Di kamar Ki Tae yang temaram, Jang
Mi dan Ki Tae sibuk melakukan sesuatu di bawah selimut *arisan, arisan :p*
Yeo Reum mengejar Se Ah dan
mengembalikan amplopnya. Se Ah berterimakasih karena berkat Yeo Reum ia tau apa
yang dilakukan Ki Tae, ambillah. Dan adegan itu dilihat oleh Jang Mi dan Ki
Tae.
“Kang Se Ah, apa yang kau
lakukan?” tanya Ki Tae.
“Han Yeo Reum, kau menusukku
dari belakang?” tanya Jang Mi. Yeo Reum akan menjelaskan, tapi Se Ah berkata
hubungan kalian sangat menarik, membuatku ingin tau. Ki Tae dan Jang Mi
langsung tau ini karena uang, dan dibalik oleh Se Ah, karena uang juga kalian
melakukan sandiwara ini. Yeo Reum minta mereka bicara bergantian.
“Hanya aku yang tulus kan?
Lagi-lagi hanya aku,” tanya Jang Mi sedih dan berbalik pergi. Yeo Reum akan
mengejar tapi ditahan Ki Tae. Ki Tae memarahi Se Ah yang mempermainkan orang
dan berlari mengejar Jang Mi.
Ki Tae dan Jang Mi duduk bersama
di pojangmacha. Tak seperti biasanya, Jang Mi bahkan tak menyentuh soju meski
Ki Tae menawarinya. Ki Tae mengomeli Jang Mi yang tak mendengarkannya, sudah
kubilang ia tak baik, kau harusnya belajar dari insiden dengan Hoon Dong, kapan
kau sadar? Kau selalu saja memilih pria brengsek kan? Jang Mi mengangguk.
“Kau tau, sebenarnya mereka tak
brengsek, kau yang membuat mereka seperti itu. Kau selalu saja menuruti mereka,
langsung berlari setiap mereka menelpon. Kau selalu tulus seperti orang bodoh.
Wanita yang mengungkapkan perasaannya duluan adalah yang terburuk.”
Jang Mi membenarkan kata-kata Ki
Tae sedih, aku memang bodoh. Ki Tae minta Jang Mi gantian menjadi wanita brengsek,
jangan hanya memberi, minta sesuatu dan campakkan mereka jika perlu. Jang Mi
membenarkan lagi, aku harus bisa mencampakkan orang, mencampakkanmu. Ki Tae
langsung tersedak, aku?
“Aku sudah melakukan semua
perintahmu dan pergi saat kau menelponku. Aku selalu tulus melakukannya.
Kupikir kau lah yang terburuk, aku masuk ke skenario bodoh ini karenamu dan
bertindak seperti orang tolol. Dan... mari kita akhiri semua ini.” pinta Jang
Mi. Ki Tae hanya berkata orang-orang sudah berpikir kita pacaran sungguhan.
Jang Mi ingin seperti Ki Tae, menjadi lajang.
Di kamarnya, Jang Mi meyakinkan
diri, ia akan berusaha menjadi lajang. Ki Tae baru pulang ke apartemennya,
bergumam Jang Mi tak ingin menjadi lajang. Dan Hoon Dong yang sedang minum
bersama Hyun Hee, berkata ia lajang dan mengoceh soal Jang Mi yang tak mengerti
perasaannya, ibuku juga, dan teman yang kupercayai mencuri pacarku. Aku
benar-benar lajang. Hyun Hee yang hanya mendengarkan dan menuang minuman
daritadi, berkata kalau masih ada aku. Hoon Dong yang setengah mabuk hanya
menatap tak percaya.
Hoon Dong yang sudah mabuk
dipapah Hyun Hee ke kamar hotel. Hoon Dong menganggap Hyun Hee adalah Jang Mi.
Hyun Hee tanya apa tak apa-apa kalau ia bukan Jang Mi? Hoon Dong mengangguk,
kau juga baik. Hyun Hee berkata pelan kalau sebenarnya ia bukan orang baik, dan
mulai mencium Hoon Dong. Dan keduanya berakhir di balik selimut.
Ki Tae si Mr. Perfect menyiapkan
sarapan, merebus telur pun pakai timer. Baru mau mulai makan, Se Ah menelponnya
dan langsung direject Ki Tae. Se Ah akhirnya mengirim pesan, minta Ki Tae
menebak dengan siapa ia sekarang. Ternyata Se Ah sedang di salon bersama ibu Ki
Tae dan memberi saran saat ibu akan mewarnai rambut. Se Ah tersenyum senang
saat Ki Tae menelponnya dan bilang kalau ia tak berkata apapun, belum saja. Ki
Tae kesal karena Se Ah mengancamnya lagi, apa kau tak malu?
Se Ah malah makin mengancam Ki
Tae jangan memperlakukannya seperti ini lagi sekarang, kau bisa apa kalau
kebenaran itu terungkap? Ki Tae menahan marah dan minta Se Ah cepat pergi dari
sana, tapi Se Ah malah berkata kalau ibu memintanya membantu belanja, kami akan
ke departemen store setelah ini. “Kemana?” tanya Ki Tae khawatir.
Jang Mi sedang super semangat
mengelap meja, manajer sampai memujinya dan menegur Hyun Hee yang terus menguap
daritadi. Hyun Hee minta Jang Mi santai saja, Ny. Dokter, kau akan segera jadi
pelanggan VIP nanti. Jang Mi berkata mantap kalau ia akan menikah dengan
pekerjaan. “Kenapa? Dia sudah tau kau berciuman dengan Han Yeo Reum?” tanya
Hyun Hee. Ingat itu Jang Mi jadi kesal, ia takluk karena itu. Hyun Hee
membenarkan, kau harusnya memilih salah satu, menikah dengan dokter atau
berpacaran dengan pria tampan, kau terlalu serakah.
“Keduanya sudah berakhir. Aku
muak dengan para pria,” jawab Jang Mi kesal. Seseorang memanggil Jang Mi dan
mengajaknya makan, Han Yeo Reum. Jang Mi tak mau, kenapa aku harus makan
denganmu? Yeo Reum tertawa dan bilang kalau Jang Mi menyukainya. Jang Mi
meneriaki Yeo Reum dan menariknya pergi. Dan sedetik kemudian Ki Tae datang
terburu-buru dan bertanya dimana Jang Mi? Hyun Hee berkata kalau Jang Mi pergi
bersama seorang pelanggan dan menunjukkan arahnya. “Apa? Berakhir dengan
keduanya? Kau mau menikahi keluargamu?” gumam Hyun Hee sinis begitu Ki Tae
pergi.
Yeo Reum terus mengajaknya
makan, tapi Jang Mi tak goyah dan bertanya sejak kapan Yeo Reum mulai bohong?
Sejak aku memilihkanmu pakaian? Sejak sepatuku masuk kolam renang? Atau sejak
kau menelponku malam-malam untuk makan? Kau melakukan semua itu untuk uang? Yeo
Reum berkata ia akan mengembalikannya. Jang Mi tak percaya, berarti kau sudah
dibayar sejak awal. Yeo Reum berkata itu cuma lelucon dan Jang Mi makin marah,
kau sungguh tak berperasaan, aku tulus menyukaimu. “Jika aku tulus kau mau
pergi denganku?” tanya Yeo Reum dan mengeluarkan senyum khasnya. Hih, Yeo Reum
ini sok nggak bersalah banget.
Sementara itu ibu Ki Tae dan Se
Ah beneran belanja bersama dan melihat keduanya. Ibu mengenali Yeo Reum sebagai
pria yang bekerja di restoran Hoon Dong. Jang Mi minta Yeo Reum berhenti
mencarinya dan beritahu Se Ah untuk tak khawatir padanya. Ibu mendekat dan
minta Jang Mi memberitahu langsung pada Se Ah. Dan ibu juga minta Jang Mi
menjelaskan kenapa pria dari restoran Hoon Dong mengikutimu dan apa maksudmu
beritahu Se Ah tak usah khawatir padamu.
Jang Mi berkata akan menjelaskan
semuanya, tapi Ki Tae datang, ia yang akan menjelaskan. Ibu curiga ada sesuatu
yang terjadi. Dan malah Se Ah yang berkata akan menjelaskan yang terjadi. “Kang
Se Ah,” teriak Ki Tae. Melihat semua berebutan menjelaskan, ibu minta semua
diam dan minta Se Ah saja yang menjelaskan.
Se Ah berkata ia meminta bantuan
Yeo Reum untuk mencari tau hubungan Ki Tae dan Jang Mi, ia penasaran hadiah
pernikahan yang seperti apa yang akan diberikan. Semua kaget. Se Ah ingin
membeli sesuatu yang berkesan tapi tak ingin bertanya langsung agar kadonya
jadi kejutan, tapi ia sudah tau sekarang. Ibu bertanya pada Jang Mi apa yang
ingin dikatakan? Jang Mi kebingungan, jadi Ki Tae berkata kalau Jang Mi merasa
tak nyaman diberi selamat oleh mantan tunanganku. Se Ah tertawa dan minta maaf
sudah menyebabkan masalah, dan mengajak ibu lanjut berbelanja.
Saat makan siang bersama, Jang Mi bertanya khawatir apa Ki
Tae baik-baik saja, kalian pasti sudah sangat dekat sampai mau menikah, sampai
dia membayar pria untuk mengorek kehidupanmu. Ki Tae hanya berkata cuek kalau
Se Ah pernah begitu sebelumnya. “Astaga, kenapa keluargamu semuanya kacau? Kau
lebih baik beritahu semuanya pada ibumu sekarang,” desak Jang Mi.
“Kau ingin aku menikah dengan
wanita yang tak kusukai?” tanya Ki Tae sambil tetap sibuk makan. Jang Mi
berkata Se Ah sudah tau sekarang, kau akan segera ketahuan. Ki Tae minta Jang
Mi jangan khawatir, memang sangat buruk jika ketahuan, tapi Se Ah tak akan
menggunakan kekuasaannya seperti itu. “Kekuasaan?” tanya Jang Mi heran. Melihat
Ki Tae hanya mengangguk, Jang Mi mengerti, terserahmu saja, tapi keluarkan aku
dari perebutan kekuasaanmu ini, sudah kubilang kau dan aku tak ada sesuatu lagi
sekarang, kita juga tak boleh makan bersama. Ki Tae mengingatkan, kau yang
menyuruhku makan dulu sebelum aku pergi.
“Aku melakukannya?” tanya Jang
Mi tak percaya.
“Ya.”
Jang Mi baru sadar, “Memang..
Karena aku khawatir padamu.” Mereka diam saja sampai seorang pengganggu datang,
Han Yeo Reum. Jang Mi heran, kau belum pergi? Yeo Reum berkata ia lapar dan
mulai makan dengan tenangnya.
“Aku akan mengulanginya sekali
lagi, kalian berdua pergi dari hidupku! Aku mau memikirkan diriku sendiri
sekarang dan tak mau terpengaruh dengan urusan orang lain lagi,” tegas Jang Mi
lalu pergi. Yeo Reum bertanya kenapa Jang Mi pergi, sementara Ki Tae lebih cuek
dan minta Yeo Reum berhenti menyiksa Jang Mi. Yeo Reum tak mau dengar tentu
saja.
Di rooftop, Jang Mi kesal
sendiri, aku cuma ingin hidup tenang, ada apa dengan mereka? Hyun Hee menyodorkan
minuman pada Jang Mi dan berkata ingin bicara sesuatu. Sementara itu, Hoon Dong
baru bangun dan shock melihat keadaannya, apalagi ada pesan dari Hyun Hee, ‘Oppa sayang, kerja bagus’. Hoon Dong
sampai kesal pada dirinya sendiri.
“Siapa?” tanya Jang Mi pelan.
Hyun Hee berkata kalau Jang Mi tau pasti terkejut, ia juga sebenarnya ragu.
“Kau tak tau apa yang dia lakukan padamu?” tanya Jang Mi tak percaya. Hyun Hee
tau, dan tau Jang Mi sudah putus dengannya. Jang Mi tau, tapi dia itu bajing...
Hyun Hee berkata tak akan menemuinya jika kau melarangku, kau lebih penting
bagiku. Tapi menurut Hyun Hee, Jang Mi juga salah karena tak melepaskan Hoon
Dong padahal sudah putus dengannya, kau kan sudah punya 2 pria yang
tergila-gila padamu. Jang Mi hanya khawatir karena tau betul seperti apa Hoon
Dong, tapi Hyun Hee yakin bisa membuat Hoon Dong berubah dan pergi meninggalkan
Jang Mi yang super kesal pada Hoon Dong.
Hoon Dong takut-takut masuk ke
cafenya sendiri, dan bertanya pada Yeo Reum apa ada wanita yang mencarinya? Yeo
Reum menggeleng, memang selalu tak ada. Hoon Dong kesal mendengarnya dan
menyuruh Yeo Reum cepat membersihkan meja.
Di dapur, Hoon Dong minta chef
memasukkan pancake cuatro kimchi keju kemarin ke daftar menu. Si chef bertanya
tak mengerti, kimchi apa? Hoon Dong heran, apa bukan kau yang membuatnya? Yeo
Reum yang baru masuk mendengarnya dan tak sengaja piring yang dibawanya
terjatuh. Hoon Dong berpesan agar Yeo Reum hati-hati dan minta chef segera
menetapkan harga dan tambahkan ke menu. Kimchi? Si chef sadar dan membentak Yeo
Reum yang hanya bisa tersenyum tak enak.
“Hei, Hoon Dong!” sambut Jang Mi
begitu melihat Hoon Dong keluar dapur. Hoon Dong panik dan mencoba kabur, tapi
Jang Mi mengejarnya dengan sepeda dan berhasil menghentikannya. Hoon Dong berteriak
kenapa Jang Mi mengejarnya. “Kenapa kau lari?” tanya Jang Mi balik. Hoon Dong
mulai tenang dan tanya kenapa Jang Mi mencarinya. “Kau serius dengan Hyun Hee
atau tidak,” tanya Jang Mi to the point. Hoon Dong malah merasa Hyun Hee lucu
sekali, kenapa dia cerita padamu?
“Mau cerita sama siapa lagi
memangnya? Kau mau buat orang lain menderita sepertiku?” bentak Jang Mi. Hoon
Dong tak terima, hanya kau cintaku dan kau cinta terakhirku, aku mabuk dan
membuat kesalahan. Aku sekarang jadi pecandu alkohol karenamu!
Jang Mi minta Hoon Dong
berhenti, “kau mabuk dan apa?”. “Berbuat kesalahan,” lanjut Hoon Dong.
“Jadi kau meniduri dia? Brengsek
kau!” teriak Jang Mi dan mulai memukuli Hoon Dong, berjanjilah kau tak akan
menyakitinya! Hoon Dong mengiyakan, jadi apa yang harus kulakukan? Jauhi dan
jangan temui dia, suruh Jang Mi. Hoon Dong setuju dan malah berpikir Jang Mi
begini karena menyukainya lagi. Jang Mi frustasi dan mukul Hoon Dong lagi,
bisakah kita berpisah dengan damai? Hahahaa. Sayangnya Hoon Dong begitu pada
Hyun Hee karena Jang Mi tak mau menerimanya. Jang Mi super kesal mendengarnya
dan mengambil sepedanya, pergi.
Di jalan, Jang Mi melihat Yeo
Reum dipukul chef hyung-nya karena masalah pancake kimchi kemarin. Yeo Reum
malu pada Jang Mi yang langsung khawatir menghampirinya dan berkata ini semua
salah Jang Mi, lalu pergi meninggalkan Jang Mi yang tak mengerti.
Ibu dan Se Ah minum kopi
bersama. Ibu berkata ia tak mengerti kenapa Se Ah harus menyiapkan hadiah
pernikahan, apa yang sebenarnya terjadi. “Pria yang ingin kuhabiskan hidupku
bersamanya, tapi dia malah mau menikah dengan orang lain, sulit bagiku
menerimanya. Tapi aku bisa memberinya hadiah,” jawab Se Ah. Ibu ingin tau
hadiah apa itu, tapi Se Ah minta maaf, ia harus pergi dulu.
Se Ah mendatangi Ki Tae yang
masih asik menonton pertandingan di kantornya, Se Ah tau itu siaran tunda dan
malah memberitahu hasilnya (jiaah, party pooper abis!). Ki Tae mengernyit sebal
dan tanya apa yang kau inginkan? Pasangan hidup, jawab Se Ah.
Seorang perawat menanyai Ki Tae
beberapa hal. ‘Kau merokok?’ Tidak. ‘Minum alkohol?’ Terkadang. ‘Seberapa sering?’ 2 – 3 kali seminggu. ‘Kau sering mengalami ereksi pagi?’ Ki
Tae enggan menjawabnya, itu terlalu pribadi. Tapi begitu perawat menyimpulkan
tidak, Ki Tae buru-buru berkata ia tak punya masalah dan minta perawat
melingkari baik. ‘Kau berhubungan seks 3
hari belakangan ini?’ Aku selalu sibuk dengan pekerjaan, dalam 3 hari ini
tidak. Perawat diam saja dan menyodorkan sebuah pot kecil. Ki Tae bertanya itu
untuk apa dan hanya dijawab senyum sinis oleh si perawat.
Ki Tae di sebuah ruangan
tertutup, menonton film yang disensor *halah*. Ki Tae bersusah payah menahan diri
dan memandang ke arah celananya dengan khawatir. Ki Tae meletakkan pot tadi di
meja dan keluar memegangi kepalanya yang pusing. Se Ah mengejarnya, dan Ki Tae
memarahi lelucon Se Ah yang berlebihan. Se Ah berkata ia juga tak ingin
pernikahan, tapi ia ingin pasangan hidup. Se Ah sangat mencintai dirinya
sendiri dan ingin hidup bersama orang yang sama sepertinya. Ki Tae punya gen
yang bagus dan siapapun menginginkannya.
Ki Tae tak percaya, “Kau serius?
Bayi itu bukan mainan! Manusia akan lahir!” Se Ah bisa memberikan apapun yang
dibutuhkan anak itu karena ia anak orang yang ingin ia miliki. Se Ah tak akan
memberitahu siapapun kalau Ki Tae ayah biologisnya. “Kau tau kan wanita lajang
tak diperbolehkan mendapat sumbangan sperma di sini?” tanya Ki Tae. Tentu, jawab
Se Ah, jika kau warga negara yang taat hukum, mari kita tidur bersama.
“Apa?”
“Pilih saja, masukkan spermamu
ke dalam tabung atau tidur denganku?”
Ki Tae benar-benar tak habis
pikir, kau benar-benar gila. Tapi pilihan Se Ah belum selesai, pilihan terakhir
atau dia akan memberitahu ibu soal skenario bodohmu dengan Jang Mi. Se Ah minta
Ki Tae pikirkan baik-baik dan pergi.
Ponsel Ki Tae berdering dan Ki Tae
masih agak kesal saat mengangkatnya, tapi berubah sopan saat tau siapa yang
menelpon.
Bersambung ke Part 2
Makasih mbak sinopsisnya... Sdh lama ditunggu nih klanjutannya... Jgn skt dan bosan y mbak.. Tks..
ReplyDeleteWah gila se ah, jadi penasaran.. Ditunggu lanjutannya, sampai akhir ya pokoknya buat sinop nya:d
ReplyDeleteyeah akhirnya kelanjutannya nongol jg... Gumawo,,,
ReplyDeleteselalu dinanti deh pokoknyya, makin penasaran
Sipp! Makasih yaa udah pada baca.. ^^
ReplyDeleteoke. makasih juga udah cepet ngepostnya
ReplyDeletejongmal gumawo..
fighting eunni!!
Ini yg opening bed scene-nya kok nggak nyambung sama episode 5 yah? Sampai akhir episode 6 pun tetap nggak ada penjelasannya? Jadi bed scene-nya itu kapan dan kenapa...nggantung gitu aja yah sepertinya?
ReplyDeleteJangankan sampe akhir episode 6, sampe tamat juga nggak ada penjelasannya :p.. Kadang emang adegan awal episode beda banget sama kejadian sebenarnya..
Delete