Sunday, February 22, 2015

Sinopsis Heart to Heart Episode 12 Part 1

 

Seorang gadis kecil yang dipanggil Young Ji berjaga di bawah pohon sementara dua teman main petak umpetnya bersiap sembunyi. Yi Suk kecil mengajak kakaknya sembunyi di sebuah gudang dekat sana. Gadis kecil berpipi merah itu selesai menghitung, dengan riang ia mulai mencari mereka. Tapi langkahnya terhenti saat menemukan sekotak korek api di tanah. 


 

Penasaran, ia mencoba menyalakannya. Korek itu benar-benar menyala, dan membakar daun-daun kering yang memenuhi tempat mereka bermain.

Episode 12.


Yi Suk dan Hong Do baru mau mulai makan saat Kakek yang marah menelponnya, menyuruhnya cepat pulang. Yi Suk bingung, tapi segera mengiyakan. Hong Do khawatir kakek marah, tapi Yi Suk menenangkan kalau kakek pasti merasa bersalah setelah menyuruh Nenek Oh pergi. Yi Suk menyuruh Hong Do menikmati makanannya lalu buru-buru pergi.


Butler Ahn menunjukkan resume Nenek Oh yang dibawa waktu melamar di sana. Resume itu aneh menurut kakek, karena tak ada nomor jaminan sosialnya. Kakek menyalahkan Butler Ahn yang tak mengeceknya. Butler Ahn beralasan mereka hanya mencari pekerja untuk seminggu jadi ia tak memeriksa sejauh itu, “Menurut Ahjumma, dia cukup terkenal sebagai Nenek Oh dari Heoksungdong.”


Kakek kesal dan menganggap Nenek Oh sebagai penipu, juga pengeruk emas. Butler Ahn yang belum tau yang terjadi tertawa tak percaya. “Dia seorang penyamar,” ungkap Kakek, “Dia memeluk Yi Suk dan menciumnya. Dia seorang wanita muda, tapi tiba-tiba saja berubah menjadi seorang nenek.” Butler Ahn lagi-lagi cuma bisa tertawa tak percaya.


Yi Suk pulang. Butler Ahn sudah menunggunya untuk bicara. Butler Ahn memberitahu kalau Kakek sudah tau bahwa Hong Do menyamar menjadi Nenek Oh. Yi Suk menghela napas pasrah dan bertanya darimana Butler Ahn tau? Butler Ahn baru saja tau dari Kakek, tapi ia tak tau darimana Kakek mengetahuinya. Menurut Butler Ahn sangat beruntung Kakek tidak jatuh pingsan saat tau wanita yang dikencani cucunya bahkan melakukan penyamaran. Yi Suk sadar ia bersalah dan akan bicara pada kakek.





Yi Suk menyapa kakek, berkata kakek tampak baik dan menawarkan mengukur tekanan darahnya. “Itukah yang harus kau katakan padaku? Kau tau alasanku memanggilmu kesini. Kenapa kau membohongiku?” Yi Suk minta maaf, ia tak bermaksud membohongi dengan sengaja. Cha Hong Do menderita penyakit yang membuatnya sulit untuk pergi keluar, itulah sebabnya dia menyamar sebagai seorang nenek dan bekerja seperti itu. Dari awal ia tak berencana untuk menipu kakek. Yi Suk berkata ialah yang salah. “Tapi.. kapan Kakek mengetahuinya? Dan bagaimana?”


Kakek kesal, harusnya Yi Suk memberitahunya dulu. “Aku menyukainya, Kakek,” aku Yi Suk. Ia tau kebenarannya dan menyuruhnya untuk berhenti, tapi betapa beraninya dia melakukan itu membuat Yi Suk menyesal. Yi Suk minta maaf karena tak mengatakan kebenarannya, dan ia akan menggantikan Cha Hong Do untuk memohon pengampunan Kakek.


Sejujurnya Kakek merasa sangat aneh, nenek mana yang pandai mengetik dan menggunakan smartphone. Kakek bertanya-tanya mengapa nenek seperti itu muncul di hadapannya dan membuat hatinya berdebar, tapi sekarang Yi Suk datang dan menusuk dari belakang. Di luar kejadian itu, Yi Suk merasa bersalah karena mencuri salah satu teman baik kakek. Ia malah menawarkan agar Hong Do dilaporkan ke polisi, karena ia pun tertipu. Haha.

Kakek tak setuju, ia tak mau dirinya dan Yi Suk dipermalukan, “Berhenti bicara omong kosong dan keluar. Aku juga tak menyukaimu sekarang!” Yi Suk mencoba membujuk kakek, maafkan aku sekali saja. Kakek tetap menyuruh Yi Suk keluar, ia mau istirahat.

 

Doo Soo baru siap-siap keluar saat seseorang melempari jendelanya dengan kerikil. Ia keluar, dan Se Ro yang datang dengan seragam polisi langsung memberinya hormat. “Ada apa pagi-pagi begini?” tanya Doo Soo tak ramah. Se Ro mendengar Doo Soo tak pergi kerja kemarin, dan sekarang juga terlihat sangat suram, apa itu sangat melukaimu? Doo Soo hanya berterimakasih soal kemarin, kau bahkan membawaku pulang. Se Ro senang Doo Soo mengingatnya, “Kalau begitu apa kau ingat memeluk Hong Do unni saat mabuk? Jika kau tidak ingat baguslah. Apa masih sakit, hatimu?”


Lagi-lagi Doo Soo tak menjawab, ia harus pergi kerja sekarang dan menyuruh Se Ro hati-hati di jalan. Baru berapa langkah, Doo Soo berbalik dan membenakan posisi lencana di baju polisi Se Ro. Se Ro tertawa senang dan kembali memberi hormat ala polisi. *Aww, such a sweet gesture, Detective Jang!*


Ahjumma Geum Shim membereskan ruangan kakek sambil terus mengeluh berapa lama ia harus hidup seperti ini. Ia menemukan resume Nenek Oh di bawah meja dan kesal sendiri, Kakek pasti sudah menatap foto ini sepanjang waktu, dia tidak benar-benar melupakannya. Saking kesalnya Ahjumma berhenti beberes dan pergi sambil mengatai dirinya bodoh.


Ibu Yi Suk sadar kalau Ahjumma jadi tidak banyak bicara, apa kau sakit? Ahjumma berkata akan memberitahu setelah selesai sarapan. Ayah yang ingin lebih dekat dengan ibu mengajaknya makan siang bersama di luar. Tapi ibu ingin mencari udara segar dan akan pergi menemui Yi Suk. “Yi Suk? Apa yang akan kau lakukan dengan anak yang kau lihat setiap hari? Dia bahkan tak sekalipun makan bersama dengan ayahnya,” keluh Ayah.


Kakek yang baru bergabung tak suka Ayah menyalahkan Yi Suk, kau juga bukan seorang ayah yang hebat. Ahjumma yang masih di situ sengaja menaruh peralatan makan kakek dengan kasar. Kakek heran tapi lalu memulai makannya. Baru mencicipi supnya, Kakek protes supnya seperti air. Ahjumma tak terima dan langsung mencoba supnya dengan sendok yang digunakan kakek tadi. Menurutnya supnya enak, dan sendok tadi langsung ditaruh begitu saja di mangkuk nasi Kakek.


Kakek kesal dan memarahi Ahjumma. Tapi Ahjumma tak kalah galak, ia berhenti mulai hari ini. Ia pergi setelah mengatai Kakek orang tua yang bebal. Kakek dan Ibu kaget sekaligus bingung, hanya ayah yang tak peduli, dan malah sibuk dengan makanannya.

 

Casting untuk peran polisi dimulai. Se Ro satu-satunya wanita di sana, tapi tak ada satupun pria yang dicasting yang melakukannya dengan baik. Saat giliran Se Ro, casting director mengenalinya yang sudah 3x ikut casting. Se Ro membenarkan dan yakin ia akan menang dengan putaran ketiga. Tapi sayangnya mereka tak mencari polisi wanita. Se Ro tau, ia sudah belajar dan berlatih dengan antusias dan memohon untuk satu kesempatan lagi. Casting director mengabulkannya, dan Se Ro melapor ala polisi dengan meyakinkan. Casting director tertarik, bahkan mereka akan mengubah karakternya menjadi seorang wanita. Se Ro senang dan berjanji akan melakukan yang terbaik dengan semangat.


Kakek sedang sendirian di ruangannya saat Ahjumma Geum Shim datang dengan barang-barangnya, karena ia mau pergi, ia akan mengatakan apa yang harus dikatakan, “Ketua, Anda tak bisa melakukan itu padaku.” Kakek bingung, kau pasti sudah hilang akal. Ahjumma membenarkan, ia sudah gila, “Bagiku Anda sangat berharga dan aku sangat mencintai Anda.”

Kakek makin bingung, “Apa yang kau bicarakan?”

“Cinta! Cinta! Sebanyak Anda mencintai Nenek Oh! Apa Anda sudah tau sekarang?” jawab Ahjumma kesal lalu benar-benar pergi. Kakek langsung pusing dibuatnya.


Butler Ahn menerima informasi tentang Nenek Oh Young Rae dan Cha Hong Do, dan ada yang aneh, alamat Oh Young Rae dari tahun 1983 – 1992 adalah di kediaman keluarga Go. Butler Ahn langsung mengecek album foto lama dan menemukan foto mereka bersama gadis kecil di gendongannya, Cha Hong Do.


Hong Do sudah bersih-bersih saat Yi Suk datang ke rumah sakit. Hong Do penasaran dengan apa yang dikatakan Kakek, seharusnya kau menelponku. Menurut Yi Suk, Hong Do perlu membuang cara berpikir lama bahwa seorang pria harus menelpon lebih dulu. Kalau penasaran, Hong Do bisa menelpon duluan. Hong Do beralasan ia takut Kakek tau sesuatu dan marah karenanya, jadi ia tak bisa menelpon.


“Hei, jika dia marah karena hal itu, kenapa dia memanggilku? Dia pasti langsung memanggilmu, tidak.. dia seharusnya langsung menggugatmu karena penipuan. Bukankah begitu?”

“Lalu kenapa dia menelpon?”

Yi Suk terselamatkan oleh panggilan ibunya yang tiba-tiba datang ke rumah sakit. Refleks Hong Do berusaha ingin sembunyi, tapi ia pasrah tetap di tempatnya dan memberi hormat. Ibu Yi Suk  heran melihat Hong Do dan mengira ia pasien.

 

Yi Suk baru mau mengenalkannya, tapi Hong Do langsung memperkenalkan dirinya sendiri. Dengan tambahan informasi ‘dia pacarku’, dari Yi Suk. Hong Do kaget, tapi Yi Suk cuek dan menyuruhnya memberi hormat dengan benar. Ibu juga tampak terkejut, dan hanya tersenyum sopan.


Detektif Yang mengomeli Doo Soo yang bukannya beristirahat malah keluar. Padahal Doo Soo keluar karena muak mendengar Detektif Yang terus khawatir padanya, haha. Mereka pergi ke sebuah rumah untuk penyelidikan. Saat sampai, terdengar keributan dari dalam rumah. Mereka berusaha membuka pintunya, tapi tiba-tiba pintu terbuka dan pria yang mereka cari langsung menyerang dan berusaha untuk kabur. Sial untuk Doo Soo, ia terdorong dan jatuh berguling di tangga sampai tak sadarkan diri.


Yi Suk, ibunya dan Hong Do pergi makan bersama. “Dia bisa mendapat gangguan pencernaan, Ibu. Kenapa kau menatapnya begitu tajam?” ujar Yi Suk tertawa karena ibunya terus memandangi Hong Do. Ibu tak enak dan minta maaf, tapi ia benar-benar penasaran dengan wajah merah Hong Do, apa biasanya seperti itu?


Yi Suk yang mengiyakan, dia jadi tak perlu blush on, sambil menunjuk-nunjuk pipi Hong Do. Ibu tak biasa melihatnya, tapi Hong Do berkata ia tak apa-apa, ia sudah terbiasa sekarang. “Aku punya wajah yang kemerahan, dan aku juga memiliki anthrophobia.”

“Oh begitukah? Lalu, kau bertemu dengannya sebagai pasien?”

 

Yi Suk berkata Hong Do bukan pasiennya, tapi Hong Do berusaha sangat keras untuk sembuh. Ibu tersenyum. Yi Suk mengambilkan makanan untuk Hong Do. Hong Do mengambilkan untuk ibu. Yi Suk yang tak mau ibunya cemburu, mengambilkan satu yang lebih enak. “Apa yang kau lakukan sekarang? Dia bilang punyaku rasanya lebih enak,” goda ibu ke Hong Do sambil senyum memandangi mereka berdua.


Doo Soo terbaring di rumah sakit. Se Ro datang dengan khawatir dan memberondong Detektif Yang dengan berbagai pertanyaan. Detektif Yang menjawab kalau mereka sudah melakukan semua tes, dan kepala Doo Soo hanya terbentur dan pergelangan kakinya terkilir sedikit. Detektif Yang menyuruh Se Ro duduk dan menenangkan kalau Doo Soo baik-baik saja, ini hanya kejadian sehari-hari untuk mereka dan Doo Soo hanya tidur, bukannya pingsan.


“Detektif Jang, hari ini aku dipuji sutradara. Dia bilang aku melakukannya dengan baik. Ini biasanya karakter pria, tapi mereka menggantinya jadi karakter perempuan. Aku ingin pertama kali memberitahumu, jadi aku pergi ke kantor polisi. Tapi apa ini?” curhat Se Ro.


“Se Ro-ssi, itu mengagumkan. Selamat,” ujar suara di belakangnya. Detektif Yang berusaha menyampaikan apa yang menurutnya Doo Soo pikirkan. Se Ro senyum dan memegang rambut Doo Soo. “Ah, itu geli. Kenapa kau melakukannya?” ujar Detektif Yang masih berpura-pura jadi Doo Soo, hahaa, Yang ini lucu yak? Se Ro tak sabar dan menyuruhnya diam. Tapi Detektif Yang terus mengoceh soal makan bersamanya sampai Se Ro kesal dan menyuruhnya pergi. Terpaksa Detektif Yang pergi makan sendiri.


Butler Ahn menunjukkan foto Cha Hong Do, cucu nenek Oh, pada Kakek sambil menjelaskan kalau ia mulai bekerja di rumah sakit Yi Suk sebulan yang lalu. Kakek curiga Hong Do mendekati mereka dengan maksud tersembunyi. Tapi menurut Butler Ahn, lebih baik mereka percaya dulu kata-kata Yi Suk. Dari laporan sepertinya memang karena penyakitnya, dan Oh Young Rae meninggal 8 tahun yang lalu, para tetangga berpikir bahwa nenek dan cucunya masih tinggal bersama.


Kakek minta Butler Ahn mencari tau lebih lanjut alasannya mendekati Kakek. Butler Ahn merasa tak ada yang istimewa dari wanita muda yang hidup tersembunyi di rumahnya dan sepertinya tak ada niat lain dengan Yi Suk, dan dia datang kesini dengan surat rekomendasi. Jadi lebih baik Kakek membiarkannya saja. “Kau tau sesuatu yang lain bukan? Apa itu?” desak Kakek.


Butler Ahn menyangkal, tapi desakan Kakek membuatnya berkata soal Ahjumma dari Naju. Kakek ingat, wanita yang sering ke rumah 20 tahun lalu itu? Butler Ahn membenarkan, “Ahjumma dari Naju itu, namanya Oh Young Rae. Gadis itu 23 tahun yang lalu adalah.. Cha Hong Do. Dia adalah cucu dari Ahjumma itu.” Kakek shock mendengarnya.

Yi Suk bertanya pendapat ibunya soal Hong Do. Sedikit berpikir, ibu berkata soal wajah Hong Do yang merah dan malu, dia juga tak banyak bicara, tapi ibu heran kenapa Yi Suk mengencani orang sakit padahal ada banyak gadis hebat di luar sana. Yi Suk tak tau, ia hanya menyukainya begitu saja.


“Baiklah jika kau menyukainya. Jika kau bahagia, aku juga bahagia,” ujar ibu yang akhirnya setuju. Ia bahkan terpikir untuk membelikan Hong Do kalung. Yi Suk tersenyum senang mendengarnya. Btw, ibu Yi Suk tampak normal sekali di sini, seneng liatnya ada yang perhatian sama Yi Suk selain Se Ro di keluarga mereka.


Doo Soo masih saja tidur saat Se Ro datang dengan berbagai macam bawaan, bahkan selimut ekstra. Dan itu membangunkan Doo Soo yang bingung kenapa malah Se Ro yang di sini dan mencari Detektif Yang. Se Ro berkata Detektif Yang sedang ke kantor polisi. Se Ro khawatir, tapi Doo Soo berkata ia baik-baik saja dan menyuruhnya pergi. Bagi Se Ro ini pertama kalinya ia merawat seseorang, jadi ia akan melakukan yang terbaik malam ini. Doo Soo tetap menyuruh Se Ro pergi dan itu membuat Se Ro kesal, “Lalu haruskah aku menghubungi Hong Do unni? Dia akan lebih baik daripada aku kan?”


Doo Soo bersikeras ia baik-baik saja, pulanglah. Se Ro mengeluh, tak ada yang tak berhasil untuknya saat ia mengejar apa yang ia inginkan. Jadi ia tak peduli seberapa banyak Doo Soo menyuruhnya pergi, Doo Soo bahkan menyanyi untuknya. “Hati seseorang tidak bergerak dengan mudah hanya karena orang itu menginginkannya. Ini hanya sesaat, kau berada dalam ilusi,” sahut Doo Soo.


Se Ro tak peduli, memangnya siapa kau memutuskan perasaanku untukku? Orang yang paling tau hatiku adalah aku. Se Ro mau tidur, ia mengantuk. “Kau benar-benar tak pergi?” tanya Doo Soo. “Jika kau tak mau tidur, haruskah kita berciuman?” tanya Se Ro yang langsung bangun dan menatap Doo Soo tanpa kedip. Dan Doo Soo hanya melihat dengan ekspresi datar, hahaa.


Yi Suk bertanya rasanya bertemu ibunya kemarin pada Hong Do.Hong Do menyukainya, dan ia penasaran apa yang ibu Yi Suk katakan. Hong Do jujur kalau ia gugup dan gemetar, ia ingin terlihat baik. Yi Suk ingin memperkenalkan Hong Do pada keluarganya dan mengajaknya ke rumah. Hong Do menggeleng, ia tak bisa melakukan itu, ia sudah menipu kakek dan tak bisa melihat wajahnya lagi.


“Kakek sudah tau tentang penyamaranmu,” ungkap Yi Suk. Hong Do kaget dan tak mengerti. Karena sudah seperti ini, Yi Suk mengajak Hong Do memohon ampun dan memberi salam pada kakek. Hong Do jadi panik, tak tau apa yang harus ia lakukan. Yi Suk menenangkan Hong Do, kau harus menghadapinya. Jika kau menundanya, itu hanya akan menjadi lebih sulit. “Kakek.. dia benar-benar marah kan?” tanya Hong Do.


Yi Suk hanya senyum dan mengeluarkan sebuah kotak dari kantung jasnya. Hong Do membukanya.. isinya kalung. Yi Suk memakaikannya, berkata itu hadiah yang dibelikan ibunya. Hong Do tampak tak percaya dan memegang kalungnya senang. Yi Suk membujuk Hong Do untuk pergi menemui Kakek.


Kakek juga sedang membicarakan Hong Do dengan Butler Ahn, anak itu sudah besar sekarang dan bisa-bisanya tetap memiliki koneksi dengan keluarga ini. Butler Ahn menyampaikan kalau setelah Ahjumma Naju itu meninggalkan rumah ini, dia mengubah nama cucunya. Kakek sudah memberikan uang yang jumlahnya tidak sedikit saat ahjumma itu pergi, bagaimana dia tinggal selama itu?


Butler Ahn: “Ahjumma Naju itu terus bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk menghidupi cucunya. Beberapa tahun sebelum meninggal ia sakit, jadi kondisi mereka sulit.” Kakek tak tau harus berkata apa soal ini, bisa dikatakan takdir, tapi bukankah ini sedikit berlebihan? Butler Ahn merasa Hong Do tak mungkin mengingatnya, saat itu ia baru berusia 6 tahun. Ajumma Naju itu mungkin ingin melupakannya juga, jadi ia mengubah nama anak itu. Kakek ingin memisahkannya dengan Yi Suk sebelum mereka terlibat lebih dalam.


Bersambung ke Part 2

Note:
Episode 13 & 14 akan tayang minggu depan karena minggu ini di sana libur Imlek.. Sedih sih lama nggak ketemu Yi Suk, tapi hikmahnya.. bisa santai-santai nulis sinopsisnya. Muehehe :p 

No comments:

Post a Comment