Hyun Hee tersenyum menyambut
kedatangan mereka, Jang Mi lalu juga menyapanya. Ibu istri direktur tampak
terkesan dengan tempat Jang Mi, Yeo Reum juga sedang beraksi dengan keahlian
memasaknya. Ibu istri direktur ternyata menunggu-nunggu berita pernikahan dan
lega saat tau Jang Mi membuka restoran yang bagus. Jang Mi berkata ia sangat
beruntung, koki yang mengembangkan resep ‘quatro kimchi pancake’ tergerak untuk
membuka bisnis ini karena tanggapan bagus saat wine meeting itu. “Benarkah? Haruskah
aku mencobanya juga hari ini?” sahut istri direktur senang.
Berbagai menu pun disajikan,
semua dapat tanggapan bagus alias enak. Saat tiba giliran ‘quatro kimchi
pancake’, ibu istri direktur bisa merasa kalau rasanya tak sama dengan
sebelumnya. Jang Mi mengiyakan, sebelumnya mereka menggunakan kimchi buatan ibu
Ki Tae, semuanya dimulai dari situ. Jang Mi berterimakasih sudah diberi
kesempatan melayani tamu yang sudah memberinya inspirasi. Ibu istri direktur
memuji Jang Mi yang penuh energi positif.
Ibu dan Ki Tae tampak puas
dengan Jang Mi, ibu bahkan menawari ibu istri direktur mencoba makguli mereka
yang enak. Ki Tae yang senang memberikan jempol dan kedipan untuk Jang Mi. Jang
Mi pun tersenyum tak kalah senang.
Entah semalam mimpi apa, ayah
yang sedang jalan dengan selingkuhannya malah masuk ke restoran Jang Mi. Ayah sempat
melihat papan nama restorannya, tapi ia merasa tak mungkin itu milik Jang Mi
jadi ayah tetap masuk. Ia langsung berbalik saat melihat wajah-wajah yang
dikenalnya di situ, tapi istri direktur keburu menyapanya. Ayah salah tingkah
dan berkata Ki Tae yang menelpon untuk bergabung dengannya, tapi Ki Tae
langsung menyangkal dengan dinginnya. Ibu istri direktur bertanya siapa wanita
yang bersama ayah? Makin salah tingkah, ayah berkata kalau wanita itu adiknya. Si
wanita selingkuhan terpaksa menyapa dengan muka masam.
“Dia berkata tempat ini
benar-benar terkenal,” ujar ayah. Tepat saat itu Jang Mi datang, ibu istri
direktur sampai bingung, bagaimana bisa ayah tak tau kalau calon menantunya
adalah pemilik tempat ini. Ayah tertawa canggung, maksudnya ia sangat bangga
pada Jang Mi. Ibu istri direktur mengajak ayah segera bergabung. Ayah jadi tak
enak. “Kenapa tak enak, dia kan adikmu,” sahut istri direktur. Ayah ragu, tapi
duduk juga. Sementara selingkuhannya tetap berdiri di tempatnya. Ayah memanggilnya
maknae, dan menyuruhnya segera duduk.
Suasana makin canggung. Jang Mi
tak tahan dengan ini semua, tapi batinnya bergolak, tidak ibu sedang memperhatikan, sejauh ini baik-baik saja, aku benar-benar tak ingin melakukan
tindakan lainnya. Tapi Jang Mi lalu memandang ayah penuh amarah dan
menyiramkan makguli yang dibawanya. Semua menganga kaget melihat ayah yang
kebasahan. “Astaga, maafkan aku, ini tergelincir dari tanganku! Oh, bagaimana
ini?” ujar Jang Mi pura-pura khawatir padahal ia tertawa penuh kemenangan.
Tapi tenang, itu cuma khayalan
Jang Mi. Meski saat ia hampir benar-benar melakukannya, ibu lebih dulu beraksi
dengan sengaja menyenggol botol minum sampai menumpahi celana ayah. Ibu stay
cool dan dengan dingin minta si wanita selingkuhan untuk membawa ayah pergi,
dia harus ganti pakaian. Mereka pun buru-buru pergi. Jang Mi tertawa tak
percaya, ibu Ki Tae bisa juga ketularan Jang Mi ya? Hahaa.
Ibu istri direktur tau kalau
wanita itu yang bertengkar dengan ibu Ki Tae saat di mall, ia harus
mengkonfirmasinya karena ia bertanya-tanya apa ayah Ki Tae pantas memimpin
universitas. Ibu berkata ini salahnya, ia tipe yang cerewet, ia mencoba
mengontrol keluarganya dengan kedok menjadi istri dan ibu yang sempurna. Ia tak
membiarkan sedikit kesalahan pun, jadi ia menekan mereka. Ayah pasti butuh
seseorang untuk diajak bicara dan adiknya memberi perasaan nyaman, tak
sepertiku. Itulah kenapa ayah membenci ibu dan wanita itu ada di sampingnya. “Aku
tak bisa pengertian, dan berakhir dengan menjambak rambutnya,” lanjut ibu
menjelaskan apa yang terjadi.
Semua terdiam. Ibu istri
direktur memutuskan untuk percaya, untuk kepentingan ibu, bukan ayah Ki Tae.
Ibu pulang, nenek menyambutnya
tapi ibu tak ingin bicara dan langsung masuk kamar. Ki Tae juga datang, tapi
lagi-lagi nenek dicuekin karena Ki Tae menyusul ibunya ke kamar. Ki Tae mengajak
ibu bicara, tapi ibu enggan, ia lelah. Ki Tae tak mengerti apa yang coba ibu
lindungi, ibu tak ingin bicara atau mendengarkan apapun lalu mengapa ibu ingin hidup begini? Ibu
menjadi menantu,istri, dan ibu yang sempurna hanya karena pandangan orang. Ki
Tae sudah banyak melakukan sesuatu dan minta ibu tak hanya diam. Tapi ibu hanya
diam dan menahan tangis.
Nenek mendengarnya dan minta Ki
Tae berhenti. Ki Tae pun pergi. Nenek yang tak ingin mengganggu menutup pintu
kamar, membiarkan ibu menangis.
Nenek tampak kepikiran dan makin
kepikiran saat bibi menunjukkan wawancara Ki Tae di majalah. Ki Tae menganggap
waktu ia sendirian di rumahnya adalah kenangan yang indah untuknya. Nenek akhirnya
memutuskan untuk menemui Ki Tae.
Di rumah Ki Tae, nenek
menunjukkan majalah yang tadi dibacanya. “Kau ingat di sini sendirian?” tanya
nenek. Ki Tae bingung, tapi lalu mengiyakan. Nenek berkata kalau Ki Tae tak sendirian,
kau sungguh tak ingat kau bersama siapa? Ki Tae tak mengerti.
Flashback. Ki Tae kecil
tertidur, dan ibu yang sedih memeluknya dari belakang. Itu adalah pertama
kalinya ibu mengetahui perselingkuhan ayah Ki Tae, ia meninggalkan rumah
bersama Ki Tae dan menunggu perceraian. Tapi nenek tak mau ibu membawa cucu
satu-satunya keluarga Gong dan membawa Ki Tae pergi.
“Semuanya karena aku,” gumam
nenek. Ki Tae tak percaya. Ibunya bertahan sampai sekarang karena Ki Tae. Nenek
memberitahu ini bukan untuk membuat Ki Tae merasa bersalah, nenek hanya ingin
Ki Tae tau kalau kenangan indah Ki Tae adalah saat menghabiskan waktu bersama
ibunya. Ki Tae masih shock, tapi mengapa ia hanya ingat sendirian?
Nenek: “Kau merasa nyaman di
sini pada usia itu tanpa seseorang bersamamu, kau pikir siapa dia? Orang yang
bersamamu bahkan kau tak mengingatnya seperti udara yang terlihat.. dia ibumu.”
Ok, i’m crying now, ibu Ki Tae ternyata sayaaaaaang banget sama Ki Tae, sampe rela
bertahan puluhan tahun di pernikahan yang bahkan nggak buat dia bahagia,
huhuu..
Ibu sedang duduk termenung
sendirian saat seseorang menekan bel rumahnya.. Jang Mi. Ia datang dengan ceria
dan mengajak ibu minum bersama. Jang Mi tau ibu pasti sedang ingin minum. Surprise,
ibu malah tertawa dan tak menolak ajakan Jang Mi. Keduanya pun minum makguli
bersama. Jang Mi menduga ibu masih mencintai ayah Ki Tae. “Cinta?” tanya ibu
sinis. “Kau menjaga pernikahanmu,” sahut Jang Mi. Tapi ibu melakukannya karena
hanya itu yang ia miliki, kebahagiaan keluarga adalah kebahagiaannya, hidup
keluarga adalah hidupnya. Jika ibu menyangkalnya, seluruh hidupnya tak akan
berarti lagi. Ibu mengakui itu sulit, jika tak ada yang tersisa, ia merasa
kosong.
Jang Mi berkata Ki Tae juga
satu-satunya yang ia miliki, itulah kenapa Jang Mi butuh pekerjaan itu. Jang Mi
pikir ia akan kehilangan Ki Tae kalau hanya mengandalkannya, ia tak ingin sedih
saat Ki Tae hanya sangat peduli padanya karena Ki Tae-lah seluruh hidup Jang
Mi. Jang Mi tak mau menyiksa Ki Tae seperti itu, ia ingin bersama Ki Tae untuk
waktu yang sangat, sangat lama.
Ibu tersenyum dan keduanya
bersulang. Tapi ibu tiba-tiba curiga kenapa Jang Mi melakukan ini, kenapa kau
berusaha sangat keras untuk memahamiku dan dipahami olehku? Jang Mi berkata itu
karena ibu dan ia mencintai pria yang sama. Keduanya pun tertawa, dan saat Jang
Mi mengajak bersulang lagi, ibu menyudahinya, ia sudah banyak minum. Jang Mi
mengerti dan menurunkan gelasnya.
“15 ribu per kg?” ujar ibu
tiba-tiba membahas soal kimchi. Jang Mi tertawa, harga segitu benar-benar gila,
ia tau biaya bahannya. Ibu bertahan, kimchi buatannya bahan-bahannya spesial.
Jang Mi terus berusaha menawar, tapi ibu tak mau. Jadi Jang Mi terus mengikuti
kemanapun ibu pergi sambil menawarkan harga baru. Hahaa, now i’m ibu Ki Tae –
Jang Mi shipper! Mereka bisa cute gini juga yaampuun..
Deal. Jang Mi dapat harga 8,89
ribu per kg dan langsung mengabarkannya dengan gembira ke Hyun Hee.
Ki Tae termenung sendirian di
rumahnya yang gelap. Ia meraih ponselnya dan menelpon ibunya. Di sebrang
telpon, ibu berkata ia habis minum bersama Jang Mi. Jang Mi ternyata punya luka
yang sama denganku, ujar ibu. Ki Tae tak mengerti. Jang Mi melakukan apapun
supaya diakui orang lain, jawab ibu. Ki Tae membenarkan, “Aku menyukainya
karena ia sangat berbeda darimu, tapi aku baru sadar ia sepertimu walaupun cara
pemikirannya sedikit berbeda. Kalian tidak keberatan untuk berusaha atau
meninggalkan orang sendirian dan menyiksa mereka.”
“Ibu..” panggil Ki Tae hendak
mengatakan sesuatu. Ibu menunggu, tapi Ki Tae tak sanggup mengatakan apapun, ia
hanya menangis dan terus menangis. Ibu hanya mendengarkan dengan mata
berkaca-kaca. Hiks, i’m crying even harder! Ini rekonsiliasi paling menyentuh,
tanpa kata-kata tapi dalemnyaa..
Jang Mi pulang ke rumah Ki Tae,
tapi Ki Tae sudah tidur. Jang Mi memeluk Ki Tae dari belakang dan bercerita
kalau ibu Ki Tae akhirnya mengakuinya, meski bukan sebagai menantu, tapi rekan
bisnis, “Sebenarnya, ibuku juga tak mengakuiku, dia benci aku menjual minuman
keras.” Jang Mi benar-benar bahagia orang yang keras kepala seperti ibu Ki Tae
mengakuinya.
Ki Tae tetap tidur, jadi Jang Mi
ikut memejamkan mata sambil tersenyum dan memeluk Ki Tae dari belakang. Persis yang
dilakukan ibu Ki Tae saat Ki Tae masih kecil.
Tapi ternyata Ki Tae belum
tidur, ia membuka matanya.
Jang Mi: [Agar bisa bersama seseorang, kau harus siap untuk menerima masa lalunya
dan semua hubungannya]
Ibu kembali menerima postcard
dari ayah Jang Mi. Kali ini ayah bertanya ‘Apa
kau sudah makan?’ ‘Kau baik-baik saja
kan?’ Ibu hanya bergumam seharusnya ayah bertanya lebih awal, pria jahat. Dan
ibu malah menangis.
Ayah makan sup sendirian dan
tersedak. Ia bertanya-tanya kenapa ibu tak membalas postcard yang dikirimnya.
Ki Tae berjalan penuh senyum
dengan buket bunga di tangannya. Hoon Dong yang melihat menghentikan Ki Tae dan
bertanya, apa itu?
“Jang Mi..” jawab Ki Tae (Jang
Mi artinya mawar).
“Untuk siapa?”
“Jang Mi..” jawab Ki Tae lagi.
Hoon Dong tak mengerti, kau mau menggali kuburanmu sendiri? Ki Tae cuek, ia mendengar
bel berbunyi di telinganya dan ia juga melihat halo. Ia lalu pergi tetap dengan
senyum. Hoon Dong tertawa dan menyemangati Ki Tae.
Ki Tae menyodorkan buket bunga
itu ke wanita di hadapannya.. ibu Jang Mi. Ibu memandanginya heran, apa ini? Ki
Tae datang untuk meminta maaf. Ibu tak mengerti, untuk apa minta maaf saat
semua sudah berakhir? Ki Tae mengaku sebenarnya itu belum berakhir, ia masih
bertemu Jang Mi dan ia ingin meminta maaf secara resmi, tolong restui hubungan
kami.
Ki Tae meraih tangan ibu,
memberikan bunganya dan memberikan tatapan paling menggemaskan sedunia, hahaa. Ibu
diam saja, dan malah memukuli Ki Tae dengan bunga itu. Ibu marah dan menyuruh
Ki Tae pergi. Ki Tae yang berusaha menghindar sampai terduduk di lantai. Sayangnya,
ibu kurang hati-hati menyimpan hasil pemeriksaan kesehatannya. Ki Tae membaca
kertas bertuliskan diagnosis kanker payudara untuk ibu Jang Mi.
Ibu baru sadar dan merebut
kertas itu. “Apa.. Jang Mi tau?” tanya Ki Tae perlahan. Ibu hanya diam. Sementara
itu, Jang Mi membawa kimchi buatan ibu Ki Tae dan mencicipinya dengan super
gembira. Kontras dengan apa yang terjadi di rumahnya.
Semoga ortu Jang Mi cpt baikan n ayah Ki Tae insyaf..
ReplyDeleteBener bikin jantung kadar berdebar kadang seakan berhenti...dimana saatnya senang tiba2 juga ada yang sediihh....
ReplyDeleteSemoga semuanya kembali normal
lagi seru-serunya nonton, malah file mkv-nya rusaak.. untung ada sinopsis ini, thx God and thx youuu... :D
ReplyDeleteSama-samaa... ^^
DeleteKok gantung gini ya ceritaya, kenapa endingnya jd ga jelas gini? Padahal seruuuuuuu ...
ReplyDelete