Friday, February 20, 2015

Sinposis Heart to Heart Episode 11 Part 2


Se Ro yang sedang menyetir menelpon kakaknya yang juga sedang di jalan. Yi Suk heran Se Ro menelponnya, apa Kakek sakit lagi? Se Ro minta kakaknya tak khawatir, tadi Kakek sudah makan bubur, daripada itu, ada seseorang yang lebih terluka. Yi Suk tak mengerti dan menyuruh Se Ro cepat mengatakannya, ia mau pergi ke seminar.

“Kau beruntung,” ujar Se Ro, “Dia bilang akan menyenangkan kalau seseorang mengungkapkan padamu kalau dia mencintaimu. Orang sepertimu tak pantas mendengar kata semanis itu. Dia terlalu baik untukmu.. unni itu.”


Yi Suk mulai sadar, “Siapa? Cha Hong Do?” Se Ro tanya kenapa kakaknya tak mau mengangkat telpon Hong Do, dengan wajah seperti tak tidur semalaman dia pergi kemana-mana mencarimu. “Jangan hanya membawanya pergi dari Detektif Jang, perlakukan dia dengan baik,” pesan Se Ro. Yi Suk mengomel adiknya hanya memberinya kesimpulan tanpa isi. Se Ro tak peduli dan menyuruh kakaknya cepat menelpon Hong Do yang tak tampak baik dan menutup telponnya.


Barulah Yi Suk mengecek ponselnya, dan benar ada 5 missed call dari Hong Do. Yi Suk tak bisa menutupi rasa senangnya, “Aigoo, dia hidup tak bisa, mati juga tak bisa. Ah, gadis jelek ini, dia pandai dalam memilih kata-kata manis, sampai mau bertemu Se Ro.”


Tak cuma Se Ro, karena Hong Do juga menunggu Profesor Uhm di depan ruangannya. Profesor Uhm heran melihat Hong Do, tapi ia tau Hong Do pasti mencari Yi Suk dan langsung memberitahunya kalau Yi Suk pergi seminar. Itu selesai malam, jadi sepertinya dia tak kembali ke rumah sakit. Hong Do mengangguk mengerti, dan bertanya canggung di mana tempat seminar itu?


Profesor Uhm akan memberikan alamatnya dan mengajak Hong Do masuk ruangannya untuk pertama kalinya. Profesoh Uhm memuji Hong Do yang melakukan pekerjaan bagus sebagai nenek-nenek. “Oh, kadang Yi Suk memberitahuku tentang dirimu. Dia sedang dalam perawatanku,” jelas Profesor Uhm saat melihat ekspresi bingung Hong Do.


“Dia mendapat perawatan? Kenapa? Apa ada masalah?” tanya Hong Do tanpa menatap Profesor Uhm. Profesor Uhm tersadar kalau sudah kelepasan bicara, tapi bagaimanapun kau adalah walinya Yi Suk kan? Awalnya Hong Do menyangkal, tapi rasa ingin taunya lebih besar dan berkata mulai sekarang ia bisa melindunginya. Profesor Uhm membenarkan, dan langsung memberitahu sebuah rahasia, “Go Yi Suk sedang memakai topeng untuk menutupi perasaan rendah dirinya. Kau mendengar tentang kakaknya kan?” Hong Do mengangguk.


Profesor Uhm bercerita kalau sejak kecil Yi Suk berusaha keras untuk menjadi seperti kakaknya, sampai ia tak bisa membedakan apakah ia sedang menjadi seperti kakaknya atau dirinya sendiri. Tapi karena Hong Do, semua itu menghilang. Yi Suk bahkan tak marah saat dia tau Hong Do berbohong padanya dengan berdandan menjadi seorang nenek, itu karena dia mencintaimu. Tapi karena perasaan cinta itu nyata, dia tak bisa mengenakan topeng. Jadi Yi Suk yang sebenarnya, pria pemalu dengan rasa rendah diri yang besar keluar. Menurut Profesor Uhm, Yi Suk sangat menyedihkan sekarang. Ia berpikir Hong Do akan meninggalkannya. Hong Do tampak terkejut mendengarnya.





Tak ingin membuang waktu, Hong Do melajukan motornya sekencang yang ia bisa agar cepat bertemu Yi Suk. Kata-kata Profesor Uhm terngiang di telinganya, ‘Untuk menghilangkan inferiority complexnya, dia harus percaya pada dirinya dan membangun rasa percaya dirinya sendiri. Hanya ada satu cara kau bisa membantunya, kau harus merangkulnya dengan cinta, cinta yang tak tergoyahkan.


Sementara itu Yi Suk menguap super lebar di seminar PTSD (post traumatic stress disorder) yang dihadirinya. Ia super bosan dan mengantuk, jadi ia malah membaca-baca pesan dari Hong Do sambil bicara sendiri sampai orang di sebelahnya terganggu dan menyuruh Yi Suk memperhatikan seminarnya. Yi Suk mengangguk-angguk seperti anak kecil, tapi tak lama, ia mengintip ponselnya kembali. Hahaa, Yi Suk ini kayak anak keciiil!


Se Ro membagi-bagikan rice cake di kantor polisi karena ini hari terakhirnya. Detektif Yang merasa sedih, tak ada lagi yang akan membawakan bunga atau menutup sudut. Ia mengusulkan pesta perpisahan, tapi Doo Soo tak tertarik dan menyuruh Detektif Yang melakukannya berdua dengan Se Ro saja. Se Ro tak mau kalau Doo Soo tak ikut. Ia memberitahu kalau tadi ia bertemu Hong Do dan ada sesuatu yang menarik, apa kau tak penasaran? Doo Soo menjawab dingin kalau ia tak penasaran dan beranjak pergi. Se Ro jadi heran sendiri dengan reaksi Doo Soo.


Se Ro mendekati Detektif Yang, berkata kalau ia bisa mengatur pertemuan dengan banyak gadis cantik. Detektif Yang tanggap dan menyebutkan nama suatu tempat, ia akan melakukan yang ia bisa tentang Doo Soo. Se Ro setuju dan memberikan ekstra rice cake untuk Detektif Yang.

 

Yi Suk masih super bosan sampai sms Hong Do masuk, memberitahu kalau ia di depan tempat seminar dan akan menunggu Yi Suk sampai selesai. Yi Suk kaget dan buru-buru keluar. Ia berlari senang menghampiri Hong Do. “Kenapa kau ke sini?” tanya Yi Suk tanpa bisa menyembunyikan senyumnya. Hong Do segera minta maaf karena sudah membohongi Yi Suk dan tak mengatakan yang sebenarnya. Yi Suk mencubit pipi Hong Do gemas, “Aigoo, aku membencimu sampai mati. Aku tak bisa memecatmu. Dan aku tak bisa putus denganmu.”

 

Hong Do tertawa lega, dan Yi Suk langsung merentangkan tangannya, meraih Hong Do ke pelukannya. “Apa kau percaya padaku?” tanya Yi Suk. Hong Do mengiyakan. “Untuk apa?” tanya Yi Suk lagi.


“Karena kaulah yang mengetahui bahkan sisi terburukku. Bagiku, kaulah yang paling dasar, karena kaulah yang memberitahukan itu padaku. Karena kaulah yang menyukaiku bahkan di hari-hari ketika aku tidak baik.”

“Siapa yang kau lihat sekarang mungkin bukanlah Go Yi Suk. Go Yi Suk yang sebenarnya mungkin tak sekeren yang kau pikirkan.”


Hong Do tak masalah, baginya sejak awal Yi Suk adalah seorang pencuri, penipu, brengsek, bajingan, psycho, dukun, dan dokter sok tau. Meskipun begitu, Hong Do tetap menyukai Yi Suk. “Seorang brengsek dan dukun? Aigoo,” ujar Yi Suk gemas lalu mencium Hong Do. Ia berkata merindukan Hong Do dan menciumnya lagi. *backsound tiap mereka kissing ini enak-enak lho ya*


Detektif Yang mengajak Doo Soo ke restoran belut dan langsung memesan 3 porsi. Doo Soo heran, 3 porsi terlalu banyak. Detektif Yang beralasan bahkan 5 porsi tak cukup untuknya. Doo Soo tak ambil pusing dan memesan soju. Detektif Yang merasa Doo Soo agak aneh, apa kau marah karena ini hari terakhir untuk Go Se Ro yang menyatakanmu sebagai cinta pertamanya? Harusnya ialah yang merasa tak baik. Doo Soo hanya mendengus cuek.


Se Ro masuk ke restoran itu seolah kebetulan. Detektif Yang teriak memanggilnya dan menyuruhnya duduk bersama mereka. Doo Soo tampak bingung, tapi ia diam saja. Pelayan restoran datang membawa bara api untuk meja mereka dan hampir mengenai Se Ro, untung Doo Soo membantu Se Ro menghindar. Se Ro tak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan terus menatap Doo Soo. Well, aku punya feeling kalo mereka bakal berhasil, Doo Soo jangan sia-siain Se Ro yaa, ntar rugi loh :p


Yi Suk menyetir pulang dengan Hong Do yang tertidur di jok sebelahnya, “Kau pasti mengalami banyak masalah, berkeliling mencariku sepanjang hari. Terima kasih, Cha Hong Do.” Yi Suk mengelus sayang kepala Hong Do, tapi Hong Do lalu membuka matanya, ia tak tidur. Yi Suk tertawa dan menyuruh Hong Do tidur saja.


Selagi Doo Soo dan Detektif Yang makan dan minum soju, Se Ro hanya menggigiti wortelnya. Ia harus menjaga makan karena lusa mulai syuting. Meski Detektif Yang membujuknya untuk minum, Se Ro tak tertarik. Ia malah terus memandangi Doo Soo dan bertanya apa ada masalah di kantor polisi? Bukannya Doo Soo, malah Detektif Yang yang menjawab kalau tak terjadi apa-apa. Kesal, Se Ro menendang kaki Detektif Yang di bawah meja. Merasa diusir, terpaksa Detektif Yang pamit pergi ke toilet, haha.


Yang ditunggu Se Ro terjadi, Doo Soo bertanya soal hal menarik yang terjadi dengan Hong Do yang dimaksud tadi pagi. Se Ro kesal, tapi menjawab juga kalau ia tau kenapa Doo Soo bisa menyukainya, “Unni itu sepertimu. Meskipun aku benci mengakuinya, perasaannya terhadap Oppaku tulus. Aku mengetahuinya hanya dengan sekilas, kau tidak tau?”


Doo Soo juga tau itu, tapi Hong Do tak boleh bersamanya, dia punya masalah dalam hatinya yang lemah, ringan, dan mudah goyah. Doo Soo tak percaya padanya, itu sebabnya mereka tak bisa, ia tak tahan melihat Hong Do terluka.

“Kau seperti seorang kakak, Detektif Jang. Kakak bagi Hong Do. Meskipun itu menyedihkan, kau keren,” ujar Se Ro. DHUAAR, kata-kata Se Ro bener juga ya?


Selesai makan, Doo Soo super mabuk sampai Detektif Yang terpaksa memapahnya masuk ke mobil Se Ro, sementara Se Ro hanya melihat dan memberi instruksi. Begitu Doo Soo sudah di jok belakang mobilnya, Se Ro langsung masuk dan menyuruh Detektif Yang pulang naik taksi saja, haha tega amat.


Di jalan, Se Ro menyanyi seperti yang pernah dilakukan Doo Soo untuknya.


Yi Suk sampai di dekat rumah Hong Do, dan Hong Do langsung menyuruhnya pulang karena kondisi kakek yang tak baik. Yi Suk menurut dan langsung pergi. Baru sebentar berpisah, Yi Suk sudah menelpon karena merindukan Hong Do, menyuruhnya tidur yang nyenyak. Hong Do tersenyum malu dan mengiyakan.


Se Ro tak bisa menemukan rumah Doo Soo. Ia bingung, tapi Doo Soo sama sekali tak mau bangun. Ia melihat Hong Do yang sedang berjalan pulang dan turun menghampirinya. Hong Do kaget melihatnya, “Sedang apa kau di sini?” Se Ro menjelaskan kalau ia telah mendapatkan pengalaman lapangan di kantor polisi dan ini hari terakhirnya jadi mereka makan malam di luar, tapi Detektif Jang terlalu mabuk. Hong Do melihat ke mobil Se Ro, dan tampak Doo Soo yang tertidur di jok belakang.

 

Se Ro bertanya arah, dan Hong Do menjelaskan, “Keluar di sana, belok kanan dan putar balik.” Suara Hong Do membangunkan Doo Soo. Entah dalam keadaan sadar atau tidak, Doo Soo langsung menghampiri Hong Do dan memeluknya erat. “Hong Do-ssi, jangan pergi,” gumamnya berkali-kali. Se Ro menghela napas panjang dan memandang mereka dengan sedih.


Yi Suk sampai di rumah dan bertanya kondisi kakek pada Butler Ahn. Butler Ahn berkata kalau kakek makan sangat sedikit dan minta Yi Suk membawa kakek ke rumah sakit saja besok. “Apa dia benar-benar sakit?” tanya Yi Suk. Butler Ahn tak tau, tapi ini pertama kalinya ia melihat kakek seperti ini dan menduga ini karena kematian temannya, dia jadi lebih kesepian dan hampa karena itu. Butler Ahn jadi membayangkan kalau lebih baik kakek dan Nenek Oh hidup nyaman di tempat yang tenang, mereka cocok saat bersama. Yi Suk bingung harus berkata apa dan pamit naik ke atas.

 

Tapi hal itu membuatnya menelpon Hong Do dan menyuruhnya datang besok dengan dandanan Nenek Oh. Hong Do bingung, bagaimana bisa aku melakukan itu lagi? Yi Suk berkata kakek sedang tak enak badan, dan anggap saja Hong Do sedang melunasi hutang dan melatih keberanian. “Apa kakek sangat tidak sehat?” tanya Hong Do. Yi Suk hanya berkata kalau Nenek Oh di sini, kakek akan merasa lebih baik. Hong Do akhirnya setuju dan menutup telponnya.


Doo Soo masuk ke rumahnya yang gelap. Semua yang ia alami membuatnya langsung memejamkan mata saat punggungnya menyentuh lantai rumahnya, dan tanpa sadar air matanya mengalir.


Besoknya, Hong Do benar-benar datang dengan dandanan Nenek Oh dan bertanya kondisi kakek. Saat melihatnya, kakek langsung mengambil sebuah amplop di laci meja dan menyuruhnya duduk. Kakek menyodorkan amplop itu. Itu pesangon yang menurutnya cukup dan ia tak ingin bicara lagi dengan Nenek Oh. Ia sangat malu hanya dengan melihat wajah Nenek Oh.


Nenek Oh minta maaf, ia suka saat bekerja dengan Kakek dan bersyukur untuk itu. Nenek Oh menganggap uang yang kakek sodorkan untuk biaya pelajarannya selama ini karena kakek sudah mengajarinya naik sepeda dan juga banyak hal tentang kehidupan. Ia tak bisa menerima uang itu.

“Apa kau tau kapan seseorang merasa sangat kesepian? Ketika tubuhku tak merasa baik, bahkan bernapas pun sulit. Pada saat itu aku lupa tentang semuanya.. karena kau. Jadi kau punya hak untuk menerimanya, ambillah.”

Nenek Oh benar-benar tak bisa menerima uang itu. Ia pamit pergi dan minta Kakek menjaga diri baik-baik.

 

Hong Do sedang berjalan keluar saat Yi Suk memanggilnya. Ia menenangkan Hong Do, kau sudah berbuat baik. Yi Suk membawakan tas Hong Do dan menuntunnya pergi. Hong Do mengambil tasnya lagi dan berkata ia bisa pergi sendiri. Saat itulah Kakek melihat mereka dari jendela dan merasa heran. Apalagi Nenek Oh yang dilihatnya berjalan dengan tegap.


Yi Suk masuk dan bertemu Se Ro yang duduk di tangga. “Apa kau juga menangis?” tanya Se Ro tiba-tiba. Yi Suk tak mengerti. “Ini pertama kalinya aku melihat seorang pria menangis. Sakit sekali. Aku merasa cemburu,” ujar Se Ro. Yi Suk menyuruh adiknya mengatakan masalahnya, siapa yang menangis dan siapa yang merasa cemburu? Se Ro minta kakaknya tak perlu khawatir, ia hanya asal bicara.


“Detektif Jang menangis karena Cha Hong Do? Di depanmu?” tebak Yi Suk. Se Ro tak menjawab, hanya berharap hubungan oppanya dengan Hong Do berjalan sangat baik. Ia memberikan apel yang dari tadi dipegangnya pada Yi Suk dan naik ke atas.


Kakek memikirkan apa yang dilihatnya tadi, apa hubungan antara Nenek Oh dan Go Yi Suk? Karena penasaran, ia ke kamar Yi Suk.. tepat saat Yi Suk sedang menelpon Hong Do. Di telpon, Yi Suk memuji Hong Do yang melakukannya dengan baik hari ini, kakeknya mungkin lebih baik hari ini. “Tapi, bagaimana kau bisa bicara dengan baik aksen provinsi Jeolla?”

Hong Do yang hampir sampai rumah berkata kalau neneknya berasal dari sana. Yi Suk mengangguk-angguk, jadi kau mempelajarinya dari nenekmu. “Lalu siapa Nenek Oh? Apa imajinasimu?”

“Itu nama nenekku.”


“Jadi nama nenekmu yang meninggal dunia adalah Oh Young Rae? Wow. Kau tak punya rasa takut! Jadi, kau menghidupkan nenek yang sudah mati? Jika kakek mengetahuinya..,” Yi Suk stress sendiri memikirkannya.


Sayangnya, kakek mendengar semua itu dari luar. Ia memegangi dadanya yang sakit dan memaksa dirinya pergi dari kamar Yi Suk.

Yi Suk yang sama sekali tak tau terus mengoceh soal Hong Do yang hampir saja menjadi pacar kakeknya, bahkan sampai dilamar. Yi Suk menyuruh Hong Do istirahat dan datang ke apartemennya nanti, ia akan melakukan hal yang ia janjikan. Hong Do mengerti dan menutup telponnya.

 

Doo Soo masih tertidur di tempat yang sama saat telepon Detektif Yang membangunkannya. Ia akan beristirahat dan tak pergi bekerja hari ini. Ia meraih saku jaketnya dan mengambil sarung tangan rajutan Hong Do dari situ. Sarung tangan itu ia masukkan ke kotak berisi barang-barang pemberian Hong Do yang lain, dan menaruhnya di atas lemari.

 

Kakek berpikir keras soal yang didengarnya tadi dan berteriak memanggil Butler Ahn. Tergopoh-gopoh Butler Ahn mendekat. Kakek langsung menyuruhnya mencari informasi tentang Oh Young Rae, cari tau kapan ia lahir dan siapa keluarganya. Cari tau semua yang kau bisa tanpa meninggalkan apapun. Butler Ahn akan melakukannya, tapi ia bingung dan bertanya apa maksudnya? Kakek jadi marah dan menyuruh Butler Ahn melakukannya saja.


Hong Do ada di rumah Yi Suk, menunggu Yi Suk melakukan apa yang ia janjikan.. memasak untuknya. Hong Do penasaran, apa kakek mengatakan sesuatu setelah ia pergi? Yi Suk menggeleng, mungkin kakek sudah merasa lebih baik. Yi Suk malah mengungkit soal betapa mudahnya ia memaafkan Hong Do, hatinya meleleh begitu saja saat Hong Do datang ke seminar itu. Ia pasti sudah gila.


Hong Do tersenyum, tetap saja ia merasa menyesal terhadap Kakek dan merasa bersalah pada Yi Suk. Ia bahkan berpikir, “Apa keluar adalah hal yang benar untuk dilakukan? Orang-orang yang aku temui, aku membuat kehidupan mereka jadi sangat sulit. Aku ingin tau apakah aku harus kembali ke rumah?”


“Jika kau membiarkan rasa takut mengaturmu, tak ada yang bisa terselesaikan. Jadi, kau tak mau menemuiku?” sahut  Yi Suk. Hong Do mengiyakan, rasanya sangat sulit baginya berpikir bahwa ia tak akan melihat Yi Suk lagi. Ia tak akan berpikir seperti itu lagi. Yi Suk setuju, meski ia merasa sangat tak enak pada kakek. Rasanya seperti mencuri kebahagiaan terakhir seorang yang sudah tua. Hong Do pasrah saat Yi Suk mengancamnya kalau berani-beraninya ia menyamar lagi. Ia tak akan melakukannya lagi.

 

Masakan Yi Suk selesai. Ia menyuruh Hong Do mencicipinya, dan jangan pingsan karena saking enaknya. Belum mulai makan, kakek menelpon Yi Suk, “Siapa yang berani menipuku? Kau! Cepat pulanglah. Aku bilang pulang!” Yi Suk terdiam dan menatap Hong Do yang memandangnya bingung.


Komentar:
And let the drama begins! Tapi bener kata Hong Do, gara-gara dia keluar, hati 3 pria langsung kacau. Muehehe, boleh juga ya Hong Do ini? :p

2 comments:

  1. Benar tu mbak, pobia org rame tp sekali keluar langsung 3 hebat........
    Knp ep 13 n 14 ngak tayang ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Minggu ini libur tayang karena di sana libur imlek. Episode 13 - 14 baru tayang minggu depan.. :)

      Delete