Jang Mi mengetuk pintu rumah Ki
Tae dengan panik, dan shock menemukan Ki Tae yang tergeletak di kamar mandi
dalam keadaan lemah, nyaris tak sadarkan diri.
[Dua hari sebelum kejadian]
Ki Tae mengemudikan mobilnya
terburu-buru. Jang Mi yang ada di sampingnya panik dan minta Ki Tae tak membuat
masalah makin buruk. Ki Tae berkata serahkan saja padanya. “Jangan sakiti
perasaan siapapun,” pesan Jang Mi lagi.
Di rumah, ibu Jang Mi menyiapkan
minum sambil melirik ibu Ki Tae yang duduk di ruang tamunya. Ibu Ki Tae minta
maaf karena tiba-tiba muncul dan akan menjelaskan sesuatu, namun ibu Jang Mi
berkata kalau biasanya ia bekerja, tapi hari ini ia sedang ingin malas-malasan,
mungkin ini agar mereka bisa bertemu. Ibu Jang Mi tertawa dan berkata ia senang
ibu Ki Tae datang, Jang Mi selalu berkata ia akan membawa pulang seorang pria,
tapi selalu tak ada kabar.
Ibu Ki Tae meminta maaf, tapi
anaknya tak berkeinginan untuk menikah, dan ia tak ingin Jang Mi membuang waktunya.
Ibu Jang Mi bingung, bukankah harusnya anda membujuknya untuk menikah? Ibu Ki
Tae berkata ia sudah mencoba semuanya, dan Jang Mi sudah menyerah untuk menikah
sekarang meski Jang Mi ingin mempertahankan hubungan. Ibu Jang Mi jadi kesal,
jadi ini cinta sepihak? Ibu Ki Tae mengiyakan, ia juga merasa sedih, dan
meminta maaf lagi.
Ibu Ki Tae sudah akan pulang
saat Jang Mi dan Ki Tae datang. Ibu Jang Mi malah memarahi Ki Tae yang
dikiranya si pria pemilik restoran. Jang Mi melotot, dan ibu Ki Tae yang gantian
bingung lalu meralat, anaknya dokter, dia dokter bedah plastik.
“Dokter bedah plastik?” tanya
ibu Jang Mi heran. Jang Mi akan menjelaskan, tapi Ki Tae berkata duluan kalau
ini ide Jang Mi untuk berbohong, ia sangat keras kepala saat berkata
konfirmasiku yang paling penting, orangtua tak perlu ikut campur.
“Konfirmasi? Konfirmasi apa?”
tanya ibu Jang Mi.
“Apalagi konfirmasi yang ia
butuhkan? Aku mencintaimu. Aku membutuhkanmu,” jawab Ki Tae. Ia senang akhirnya
bisa bertemu ibu Jang Mi, ia berlutut dan memanggil ibu Jang Mi dengan sebutan
ibu mertua.
“Gong Ki Tae-ssi,” bisik Jang Mi
kesal. Ki Tae malah berkata ia akan memperlakukan Jang Mi lebih baik, ia akan
memberikan segalanya. Melihat ekspresi tak setuju ibunya, Ki Tae menenangkan
kalau ibunya khawatir Jang Mi akan membuang waktu dengannya dan minta
pengertian ibu Jang Mi. Ki Tae pun menarik ibunya untuk pulang. Sementara ibu
Jang Mi tertawa senang, ternyata itu bohong!
“Itu bohong,” duga ibu Ki Tae di
mobil, kau bilang ia yang ingin menikah denganmu. Ki Tae membenarkan, kalau ia
yang memohon pasti akan menyakiti harga diri ibu. “Jadi karena itu kau
memperlakukanku seperti ini? Kau ingin ibu mati menahan malu?” tanya ibu Ki
Tae. Ki Tae malah bertanya kenapa ibunya harus datang, ia sudah bilang untuk tunggu
dan lihat saja.
Ibu Jang Mi bergegas menuju
restorannya, dan kelepasan memanggil suaminya “yeobo” saking excitednya. Ayah
Jang Mi menulis di papannya seperti biasa, kau
seharusnya tak datang. Ibu Jang Mi pun membalas melalui pesan di ponselnya
seperti biasa, kita kedatangan tamu, calon ibu mertua Jang Mi. Ayah Jang Mi
terkejut dan menghampiri Jang Mi semangat. Jang Mi buru-buru berkata kalau
ibunya salah paham. Ibu Jang Mi mengirim pesan lagi, pria itu juga datang. “Pemilik restoran itu?” tanya ayah Jang Mi.
Jang Mi dan ibunya langsung
menggeleng, bukan itu. Sebenarnya aku berbohong, ujar Jang Mi. Tapi sebelum
Jang Mi sempat melanjutkan, ibunya yang tak sabar tak jadi mengirim pesan dan
berkata ia seorang dokter, dokter bedah plastik tepatnya.
“Kenapa kau berbohong?” semprot
ayahnya. Jang Mi mau menjelaskan, tapi ibunya malah menambahkan kalau dia cute,
tata kramanya bagus, ibunya juga sopan. Jang Mi keheranan melihat kedua orang
tuanya yang kembali saling bicara, tapi ayahnya malah menyuruh Jang Mi minggir
untuk tau cerita lengkapnya dari ibu. Ibu Jang Mi pun berbisik, jadi yang
terjadi adalah...
[Satu hari sebelum kejadian]
Jang Mi tiduran dan mengingat perlakuan
manis Yeo Reum yang memakaikan sepatunya, sampai Jang Mi senyum-senyum sendiri.
Sebuah pesan masuk ke ponsel Jang Mi, tapi begitu membacanya senyum Jang Mi
hilang dan ia menjatuhkan ponselnya shock.
Ternyata Hoon Dong yang
mengiriminya pesan, bertanya apa Jang Mi sudah tidur. Hyun Hee yang ditunjukkan
pesan itu heran, apa Hoon Dong menyesal? Jang Mi tak luluh, ia pasti mengirim
pesan ke ratusan gadis, dia bahkan memberi gift bermerek dari toko kita untuk
seorang gadis. Hyun Hee yang sadar kalau yang dimaksud itu dirinya cuma ber
ooh. Jang Mi menegaskan kalau ia sudah tak punya perasaan untuknya, jadi ia
akan bertindak cool mulai sekarang.
Ki Tae yang tidur terbangun saat
mendengar seseorang menekan password apartemennya. Ternyata ibunya yang
datang-datang langsung mengecek isi kulkas dan membuang beraneka macam makanan
kalengan. Ki Tae berkata terus terang kalau ini tempatnya dan minta ibunya
menghormati privasinya karena Jang Mi sering datang kesini. Ibunya tau Ki Tae
berbohong, kau tak pernah mendapat tamu. Ki Tae mengelak, ia hanya sedang ingin
bersantai sendiri. Ibu minta Ki Tae berhenti membangkang padanya, tapi Ki Tae
dengan pelan minta kenapa bukan ibunya yang berhenti? Ibu Ki Tae hanya membuang
makanan yang ia bereskan tadi dan pulang.
Hoon Dong di restorannya
mengirim banyaak pesan ke Jang Mi, tapi tak ada balasan satupun. Hoon Dong tak
percaya, tapi ia langsung ge-er begitu melihat Jang Mi yang naik sepeda ke arah
restorannya. Jang Mi memang naik ke restoran Hoon Dong, tapi dengan santainya
Jang Mi malah tanya di mana Yeo Reum? “Di dapur,” jawab Hoon Dong kesal.
Rupanya Yeo Reum sedang makan
siang sambil memperhatikan kawannya yang memasak. Saat melihat Jang Mi
menyapanya, Yeo Reum malah bertanya cuek sedang apa kau di sini? Jang Mi
berkata ia datang membawa jaket yang dipinjamnya. Melihat Yeo Reum yang makan
sambil berdiri, Jang Mi mengajaknya makan bersama di luar. Yeo Reum hanya
berkata ia sudah selesai makan dan kembali memperhatikan kawannya. Jang Mi tak
menyerah, tapi Yeo Reum lagi-lagi tak melihatnya dan hanya menjawab nanti. Jang
Mi bilang ia tak tau nomer telpon Yeo Reum. “Aku tau, aku akan menelponmu
nanti,” jawab Yeo Reum. Agak nggak rela dicuekin, tapi Jang Mi akhirnya pergi.
Di luar Hoon Dong sudah
menunggunya, minta Jang Mi berhenti membuat alasan untuk bertemu dengannya. Jang
Mi menghela napas kesal dan pergi. Hoon Dong mengejarnya dan berkata ia akan
mencoba menyukai Jang Mi. Jang Mi makin kesal, berani-beraninya kau menyukaiku?
Ki Tae yang baru datang langsung merangkul Jang Mi dan membenarkan,yeah, dia
milikku. Ki Tae berkata mereka sudah berencana untuk ke rumahnya. Jang Mi
awalnya bingung, tapi melihat lirikan Ki Tae, Jang Mi langsung mengajak Ki Tae
pergi dengan semangat.
“Rumah?” Hoon Dong tak percaya,
dan mengejar mobil Ki Tae. Jang Mi kesal kenapa Hoon Dong terus mengejarnya. Ki
Tae berkata berarti balas dendammu berhasil.
Di parkiran apartemen Ki Tae, Hoon
Dong turun dari mobilnya dan yakin kalau ini semua pasti akting. “Kami hanya
ingin berduaan,” jawab Ki Tae sambil merangkul Jang Mi masuk. Hoon Dong tak
percaya, kau tak pernah punya tamu, terutama gadis, terutama Jang Mi! Tapi Ki
Tae dan Jang Mi tak menghiraukannya dan melangkah masuk. Hoon Dong masih
beranggapan kalau Jang Mi hanya jual mahal.
Padahal Jang Mi ngedumel,
bukannya dia yang ingin mengakhrinya? Ki Tae menarik Jang Mi yang terus jalan
karena apartemennya hampir kelewatan, hahaa. Jang Mi minta Ki Tae membantunya
sampai masalah dengan Hoon Dong selesai. Ki Tae yang sedang menekan password
apartemennya berkata tenang kalau Hoon Dong juga berkata hal yang sama, untuk
menyingkirkanmu. Jang Mi jadi kesal, ia harusnya menuntutnya sebagai stalker. Ki
Tae membuka pintu, menyuruh Jang Mi masuk. “Oke, hanya sampai dia pergi,” sahut
Jang Mi sebelum masuk.
Begitu di dalam, Jang Mi kagum,
ternyata apartemen bujangan sangat bersih! Ki Tae meralat, ia bujangan yang
disengaja, bukan karena aku tak bisa menikah, aku memilih untuk tetap single. Ki
Tae menarik Jang Mi yang duduk sembarangan di sofanya. Bukan Jang Mi kalau ia
ambil pusing soal Ki Tae yang tega padanya, Jang Mi malah sibuk melihat-lihat
perabot dengan hebohnya. Ki Tae yang pusing dan membereskan semua kembali ke tempatnya.
Sampai Jang Mi melihat akuarium Ki Tae dan menyapa ikannya, Nemo-ya! Ki Tae
menarik Jang Mi, mengelap bekas muka Jang Mi di akuariumnya dan berkata,
namanya bukan Nemo. Jang Mi memukul-mukul akuarium, kesal. Dan ia malah berlari
ke kursi pijat Ki Tae dan seenaknya mengubah posisinya. “Ah, aku baru saja
menyetelnya dengan tepat,” keluh Ki Tae. Jang Mi cuek dan melepas kaus kakinya,
menikmati kursi pijatnya.
Ki Tae kesal dan menyuruh Jang
Mi bangun. Jang Mi tak mau, ia sudah bekerja keras agar Ki Tae tetap single,
apa kau tau berapa besar pengorbananku? Flashback ke acara amal dimana Jang Mi
gagal pergi bersama Yeo Reum karena panggilan telpon dan malah mengajak Ki Tae
cepat pergi. “Kau mengacaukan semuanya,” semprot Jang Mi. “Maksudmu ibuku?”
jawab Ki Tae tak terima.
Dan terdengarlah bunyi seseorang
menekan password apartemen Ki Tae. Ki Tae langsung bisa menebak dan panik, ibunya datang untuk mengacaukan semuanya. Jang Mi sadar dan panik, bingung harus sembunyi
dimana. Ki Tae menariknya masuk ke kamar, dan menutupi Jang Mi dengan selimut
di tempat tidurnya.
Ibu Ki Tae sudah masuk dan
melihat sepasang sepatu yang asing di depan. Jang Mi keluar dari selimut, dan
Ki Tae menahannya, tetap di situ! Ki Tae melepas kausnya, dan memastikan kaki
Jang Mi menyembul dari balik selimut. Di dalam, lagi-lagi ibu Ki Tae yang
kembali membawa makanan menemukan benda asing, kaus kaki Jang Mi. Ki Tae keluar
menyapa ibunya, sengaja tak menutup pintu agar ibunya melihat sepasang kaki di
balik selimut. Pura-pura baru sadar, Ki Tae menutup pintunya, sudah kubilang
untuk jangan datang, jadi maafkan aku. Ibu Ki Tae menggeleng, ia tak melihat
apapun dan melangkah pergi.
Jang Mi bertanya kesal apa yang
Ki Tae lakukan? Kenapa kau melepas bajumu? “Kau yang pertama melakukannya,”
sahut Ki Tae sambil melempar kaus kaki Jang Mi. Jang Mi sadar Ki Tae sengaja
membawanya kesini karena ibunya, tapi ia membawa makanan untukmu. Jang Mi
berkata ia akan berhenti sekarang, beritahu ibumu kebenarannya, aku juga akan
memberitahu keluargaku.
“Kau belum mengatakannya?” tanya
Ki Tae. “Aku akan mengatakannya!” jawab Jang Mi cepat. Ki Tae yakin kalau ibu
Jang Mi menyukainya. “Aku akan mengatakannya!” teriak Jang Mi lagi.
Apa Jang Mi benar-benar
mengatakannya? Tentu tidak. Saat ia mendatangi orang tuanya ke restoran, orang
tuanya sedang membanggakan Jang Mi yang akan menikah dengan seorang dokter
bedah plastik. Teman-teman orang tuanya malah menanyakan banyak hal, apa dia
cute? Umurnya? Dimana rumah sakitnya?
Jang Mi mulai putus asa. Ia mengajak
Hyun Hee minum bersamanya, tapi Hyun Hee tak bisa. Jang Mi teringat Yeo Reum,
tapi ia tak tau nomornya dan memandang ponselnya kesal, kapan kau akan
menelpon? Jang Mi mengendap-endap ke restoran Hoon Dong dan malah melihat Hoon
Dong bersama seorang gadis. Yang ternyata Hyun Hee, ia mengurus gift yang tak
jadi untuk acara amal dan berkata Jang Mi unni tidak nyaman dengan ini. Dia
pasti merasa sakit, respon Hoon Dong. Saat Hyun Hee bertanya pesanmu diabaikan
kan? Hoon Dong berkata kalau ia hanya jual mahal.
Jang Mi masuk dengan
mencurigakan, tapi malah ketahuan Hoon Dong yang senang melihatnya. Hyun Hee
ikut berdiri dan menyapa Jang Mi yang
kaget, sejak kapan kalian? Hoon Dong akan menjelaskan, tapi Jang Mi keburu
pergi dan Hyun Hee menahannya saat akan mengejar Jang Mi. “Jang Mi unni yang
memulainya, mata dibalas mata,” ujar Hyun Hee. Hoon Dong malah khawatir kalau
Jang Mi akan membenci Hyun Hee karenanya. Hyun Hee tersenyum meyakinkan,
kesalahpahaman akan bisa diatasi.
Di luar restoran, Jang Mi malah
melihat Yeo Reum bersama seorang tante-tante, makin shock lah dia. Jang Mi
hanya memandangi Yeo Reum yang terkejut saat tau ada Jang Mi dan pergi tanpa
berkata apapun.
Ki Tae sedang pool date dengan
Se Ah. Ki Tae memuji Se Ah yang lebih cepat, dan dijawab kalau Se Ah tak suka
seorang pria mengalahkannya. “Ini adalah kencan 10 juta won, jadi aku berusaha,”
ujar Ki Tae. “Kaulah satu-satunya yang tak suka menerima cinta,” jawab Se Ah.
Mereka makan berdua di pinggir
kolam renang. Se Ah memuji tempat ini yang tenang, kupikir seleramu sudah
berubah menjadi gaduh dan ribut. “Maksudmu Jang Mi?” tanya Ki Tae langsung. Se Ah
minta Ki Tae jangan membohongi ibunya, kalau kau bosan pergilah denganku. Ki Tae
menyangkal, siapa bilang aku membohonginya. “Kita setuju satu sama lain 3 tahun
lalu saat kita membatalkan pernikahan, kita buruk dalam membangun hubungan yang
dalam, kita seharusnya tetap single daripada mengacaukan hidup orang lain, oke?”
pinta Se Ah.
Ki Tae tak menjawab dan malah
mengajak pulang. Se Ah bertanya apa ia bisa datang ke rumah? Melihat Ki Tae
diam saja, Se Ah tersenyum, jangan khawatir, aku tak akan datang, kau sangat
suka di rumah sendirian.
Jang Mi pulang ke rumahnya yang
gelap, dan bergumam, “Aku tak mau di rumah sendirian”. Flashback, seorang gadis
kecil menangis sendirian memeluk boneka di rumahnya yang gelap. Seolah melihat gadis kecil itu, Jang Mi mendadak sedih dan keluar lagi dari rumahnya.
Sementara Ki Tae juga mengingat
masa kecilnya. Sejak kecil Ki Tae sudah menyukai apartemennya sekarang, ia
bahkan tertidur penuh senyum. Tapi baru saja Ki Tae memejamkan mata, bel
rumahnya berbunyi. Ki Tae mengira ibunya yang datang, tapi ternyata Jang Mi
yang mabuk dan membawa bungkusan berisi ramen.
Ki Tae menghentikan langkah Jang Mi, “Kau bersikap seolah-olah tak akan datang lagi, apa ini?” Jang Mi tersenyum, semua orang punya hari seperti ini, saat tak ingin sendirian. Tapi ia tidak, tolak Ki Tae. Jang Mi membenarkan, kau bahkan tak membiarkan ibumu datang, kau sangat kejam! Ki Tae mengernyit mencium bau alkohol dari mulut Jang Mi.
Ki Tae menghentikan langkah Jang Mi, “Kau bersikap seolah-olah tak akan datang lagi, apa ini?” Jang Mi tersenyum, semua orang punya hari seperti ini, saat tak ingin sendirian. Tapi ia tidak, tolak Ki Tae. Jang Mi membenarkan, kau bahkan tak membiarkan ibumu datang, kau sangat kejam! Ki Tae mengernyit mencium bau alkohol dari mulut Jang Mi.
Jang Mi yang mabuk mulai
menginvasi dapur Ki Tae, mencari panci. Saat Jang Mi mengisinya dengan air, Ki
Tae menyingkirkan pancinya dan berkata akan memanggilkan taksi. Perhatian Jang Mi
teralih ke akuarium Ki Tae, jika kau tak mau ramen, buatkan aku fish stew yang pedas. Tangan Jang Mi
mulai masuk akuarium, mencoba menangkap Nemo, Nemo-yaa, kemarilah.. Ki Tae baru
sadar dan menarik tangan Jang Mi dengan panik, tapi Jang Mi berhasil menangkap
Nemo dan tertawa senang. Nemo yang malang pun menggelepar di lantai. “Nemo-ya!”
teriak Ki Tae panik dan memasukkannya lagi ke akuarium. “Jadi itu benar-benar
Nemo,” ujar Jang Mi senang.
“Pergilah!” teriak Ki Tae yang
super kesal persis di muka Jang Mi. Jang Mi sampai jatuh terduduk dan mulai
mewek, kau sangat kejam, aku baru minum soju saat perut kosong. Ki Tae masih
kesal tapi nggak tega juga, dibuatkannya ramen untuk Jang Mi. Ia mengukur
airnya dengan presisi dan bahkan menyetel timer selama 4 menit (haduuh, Mr. Perfect
banget!)
Sementara Jang Mi bergumam
sendiri, kenapa ia membawakan sepatuku? Kenapa ia mengajak makan bersama? Kenapa
ia bilang akan menelpon?
“Kau benar-benar ingin tahu?”
sahut Ki Tae sambil memberikan sebuah buku berjudul.. He’s Just Not That Into You. Melihat covernya saja Jang Mi kesal,
dan ia malah mematikan kompor dan mengangkat ramennya. Ki Tae mencegahnya,
masih 2 menit lagi. Jang Mi tak mendengarkan, hidup tak ada buku manual dan
menjadikan buku tadi sebagai alas panci. Ki Tae memberi saran untuk coba
mengerti dia, jangan terburu-buru. Jang Mi malah bertanya, bagaimana bisa kau
membenci pernikahan? Ki Tae hanya tak ingin menghancurkan hidupnya dengan
seorang gadis seperti Jang Mi. Jang Mi bertanya soal Se Ah, dia bukan sekedar teman kan? Kita saling mengenal dengan baik dan peduli satu sama lain, jawab Ki
Tae. Menurut Jang Mi itu sempurna, tapi Ki Tae justru tak ingin membuang
waktunya dengan pernikahan. “Orang pintar memang suka memperumit banyak hal,”
gumam Jang Mi sambil memakan ramen langsung dari panci. Ki Tae mengatainya
jorok, pakailah mangkuk. Jang Mi cuek dan malah memuji kimchi buatan ibu Ki Tae
yang sangat enak. Ki Tae menyuruh Jang Mi membawanya, toh ia akan membuangnya.
Saat akan memakan ramennya lagi,
Ki Tae mendorong kepala Jang Mi dan mewanti-wanti, jangan melewati batas,
itulah masalahmu. Emosimu adalah milikmu, dan milikku adalah milikku, mereka
sangat berbeda, ujar Ki Tae sambil menyodorkan mangkuk. Jang Mi berkata kalau
ia mempercayainya. “Tidak, kau hanya mempercayai apa yang kau inginkan. SNS Han
Yeo Reum semuanya makanan, dia tak mungkin memakan semuanya sendirian. Belilah smartphone
untuk kehidupan percintaanmu,” saran Ki Tae.
Jang Mi tertawa, itu malah membuat
orang kesepian. Ki Tae ngomel minta Jang Mi berhenti berobsesi, cobalah menikmati
waktu sendirian. Jang Mi menyindir Ki Tae yang sangat suka menyendiri, kau bisa
mati kesepian.
“Siapa yang peduli?”
“Komunikasi adalah kunci
manusia.”
“Kau adalah pengguna ponsel
jadul keras kepala, komunikasi?”
Ponsel Jang Mi berbunyi. Jang Mi
tertawa, aku bisa berkomunikasi dengan baik dengan ini! Jang Mi mengangkat
telpon yang ternyata dari Yeo Reum yang ingin bertemu dengannya. Ki Tae tak
suka dan berbicara makin keras, habiskan waktu sendirian. “Kau dengan
seseorang?” tanya Yeo Reum. Jang Mi menyangkal, itu TV! Ki Tae pun makin
berteriak, jadi Jang Mi kabur ke kamar mandi. Yeo Reum bertanya apa Jang Mi tak
penasaran ia tadi dengan siapa? Dia kaya dan baik, dia memberiku 5 juta won
untuk amal. Jang Mi mengerti dan lega mendengarnya, dan berkata ia akan datang menemui
Yeo Reum.
Tapi tunggu, pintu kamar mandi
tak mau terbuka. Ternyata Ki Tae yang menahan pintu dan menyuruh Jang Mi
menghabiskan waktu sendirian. Jang Mi menarik gagang pintu sekuat tenaga, tapi
Ki Tae masih terus berceramah soal pria, hanya ada on dan off, menyukaimu atau
tidak, jika kau merasa ambigu, berarti off, ia tak akan menyukaimu kalau kau
melakukan apa yang ia inginkan (nah, it’s exactly what Joo Jang Mi did to you,
Gong Ki Tae? ;))
Jang Mi rupanya super kuat dan
berhasil membuka pintunya, sampai gagangnya terlepas. Dan gantian Jang Mi yang
menceramahi Ki Tae, bisakah kau menemukan seseorang yang “on” saat kau
sendirian di rumah 24/7, sendirian saja kalau kau mau, aku tak pernah mau
sendirian! Jang Mi kesal dan pergi, tanpa lupa membawa kotak kimchinya.
Lanjuuut ya sist sinopnya, seruuuu bgt... gumawoo
ReplyDelete