Di restoran ayam mereka, ibu Jang Mi merasa mereka orang tua yang buruk, cara berpakaian Jang Mi saat peringatan juga, aku harusnya mengirim sekotak apel pada mereka, ini salahku. “Ahjussi, kau dengar kan?” teriak ibu melihat ayah diam saja. Ayah kembali ke papannya yang biasa dan menulis, ini salahmu, bertingkah konyol di kliniknya. Ibu tak terima, konyol? Aku cuma minta filler saja, aku ingin akrab dengannya, dan apa yang kau lakukan untuk Jang Mi?
“Aku sedang melakukan sesuatu
sekarang!” jawab ayah kesal sambil menyodorkan ayam yang digorengnya. Ayah melihat
Ki Tae datang dan menyapanya, sementara ibu kaget melihat Ki Tae dan bertanya
apa ayah Jang Mi yang menelponnya?
Ayah menutup toko dan minum
berdua dengan Ki Tae. Ki Tae tampak canggung dan ayah tau kalau Ki Tae merasa
tak nyaman. Tidak, sangkal Ki Tae. Alergi terhadap ayam? Oh tidak, jawab Ki Tae
terus memakan ayamnya, padahal masih panas. Ayah berkata Jang Mi adalah gadis
biasa-biasa saja bagi orang lain, tapi dia cintaku dan putriku satu-satunya dan
ayah minta Ki Tae menjaga Jang Mi.
Ki Tae minta maaf, tapi ia perlu
bantuan ayah karena Jang Mi mencampakkannya. Ayah yakin kalau Jang Mi tak
sungguh-sungguh, dia hanya takut menikah karena ayah tak akur dengan ibu dan
itu memberinya trauma lama yang berkepanjangan.
Flashback. Ayah ibu Jang Mi
bertengkar hebat. Ibu pergi dan minta Jang Mi hidup bahagia dengan ayahnya. Dan
ayahnya juga pergi, menyuruh Jang Mi tinggal dengan ibunya. Jang Mi kecil hanya
bisa memeluk bonekanya dengan sedih. Ditinggal di rumah sendirian, Jang Mi
kecil menangis mencari ibunya dan kakinya terluka menginjak pecahan gelas.
“Dia terkurung di rumah selama 3
hari. Dia sangat kelaparan dan sangat ketakutan. Dia pikir kami
meninggalkannya,” jelas ayah. Ki Tae ingat Jang Mi pernah berkata ia hampir
mati di rumah sendirian saat masih kecil, karenanya ia tak ingin sendirian.
Jang Mi terluka karena orang
tuanya yang buruk, itu sebabnya ia beranggapan negatif terhadap pernikahan,
jadi ayah minta tolong agar Ki Tae tetap bersama Jang Mi. Ki Tae jadi tak enak.
Ayah merasa hatinya hancur jika memikirkan insiden itu, aku dan penyihir itu
mencoba membuat Jang Mi bisa melupakannya, tapi itu tak mudah. Ayah tak percaya
mengatakan semua hal memalukan ini pada Ki Tae, dan menyuruh Ki Tae minum.
Jang Mi pulang dan hanya ada
ibunya di rumah, apa ibu meninggalkan ayah sendirian di restoran? Ibu berkata
ayah yang menyuruhnya pergi karena ingin bicara dengan Ki Tae. Jang Mi kaget
dan segera ke restoran, dan benar saja, keduanya sudah mabuk berat sekarang. Jang
Mi merebut botol soju yang dipegang ayahnya dan bertanya kenapa Ki Tae disini? Jang
Mi marah pada ayah yang membuat Ki Tae mabuk begini.
“Kau sudah mabuk?” tanya ayah pada
Ki Tae. “Tidak, aku belum mabuk. Satu gelas lagi.” Ki Tae tertawa-tawa dan
jatuh bersandar ke badan Jang Mi. Jang Mi kesal dan meminum soju yang
dituangkan ayah untuk Ki Tae. Jang Mi menyuruh Ki Tae bangun, tapi Ki Tae malah
jatuh ke lantai. Jang Mi membiarkannya dan malah minum dengan ayahnya sambil
berkata mereka tak cocok.
Tapi Jang Mi tak tega dan
mengantar Ki Tae pulang juga. Jang Mi menyeret Ki Tae keluar dari taksi dan
susah payah membawa Ki Tae yang super mabuk masuk. Haha, Ki Tae yang mabuk ini
lucu banget, berkali-kali manggil Joo Jang Mi, Joo Jang Mi.
Jang Mi lagi-lagi menggendong Ki
Tae di punggungnya dan kesal kenapa Ki Tae melakukan ini padanya padahal
skenario palsu sudah berhenti. Ki Tae yang mabuk bahkan memanggil nemo, ahahaa.
Jang Mi berhasil menaruh Ki Tae di sofa dan bertanya kesal kenapa Ki Tae banyak
sekali minum? Ki Tae malah bergumam meminta maaf, apa yang harus kulakukan? “Memberitahunya
akan membuat lebih buruk, dia pasti kecewa kalau tau semua ini palsu” jawab
Jang Mi.
Ki Tae mengiyakan dalam tidurnya. Nikahi saja Se Ah, saran Jang Mi. Ki Tae tak bisa, ia sama seperti ibuku. “Kau hampir menikahinya sebelumnya?” tanya Jang Mi. Ki Tae membenarkan, karena dia persis seperti ibuku. Jang Mi berteriak Ki Tae membuatnya bingung lagi. Ki Tae bangun dan akan menjelaskan, tapi baru berdiri udah sempoyongan, untung ditahani Jang Mi.
Ki Tae mengiyakan dalam tidurnya. Nikahi saja Se Ah, saran Jang Mi. Ki Tae tak bisa, ia sama seperti ibuku. “Kau hampir menikahinya sebelumnya?” tanya Jang Mi. Ki Tae membenarkan, karena dia persis seperti ibuku. Jang Mi berteriak Ki Tae membuatnya bingung lagi. Ki Tae bangun dan akan menjelaskan, tapi baru berdiri udah sempoyongan, untung ditahani Jang Mi.
Jang Mi terpana memandangi Ki
Tae yang mabuk untuk sesaat, karena nggak lama Ki Tae malah mendorong Jang Mi dan
berkata ia ingin sendirian. “Bajingan ini.. aku sudah mengantarmu pulang.” teriak
Jang Mi. Baru Jang Mi bilang ia akan pergi, Ki Tae terjatuh lagi di depan pintu
kamarnya, terpaksa Jang Mi memapahnya lagi ke kasur. Ki Tae yang mabuk terus
berkata ia ingin sendirian, sambil melepaskan bajunya. Jang Mi menutup mata dan
berbalik waktu Ki Tae juga melepas celananya.
Ki Tae menendang Jang Mi dan malah jatuh waktu melepas celananya. Jang Mi memapahnya ke kasur lagi dan membantu Ki Tae melepas celananya, dengan mata melihat ke arah lain. Ki Tae jadi malu sendiri, tapi Jang Mi tetap melepas celana Ki Tae dan membungkus Ki Tae dengan selimut setelahnya.
Ki Tae menendang Jang Mi dan malah jatuh waktu melepas celananya. Jang Mi memapahnya ke kasur lagi dan membantu Ki Tae melepas celananya, dengan mata melihat ke arah lain. Ki Tae jadi malu sendiri, tapi Jang Mi tetap melepas celana Ki Tae dan membungkus Ki Tae dengan selimut setelahnya.
“Aku tak menyakiti siapapun, aku
tak membutuhkan sesuatu yang luar biasa. Aku hanya.. ingin sendirian di rumah
ini,” oceh Ki Tae dalam tidurnya.
“Kau sangat suka sendirian?”
“Bisa kau tinggalkan aku
sendirian?” pinta Ki Tae, masih dengan mata terpejam. Jang Mi hanya diam, membetulkan
selimut Ki Tae dan keluar. Jang Mi membuka kulkas Ki Tae, dan tersenyum mendapat
ide.
Paginya, Ki Tae terbangun di
kamar yang berantakan dan shock melihat dapur yang juga berantakan. Ia tau ini
kerjaan Jang Mi dan bergumam kesal. Ki Tae akan membuat kopi, tapi ada post it
tertempel di situ, ‘Jangan minum kopi. Makan
sup!’ Ki Tae melihat ada sup yang masih panas di atas kompor, tapi
menutupnya lagi dan bergumam sekarang ia harus mencuci piring. Ki Tae mau makan
roti saja, tapi lagi-lagi ada post it di toasternya, ‘Aku juga memasak nasi.’
Ki Tae membuka rice cookernya
yang memang sudah ada nasi matang, aku tak suka sarapan dengan makan nasi, dan
menutupnya lagi. Tapi perut Ki Tae yang lapar protes, jadi Ki Tae berbalik,
mungkin aku harus mencobanya. Dan, ternyata Ki Tae makan dengan lahap sekalii
dan memujinya enak. Ihiiy, Ki Tae suka masakan Jang Mi ni yee..
Ki Tae membuka kulkas, dan
menemukan post it yang ditinggalkan Jang Mi lagi, ‘Jika kau merasa sudah sadar, mari kita bertemu orang tua kita dan
bilang yang sebenarnya’
Flashback ke 3 tahun lalu. Ki
Tae mengajak Se Ah ke apartemennya yang masih kosong. Se Ah berkata
tempat ini lebih kecil dari yang ia pikirkan. Tapi tempat ini spesial bagi Ki
Tae, aku tinggal di sini sendirian saat masih kecil, momen itu merupakan momen
paling bahagia bagiku. Jadi saat aku berada di sini, aku merasa nyaman. “Di
sini sendirian?” tanya Se Ah. Ki Tae mengangguk, dulu, cuma sebentar. Ki Tae
merangkul Se Ah, “Jadi, aku ingin hidup denganmu untuk waktu yang lama,
bagaimana menurutmu?” Se Ah setuju, mari kita tinggal di sini, rumah pengantin
baru kita.
“Se Ah? Kang Se Ah?” tanya nenek
pada ibu. Ayah tanya apa Ki Tae masih punya perasaan padanya? Bibi berkata itu
bagus, dia menantu luar biasa yang kau inginkan. Bibi mau minum teh dulu, tapi
ibu menyuruh bibi segera pergi, terpaksa bibi menurut. “Apa yang kau rencanakan
sekarang? Bagaimana jika Ki Tae punya alasan kuat untuk hidup sendiri?” tanya
nenek. Tapi ibu punya alasan agar Ki Tae mau menikahi Se Ah. Ayah dan nenek
tampak terkejut.
Melihat Hyun Hee yang terus
menunggu telpon, Jang Mi berkata kalau ia tak akan menelponmu. “Kenapa kau
berbuat kesalahan seperti itu?” tanya Jang Mi. Saat Jang Mi berkata ia hampir
membunuh Hoon Dong kemarin, Hyun Hee tak suka, kau sungguh tak ingin aku
bertemu dengannya? Jang Mi hanya tak ingin Hyun Hee terluka, tapi Hyun Hee jadi
sedih dan sadar hanya Jang Mi cinta sejati Hoon Dong, ia baru saja berbuat
kesalahan. Hyun Hee malah menyalahkan Jang Mi, dia lari karena kau
mengancamnya!
Di ruangannya, Ki Tae berpikir
soal pilihan Se Ah kemarin dan bergumam, apa aku berikan saja? Jang Mi masuk
dan heran melihat Ki Tae yang serius sekali, dan Ki Tae langsung super kaget
saat melihat Jang Mi. “Kenapa kau terkejut begitu? Kau menonton film porno ya?”
tanya Jang Mi curiga. Ki Tae bertanya kesal kenapa Jang Mi kesini?
“Ayo kita ke rumahmu,” ajak Jang
Mi. “Kenapa?” tanya Ki Tae lagi. “Kau tak ingat tadi malam?” tanya Jang Mi
balik. Tidak, jawab Ki Tae. Jang Mi mengingatkan kalau Ki Tae meminta maaf dan
menyesalinya, ayo kita beritahu mereka semuanya lalu minta maaf. Ki Tae tanya
apa tak ada cara lain. Jang Mi berkata ia yang akan bilang kalau Ki Tae tak bisa
dan menarik Ki Tae pergi. Ki Tae terpaksa mengiyakan, tapi setelah 3 janji pada
pasienku selesai.
Yeo Reum membuang sampah yang
banyak sekali dan Jang Mi membantunya. Yeo Reum menyindir Jang Mi yang memintanya
menyingkir dari Jang Mi. Jang Mi berkata ia hanya ingin membantu dan bertanya
apa maksud Yeo Reum ini salahnya? Yeo Reum tanya apa itu menganggumu? Sedikit, jawab
Jang Mi.
Yeo Reum, “Kita harusnya tak
bicara di dekat tempat sampah.. harusnya di tempat yang romantis.” Bibi mengawasi
mereka berdua dan melaporkannya pada ibu Ki Tae.
Ki Tae sudah selesai kerja dan
mencari Jang Mi yang tak tampak dimanapun padahal bilang akan menunggu. Ki Tae menelpon
Jang Mi, kau dimana? Jang Mi berkata ada sesuatu yang mendesak, tak akan lama kok.
Ki Tae mendengar suara Yeo Reum dan bertanya kesal, dia mendekatimu lagi? Bukan
begitu, jawab Jang Mi, sebenarnya dia akan mengembalikan uangnya. “Ada apa
denganmu? Kau baru saja bilang kau ingin jadi lajang!” tanya Ki Tae kesal. Jang
Mi minta Ki Tae menunggu 5 menit, tapi Ki Tae langsung berteriak, tidak!
Bibi menelpon Ki Tae, ia punya
info besar, berapa banyak kau mau membayarku? Ki Tae mau mendengarkan dulu. Bibi
yang tak mau, minimal 200 ribu won. Ki Tae mengiyakan tanpa semangat, baiklah
apa itu? Bibi berkata kalau ia disuruh mencari tau hubungan pekerja paruh waktu
itu dengan Joo Jang Mi, ini perintah ibumu. Ki Tae langsung bertanya bibi
dimana? Bibi tertawa, walau aku mata-mata ibumu dan juga dirimu, aku tak bisa
memberitahumu. “Kau menguntit mereka ya?” tebak Ki Tae.
Seorang polisi mengetuk pintu
mobil bibi, memintanya jangan parkir sembarangan, haha. Ki Tae meyakinkan diri
kalau Jang Mi juga akan menceritakan semuanya nanti, tapi ia penasaran dan
melacak keberadaan Jang Mi. Melihat Jang Mi malah pergi menjauh, Ki Tae
menyalakan mobilnya, menyusul Jang Mi.
Yeo Reum bertanya kenapa Jang Mi
mau menghabiskan waktu berhargamu untuk melakukan itu semua padahal tak
mendapat apapun? Pengorbanan yang bodoh. Aku memang bodoh, jawab Jang Mi, tapi
aku akan mengakhiri semuanya.
“Memangnya kau bisa? Kau saja
bicara padaku di sini karena mimisan kecil itu,” sindir Yeo Reum sambil
tertawa. “Aku juga akan mengakhirinya denganmu sekarang. Jadi, ceritakan
tentang dirimu, kenapa kau mimisan karenaku?” tanya Jang Mi. Yeo Reum berkata
itu karena pancake cuatro keju kimchi. Sebenarnya ia berhasil, tapi bos marah
karena itu.
Jang Mi masih tak mengerti, “Tapi
kenapa itu salahku?”.
Yeo Reum, “Aku membuatnya dengan
kimchimu. Bosku ingin aku membuangnya.” Jang Mi tertegun, kau membuatnya
untukku? Kau ingat aku suka keju gratin dan kimchi. Kau sungguh berkencan
denganku hanya untuk uang? Jang Mi bangga bisa menginspirasi Yeo Reum. Tidak,
sangkal Yeo Reum, itu dari gadis lain.
Yeo Reum menceritakan seseorang
yang sudah lama ia kenal, pancake kimchinya luar biasa. Dia membuatkan pancake
kimchi untukku saat dia meninggalkanku. Bagi
Yeo Reum pancake kimchi adalah rasa yang tak bisa ia lupakan. “Kau pasti sangat
mencintainya?” tebak Jang Mi. Bukan, jawab Yeo Reum, ia orang yang
melahirkanku. Melihat Jang Mi tang terkejut, Yeo Reum tanya apa ceritanya
terlalu berat untukmu?
Yeo Reum bangkit, khawatir
bosnya mencarinya, tapi Jang Mi menahan tangannya dan berterimakasih telah
menceritakan cerita yang berat. Jang Mi pikir ia harus mengenal Yeo Reum
seberat cerita itu, ini menyenangkan. Yeo Reum tersenyum, astaga, kau mudah
sekali pindah hati, kau jatuh cinta lagi? Sebenarnya itu karena pesonaku. Jang Mi
hanya tertawa setuju.
Dan, ada seseorang dengan baju
hitam mengambil foto mereka. Yeo Reum sadar dan mengejarnya, sambil menarik
tangan Jang Mi. Tapi orang itu berhasil kabur, dan justru menabrak Ki Tae. Ki
Tae memeganginya, dipikirnya itu bibi, tapi ternyata bukan.
Se Ah muncul dan minta Ki Tae melepaskan wanita itu. Wanita itu memberikan memory card kameranya pada Se Ah dan pergi. Saat itu, Jang Mi dan Yeo Reum sampai di tempat yang sama. Jang Mi terkejut melihat Se Ah.
Se Ah muncul dan minta Ki Tae melepaskan wanita itu. Wanita itu memberikan memory card kameranya pada Se Ah dan pergi. Saat itu, Jang Mi dan Yeo Reum sampai di tempat yang sama. Jang Mi terkejut melihat Se Ah.
Se Ah berkata pasti tak mudah
bagi Ki Tae untuk memilih, jadi ia perlu bukti kuat untuk memperkuat
penjelasannya nanti. “Kau belum berubah sama sekali,” sahut Ki Tae.
Flashback, Se Ah yang merasa apartemen Ki Tae terlalu kecil membeli unit di sebelahnya tanpa sepengetahuan Ki Tae. Ki Tae marah, aku sudah bilang rumah ini berharga untukku, kenapa kau memutuskan ini sendiri? Se Ah berkata santai kalau keuangan keluarga Ki Tae tak cukup dan ia tak ingin menyusahkan. Ki Tae tak percaya, “Kau memeriksa latar belakang keluargaku?” Tapi Se Ah malah berkata kalau sepertinya keluarga Ki Tae tak mampu, jadi kita harus berbagi semuanya sebagai pasangan nanti. Biar aku yang melakukan pekerjaanmu nanti, datanglah ke rumah sakitku untuk check up kesehatanmu juga.
Flashback, Se Ah yang merasa apartemen Ki Tae terlalu kecil membeli unit di sebelahnya tanpa sepengetahuan Ki Tae. Ki Tae marah, aku sudah bilang rumah ini berharga untukku, kenapa kau memutuskan ini sendiri? Se Ah berkata santai kalau keuangan keluarga Ki Tae tak cukup dan ia tak ingin menyusahkan. Ki Tae tak percaya, “Kau memeriksa latar belakang keluargaku?” Tapi Se Ah malah berkata kalau sepertinya keluarga Ki Tae tak mampu, jadi kita harus berbagi semuanya sebagai pasangan nanti. Biar aku yang melakukan pekerjaanmu nanti, datanglah ke rumah sakitku untuk check up kesehatanmu juga.
Ki Tae marah, tapi Se Ah malah
minta Ki Tae jangan terlalu sensitif, walau kau punya rahasia gelap dan aku tak
tau itu, aku bisa mencarinya dan menggunakannya untuk melawanmu. Dan datanglah
beberapa pekerja yang akan meruntuhkan dinding pemisah dengan unit sebelah. Ki Tae
marah dan minta mereka semua keluar, termasuk Se Ah.
Back to now, Ki Tae berkata
kalau Se Ah juga melakukan ini 3 tahun lalu. Se Ah mengiyakan, kau menyuruhku
pergi seperti ini 3 tahun lalu juga. Jang Mi mendengar itu semua dan melotot
saat sadar bibi ternyata juga ada di dekat mereka. Jang Mi ingat ancaman ibu Ki
Tae kalau mereka ketahuan berbohong, Ki Tae harus menikah dengan gadis pilihan
ibunya dan Ki Tae yang tak bisa menikahi Se Ah karena ia sama seperti ibunya. Jang
Mi sekarang mengerti kenapa Ki Tae suka menyendiri, kenapa dia benci
pernikahan.
Ki Tae pasrah, bocorkan saja
rahasiaku pada ibu jika kau mau, aku tak peduli. Bibi penasaran, rahasia apa? Jang
Mi panik sendiri, dia pasti akan mengungkapkan semuanya. Tapi kemudian
sudahlah, semua ini pasti akan terungkap. Jang Mi meyakinkan dirinya kalau ia
akan diam saja dan tak ikut campur. Tapi mengingat Ki Tae yang begitu ingin
hidup sendirian, Jang Mi mulai goyah.
Se Ah bertanya sekali lagi, apa
tak apa? Aku akan menelpon ibu sekarang. Ki Tae tak takut, silahkan saja. Se Ah
pun mengambil ponselnya dan akan menelpon ibu, tapi Jang Mi menghentikannya dan
melangkah mendekat. “Aku sudah sangat sabar denganmu. Aku diam karena kalian
berdua teman lama. Tapi jika kau terus mengganggunya dan merayu ibunya, aku tak
akan tahan lagi!”
“Gong Ki Tae.. adalah pacarku.” tegas
Jang Mi. Semua heran, termasuk Ki Tae. Jang Mi melangkah mendekati Ki Tae yang
malah refleks mundur dan berbisik apa yang kau lakukan?
“Aku memang bodoh,” ucap Jang Mi
sebelum melingkarkan tangannya ke pundak Ki Tae dan menciumnya. Ki Tae
terkejut, tapi kemudian membalas ciumannya. Dan gantian Jang Mi yang mengerjap
kaget.
Komentar:
Omoo!! Aku juga kaget, hahaa.. Btw episode ini nggak kayak biasanya ya, nggak ada hitung mundur dan adegan di awal episode ini sama sekali nggak ada di sepanjang episode, kenapa ya?
Hmm, jadi penasaran..
daebakk_^
ReplyDeletedh ad lnjutanny ni, mkasiih unie, tp pikuny mna nie?
pikunya seperti biasa, menyusul...hehehee
Deleteseneng bgt cz 2 part episode ini exprress bingit postingnya...kak difa emang TOP begete dah..
meski lom ada pict nya tp mampu ngobati penasaran..ini nih bener2 cinta bersegi banyak, hihihiii
masih blom bs nentuin karakternya Hyun Hye sm Yo reom, mereka mihak sp? sikapnya bener2 ambigu, hohohoo
Se Ah yg menakutkan, gila! bener2 gila ni org, obsesikah?
gmn hub Jang Mi sm Yo Reom or Ki Tae stelah adegan terakhir y?
kisah yg bermula dr harga diri seorang Gong
kelanjutannya moga sgera bs terjawab di episode berikutnya^^
Ahahaa, udah apal ya kalo piku emang suka nyusul? Tadi belum sempat screencaps soalnya.. :D
DeleteNggak ambil pusing sama Hyun Hee sih, cuma makin lama makin sebel sama Yeo Reum, dia paling nggak jelas.. Dan Se Ah, udah bener Ki Tae nggak jadi nikah 3 tahun lalu.. :p
Ahhh aku suka bingitz drama ini. Makasih yah mbak difa ^^
ReplyDeleteLanjuuuutttt mba, makin penasaran nich, semangaattt
ReplyDeleteGw suka kayak gini gk kebanyakan flashback
ReplyDelete