Ki Tae malu-malu keluar setelah
berganti baju dengan baju milik ayah saat semua sedang menyiapkan tempat tidur
Ki Tae di ruang keluarga. Ayah senang ukuran tubuh Ki Tae sama dengannya, dan
ibu malah berkata baru kali ini ada pria yang terlihat seksi dengan baju
seperti itu. Ayah hanya tertawa malas, haha. Ibu minta Ki Tae memberitahu kalau
butuh sesuatu, kau mau makanan ringan tengah malam? Ki Tae menggeleng, tak
ingin merepotkan.
Ayah mengajak ibu segera pergi agar mereka
bisa tidur. Ibu enggan dan bertanya apa Ki Tae sudah mengantuk? Aku belum
mengantuk. Ayah memaksa ibu bangkit, terpaksa ibu menurut dan menarik ayah yang
melangkah ke kamar lain, kau mabuk ya? Ayo ke kamar. Kali ini ayah yang
menurut.
Ditinggal berdua, Ki Tae dan
Jang Mi jadi agak gugup. Saat Ki Tae berbaring, Jang Mi segera bangkit dan
menakut-nakuti Ki Tae, ini rumah yang sudah tua, jadi banyak kecoak yang keluar
saat malam. Berhasil, Ki Tae yang ternyata takut kecoak sampai lompat ke sofa.
Jang Mi hanya mengucapkan selamat malam, lalu masuk ke kamarnya.
Semua tak bisa tidur malam itu.
Ayah dan ibu yang lama tak tidur bersama jadi canggung. Ibu tak mau menunjukkan
pada calon menantunya kalau mereka pisah ranjang. Tapi ayah malah makin
mendekat dan berusaha memeluk ibu. Ibu pura-pura tak suka dan mengeluh
kepanasan.
Jang Mi juga tak bisa tidur.
Berkali-kali ia berusaha memejamkan mata, sepertinya ia khawatir pada Ki Tae
yang tidur di luar karena matanya tertuju ke pintu kamarnya. Di luar, Ki Tae
juga tak bisa tidur, kalo ini karena takut tiba-tiba ada kecoak. Dan beneran
ada kecoak lewat di kakinya, Ki Tae langsung heboh dan naik ke sofa. Nggak pake
teriak tapi ya, malu kalo ketauan sama camer :p
Jang Mi kembali membuka mata dan
bangkit mau membuka pintu, tapi tak jadi. Ia ragu, dan saat Jang Mi memutuskan
keluar, Ki Tae tiba-tiba menerobos masuk. Jang Mi yang persis di depan pintu
super kaget. “Kecoak! Kecoak!” ujar Ki Tae horor. Jang Mi tak percaya, jadi itu
sebabnya kau lari ke sini? Ki Tae memohon untuk tidur di sini sebentar sampai
kecoaknya pergi.
Jang Mi kesal, kenapa denganmu?
Kau kan selalu ingin menyendiri! Ki Tae cuek dan malah liat-liat kamar Jang Mi,
bilang kalau berantakan lagi. Jang Mi buru-buru menyingkirkan beberapa benda.
“Aiih, kau harus menyingkirkan barang-barang yang tak berguna,” komentar Ki
Tae. Dengan pedasnya Jang Mi berkata kalau ia harus menyingkirkan Ki Tae dulu,
keluar! Ki Tae malah melihat foto masa kecil Jang Mi, plus mengatainya jelek
sekali. Jang Mi sebal dan memukul Ki Tae, kubilang keluar! Ki Tae mengamati CD
milik Jang Mi, dan kali ini mengatai selera musik Jang Mi kekanakan juga.
Ki Tae duduk di kasur dan
langsung disemprot pemiliknya, “Hei jangan duduk disitu! Kau saja tak
membolehkanku menyentuh barangmu!”
“Kenapa kau berlama-lama berdiri
di dekat pintu tadi?” tanya Ki Tae. Jang Mi merasa aneh ada Ki Tae di rumah. Ki
Tae tak percaya, bagaimana mungkin kau bisa tidur saat ada pria hot di luar?
Bukan begitu, jawab Jang Mi, aku biasanya tidur sendirian. Jang Mi duduk di
samping Ki Tae dan bercerita soal orang tuanya yang pergi kerja saat malam,
mereka baru pulang dan langsung tidur saat paginya. “Jadi saat bangun pagi aku
sendirian lagi, dan orang tuaku.. mereka seperti zombie yang tak pernah saling
bicara, walau tinggal bersama tapi rasanya seperti sendirian. Dan dari yang
kuingat, baru kali ini aku merasa begini, merasakan rasanya saat seluruh
keluargaku tertidur bersama.”
Jang Mi berterimakasih, semua
ini berkat Ki Tae. Ki Tae menatap Jang Mi dan tangannya mulai beraksi, mau
merangkul Jang Mi. Belum sampai di pundak, Jang Mi tau dan menyuruh Ki Tae
cepat keluar. Ki Tae menurunkan lagi tangannya dan berkata akan pergi setelah
lagunya habis. Jang Mi setuju.
Di kamar lain, ayah dan ibu Jang
Mi sudah tertidur berpelukan. Sementara itu di rumah lain, ibu Ki Tae berkaca
setelah mengubah gaya rambutnya akibat insiden tadi siang di dept. store.
Mereka menikmati lagunya, tapi
Ki Tae tampak mulai mengantuk dan jatuh tertidur di bahu Jang Mi. Jang Mi kaget
dan bergeser, Ki Tae yang super ngantuk menjatuhkan dirinya ke kasur (entah yaa
bener apa boongan :p). Jang Mi menjawil Ki Tae, menyuruhnya tidur di luar. Jang
Mi berusaha menarik Ki Tae, tapi malah jatuh di atas Ki Tae.
Ki Tae merangkul Jang Mi dalam tidurnya.
Jang Mi melepaskan diri perlahan dan bercerita pada Ki Tae yang tertidur
tentang apa yang terjadi tadi siang di dept. store, ibumu memanggilku
menantunya, tapi entah kenapa aku merasa sangat senang.
Jang Mi membelai rambut Ki Tae
perlahan, tapi lagi-lagi Ki Tae menarik Jang Mi ke pelukannya. Jang Mi membeku
memandangi Ki Tae yang begitu dekat dan bergumam, “bagaimana ini? Kupikir aku
menyukaimu.”
Paginya, Ki Tae dan Jang Mi
tidur berpelukan dengan damainya.. sampai ayah masuk dan berdehem berkali-kali,
membangunkan mereka. Barulah keduanya bangun dan kaget melihat ayah. Ayah mau
marah, tapi dicegah ibu, sudah kubilang tinggalkan saja mereka berduaan, mereka
tak bisa menahannya, mereka lengket seperti dua magnet dan inilah namanya
takdir. Ibu menyuruh mereka tidur lagi dan menarik ayah pergi.
Ki Tae meyakinkan kalau tak ada
yang terjadi. Tapi Jang Mi jadi takut dan menutupi badannya dengan selimut. Ki Tae
jadi tak yakin dan mengecek celananya, hahaa.
Mereka sarapan bersama. Ibu terus
memberi Ki Tae makanan. Ayah juga mau, dan ibu langsung menyuapinya juga. Jang
Mi senang melihat semua ini dan menatap Ki Tae penuh senyum, tapi kemudian ia
sadar dan senyumnya hilang. “Kenapa kalian jadi aneh begini? Sejak kapan kita
sarapan bersama?” ujar Jang Mi lalu masuk kamar. Ayah ibu cuek dan meneruskan
makan. Selesai makan, Ki Tae bahkan membantu ibu cuci piring. Makin sukalah ibu
sama calon mantunya ini.
Ibu tanya apa Ki Tae belum
melamar Jang Mi? Kalian kan mulai lagi dari awal, sebenarnya awal dari
pernikahan adalah lamaran. Ibu minta Ki Tae melamar Jang Mi dengan cara yang
keren, kupikir dalam hatinya ia masih ragu-ragu, ibu janji akan menjaga rahasia
dari Jang Mi. “Lamarlah dia,” desak ibu. Ki Tae kaget dan cuma bisa mengiyakan
agak ragu.
Ayah Ki Tae pulang saat semua
sedang tenang minum teh dan langsung tanya soal kejadian kemarin di dept. store.
“Kau sudah mendengarnya, kenapa masih bertanya padaku?” tanya ibu. Ayah
memastikan, “Apa kau benar-benar menjambak rambutnya?” Ibu tak menjawab dan
pergi, ayah menyusulnya.
Tinggal nenek dan bibi yang
bengong, menjambak rambut? Bong Hyang? (buat yang belum tau, Bong Hyang itu
nama ibu Ki Tae). Nenek bisa menduga pasti Jang Mi yang menimbulkan masalah
besar ini.
Ayah protes pada ibu yang malah
begitu di depan semua orang, kau tau berapa banyak wanita yang menggosipkannya?
Ayah heran biasanya ibu tak begini, dan ia dengar Jang Mi juga ada di sana. Ia sudah
tau insiden seperti ini pasti akan terjadi suatu hari nanti, sudah kubilang
Jang Mi itu seperti bom waktu. Kita seharusnya memisahkan mereka dari dulu.
“Sekarang isi perasaanmu yang
sebenarnya sudah keluar,” sindir ibu, tapi sayang sudah terlambat, aku akan
menerimanya dengan tulus. Ayah kaget. “Dia sepertinya tulus mencintai Ki Tae,
dia tak akan berselingkuh dan menyakiti pasangannya seperti dirimu.”
Yeo Reum sudah siap pergi dari
rumah Ki Tae. Ki Tae menyerahkan uang yang dijanjikannya, kau tak perlu
menggantinya. Yeo Reum tak mau, ia akan bekerja 3 pekerjaan sekaligus agar bisa
membayarnya dalam 1 tahun. Ambillah saja, ujar Ki Tae, kau kan sudah menang
taruhan. Yeo Reum: “Taruhan yang sebenarnya baru dimulai sekarang. Mulai sekarang,
aku akan serius padamu. Jadi sebaiknya kau juga serius padaku jika perasaanmu
itu telah berubah menjadi tulus.”
Ki Tae baru mau bekerja saat ibu
Jang Mi mengiriminya pesan, bagaimana
persiapan pelamaranmu? Kau akan buat Jang Mi bintang drama kan? Ki Tae
menjawab singkat kalau ia mengerti. Ki Tae pun mulai browsing adegan proposal
di drama, daaan yang ditonton videonya Witch’s Love, aaak Yoon Dong Ha!! Tapi
menurut Ki Tae itu kekanakan sekali, kenapa aku harus lakukan ini?
“Cinta biasanya memang
kekanakan,” sahut pasiennya mengagetkan Ki Tae. “Sejak kapan kau di sini?”
tanya Ki Tae. Dari tadi, jawab pasien itu, kau sibuk sekali tadi. Ki Tae minta
maaf. Pasien itu tersenyum, jika kau pikir ia orangnya maka lakukan saja, jika
kau tak cepat orang lain akan mengambilnya. Aku juga seperti itu, jika aku
ingin jadi cantik, aku langsung ambil tindakan segera, jangan khawatir tentang
yang orang lain pikirkan. Ki Tae mengiyakan aja.
Ki Tae mulai menyiapkan rencana
proposalnya dengan pergi ke toko penuh aksesoris lope-lope. Ia mengambil satu
bunga mawar dan menggumamkan nama Jang Mi.. Jang Mi.. (Jang Mi artinya mawar).
Jang Mi merenungkan perkataan
ibu Ki Tae kemarin dan bergumam, Gong Ki
Tae, bagaimana jika semua ini nyata antara kita?
Se Ah bertemu ibu Ki Tae, ingin
membicarakan sesuatu tentang Ki Tae dan Jang Mi.
Sementara itu, Ki Tae sibuk
dengan balon-balonnya dan itu membuatnya frustasi. Ki Tae ingat saat ia
mengacaukan rencana proposal Jang Mi untuk Hoon Dong dulu, dan ia tersenyum
sendiri. Ki Tae jadi semangat lagi melakukan semuanya. Ia bahkan mampir menyapa
nemo, “Nemo-ya, aku mencintaimu.”
Ki Tae sudah siap dan mulai
berlatih. “Joo Jang Mi, maukah kau menikah denganku?”, “Mari kita menikah?”, “Bagaimana
kalau kita menikah?”, “Kau mau menikah denganku?” Ki Tae menghembuskan napas
dan mulai berkata serius, “bagaimana kalau kita benar-benar.. menikah?”
Ibu Ki Tae kaget, pa.. palsu?
Ya, Se Ah yang putus asa mengatakan semuanya, Ki Tae merencanakannya agar
kalian menyerah dan dia tak akan menikah. Ibu Ki Tae berkata sebenarnya ia
sudah pernah berpikir begitu, tapi ia terus mengawasi mereka dan sepertinya tak
ada yang palsu. Se Ah memberitahu ini agar bebas dari rasa bersalah, karena ia
juga membantu Ki Tae, mereka cuma berpura-pura, Jang Mi sudah punya pacar. Ibu tak
percaya, tak mungkin. Se Ah sungguh minta maaf telah mengatakan ini. Ibu merasa
pusing dan bangkit pergi.
Ki Tae menelpon Jang Mi, minta
ia datang setelah pulang kerja. “Kenapa?” tanya Jang Mi. Datanglah sajaa, jawab
Ki Tae. Jang Mi setuju, sebenarnya aku juga ingin bicara denganmu.
Ki Tae masih sibuk dengan lilin
saat bel pintu berbunyi. Ki Tae cepat-cepat mengambil buket bunganya dan siap
di posisinya, berteriak untuk masuk saja, pintunya tak dikunci! Sepasang kaki
melangkah masuk, menyusuri jalan dari lilin dan taburan bunga yang disiapkan Ki
Tae. Senyum Ki Tae hilang saat melihat siapa yang datang.. Kang Se Ah. Ki Tae terkejut,
“Kenapa kau kesini?”
Jang Mi baru sampai di gedung
apartemen Ki Tae saat Yeo Reum memanggilnya. Jang Mi heran, “Kenapa kau kesini?”
Yeo Reum mengajak Jang Mi pergi makan malam. Jang Mi: “Yeo Reum-ah, aku ingin
mengaku sesuatu padamu..”
Se Ah berkata ia sudah bilang
semuanya pada ibu Ki Tae kalau semua ini adalah skenario, skenario ini sudah
berakhir. Air muka Ki Tae mengeras, “Apa? Kau bilang padanya?” Se Ah mengangguk,
maafkan aku, hanya itu caraku menghentikanmu.
Jang Mi: “Semua orang berpikir
pernikahan kami adalah sungguhan. Aku tak bisa terus berbohong di depan mereka
lagi.” Yeo Reum menghela napas dan bertanya kau benar-benar akan menikah hanya
karena mereka? Bukan begitu, jawab Jang Mi, tak mungkin ini akan jadi
kenyataan, Ki Tae tak benar-benar tulus padaku. Lagi-lagi Yeo Reum menghela
napas, kenapa kau terus menyebutkan ketulusan orang lain? Kita tetap harus
bersama walau kau tak tulus, aku tak peduli.
“Itulah masalahnya. Aku.. jadi
tulus menyukainya,” aku Jang Mi, “Aku tau harusnya aku tak begini, aku berusaha
keras melawannya, tapi entah kenapa aku ingin sungguhan dengannya. Aku ingin
pernikahan ini jadi kenyataan.”
“Apa dia.. sudah tau perasaanmu?”
Belum, Jang Mi berkata ia
memberitahu Yeo Reum duluan karena ia merasa harus melakukannya. Yeo Reum
mengangguk, aku senang kau melakukannya, dan menarik Jang Mi ke
pelukannya.. karena ia melihat ibu Ki
Tae melangkah mendekat.
Langkah ibu Ki Tae terhenti saat
melihatnya. Jang Mi berusaha melepaskan diri, tapi tak bisa. Ibu menahan marah,
karena perkataan Se Ah benar. Jang Mi juga mengkhianatinya. Sementara Jang Mi
sama sekali tak sadar akan keberadaan ibu Ki Tae.
Se Ah mendekati Ki Tae, mari
kita.. menikah? Ki Tae menjatuhkan buket bunga yang daritadi dipegangnya.
Komentar:
Aaaaaarrgh, Kang Se Ah... Han Yeo Reum... get lost!
btw, karena hari ini libur dan nggak kemana-mana, jadi bisa cepet selesai! :D
Ngga sabar nunggu lanjutannya. Fighting...!!!
ReplyDeleteHadohhhh saat mereka sudah mulai berani tuk mengakui persaan mereka masing2, eh malah ada dua pengacau
ReplyDeleteMudah2 an di ep selanjutnya masalah dah kelar dan lanjut kepernikahan lalu bulan madu,,hihihiiii nggak kebayang pasangan membara ini berbulan madu
To difa tq ya...
Mbak.. Trims bwt sinopsisnya.. Ditunggu secepatnya klanjutannya..
ReplyDeleteOmmooo... cepetnya... sip... gomawooo *bungkuk
ReplyDeletegomawoo unni..
ReplyDeletebenci banget sama yeo reum dan kang se ah. evil cemuanya!!!
ReplyDeleteada yg bs kasi tau judul nya lagu wkt ki tae melamar saat preview episode ini???
ReplyDeleteItu will you marry me - Lee Seung Gi.. :)
Delete