“Joo Jang Mi,” panggil Ki Tae.
Jang Mi tak ingin Ki Tae mendekat. Ki Tae justru khawatir, kau baik-baik saja?
Putus asa Jang Mi minta Ki Tae jangan mendekat, ini semua karenamu. Ki Tae
mengerti dan minta maaf, namun tetap jalan mendekat.
“Pergi! Kuminta kau untuk
pergi,” teriak Jang Mi. Ki Tae bingung, kenapa Jang Mi jadi seperti ini?
“Pergilah. Kumohon pergilah..”
pinta Jang Mi makin putus asa. Ki Tae diam dan angin berhembus melewati Jang Mi
ke arah Ki Tae.
[Sehari sebelum invasi topan]
Yeo Reum terbangun dan tersenyum
memandangi Jang Mi yang masih tertidur nyenyak di cafe Hoon Dong. Tak lama
terdengar suara kunci pintu cafe dibuka, Yeo Reum langsung bangkit dan
membangunkan Jang Mi. Tapi Jang Mi malah terganggu dan tidur lagi. Tak ada
pilihan, Yeo Reum bersembunyi di balik kursi, tepat saat Hoon Dong melangkah
masuk. Melihat ada orang yang seenaknya tidur di cafenya, Hoon Dong mendekat
dan kaget saat tau orang itu Jang Mi. Jang Mi yang merasa ada orang di dekatnya
terbangun dan kaget setengah mati.
Hoon Dong tanya bagaimana Jang
Mi bisa ada di sini. Jang Mi kebingungan dan saat menoleh ke belakang, ia
melihat Yeo Reum yang sembunyi. Hoon Dong malah kegeeran kalau Jang Mi
menunggunya semalaman di sini, pasti berat kan berada di rumah Ki Tae dan
langsung memeluk Jang Mi. Jang Mi mengulurkan tangan minta tolong ke Yeu Reum,
tapi Yeo Reum malah kabur ke dapur (hih, Yeo Reum ini apaan, chicken deh). Jang
Mi meronta minta dilepaskan, tapi Hoon Dong malah ngoceh macam-macam, berkata
ia akan melindungi Jang Mi.
Dan, datanglah ibu Hoon Dong dan
ibu Ki Tae. Jang Mi panik dan langsung mendorong Hoon Dong sampai jatuh,
hahahaa, sukuriin. Ibu Hoon Dong langsung menghampiri anaknya khawatir dan
mengatai Jang Mi stalker gila. Ibu Ki Tae jadi tau kalau Jang Mi adalah stalker
yang disebut-sebut kemarin. Hoon Dong berkata kalau ini salah paham. Ibu Hoon
Dong tak mau dengar, ia yang membuntutimu kemana-mana dan belum lama ia masuk
kantor polisi karena kekacauan yang dibuatnya. Ibu Ki Tae terkejut, apa itu
baru terjadi baru-baru ini? Ibu Hoon Dong mengiyakan, ini baru 2 – 3 minggu
sejak kasus stalker itu masuk pengadilan.
Hoon Dong mengaku ia yang salah,
harusnya ia tak seperti itu pada Jang Mi saat itu. Ibu Hoon Dong tak percaya
dan mau menelpon polisi. “Ibu!” rajuk Hoon Dong seperti anak kecil, “Aku..
mencintai Jang Mi.” Jang Mi hanya mendengus tak percaya, sementara ibu Hoon
Dong curiga apa yang sudah Jang Mi lakukan pada Hoon Dong. Dan Hoon Dong mulai
merajuk lagi, ibuu, ini hanya akan membuat semua makin rumit.
“Yang benar saja? Kau ini
benar-benar memalukan,” kesal ibu Hoon Dong. Ibu Ki Tae menengahi, cinta
bukanlah sesuatu yang membuat malu, hal yang paling memalukan adalah berbohong,
benar kan Joo Jang Mi? Jang Mi hanya bisa minta maaf.
“Apa kesalahan yang kau
lakukan?” tanya Ki Tae yang baru datang. Ki Tae masuk dan minta maaf pada ibu
temannya itu, orang yang membuat segalanya lebih sulit untuk Hoon Dong adalah
aku, hatiku telah dicuri oleh Jang Mi. Ibu minta Ki Tae berhenti main-main.
Tapi Ki Tae serius dan minta maaf, tapi aku akan menikahi Jang Mi. Semua tak
percaya, termasuk ibu Ki Tae.
“Omo, apa yang dia katakan?”
tanya ibu Hoon Dong pada ibu Ki Tae. Jang Mi berkata ia akan memberitahu
kebenarannya, tapi ibu Ki Tae tak ingin dengar dan ingin pergi karena merasa
malu. Ki Tae, bukankah tadi ibu bilang cinta bukanlah hal yang memalukan? Tapi
ibu Ki Tae tetap pergi, setelah berpandangan sesaat, Ki Tae dan Jang Mi pergi
menyusul.
Setelah semua pergi ibu Hoon
Dong tanya apa yang terjadi? Seperti yang ibu lihat, wanita anakmu dicuri oleh
temannya. Dan Yeo Reum daritadi mendengar semuanya dari dapur.
Di ruang kerja Ki Tae, ibu minta
Jang Mi pergi, Ki Tae tak punya alasan bertemu dengannya lagi, permainan selesai.
Ki Tae pura-pura tak mengerti. “Mari keluar dari tekanan untuk menikah dengan
menunjukkan gadis aneh ini di depan” itu kan yang coba kau lakukan? Tebak ibu
Ki Tae. Ibu salah paham, kata Ki Tae. Ibu berkata ia salah dari awal, kupikir
ia gadis yang kau kencani, jadi aku bahkan mengundangnya ke rumah, tapi
ternyata ia stalker Hoon Dong.
Jang Mi langsung minta maaf. Ki
Tae berkata itu adalah luka untuk Jang Mi, jangan mengganggunya dan membuat ia
lebih terluka. Ki Tae sudah bilang kalau bukan Jang Mi, ia tak akan menikah.
Jang Mi terkejut, apa?
“Pacar temanmu,tidak, stalker
temanmu.. kau mau menikahinya?”
“Ya. Aku bahkan terkejut dengan
diriku sendiri, kupikir ini yang disebut cinta,” jawab Ki Tae serius. Jang Mi
dan ibu sama-sama minta Ki Tae berhenti bercanda, dan ibu mengingatkan ia sudah
mengacaukan upacara peringatan kematian kakekmu, apa ini yang seharusnya
dilakukan satu-satunya anak lelaki generasi ketiga Gong? Jang Mi setuju dengan
ibu.
“Lalu apakah satu-satunya anak
lelaki generasi ketiga Gong harus melajang selamanya?” tanya Ki Tae balik. Jika
ibu menentang pernikahan kami, maka aku akan hidup sendirian sepanjang hidupku.
Ibu tanya apa Ki Tae akan terus seperti ini? Jang Mi ikut tak sabar dan
berusaha menengahi, tapi ibu dan Ki Tae kompak memintanya berhenti. Ki Tae
minta ibu mengakuinya, ibu bukannya tak percaya padaku, ibu hanya membenci Jang
Mi. “Jika aku mendapat bukti kuat kalau ini kebohongan, maka kau harus menikah
dengan gadis pilihanku,” ancam ibu lalu pergi.
Dan Jang Mi kembali memukuli Ki
Tae, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memaksakan sesuatu yang sudah ketahuan?”
Ki Tae minta Jang Mi diam, apa kau tak dengar? Jika aku ketahuan, aku harus
menikah dengan gadis pilihan ibuku. Jang Mi fustasi, kita sudah memutuskan
mengakhirinya semalam, kau berencana akan sejauh apa?
“Sampai aku punya hak untuk
hidup sendirian di sisa hidupku,” tegas Ki Tae. Semalam Ki Tae sudah menegaskan
pada keluarganya, jika mereka menentang Joo Jang Mi, Ki Tae akan hidup
sendirian sepanjang hidup. “Jadi, peranmu lebih penting dari apapun.”
“Tapi kenapa kau melakukan ini
padaku?”
“Lalu kenapa kau ketahuan?
Kenapa kau ada di restoran Hoon Dong?” tanya Ki Tae tak mau kalah. Jang Mi
bingung menjawabnya. Ki Tae sadar, ini baju yang kau pakai kemarin. Jang Mi
diam saja.
Sementara itu Hoon Dong masih
merajuk pada ibunya, biarkan ia membantu Jang Mi. “Ibu tak seperti ibu Ki Tae
kan? ibu selalu mendengarkan yang kukatakan.” Ibu Hoon Dong membenarkan, aku
tak pernah meributkanmu yang selalu main-main, karena kau melakukannya untuk
menemukan pasangan yang benar, tapi kau terlalu banyak main-main, apa kau tak
puas dengan wanita normal karena kau bosan?
Hoon Dong: “Jang Mi adalah gadis
yang baik, apa ibu senang aku membiarkannya dicuri Ki Tae? Saat ibu Ki Tae
membeli tas, kau pergi dan membeli yang sama saat itu juga!” Ibu Hoon Dong tak
mengakui dan memilih pergi. Tinggal Hoon Dong yang masih merajuk, dan akhirnya
menyusul ibunya. Ampun dah, Hoon Dong ini anak mami bangeet!
Di mobil, Ki Tae kaget saat tau
Jang Mi bersama Yeo Reum semalaman, apa kau melakukannya? Jang Mi yang sempat
merem langsung bertanya kaget apa yang Ki Tae bicarakan? Aku minum alkohol dan
langsung tak sadar. Tapi maksud Ki Tae ternyata bukan itu, ia tanya apa Jang Mi
memberitahu Yeo Reum soal hubungan mereka atau tidak. Ah, Jang Mi yang salah
duga mengatakan mungkin tidak. Ki Tae kesal dan membelokkan mobilnya ke.. toko
ponsel. Ki Tae yang baik hati membelikan ponsel untuk Jang Mi, tapi Jang Mi
justru bertanya untuk apa ia menerimanya? Ki Tae minta mulai sekarang, kapan
dan kemanapun kau pergi kau harus memberitahuku, aku akan melacakmu 24 jam,
gunakan itu sesukamu.
Jang Mi tak tau apa yang Ki Tae
katakan, apalagi kenapa Ki Tae melakukan ini. Ki Tae menegaskan kalau hubungan mereka
tak boleh ketahuan, dan kita tak bisa kembali sekarang. Jang Mi tak peduli dan
berbalik pergi. Ki Tae menahannya dan meletakkan ponsel itu di tangan Jang Mi,
juga berjanji akan memberikan apapun yang Jang Mi butuhkan. Apalagi? Apa kau
perlu uang, berapa?
Jang Mi minta Ki Tae mengatakan
“Aku minta maaf ponselmu rusak karenaku”. Jika kau merasa bersalah, kau harus
berkata kau salah, jangan coba mengatasinya dengan uang, kata Jang Mi kesal dan
meletakkan ponselnya ke tangan Ki Tae dan berbalik pergi. “Apa kau baik-baik
saja tanpa bisa menghubungi Han Yeo Reum? Pria dan wanita bersama sepanjang
malam, tapi satu pihak tak bisa dihubungi. Apa kau baik-baik saja dengan itu?”
Jang Mi berbalik dan memandangi
ponsel di tangan Ki Tae.
Dan ya, ponselnya dipakai juga
sama Jang Mi.. untuk sms-an sama Yeo Reum. Yeo Reum berterimakasih karena
berkat Jang Mi ia tak ketahuan Lee Hoon Dong dan meminta Jang Mi datang, ia
akan membelikan sesuatu yang lezat. Jang Mi tersenyum dan akan mengetik, setelah aku pulang kerja. Tapi sms Ki
Tae keburu datang, setelah bekerja,
bertemu denganku! Jang Mi tak mau, ia sudah punya rencana.
‘Jangan bertemu Han Yeo Reum sementara ini,’ balas Ki Tae.
‘Tak mau.’
‘Kau benar-benar tak mau bekerjasama?’
‘Tidak!’
‘Bagaimana ini, aku punya sesuatu untuk mengancammu.’
Ancaman apa yang dimaksud Ki
Tae? Ternyata ibu Jang Mi datang untuk perawatan penghilangan keriput. Di
rumah, ibu memandangi wajahnya yang kembali mulus, dan tak mau datang ke
restoran saat ayah Jang Mi memintanya datang membantu, setiap saat kau membuka
mulut, kau mengomel, aku tak mau bicara denganmu lagi.
Jang Mi super kesal karena
ibunya, karena ia harus pura-pura kencan dengan Ki Tae, sampai ia malas
menerima es krim yang disodorkan Ki Tae. Ki Tae hanya minta Jang Mi
memegangnya, dan mulai mengarahkan kamera,dan klik.. klik. Ki Tae minta Jang Mi
senyum, tapi Jang Mi malah teriak kau sedang apa? Ki Tae malah tersenyum dan
iseng menempelkan es krim ke hidung Jang Mi. Jang Mi makin kesal, tapi Ki Tae
dengan santainya mengupload foto tadi ke SNSnya dan berkata ini bukti kalau
kita pasangan kekasih. Jang Mi menempelkan es krim lebih banyak ke hidung Ki
Tae dan tertawa. Ki Tae kesal, tapi kembali mengambil foto mereka.
Kencan selanjutnya, minum jus
bersama, dari gelas yang sama. Lucunya, waktu ambil foto mereka yang senyum
gitu, tapi begitu selesai menghilanglah itu senyum, hahaa. Jang Mi pun iya-iya
aja saat Ki Tae memperlihatkan fotonya.
Next stop, toko bunga. Ki Tae
memberikan setangkai bunga mawar pada Jang Mi dan kembali senyum manis saat
berfoto, dan langsung menjauh saat selesai. Saat Ki Tae tak melihat, Jang Mi
mencium mawarnya dan tersenyum senang, aww. Ki Tae menoleh, tapi tak melihat
senyum Jang Mi.
Kencan selanjutnya lagi, nonton
film. Sebelum film mulai, foto lagi dong. Tapi mereka tampak menikmati sesi
nonton bareng ini, berbagi popcorn, softdrink, dan tawa hangat *halah*
Last stop, foto bareng di bar
dan jelas mereka tampak semakin menikmati kencannya. Jang Mi protes melihat
hasil fotonya dan minta foto lagi. Ki Tae tertawa, ini bagus kok. Jang Mi
berdalih biasanya ia tak seperti itu. Ki Tae tertawa lagi, kau biasanya seperti
itu, sesekali datanglah ke rumah sakitku. Mereka pun foto lagi dan tertawa-tawa
melihat hasil foto-foto sebelumnya, super aww! Ini kencan pura-pura aja manis
begini, apalagi beneran?? :”)
Yeo Reum melihat semua foto tadi
di SNS Ki Tae dan teringat perkataan Jang Mi semalam, saat berkata tak ada
hubungan apa-apa dengan Ki Tae, “Apa yang ada di pikiran gadis ini?”
Ki Tae mengantar Jang Mi pulang,
dan saat mau turun, Yeo Reum mengirim pesan kalau ia akan menunggu Jang Mi di
tempat kemarin. Ki Tae curiga dan berusaha mengintip, tapi Jang Mi menutupi
ponselnya dan minta Ki Tae pergi saja. “Setelah aku melihatmu masuk,” jawab Ki
Tae. Jang Mi minta Ki Tae berhenti berakting sebagai pacar, sepertinya tak ada
siapapun di sini. Ki Tae turun dan membukakan pintu mobil untuk Jang Mi.
Jang Mi turun dan melangkah masuk, tapi baru beberapa langkah Jang Mi berbalik, terimakasih untuk bunganya. Ki Tae agak terkejut dan berpesan ini sudah malam, jangan kemana-mana dan tidurlah. Nah, keliatan kan bedanya Ki Tae sama Yeo Reum? Yeo Reum yang minta Jang Mi datangin dia, sementara Ki Tae lebih gentleman, dia yang datangin Jang Mi, anter Jang Mi pulang sampe depan rumah, nahanin pintu buat Jang Mi, bukain pintu mobil. Aduh aduh, Jang Mi liat Ki Tae aja doong? :”)
Jang Mi turun dan melangkah masuk, tapi baru beberapa langkah Jang Mi berbalik, terimakasih untuk bunganya. Ki Tae agak terkejut dan berpesan ini sudah malam, jangan kemana-mana dan tidurlah. Nah, keliatan kan bedanya Ki Tae sama Yeo Reum? Yeo Reum yang minta Jang Mi datangin dia, sementara Ki Tae lebih gentleman, dia yang datangin Jang Mi, anter Jang Mi pulang sampe depan rumah, nahanin pintu buat Jang Mi, bukain pintu mobil. Aduh aduh, Jang Mi liat Ki Tae aja doong? :”)
Jang Mi memandangi bunga
mawarnya dan tersenyum, dan senyum itu hilang saat ingat Yeo Reum yang
menunggunya. Jang Mi kembali ke akal sehatnya dan mengambil sesuatu sebelum
pergi.
Jang Mi datang dengan topi dan
masker di wajahnya dan masuk dengan mencurigakan. Ki Tae tersenyum melihat
tingkah aneh Jang Mi, apa kau perampok? Jang Mi pun membuka masker dan topinya
sambil berkata kalau seseorang melihat, ini bisa jadi kekacauan besar lagi.
Jang Mi mengajak Yeo Reum ke tempat lain saja. Tapi Yeo Reum sedang mengerjakan
sesuatu dan akan membereskannya dulu.
Sebelum tidur Ki Tae memandangi
fotonya bersama Jang Mi tadi, dan tersenyum. Tapi kemudian ia sadar, dan stay
cool lagi. Ki Tae melacak keberadaan Jang Mi dan melotot saat tau Jang Mi ada
di Bon Weekend, cafenya Hoon Dong.
Jang Mi mengikuti Yeo Reum ke
dapur dan mencium bau enak, masakan Yeo Reum. Tapi kata Yeo Reum itu tak untuk
dimakan, ia akan membuangnya. “Dibuang, kenapa?” tanya Jang Mi. “Kau tak ingin
makan kan? Kau sudah memakan sesuatu yang lezat dengan Ki Tae hyung,” jawab Yeo
Reum tanpa ekspresi. Jang Mi sadar Yeo Reum sudah melihat fotonya.
“Aku melihat ponselku menunggu
seseorang menelpon sampai mataku hampir keluar, tapi aku malah melihat itu,”
gumam Yeo Reum. Jang Mi minta maaf, sebenarnya Gong Ki Tae... belum sempat
melanjutkan, ponsel Jang Mi berbunyi. Ki Tae menelpon dan bertanya, kau dimana?
Rumah, jawab Jang Mi bohong. Tapi Ki Tae sudah tau kalau Jang Mi bersama Han
Yeo Reum dan minta ia pergi sekarang juga. “Kau tau ini invasi privacy?” sahut
Jang Mi kesal. “Jangan percaya Han Yeo Reum! Itu berbaha...” belum selesai Ki
Tae ngomong udah ditutup aja telponnya sama Jang Mi, hahaa.
Yeo Reum bertanya apa Jang Mi
beli ponsel baru dan saat tau Ki Tae yang membelikannya, Yeo Reum dengan sinis
berkata kalian bahkan sudah di hubungan dimana dia membelikan ponsel mahal
untukmu, apa kalian terus bertemu karena uang? Jang Mi bilang ia sama sekali
tak berterimakasih untuk ini, ponsel yang sudah kupakai selama 6 tahun jatuh ke
bak cuci piring. Yeo Reum kagum, siapa yang saat ini masih menggunakan ponsel
sampai 6 tahun? Itu karena Jang Mi tak bisa membuang barang dengan mudahnya,
perasaan saat aku membuka dan menutup ponselku itu, ah aku menyukainya.
“Lalu kenapa kau menyukai Ki Tae
hyung?”
Jang Mi tertegun. “Kau bilang
bukan karena uang, apa ada hal yang lainnya?” lanjut Yeo Reum. Jang Mi ingat
pesan Ki Tae barusan dan bertanya kenapa Ki Tae terus bertanya banyak hal,
terutama tentang hubungannya dengan Ki Tae, apa mungkin kau... Yeo Reum bilang
ia hanya penasaran, apa tak boleh. Jang Mi bertanya balik orang seperti apa
kau? Bukankah harusnya aku juga harus tau lebih banyak tentangmu? Yeo Reum
tersenyum, “Jadi misterius adalah konsepku.”
Jang Mi mencegah Yeo Reum
membuang masakannya dan terkejut ternyata rasanya enak. Yeo Reum tak ingin Jang
Mi memakannya, ini cuma kepala udang, nanti kau sakit. Jang Mi jusru berkata
itu sempurna untuk sup dan lanjut makan. Yeo Reum tersenyum memandangi Jang Mi
yang makan dengan lahapnya. Jang Mi tau, sepertiku, kau tak bisa membuang
sesuatu dengan mudahnya kan? Dan kau merasa bersalah karenanya. “Apa yang kau
katakan? Itu memang dibuat untuk dibuang,” jawab Yeo Reum.
Jang Mi menatap Yeo Reum, “bukankah
karena kau pikir kau akan ditinggalkan jadi kau meninggalkannya lebih dulu? Karena
untukku, aku benci dan takut ditinggalkan. Aku tak bisa membuang sesuatu dengan
mudahnya, dan kau juga, kupikir itu karena alasan yang sama.” Yeo Reum hanya
bertanya darimana Jang Mi tau. Jang Mi berkata ia pernah merasakannya. Yeo Reum
menatap Jang Mi yang mulutnya belepotan kuah sup, berkata biarkan ia juga
merasakannya dan mencium Jang Mi. Eww!
Ki Tae keluar apartemennya
dengan kesal dan berkata akan menangkap mereka, tapi terhenti saat sadar kalau
sepatu yang dipakainya beda sebelah. Ki Tae jadi sadar, “Apa yang kulakukan?
Menangkap istri yang selingkuh?” Dan tiba-tiba hujan turun, jadi Ki Tae berlari
masuk ke apartemennya lagi. Tak jadi menangkap basah Jang Mi.
Bibi dan nenek sedang asyik yoga
saat ayah Ki Tae pulang. Nenek berkomentar ini pasti berat untukmu, kau bahkan
tak pulang semalam. Ayah hanya senyum dan masuk menemui ibu yang sedang menyetrika. “Ini tak akan jadi masalah kan?
bagaimana dia bisa tau? Orang di sekitarku selalu berhati-hati. Apa mungkin..
Ki Tae memberitahunya?” tanya Ayah. Ibu diam saja. Ayah berpikir Jang Mi bukan
orang yang buruk, tapi kita harus berhati-hati, dia adalah bom yang kita tak
tau kapan akan meledak. Melihat istrinya yang daritadi diam saja, ayah berhenti
bicara.
Di toko, Jang Mi
mengantuk-antukkan kepalanya ke dinding, aku sudah gila. Hyun Hee
menghampirinya dan tanya apa yang terjadi. “Kupikir aku gila,” jawab Jang Mi
sambil tertawa persis seperti orang gila, hahaa. Hyun Hee jadi khawatir, unni
apa kau baik-baik saja? Tadinya Jang Mi menjawab cool kalau ia baik-baik saja,
tapi langsung heboh, bagaimana aku bisa baik-baik saja? Dan membisiki Hyun Hee
soal ciumannya semalam. “Lalu bagaimana dengan dokter bedah plastik itu?” tanya
Hyun Hee. Melihat Jang Mi tak tau harus menjawab apa, Hyun Hee berkata ia pikir
Jang Mi akan menikah, tapi sekarang kau bahkan tak ingin memikirkannya? Lalu
bagaimana dengan Hoon Dong oppa? Jang Mi mengeluh perutnya sakit, Hyun Hee
langsung berpikir Jang Mi merasa buruk hanya karena mendengar nama Hoon Dong
oppa?
Jang Mi tak tahan dan pamit ke
toilet.. tapi di jalan malah bertemu ibu Ki Tae yang mengajaknya bicara. Jang
Mi mau menolak, tapi tak bisa. Jadi duduklah ia bersama ibu Ki Tae sambil
menahan sakit perutnya.
“Kau pasti tak nyaman dengan
situasi ini, Joo Jang Mi? Meskipun Ki Tae punya rencana yang jelas, tapi kenapa
kau mengambil peran utama di akting yang tak bisa dipercaya ini? apa kau
menerima uang?”
“Ha?”
“Apa aku bertanya terlalu
jelas?” tanya ibu. Jang Mi malah bergumam, kalau tau ini akan terjadi harusnya
ia minta banyak uang, “Gong Ki Tae, bajingan itu..” Eh, Jang Mi sadar sudah
salah omong dan minta maaf, terlibat dengan Gong Ki Tae sangat melelahkan secara
fisik dan emosional. Ibu Ki Tae mengerti dan akan memberikan lebih banyak dari
yang sudah Jang Mi terima, beritahu saja kalau hubunganmu dengan Ki Tae
semuanya bohong, suruh ibu sambil menyodorkan recorder.
Jang Mi tertawa, “Saat pertama aku bertemu dengan ibu, aku sedikit cemburu. Ibu yang sangat elegan dan ayah yang tenang, kupikir kalian sangat berbeda dari orang tuaku. Kupikir keluarga yang damai seperti dalam drama benar-benar ada. Tapi semakin aku tau, aku belajar kalau drama adalah yang tergila.” Ibu Ki Tae kaget, apalagi Jang Mi bilang kalau masalah antara ibu dan anak bisa diselesaikan dengan bicara, ini hanya tak benar..
Jang Mi tertawa, “Saat pertama aku bertemu dengan ibu, aku sedikit cemburu. Ibu yang sangat elegan dan ayah yang tenang, kupikir kalian sangat berbeda dari orang tuaku. Kupikir keluarga yang damai seperti dalam drama benar-benar ada. Tapi semakin aku tau, aku belajar kalau drama adalah yang tergila.” Ibu Ki Tae kaget, apalagi Jang Mi bilang kalau masalah antara ibu dan anak bisa diselesaikan dengan bicara, ini hanya tak benar..
“Diamlah,” pinta ibu Ki Tae.
Jang Mi minta maaf sudah menyakiti perasaan ibu, sudah lama sejak keluargaku
berhenti bicara sama lain jadi ini tak seperti hal yang asing, aku hanya merasa
kasihan padamu. Ibu tak percaya, “Kasihan? Beraninya kau?” Jang Mi udah
defensif khawatir dipukul lagi, tapi ibu melihat selingkuhan suaminya berjalan
ke arah mereka dan malah sembunyi. Jang Mi bingung melihat ibu yang sembunyi,
dan sadar saat melihat wanita itu lewat.
Jang Mi memberitahu ibu kalau
keadaan sudah aman dan bertanya bukankah yang seharusnya bersembunyi wanita
itu? Ibu Ki Tae pura-pura tak mengerti dan pergi.. sambil menahan marah ala-ala drama karena wanita itu.
Bersambung ke Part 2
Aaahh di tunggu sist lanjutannya?.
ReplyDeleteMakin penasaran deh , Makasih ya udah bikin sinopsisnya ^_^
ReplyDelete