Thursday, January 2, 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 7 Part 1


Da Jung yang niatnya membacakan cerita dari buku 1001 malam agar Yul tertidur malah tertidur lebih dulu dari Yul. Yul hanya bisa tertawa dan mengambil bukunya perlahan dari Da Jung. Yul lanjut membacanya sendiri, “Tidak ada kebencian yang dapat menghapus kemalangan, tidak ada yang bisa menghentikan kemarahan. Maka dari itu, kau adalah orang yang menyelamatkanku. Kau datang kepadaku yang tak bisa tertidur..” Pluk, kepala Da Jung jatuh tepat di bahu Yul saat Yul membaca “Scheherazade ku..” Yul memandangi Da Jung dan berusaha membetulkan posisi tidurnya, tapi Da Jung malah terbangun dan dengan kaget bertanya apa yang sedang Yul lakukan. Yul menjelaskan kalau dia hanya membantu Da Jung untuk tidur lebih nyaman. Da Jung tak percaya.


Yul kesal, “Jika kau tak ingin mempercayaiku, maka jangan! Kau bilang kau akan membacakannya kepadaku hingga aku tertidur.” Da Jung tetap tak percaya dan menuduh Yul adalah seorang serigala. Yul benar-benar kesal dan pergi keluar kamar dan berpesan agar Da Jung tidak mendekatinya. 


Di luar kamar Yul masih ngomel-ngomel sendiri, “Apa, serigala? Apakah dia tidak tau seperti apa serigala itu?”



Yul melangkah ke kamar yang tergembok rapat dan kekesalannya berubah menjadi kesedihan. Yul teringat pertanyaan Da Jung sebelumnya, “Jungri-nim, mengapa kau tak bisa tertidur?” Yul melangkah pergi, tapi kemudian diperlihatkan sebuah foto wanita cantik di ruangan yang selalu tergembok itu, istri Perdana Menteri. Dari fotonya, kelihatannya istri PM pemain piano yaa..


Paginya, Yul mencari Da Jung tapi tak  tampak di kamarnya. Yul masuk dan geleng-geleng liat kamar yang berantakan. Baju-baju berserakan dimana-mana, tapi mata Yul tertuju pada buku yang Da Jung bacakan semalam dan terus memandanginya. 


Da Jung yang baru selesai mandi kaget melihat Yul ada di kamar. Yul juga kaget dan mengalihkan pandangan ke arah lain, dan mulai mengomel karena Da Jung menggunakan kamar mandinya, ia meminta Da Jung menggunakan kamar mandi lain mulai sekarang. Da Jung menjawab kalau anak-anak harus memakai kamar mandi itu. “Ini adalah punyaku. Jangan gunakan kamar mandiku”, Yul kekeuh (dan tetep nggak memandang Da Jung). Yul memberi waktu 5 menit untuk Da Jung bersiap-siap ke konferensi parlemen. Yul keluar kamar dan masih lanjut ngomel sendiri soal Da Jung yang make kamar mandinya, haha..


Park Joon Ki dan sekretarisnya berjalan menuju tempat pertemuan dengan para menteri lain, dan sepertinya dia merencanakan sesuatu untuk Yul. Salju kembali turun, dan Joon Ki teringat percakapannya dengan Hye Joo saat malam natal, “Hal yang Kwon Yul lakukan dengan baik dengan pernikahaannya adalah untuk membuatmu sadar dan mengerti, kau pikir itu benar.ini terlihat lenih baikbagimu untulmenyendiri dan sedih, daripada mengejar Kwon Yul seperti anak anjing.” Hye Joo meminta Joon Ki untuk tidak bertengkar dengannya, ini malam natal. Joon Ki malah menggoda Hye Joo dengan meraih dahan pohon di atasnya dan salju langsung berjatuhan. Hye Joo mengeluh dingin, dan Joon Ki membantu membersihkan salju di mantel Hye Joo.

Joon Ki berharap, “Tidak apa-apa jika kau menyumpahiku atau mengabaikanku, tapi jangan membenciku apapun yang terjadi.” Hye Joo hanya diam memandanginya dengan heran.

Di mobilnya, In Ho mendapat telepon dari Hye Joo. Tak lama, Da Jung yang ditelepon In Ho. Yul selesai bersiap-siap dan dengan hati-hati akan keluar kamar (bajunya Da Jung berserakan dimana-mana gitu loh), tapi pintu kamarnya tak mau terbuka. Dicoba berkali-kali, tetap tak terbuka. Di luar kamar, Da Jung menahan pintunya setengah mati karena pesan In Ho yang memintanya menahan PM selama setengah jam.


Da Jung: “Jongri-nim, maafkan aku tapi aku tak bisa membuka pintunya”


Sementara itu kantor PM sangat sibuk, banyak menteri yang tidak akan hadir di sidang kabinet. Hye Joo kesal dan tau ini perbuatan Joon Ki untuk mempermalukan PM. Mereka berusaha mengurus ini sebelum PM tau.

Setelah berusaha keras, pintu mulai terbuka (buset Da Jung Kuat amat ya ternyata??) dan Yul terkejut menemukan Da Jung yang menahan pintunya. Da Jung langsung melompat dan keduanya terjatuh di lantai. Yul bertanya apa yang Da Jung lakukan dan berusaha bangun. Da Jung menarik Yul lagi dan menahannya di bawahnya, berkata ada sesuatu yang ingin dia bicarakan. Yul bangkit lagi dan Da Jung menahannya lagi. Ahjumma pengurus rumah malah mendapati mereka yang sedang dalam posisi err.. hot, langsung shock dan menutup pintu kamar, huahahaa.


Ahjumma benar-benar shock, dan langsung mencegah Man Se yang ingin masuk kamar mencari Da Jung dan berkata kalau Da Jung sedang sibuk, ia yang akan mengantar Man Se sekolah. Man Se nggak mau, sampai Ahjumma harus menyeretnya pergi.


Yul bangkit dan memperingatkan Da Jung, “aku tak punya waktu, aku akan pergi sekarang. Tapi tentang perilaku gilamu, aku akan menegurmu setelah pulang nanti. Bersiap-siaplah.” Da Jung tetap menahan Yul keluar, “Kau tak dapat pergi sekarang! Ketua Kang bilang kau tak bisa...” Yul heran dengan apa yang Da Jung bicarakan.


Yul akhirnya sampai di kantor PM dan banyak wartawan menunggunya. Hye Joo dan In Ho berusaha mencegah Yul masuk ke ruangan sidang, tapi Yul tetap membuka pintu ruangan lebar-lebar dan mendapati hanya ada 2 menteri disana. Well, sepertinya ini ada hubungannya dengan pemboikotan pembangunan pelabuhan internasional..


Da Jung yang sedang menyiapkan snack berpikir soal permintaan In Ho tadi pagi dan mengingat soal ia yang melompat ke atas Yul. Da Jung merasa ia benar-benar gila.


Da Jung mengantarkan snack untuk Na Ra yang sedang asik dengan laptopnya. Da Jung mengira Na Ra bermain terus dengan laptopnya, dengan sinis Na Ra berkata kalau ia sedang belajar. Da Jung tak percaya dan mengintip laptopnya, dan ups, Na Ra beneran lagi belajar. Da Jung tertawa malu dan menyuruh Na Ra lanjut belajar.


Da Jung ganti mengantarkan sandwich untuk Man Se di kamarnya. Man Se berkata dengan riang kalau ia sangat menyukai boneka kataknya. Da Jung senang dan berterimakasih. “Tapi, kenapa tidak ada apa-apa disini?”, tanya Man Se sambil menunjuk tangan kiri si katak dan meminta 1 sandwich lagi untuk kataknya. Da Jung cuma bisa mengeluh, kenapa ia meminta yang tersulit dari semua sandwich. Hahaa, itu kan tangan kanan kataknya megang sandwich, Man Se mau tangan satunya megang juga..


Da Jung masuk kamar Woo Ri dan mengeluh, ruangan ini selalu saja kotor meski ia membersihkannya. Saat mulai membersihkan, Da Jung menemukan sebuah kunci tergeletak di lantai dan penasaran.


Yul termenung di kantornya, mengingat semua kejadian tadi. Sementara menteri-menteri lain dan Park Joon Ki menertawakan Yul, tapi khawatir akan nasib mereka di media. Joon Ki menenangkan kalau tak akan ada yang terjadi.


Hye Joo datang dan langsung menampar Joon Ki. Joon Ki hanya tertawa maklum dan berkata seharusnya Kwon Yul datang secara pribadi. Hye Joo kesal dan menganggap ini sudah terlalu jauh, Joon Ki sudah berubah begitu banyak dan ia tak akan membencinya, tapi ia akan menganggapnya menyedihkan.



Yul pulang ke kediamannya dan mendengar suara piano. Ternyata Da Jung yang memainkannya untuk Na Ra dan Man Se. Na Ra menganggap lagu yang Da Jung mainkan terlalu mudah dan membosankan, “apa hanya ini yang bisa kau mainkan?” Da Jung tak mau direndahkan, ia bermain semua bagian dalam “40 latihan Czerny” (buku piano). Da Jung mulai memainkan lagu lain saat Yul mendekat dengan tergesa. 



Yul terpana dan seperti melihat mantan istrinya yang memainkan piano dengan gembira. Yul tersenyum kecil, sampai akhirnya ia sadar dengan apa yang dilihatnya. 


Da Jung berhenti bermain saat melihat Yul. Na Ra menjelaskan dengan panik kalau ia dan Man Se tak punya niat untuk datang, tapi Da Jung yang mulai untuk bermain. Man Se meralat, noona yang menyuruhnya untuk mencoba dan... Na Ra langsung menutup mulut Man Se dan menyeretnya pergi.

Da Jung menjelaskan pada Yul kalau ia datang karena pintunya terbuka dan ia penasaran. Yul yang masih terkejut hanya diam dan pergi.

Dari ahjumma, Da Jung baru tau kalau piano itu milik mantan istri Yul. Ahjumma mengomel, itu sebabnya aku memintamu tak masuk ke ruangan itu, dan kau hanya menganggapnya omong kosong? Ponsel Da Jung berbunyi, ayah meneleponnya dan bertanya tentang keadaan Yul. Da Jung bingung dan baru tau soal sidang kabinet yang dibatalkan.


Yul masih merenung di ruang kerjanya saat Da Jung masuk dan membawakan minuman, hot chocolate denga marshmallow di atasnya. Yul bertanya apa itu? Da Jung bilang kalau ia ingin Yul meminum minuman yang manis.

“Apa kau membuat ini untukku?”

“Ya, minum sesuatu yang manis untuk menyemangatimu. Minumlah selagi hangat.”

Da Jung keluar dan membiarkan Yul sendiri. Sampai jam 3 dinihari, Yul masih terjaga, bukan karena kejadian di kantor PM, tapi soal Da Jung yang mengingatkannya pada mantan istrinya. Yul yang stress mengkonsumsi pil tidurnya, lebih dari biasanya.

Pagi harinya, Da Jung kesiangan bangun dan saat sadar Yul tak ada di kamar, yang ada dipikirannya pertama kali adalah, “Apakah Jongri-nim terbangun semalaman?”    


Da Jung mengetuk ruang kerja Yul, tak ada jawaban. Da Jung masuk dan panik melihat Yul yang terkapar di kursi dan pil tidurnya yang berserakan di lantai. Da Jung menepuk bahu Yul untuk membangunkannya, tak berhasil. Da Jung akhirnya menepuk pipi Yul berkali-kali, dengan keras, memaksa Yul bangun dengan panik. Saat Da Jung mau menepuk pipi Yul lagi, tangan Yul tau-tau ada di pipinya. Yul membuka mata dan bertanya berapa lama kau akan menamparku? Pfiuuh, sama seperti Da Jung aku juga ikutan lega.


Yul terlambat dan berkata pada In Ho kalau ia akan keluar rumah dalam 5 menit. Da Jung bertanya apa Yul baik-baik saja?

“Kau kira aku baik-baik saja? Aku kira mukaku akan rusak. Apa yang kau pikirkan hingga kau menamparku begitu keras?”, omel Yul.

Da Jung mengira ini semua karena sidang kabinet sehingga Yul meminum banyak obat tidur. Yul tanya apa Da Jung berpikir kalau ia mencoba bunuh diri?

“Kau tidak bangun-bangun meski aku menamparmu dengan keras. Itulah sebabnya aku tak ingin kau meminum obat-obatan seperti itu. Aku sudah bilang akan membacakan buku untukmu, tapi kenapa kau masih meminum obat-obatan itu?”


Yul berkata, jadi itu alasannya dan beranjak pergi. Da Jung memanggilnya dan meminta maaf soal kemarin, ia yang salah. Yul tanya apa yang salah?

“Tanpa berpikir aku pergi keruang piano.”

“Dan apa lagi?”

“Aku bermain piano tanpa seijinmu”

“Dan apa lagi?”

Da Jung mulai bingung dan tak yakin. Yul bertanya lagi, kau tak tau? Da Jung tiba-tiba teringat dan berkata takut-takut, tentang aku melompat ke atasmu kemarin. Yul tertawa dan berkata ia sudah melupakan hal itu, jika kau tau kau salah lakukanlah refleksi. Yul kemudian pergi. Tinggal Da Jung yang merasa aneh karena Yul tidak marah dan bertanya-tanya apa hal lain yang ia lakukan dengan salah?

Yul: “Hal terbesar yang Nam Da Jung-ssi lakukan salah, mengingatkanku dengan orang itu. Dia membuatku memikirkan istriku


Da Jung keluar dan bertemu rekannya dari Scandal News. Temannya berkata sebagai istri PM seharusnya ia membantunya. Da Jung tampak berpikir, haruskah aku membantunya? Tapi mereka ternyata ingin membuat berita tentang PM. Da Jung menolak, ia tau suaminya tak akan mengijinkan, meski aku yang berkata... ia akan membunuhku. Ketua Go kesal ditolak dan berkata kau dan PM akan habis ditanganku. Da Jung mencoba mencegah mereka pergi, tapi ia malah kepikiran soal membantu suami.


Yul di kantornya, Hye Joo berkata kalau sebaiknya mereka mundur soal isu Guk Jang Ma. Tapi In Ho berkata kalau itu bukan cara PM untuk mengatasi masalahnya, dengan prinsip dan keyakinan, bukankah itu metode PM? Hye Joo mengingatkan In Ho soal semua tanggung jawab politik yang harus diambil PM untuk ini. Yul merasa sudah cukup mendengar pendapat keduanya, tinggal ia yang memutuskan.

Di luar, Hye Joo bertanya mengapa In Ho mendorong PM saat kita harus menghentikannya? Apa kau tau siapa dia? In Ho balik bertanya, apa kau yakin tau segalanya tentang PM? Apa Pmbahkan tak pernah membuat keputusan yang salah? Hye Joo bingung. In Ho berkata kalau ia hanya ingin tau pilihan PM karena ia lebih tertarik dengan keputusan yang dibuat Kwon Yul sebagai manusia daripada sebagai PM.

Yul termenung lagi di halaman rumahnya dan mengingat semua perkataan orang-orang, termasuk perkataan Da Jung dulu, “harap menjadi PM yang dapat mendukung orang-orang biasa seperti saya. Orang yang tidak berada pada sisi orang –orang yang kuat dan mengabaikan orang-orang lemah. Berjanjilah padaku bahwa kau akan menjadi PM seperti itu.


Da Jung datang dan berkata kalau ia punya perasaan kalau Yul ada disini. Yul berkata kalau ada yang harus ia pikirkan. Da Jung bertanya apa ia sudah memutuskan? Yul tak tau.

Da Jung menenangkan, “Lupakanlah yang terjadi kemarin, kau dapat melakukan hal yang lebih baik besok”. Yul berkata, tak sesederhana itu dan terus terang ia tak yakin keputusan apa yang tepat.

“Aku tak tau banyak tentang politik, aku bahkan tak tau keputusan apa yang harus kau buat, tapi aku tau itu. Kau bilang sebelumnya bahwa kau akan menjadi PM yang melayani warga. Aku percaya bahwa kau akan menjaga kata-katamu, karena kau orang seperti itu”


Yul mulai tersenyum dan berkata kalau Da Jung mampu membuat masalah rumit menjadi sesuatu yang sederhana. Da Jung membanggakan kalau itulah pesonanya, dan sebagai warga yang baik ia akan mentraktir Jongri-nim minum dan menariknya pergi.

Bersambung Part 2

Note:
Sejak selesai nulis sinopsis beberapa episode terakhir Itazura Na Kiss Love in Tokyo berbulan-bulan lalu, aku bertanya-tanya, drama seperti apa yang bisa menggerakkan aku untuk nulis lagi? Ternyata, drama ini jawabannya. Drama romcom seperti ini emang cheesy, tapi entahlah, aku justru jatuh cinta sama Prime Minister and I. Heartwarming, itu kata kuncinya. Drama winter yang terasa sangat hangat. I just love it!

8 comments:

  1. semangaaaaattt!!!!...dilanjut eonnii : )

    ReplyDelete
  2. Salam kenal mba,
    Akhirnya Ãϑă sinopsis epsd 7, d tunggu part 2nya.

    ReplyDelete
  3. Makasih yaa yang udah pada baca.. Part 2nya udah keluar ya.. :)

    ReplyDelete
  4. yeah I love this Drama too ^^ tetap semangat nulisnya ya.. haha ditambah 1 episode lagi tuh jadi 17 episode

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyak betul jadi 17 episode! Menyenangkan sekalii.. ^^

      Delete