Man Se melihat Yut, berlari mendekatinya dan berkata kalau Noonanya tadi baru saja memanggil Ahjumma “Ibu!” Na Ra cepat-cepat menutup mulut Man Se, haha. 



Yul dan Da Jung berpandangan penuh arti, Da Jung looks sooooo happy. Mereka meninggalkan gereja dengan gembira, omo i love this moment!


Hye Joo menunggu, tapi Yul tak kunjung pulang. Terlalu lama, akhirnya Hye Joo hanya meninggalkan buket bunganya di ruang keluarga.



Yul, Da Jung dan anak-anak pulang dengan gembira. Da Jung menyuruh anak-anak segera tidur. Da Jung melihat buket bunga di meja, dan Yul membuka kartu ucapannya. Yul baru ingat kalau Hye Joo tadi menunggunya. Yul menelpon Hye Joo, tapi tak dijawab. 


Hye Joo berjalan sendirian, dan mengingat perjuangan mereka saat Yul masuk di Majelis Nasional.


Di kasur, Da Jung memegang kening Yul yang sedikit demam, kau pasti kelelahan hari ini. Yul memandang Da Jung lembut dan berterimakasih, berkatnya ia bisa mengerti Woo Ri. Ah, sebenarnya aku bisa mengerti hatiku sebenarnya. Da Jung tak mengerti. 


Yul berkata istrinya adalah musisi, karena itu aku tak suka Woo Ri bermain musik, itu akan mengingatkanku pada istriku. Itu sangat menyakitkan dan sulit, aku tak tahan, meski itu sebenarnya hanya masalahku. Da Jung tanya apakah bukan karena merindukannya? Teringat pada istrimu mengapa sangat sulit dan menyakitkan? Yul: Itu karena aku sangat membenci istriku.


“Kukira biasanya orang yang pergi lebih dulu akan dibenci, dalam hati yang ditinggalkan. Aku juga, membenci ibuku yang meninggalkanku dan ayah. Tapi setelah memikirkannya lagi, aku sadar kalau orang yang sangat kasihan adalah ibuku. Karena kita hidup. Meskipun sulit karena kebencian kita, kita masih punya besok untuk hidup dengan baik”


Yul diam mendengarkan Da Jung. Da Jung baru sadar, ini pertama kalinya Yul bicara tentang istrinya, bicaralah tentang istrimu mulai sekarang, ia akan mendengarkan. Yul memandangi Da Jung, dan memintanya segera pergi tidur, ini sudah larut. Da Jung tak mau, ia akan membaca untuk Yul. Yul diam dan masih memandangi Da Jung. Da Jung tertawa dan meyakinkan kalau kali ini ia tak akan tertidur.


Da Jung membacakan kelanjutan cerita 1001 Malam, “Scheherazade bercerita setiap malam tanpa gagal. Setelah Aladin dan Lampu Wasiat selesai, lanjut ke Ali Baba and the Forty Thieves. Cerita Scheherazade tak ada akhirnya”


Da Jung berhenti dan memandang Yul, “..Karena, jika cerita panjang ini berakhir, dia harus pergi dari sisi Sultan, ia tak ingin dipisahkan darinya.. karena, ia sudah mencintai orang itu. Scheherazade, yang tak ingin pergi dari sisi Sultan, akhirnya memutuskan mengaku padanya.


Tunggu, Yul tak percaya kata-kata itu dari buku 1001 Malam, ia juga membaca buku ini, tapi pengakuan Scheherazade ke Sultan sepertinya tak ada bagian itu. Da Jung ngeles, anda pasti belum membaca keenam volumenya, buku yang ia baca volume kelima. Yul merasa itu lebih tak mungkin, apa Sultan akan membiarkan Scheherazade hidup setelah ia mengakui perasaannya? Dia pasti akan dibunuh sebelum volume keenam. Jika wanita mengaku duluan, itu akan membuatnya tampak terlalu mudah. Da Jung speechless, well, dari tabiat buruk Sultan sepertinya ia tak akan membiarkan wanita gampangan hidup.


Da Jung buru-buru bangkit dari kasur. Yul tanya apa Da Jung tak akan lanjut membaca? “Karena aku ingin hidup lebih lama,” jawab Da Jung. Omoo, she’s gonna confess first! Yul minta setidaknya Da Jung meninggalkan bukunya, tapi Da Jung tetap pergi.


Paginya, In Ho sampai di kediaman PM. Ia membuka berkas yang berisi pengakuan saksi dan foto kakaknya bersama Na Young. Seseorang mengetuk jendela mobilnya, Da Jung. In Ho memasukkan lagi fotonya dan tersenyum pada Da Jung.


Yul mencari-cari Da Jung. Di kamar tak ada. Di ruang tengah tak ada. Di kamar Man Se juga tak ada, tapi tunggu dulu, mata Yul malah tertuju ke buku 1001 Malam yang semalam dibacakan Da Jung. Yul membacanya, “Cerita Scheherazade tak ada habisnya. Scheherazade mulai menceritakan cerita selanjutnya untuk Sultan. Hari berikutnya, seperti biasa pelayan membangunkan Ratu dan berkata...

Yul sadar kalau apa yang Da Jung bacakan kemarin berbeda.


Da Jung berjalan berdua In Ho, bicara tentang ayahnya yang sangat khawatir pada Yul. In Ho berkata ayahnya baik-baik saja, jangan khawatir dan bawa banyak makanan enak saat kau datang minggu ini. Da Jung bertanya-tanya apa yang harus ia bawa, ayam? Soondae? Jeokpal?


“Da Jung-ssi, aku menyukai ini. Kenyataan kau melihatku dan tersenyum. Berapa lama kau pikir aku bisa melihatnya?” tanya In Ho serius. Da Jung bingung. In Ho cuma berkata akan tiba waktu saat segalanya berubah, saat itu apakah kau bisa melihatku dan tersenyum? Da Jung merasa kalau sesuatu yang pernah In Ho bilang itu tentang kakaknya kan? In Ho akan berkata soal orang yang membuat kakaknya jadi seperti ini, tapi tak jadi dan minta berhenti membicarakan ini.


Da Jung khawatir, “Apa kau akan melakukan sesuatu seperti balas dendam? Jika iya, jangan lakukan itu! Aku tak akan mengatakan sesuatu seperti memaafkan adalah balas dendam terbaik. Hanya jangan lakukan itu, untuk dirimu sendiri.” In Ho tampak goyah.


Yul termenung di kantornya, mengingat kelanjutan cerita Da Jung. In Ho masuk dan mengabarkan kalau menteri Park Joon Ki mengundurkan diri. Yul kaget.


In Ho heran kenapa menteri Park tiba-tiba mundur. Hye Joo merasa ini pasti perintah Presdir Na untuk menenangkan soal penyerangan PM. In Ho tetap saja heran. Hye Joo berkata kalau sesuatu yang tak bisa diprediksi terjadi, jangan terlalu terkejut. Hye Joo yang akan mendampingi Yul memberi kuliah di almamaternya, In Ho tinggal di kantor saja.


Selesai memberi kuliah,Yul berjalan-jalan dengan Hye Joo di kampus mereka. Yul sudah sangat lama tak kemari dan jadi teringat saat membuat poster bersama Joon Ki dan Hye Joo. Hye Joo heran kenapa Yul tak mengatakan sesuatu tentang pengunduran diri menteri Park. Yul tak menjawab, malah berandai-andai kalau ia bisa memutar waktu, ia harus kembali ke saat apa? Saat pertama bertemu Joon Ki di universitas? Atau hari saat aku menikahi Na Young? Aku harus kembali ke saat apa untuk mengurai benang yang kusut saat ini?


Jika hal itu ditanyakan pada Hye Joo, ia ingin kembali ke tahun kedua sekolah menengahnya. Yul tertawa, saat Seo Hye Joo adalah gangster Ssang Moon Dong? Hye Joo selalu mengingat Yul yang menyelamatkannya saat itu. Yul ingat saat itu Hye Joo memanggillnya ahjussi. Hye Joo tersenyum mengiyakan, dan waktu sudah berlalu 20 tahun sejak saat itu. Hye Joo merasa bahagia bisa ada di samping Yul selama 20 tahun, tapi kemudian Hye Joo mengeluarkan surat pengunduran dirinya. Yul kaget.


Hye Joo: “Untuk seseorang yang selalu dipukul ayahnya yang mabuk dan selalu kabur dari rumah, orang pertama yang membuatku merasa ada harapan adalah Anda, Jongri-nim. Terimakasih berkat anda aku tau ada harapan dan keadilan, juga memberiku kekuatan untuk hidup. Dan, aku sangat menyukaimu. Sejak pertama kita bertemu, sampai sekarang.”


Hye Joo selalu bertanya-tanya kapan ia bisa mengaku, pada akhirnya itu saat ia pergi. Hye Joo menangis dan berpesan tetaplah sehat, meskipun tak berada di samping Yul, ia akan selalu mendukungnya. Hye Joo membungkuk dan pergi.


In Ho mengejar Hye Joo yang akan meninggalkan kantor dengan barang-barangnya. Hye Joo tanya apa In Ho ingat saat ia bilang hari dimana ia mengaku pada Jongri-nim akan menjadi hari untuk ia pergi, hari ini adalah hari itu. Hye Joo berpesan agar In Ho menjaga urri Jongri-nim dengan baik. In Ho ingin mencegah kepergian Hye Joo, tapi ia tau itu akan percuma.


In Ho mendapat telpon dari RS kalau keadaan kakaknya mendadak gawat. In Ho datang dengan panik, kakaknya ada di ICU karena kejang yang tak berhenti.  Dokter berkata kalau kakaknya sudah lepas dari bahaya sekarang, tapi ia akan tetap di ICU untuk memantau kondisinya. In Ho menangis, “Hyung, jangan lakukan ini. Aku belum mampu melakukan apapun untukmu. Aku bahkan belum mampu memulai. Kau tak bisa pergi seperti ini.



In Ho menelpon Joon Ki, ia akan memberi semua bukti yang ia punya dan akan menemuinya. Saat keluar RS, mobil In Ho berpapasan dengan seorang wanita yang sosoknya dikenali In Ho. In Ho turun ingin memastikan, tapi posisi mobilnya menghalangi jalan.


Da Jung memandang ruang piano yang terkunci dan bertanya-tanya akankah Jongri-nim bisa membuka hatinya?


Yul masih di kampusnya, mengingat Hye Joo saat menangis dan berkata Yul memperlakukannya seperti orang lain, padahal ia ada disisinya sangat lama. Yul mengingat segala yang dilakukan Hye Joo untuk membantunya.


Yul pulang, Da Jung sudah menunggunya di halaman. Yul tanya kenapa Da Jung ada di luar, ini dingin. Da Jung merasa ada sesuatu yang terjadi, ekspresi Yul tampak tak bagus. Yul memberitahu kalau Sekretaris Seo mengundurkan diri. Da Jung shock, apa Anda baik-baik saja?


“Ia ada di sisiku selama 20 tahun, tapi banyak hal yang tak kuketahui tentangnya,” sesal Yul. Yul sadar suatu hari Da Jung juga akan pergi, jika hari itu datang, beritahu ia lebih dulu. Jika tiba-tiba seperti ini, pergi tanpa peringatan apapun, sepertinya akan sangat sulit untuk bertahan.


“Itu tak akan terjadi. Aku tak akan pergi dari sisimu, Jongri-nim. Karena aku mencintaimu.”

“Apa yang baru saja kau katakan? Nam Da Jung-ssi.. apa?”

“Kubilang aku mencintaimu, Jongri-nim.”

“Hentikan! Hentikan! Ini bukan sesuatu yang bisa sembarangan dibercandakan.”

“Aku tak bercanda. Aku sangat menyukaimu, Jongri-nim.”


Yul hanya memandangi Da Jung.

Komentar:
Omo omo omo!! Da Jung is sooooo brave! Yul memang tampak tak percaya, tapi sepertinya ia sudah bisa nebak dari kelanjutan cerita 1001 malam yang dibacakan Da Jung. Dan Yul yang takut kalau Da Jung meninggalkannya tanpa peringatan sebelumnya, its just sooo sweet. Dan di episode ini, tatapan Yul ke Da Jung benar-benar, uh i can’t stand it, i’m totally swooning! Tontonlah, dan liat apa ada yang sanggup bertahan dari tatapan Yul?


2 comments:

  1. Aduh mbk,seminggu in q bolak2 tiap hari tp kq blm jg dposting2^^ eh hri in udh ad,wah seneg dch^^ ditunggu ya yg ep 13 klo bs jgn lma2 ya hehehehe

    ReplyDelete
  2. Waa, makasih lho udah nungguin.. Iyaa, sori ya beberapa hari ini keluar kota, jadi nggak sempet bikin postingan.. ^^

    ReplyDelete