Friday, July 18, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 3 Part 1



Jang Mi mengetuk pintu rumah Ki Tae dengan panik, dan shock menemukan Ki Tae yang tergeletak di kamar mandi dalam keadaan lemah, nyaris tak sadarkan diri.

[Dua hari sebelum kejadian]


Ki Tae mengemudikan mobilnya terburu-buru. Jang Mi yang ada di sampingnya panik dan minta Ki Tae tak membuat masalah makin buruk. Ki Tae berkata serahkan saja padanya. “Jangan sakiti perasaan siapapun,” pesan Jang Mi lagi.


Di rumah, ibu Jang Mi menyiapkan minum sambil melirik ibu Ki Tae yang duduk di ruang tamunya. Ibu Ki Tae minta maaf karena tiba-tiba muncul dan akan menjelaskan sesuatu, namun ibu Jang Mi berkata kalau biasanya ia bekerja, tapi hari ini ia sedang ingin malas-malasan, mungkin ini agar mereka bisa bertemu. Ibu Jang Mi tertawa dan berkata ia senang ibu Ki Tae datang, Jang Mi selalu berkata ia akan membawa pulang seorang pria, tapi selalu tak ada kabar.


Ibu Ki Tae meminta maaf, tapi anaknya tak berkeinginan untuk menikah, dan ia tak ingin Jang Mi membuang waktunya. Ibu Jang Mi bingung, bukankah harusnya anda membujuknya untuk menikah? Ibu Ki Tae berkata ia sudah mencoba semuanya, dan Jang Mi sudah menyerah untuk menikah sekarang meski Jang Mi ingin mempertahankan hubungan. Ibu Jang Mi jadi kesal, jadi ini cinta sepihak? Ibu Ki Tae mengiyakan, ia juga merasa sedih, dan meminta maaf lagi.


Ibu Ki Tae sudah akan pulang saat Jang Mi dan Ki Tae datang. Ibu Jang Mi malah memarahi Ki Tae yang dikiranya si pria pemilik restoran. Jang Mi melotot, dan ibu Ki Tae yang gantian bingung lalu meralat, anaknya dokter, dia dokter bedah plastik.

“Dokter bedah plastik?” tanya ibu Jang Mi heran. Jang Mi akan menjelaskan, tapi Ki Tae berkata duluan kalau ini ide Jang Mi untuk berbohong, ia sangat keras kepala saat berkata konfirmasiku yang paling penting, orangtua tak perlu ikut campur.

“Konfirmasi? Konfirmasi apa?” tanya ibu Jang Mi.


“Apalagi konfirmasi yang ia butuhkan? Aku mencintaimu. Aku membutuhkanmu,” jawab Ki Tae. Ia senang akhirnya bisa bertemu ibu Jang Mi, ia berlutut dan memanggil ibu Jang Mi dengan sebutan ibu mertua.

“Gong Ki Tae-ssi,” bisik Jang Mi kesal. Ki Tae malah berkata ia akan memperlakukan Jang Mi lebih baik, ia akan memberikan segalanya. Melihat ekspresi tak setuju ibunya, Ki Tae menenangkan kalau ibunya khawatir Jang Mi akan membuang waktu dengannya dan minta pengertian ibu Jang Mi. Ki Tae pun menarik ibunya untuk pulang. Sementara ibu Jang Mi tertawa senang, ternyata itu bohong!


“Itu bohong,” duga ibu Ki Tae di mobil, kau bilang ia yang ingin menikah denganmu. Ki Tae membenarkan, kalau ia yang memohon pasti akan menyakiti harga diri ibu. “Jadi karena itu kau memperlakukanku seperti ini? Kau ingin ibu mati menahan malu?” tanya ibu Ki Tae. Ki Tae malah bertanya kenapa ibunya harus datang, ia sudah bilang untuk tunggu dan lihat saja.

Ibu Jang Mi bergegas menuju restorannya, dan kelepasan memanggil suaminya “yeobo” saking excitednya. Ayah Jang Mi menulis di papannya seperti biasa, kau seharusnya tak datang. Ibu Jang Mi pun membalas melalui pesan di ponselnya seperti biasa, kita kedatangan tamu, calon ibu mertua Jang Mi. Ayah Jang Mi terkejut dan menghampiri Jang Mi semangat. Jang Mi buru-buru berkata kalau ibunya salah paham. Ibu Jang Mi mengirim pesan lagi, pria itu juga datang. “Pemilik restoran itu?” tanya ayah Jang Mi.


Jang Mi dan ibunya langsung menggeleng, bukan itu. Sebenarnya aku berbohong, ujar Jang Mi. Tapi sebelum Jang Mi sempat melanjutkan, ibunya yang tak sabar tak jadi mengirim pesan dan berkata ia seorang dokter, dokter bedah plastik tepatnya.


“Kenapa kau berbohong?” semprot ayahnya. Jang Mi mau menjelaskan, tapi ibunya malah menambahkan kalau dia cute, tata kramanya bagus, ibunya juga sopan. Jang Mi keheranan melihat kedua orang tuanya yang kembali saling bicara, tapi ayahnya malah menyuruh Jang Mi minggir untuk tau cerita lengkapnya dari ibu. Ibu Jang Mi pun berbisik, jadi yang terjadi adalah...

[Satu hari sebelum kejadian]


Jang Mi tiduran dan mengingat perlakuan manis Yeo Reum yang memakaikan sepatunya, sampai Jang Mi senyum-senyum sendiri. Sebuah pesan masuk ke ponsel Jang Mi, tapi begitu membacanya senyum Jang Mi hilang dan ia menjatuhkan ponselnya shock.


Ternyata Hoon Dong yang mengiriminya pesan, bertanya apa Jang Mi sudah tidur. Hyun Hee yang ditunjukkan pesan itu heran, apa Hoon Dong menyesal? Jang Mi tak luluh, ia pasti mengirim pesan ke ratusan gadis, dia bahkan memberi gift bermerek dari toko kita untuk seorang gadis. Hyun Hee yang sadar kalau yang dimaksud itu dirinya cuma ber ooh. Jang Mi menegaskan kalau ia sudah tak punya perasaan untuknya, jadi ia akan bertindak cool mulai sekarang.


Ki Tae yang tidur terbangun saat mendengar seseorang menekan password apartemennya. Ternyata ibunya yang datang-datang langsung mengecek isi kulkas dan membuang beraneka macam makanan kalengan. Ki Tae berkata terus terang kalau ini tempatnya dan minta ibunya menghormati privasinya karena Jang Mi sering datang kesini. Ibunya tau Ki Tae berbohong, kau tak pernah mendapat tamu. Ki Tae mengelak, ia hanya sedang ingin bersantai sendiri. Ibu minta Ki Tae berhenti membangkang padanya, tapi Ki Tae dengan pelan minta kenapa bukan ibunya yang berhenti? Ibu Ki Tae hanya membuang makanan yang ia bereskan tadi dan pulang.


Hoon Dong di restorannya mengirim banyaak pesan ke Jang Mi, tapi tak ada balasan satupun. Hoon Dong tak percaya, tapi ia langsung ge-er begitu melihat Jang Mi yang naik sepeda ke arah restorannya. Jang Mi memang naik ke restoran Hoon Dong, tapi dengan santainya Jang Mi malah tanya di mana Yeo Reum? “Di dapur,” jawab Hoon Dong kesal.


Rupanya Yeo Reum sedang makan siang sambil memperhatikan kawannya yang memasak. Saat melihat Jang Mi menyapanya, Yeo Reum malah bertanya cuek sedang apa kau di sini? Jang Mi berkata ia datang membawa jaket yang dipinjamnya. Melihat Yeo Reum yang makan sambil berdiri, Jang Mi mengajaknya makan bersama di luar. Yeo Reum hanya berkata ia sudah selesai makan dan kembali memperhatikan kawannya. Jang Mi tak menyerah, tapi Yeo Reum lagi-lagi tak melihatnya dan hanya menjawab nanti. Jang Mi bilang ia tak tau nomer telpon Yeo Reum. “Aku tau, aku akan menelponmu nanti,” jawab Yeo Reum. Agak nggak rela dicuekin, tapi Jang Mi akhirnya pergi.


Di luar Hoon Dong sudah menunggunya, minta Jang Mi berhenti membuat alasan untuk bertemu dengannya. Jang Mi menghela napas kesal dan pergi. Hoon Dong mengejarnya dan berkata ia akan mencoba menyukai Jang Mi. Jang Mi makin kesal, berani-beraninya kau menyukaiku? Ki Tae yang baru datang langsung merangkul Jang Mi dan membenarkan,yeah, dia milikku. Ki Tae berkata mereka sudah berencana untuk ke rumahnya. Jang Mi awalnya bingung, tapi melihat lirikan Ki Tae, Jang Mi langsung mengajak Ki Tae pergi dengan semangat.

“Rumah?” Hoon Dong tak percaya, dan mengejar mobil Ki Tae. Jang Mi kesal kenapa Hoon Dong terus mengejarnya. Ki Tae berkata berarti balas dendammu berhasil.


Di parkiran apartemen Ki Tae, Hoon Dong turun dari mobilnya dan yakin kalau ini semua pasti akting. “Kami hanya ingin berduaan,” jawab Ki Tae sambil merangkul Jang Mi masuk. Hoon Dong tak percaya, kau tak pernah punya tamu, terutama gadis, terutama Jang Mi! Tapi Ki Tae dan Jang Mi tak menghiraukannya dan melangkah masuk. Hoon Dong masih beranggapan kalau Jang Mi hanya jual mahal.


Padahal Jang Mi ngedumel, bukannya dia yang ingin mengakhrinya? Ki Tae menarik Jang Mi yang terus jalan karena apartemennya hampir kelewatan, hahaa. Jang Mi minta Ki Tae membantunya sampai masalah dengan Hoon Dong selesai. Ki Tae yang sedang menekan password apartemennya berkata tenang kalau Hoon Dong juga berkata hal yang sama, untuk menyingkirkanmu. Jang Mi jadi kesal, ia harusnya menuntutnya sebagai stalker. Ki Tae membuka pintu, menyuruh Jang Mi masuk. “Oke, hanya sampai dia pergi,” sahut Jang Mi sebelum masuk.


Begitu di dalam, Jang Mi kagum, ternyata apartemen bujangan sangat bersih! Ki Tae meralat, ia bujangan yang disengaja, bukan karena aku tak bisa menikah, aku memilih untuk tetap single. Ki Tae menarik Jang Mi yang duduk sembarangan di sofanya. Bukan Jang Mi kalau ia ambil pusing soal Ki Tae yang tega padanya, Jang Mi malah sibuk melihat-lihat perabot dengan hebohnya. Ki Tae yang pusing dan membereskan semua kembali ke tempatnya. 


Sampai Jang Mi melihat akuarium Ki Tae dan menyapa ikannya, Nemo-ya! Ki Tae menarik Jang Mi, mengelap bekas muka Jang Mi di akuariumnya dan berkata, namanya bukan Nemo. Jang Mi memukul-mukul akuarium, kesal. Dan ia malah berlari ke kursi pijat Ki Tae dan seenaknya mengubah posisinya. “Ah, aku baru saja menyetelnya dengan tepat,” keluh Ki Tae. Jang Mi cuek dan melepas kaus kakinya, menikmati kursi pijatnya.


Ki Tae kesal dan menyuruh Jang Mi bangun. Jang Mi tak mau, ia sudah bekerja keras agar Ki Tae tetap single, apa kau tau berapa besar pengorbananku? Flashback ke acara amal dimana Jang Mi gagal pergi bersama Yeo Reum karena panggilan telpon dan malah mengajak Ki Tae cepat pergi. “Kau mengacaukan semuanya,” semprot Jang Mi. “Maksudmu ibuku?” jawab Ki Tae tak terima.


Dan terdengarlah bunyi seseorang menekan password apartemen Ki Tae. Ki Tae langsung bisa menebak dan panik, ibunya datang untuk mengacaukan semuanya. Jang Mi sadar dan panik, bingung harus sembunyi dimana. Ki Tae menariknya masuk ke kamar, dan menutupi Jang Mi dengan selimut di tempat tidurnya.


Ibu Ki Tae sudah masuk dan melihat sepasang sepatu yang asing di depan. Jang Mi keluar dari selimut, dan Ki Tae menahannya, tetap di situ! Ki Tae melepas kausnya, dan memastikan kaki Jang Mi menyembul dari balik selimut. Di dalam, lagi-lagi ibu Ki Tae yang kembali membawa makanan menemukan benda asing, kaus kaki Jang Mi. Ki Tae keluar menyapa ibunya, sengaja tak menutup pintu agar ibunya melihat sepasang kaki di balik selimut. Pura-pura baru sadar, Ki Tae menutup pintunya, sudah kubilang untuk jangan datang, jadi maafkan aku. Ibu Ki Tae menggeleng, ia tak melihat apapun dan melangkah pergi.

Jang Mi bertanya kesal apa yang Ki Tae lakukan? Kenapa kau melepas bajumu? “Kau yang pertama melakukannya,” sahut Ki Tae sambil melempar kaus kaki Jang Mi. Jang Mi sadar Ki Tae sengaja membawanya kesini karena ibunya, tapi ia membawa makanan untukmu. Jang Mi berkata ia akan berhenti sekarang, beritahu ibumu kebenarannya, aku juga akan memberitahu keluargaku.


“Kau belum mengatakannya?” tanya Ki Tae. “Aku akan mengatakannya!” jawab Jang Mi cepat. Ki Tae yakin kalau ibu Jang Mi menyukainya. “Aku akan mengatakannya!” teriak Jang Mi lagi.


Apa Jang Mi benar-benar mengatakannya? Tentu tidak. Saat ia mendatangi orang tuanya ke restoran, orang tuanya sedang membanggakan Jang Mi yang akan menikah dengan seorang dokter bedah plastik. Teman-teman orang tuanya malah menanyakan banyak hal, apa dia cute? Umurnya? Dimana rumah sakitnya?


Jang Mi mulai putus asa. Ia mengajak Hyun Hee minum bersamanya, tapi Hyun Hee tak bisa. Jang Mi teringat Yeo Reum, tapi ia tak tau nomornya dan memandang ponselnya kesal, kapan kau akan menelpon? Jang Mi mengendap-endap ke restoran Hoon Dong dan malah melihat Hoon Dong bersama seorang gadis. Yang ternyata Hyun Hee, ia mengurus gift yang tak jadi untuk acara amal dan berkata Jang Mi unni tidak nyaman dengan ini. Dia pasti merasa sakit, respon Hoon Dong. Saat Hyun Hee bertanya pesanmu diabaikan kan? Hoon Dong berkata kalau ia hanya jual mahal.


Jang Mi masuk dengan mencurigakan, tapi malah ketahuan Hoon Dong yang senang melihatnya. Hyun Hee ikut berdiri dan menyapa Jang Mi  yang kaget, sejak kapan kalian? Hoon Dong akan menjelaskan, tapi Jang Mi keburu pergi dan Hyun Hee menahannya saat akan mengejar Jang Mi. “Jang Mi unni yang memulainya, mata dibalas mata,” ujar Hyun Hee. Hoon Dong malah khawatir kalau Jang Mi akan membenci Hyun Hee karenanya. Hyun Hee tersenyum meyakinkan, kesalahpahaman akan bisa diatasi.


Di luar restoran, Jang Mi malah melihat Yeo Reum bersama seorang tante-tante, makin shock lah dia. Jang Mi hanya memandangi Yeo Reum yang terkejut saat tau ada Jang Mi dan pergi tanpa berkata apapun.

Ki Tae sedang pool date dengan Se Ah. Ki Tae memuji Se Ah yang lebih cepat, dan dijawab kalau Se Ah tak suka seorang pria mengalahkannya. “Ini adalah kencan 10 juta won, jadi aku berusaha,” ujar Ki Tae. “Kaulah satu-satunya yang tak suka menerima cinta,” jawab Se Ah.


Mereka makan berdua di pinggir kolam renang. Se Ah memuji tempat ini yang tenang, kupikir seleramu sudah berubah menjadi gaduh dan ribut. “Maksudmu Jang Mi?” tanya Ki Tae langsung. Se Ah minta Ki Tae jangan membohongi ibunya, kalau kau bosan pergilah denganku. Ki Tae menyangkal, siapa bilang aku membohonginya. “Kita setuju satu sama lain 3 tahun lalu saat kita membatalkan pernikahan, kita buruk dalam membangun hubungan yang dalam, kita seharusnya tetap single daripada mengacaukan hidup orang lain, oke?” pinta Se Ah.


Ki Tae tak menjawab dan malah mengajak pulang. Se Ah bertanya apa ia bisa datang ke rumah? Melihat Ki Tae diam saja, Se Ah tersenyum, jangan khawatir, aku tak akan datang, kau sangat suka di rumah sendirian.


Jang Mi pulang ke rumahnya yang gelap, dan bergumam, “Aku tak mau di rumah sendirian”. Flashback, seorang gadis kecil menangis sendirian memeluk boneka di rumahnya yang gelap. Seolah melihat gadis kecil itu, Jang Mi mendadak sedih dan keluar lagi dari rumahnya.


Sementara Ki Tae juga mengingat masa kecilnya. Sejak kecil Ki Tae sudah menyukai apartemennya sekarang, ia bahkan tertidur penuh senyum. Tapi baru saja Ki Tae memejamkan mata, bel rumahnya berbunyi. Ki Tae mengira ibunya yang datang, tapi ternyata Jang Mi yang mabuk dan membawa bungkusan berisi ramen.


Ki Tae menghentikan langkah Jang Mi, “Kau bersikap seolah-olah tak akan datang lagi, apa ini?” Jang Mi tersenyum, semua orang punya hari seperti ini, saat tak ingin sendirian. Tapi ia tidak, tolak Ki Tae. Jang Mi membenarkan, kau bahkan tak membiarkan ibumu datang, kau sangat kejam! Ki Tae mengernyit mencium bau alkohol dari mulut Jang Mi.


Jang Mi yang mabuk mulai menginvasi dapur Ki Tae, mencari panci. Saat Jang Mi mengisinya dengan air, Ki Tae menyingkirkan pancinya dan berkata akan memanggilkan taksi. Perhatian Jang Mi teralih ke akuarium Ki Tae, jika kau tak mau ramen, buatkan aku fish stew yang pedas. Tangan Jang Mi mulai masuk akuarium, mencoba menangkap Nemo, Nemo-yaa, kemarilah.. Ki Tae baru sadar dan menarik tangan Jang Mi dengan panik, tapi Jang Mi berhasil menangkap Nemo dan tertawa senang. Nemo yang malang pun menggelepar di lantai. “Nemo-ya!” teriak Ki Tae panik dan memasukkannya lagi ke akuarium. “Jadi itu benar-benar Nemo,” ujar Jang Mi senang.


“Pergilah!” teriak Ki Tae yang super kesal persis di muka Jang Mi. Jang Mi sampai jatuh terduduk dan mulai mewek, kau sangat kejam, aku baru minum soju saat perut kosong. Ki Tae masih kesal tapi nggak tega juga, dibuatkannya ramen untuk Jang Mi. Ia mengukur airnya dengan presisi dan bahkan menyetel timer selama 4 menit (haduuh, Mr. Perfect banget!)


Sementara Jang Mi bergumam sendiri, kenapa ia membawakan sepatuku? Kenapa ia mengajak makan bersama? Kenapa ia bilang akan menelpon?


“Kau benar-benar ingin tahu?” sahut Ki Tae sambil memberikan sebuah buku berjudul.. He’s Just Not That Into You. Melihat covernya saja Jang Mi kesal, dan ia malah mematikan kompor dan mengangkat ramennya. Ki Tae mencegahnya, masih 2 menit lagi. Jang Mi tak mendengarkan, hidup tak ada buku manual dan menjadikan buku tadi sebagai alas panci. Ki Tae memberi saran untuk coba mengerti dia, jangan terburu-buru. Jang Mi malah bertanya, bagaimana bisa kau membenci pernikahan? Ki Tae hanya tak ingin menghancurkan hidupnya dengan seorang gadis seperti Jang Mi. Jang Mi bertanya soal Se Ah, dia bukan sekedar teman kan? Kita saling mengenal dengan baik dan peduli satu sama lain, jawab Ki Tae. Menurut Jang Mi itu sempurna, tapi Ki Tae justru tak ingin membuang waktunya dengan pernikahan. “Orang pintar memang suka memperumit banyak hal,” gumam Jang Mi sambil memakan ramen langsung dari panci. Ki Tae mengatainya jorok, pakailah mangkuk. Jang Mi cuek dan malah memuji kimchi buatan ibu Ki Tae yang sangat enak. Ki Tae menyuruh Jang Mi membawanya, toh ia akan membuangnya.


Saat akan memakan ramennya lagi, Ki Tae mendorong kepala Jang Mi dan mewanti-wanti, jangan melewati batas, itulah masalahmu. Emosimu adalah milikmu, dan milikku adalah milikku, mereka sangat berbeda, ujar Ki Tae sambil menyodorkan mangkuk. Jang Mi berkata kalau ia mempercayainya. “Tidak, kau hanya mempercayai apa yang kau inginkan. SNS Han Yeo Reum semuanya makanan, dia tak mungkin memakan semuanya sendirian. Belilah smartphone untuk kehidupan percintaanmu,” saran Ki Tae.

Jang Mi tertawa, itu malah membuat orang kesepian. Ki Tae ngomel minta Jang Mi berhenti berobsesi, cobalah menikmati waktu sendirian. Jang Mi menyindir Ki Tae yang sangat suka menyendiri, kau bisa mati kesepian.

“Siapa yang peduli?”

“Komunikasi adalah kunci manusia.”

“Kau adalah pengguna ponsel jadul keras kepala, komunikasi?”


Ponsel Jang Mi berbunyi. Jang Mi tertawa, aku bisa berkomunikasi dengan baik dengan ini! Jang Mi mengangkat telpon yang ternyata dari Yeo Reum yang ingin bertemu dengannya. Ki Tae tak suka dan berbicara makin keras, habiskan waktu sendirian. “Kau dengan seseorang?” tanya Yeo Reum. Jang Mi menyangkal, itu TV! Ki Tae pun makin berteriak, jadi Jang Mi kabur ke kamar mandi. Yeo Reum bertanya apa Jang Mi tak penasaran ia tadi dengan siapa? Dia kaya dan baik, dia memberiku 5 juta won untuk amal. Jang Mi mengerti dan lega mendengarnya, dan berkata ia akan datang menemui Yeo Reum.


Tapi tunggu, pintu kamar mandi tak mau terbuka. Ternyata Ki Tae yang menahan pintu dan menyuruh Jang Mi menghabiskan waktu sendirian. Jang Mi menarik gagang pintu sekuat tenaga, tapi Ki Tae masih terus berceramah soal pria, hanya ada on dan off, menyukaimu atau tidak, jika kau merasa ambigu, berarti off, ia tak akan menyukaimu kalau kau melakukan apa yang ia inginkan (nah, it’s exactly what Joo Jang Mi did to you, Gong Ki Tae? ;))


Jang Mi rupanya super kuat dan berhasil membuka pintunya, sampai gagangnya terlepas. Dan gantian Jang Mi yang menceramahi Ki Tae, bisakah kau menemukan seseorang yang “on” saat kau sendirian di rumah 24/7, sendirian saja kalau kau mau, aku tak pernah mau sendirian! Jang Mi kesal dan pergi, tanpa lupa membawa kotak kimchinya.



Note:
Sebenarnya aku gojag gajeg mau bikin sinopsis drama ini apa nggak, takut nggak bisa konsisten. tapi yah mari dicoba dulu deh, habisnya jatuh cinta banget sama drama ini dan aku nyaris mati bosan menunggu jum'at yang tak kunjung datang. Han Groo and Yeon Woo Jin or urri Nemo couple is just daebak! Love them!

1 comment: