Di hari hujan, suasana di ruang
keluarga Ki Tae begitu tegang, Jang Mi dan ibu Ki Tae saling melempar pandang
serius. Jang Mi: “Apa ini sungguh punya arti khusus buatmu, ibu?” Ibu
mengiyakan.
Jang Mi masih meyakinkan, “Apa
sangat... penting?” Ibu kembali mengiyakan, maka itu kau harus memperlakukannya
dengan istimewa.
Jang Mi mengambil batu pajangan
di meja, dan menggunakannya untuk memukul sesuatu. Semua kaget. Tapi terlambat,
dari suaranya batu itu sudah menghancurkan benda yang berharga bagi ibu Ki Tae.
Episode 10. You must not be
found even until the last moment
Yeo Reum sampai di penginapan
dan berusaha membangunkan Hoon Dong. Hoon Dong yang mabuk bangun dan mencium
Yeo Reum (iyuuh), setelah itu ia malah tertawa-tawa dan tidur lagi. Yeo Reum
shock (dengan ekspresi kaget yang aneh, mian Jin Woon-ssi). Terpaksa Yeo Reum
menarik Hoon Dong keluar dan melemparkannya ke ember berisi air. Barulah Hoon
Dong bangun dan sadar dari mabuknya.
Hoon Dong yang basah kuyup
mengikuti Yeo Reum, tapi ia tak mengerti kenapa ia harus menemui Hyun Hee yang
pergi ke kuil. Yeo Reum hanya berteriak agar Hoon Dong cepat mengikutinya. Langkah
Yeo Reum terhenti saat melihat Jang Mi dan Ki Tae yang berciuman. Yeo Reum
diam, tak tau harus bereaksi apa. Suara Hoon Dong yang minta Yeo Reum
menunggunya membuat Jang Mi dan Ki Tae melepaskan ciuman mereka.
Yeo Reum mendekati mereka,
seolah tak terjadi apa-apa. Ia tersenyum dan bertanya apa mobil dereknya belum
datang? Jang Mi bertanya canggung, dimana Lee Hoon Dong? Yang dicari muncul
dengan langkah tertatih-tatih, ia masih mengeluh kenapa harus datang kesini.
Yeo Reum tetap dengan senyumnya yang biasa, tapi tak bisa dipungkiri suasana
jadi canggung.
Di kuil, Hyun Hee kelelahan
mengikuti semua gerakan yang dipimpin seorang biksu. Hoon Dong membuka pintu,
Hyun Hee-ya. Hyun Hee kaget dan pergi begitu saja ke kamar. Hoon Dong berusaha
menjelaskan, tapi Hyun Hee memintanya pergi saja. Hoon Dong menurut, tapi
kemudian Hyun Hee berkata kehamilan ini adalah keajaiban untuknya, mari kita
menghargai anugerah dari surga. Hyun Hee menangis dan mengijinkan Hoon Dong
pergi. Ia akan menanggungnya sendiri. Hoon Dong juga menangis penuh penyesalan
dan memeluk Hyun Hee dari belakang, kenapa harus bajingan sepertiku?
Hoon Dong memeluk Hyun Hee,
meminta maaf. Hyun Hee tak yakin apa yang harus ia lakukan, ia sangat takut.
Hoon Dong menenangkan, aku akan melindungimu. Hoon Dong lalu melepas
pelukannya, ia mulai membelai wajah Hyun Hee, melepas kemejanya, dan akan
melepas baju Hyun Hee saat biksu tiba-tiba masuk dan memarahi mereka. Ckckck,
Hoon Dong ini yaa..
Hyun Hee senyum-senyum sendiri
saat bekerja, sementara Jang Mi tampak stress. Manajer melihat mereka dan
menegur keduanya untuk fokus dalam bekerja, jangan biarkan emosi pribadi kalian
terlihat. Keduanya hanya mengiyakan. Ponsel Jang Mi berdering, Ki Tae
menelponnya. Tapi ia mengabaikannya, dan bergumam pada dirinya sendiri untuk
lupakan saja. Hyun Hee heran. Jang Mi beralasan ia cuma sedikit capek. Jang Mi
tanya apa Hyun Hee baik-baik saja? Bagaimana dengan ngidammu?
Hyun Hee tidak ngidam dan minta
Jang Mi jangan khawatir karena ia akan segera berhenti nanti. Ia akan sibuk
mempersiapkan pernikahan. Jang Mi terkejut, kalian sudah membicarakan masalah
pernikahan? Hyun Hee mengiyakan, sebelum perutnya membesar, oppa bilang ia akan
bicara dengan ibunya. Jang Mi yang mengenal ibu Hoon Dong bergumam khawatir,
tak akan semudah itu.
Dan ya, memang nggak mudah.
Karena Hoon Dong malah diusir dari rumah, cuma pakai celana pendek dan kaus
kaki lagi. Hoon Dong awalnya tenang, malah seperti petinju yang sedang mencoba
gerakan, tapi tak lama ia mulai merengek dan menangis di depan pagar. “Ibu, aku
sudah 33 tahun ibu!” (Paraaah, Hoon Dong ini anak mami banget)
Ibu Hoon Dong langsung datang ke
toko menemui Hyun Hee. Hyun Hee menatapnya bingung, tak tau siapa ia. Jang Mi
melihatnya dan buru-buru mendekat, tapi malah kena semprot ibu Hoon Dong.
Mendengar keributan, manajer datang dan bertanya apa mereka membuat kesalahan
padamu? Ibu Hoon Dong menuding satunya penguntit yang membahayakan kehidupan
anakku, yang satunya lagi memanfaatkan anakku untuk tujuannya, mereka melakukan
ini bersama! Ibu Hoon Dong bahkan menyalahkan manajer yang tak bisa mengurus
anak buahnya. Alasan kenapa kalian bekerja di sini karena ingin berbaur dengan
pria high class kan?
Jang Mi emosi dan membenarkan.
Manajer meminta maaf atas nama mereka. Jang Mi tak terima, kami kan tak berbuat
salah! Manajer berkata kalau kalian sudah mengganggu pelanggan lain. Dan ya,
banyak orang kasak kusuk melihat pertengkaran mereka. Hyun Hee meminta maaf dan
pergi. Manajer minta maaf sekali lagi. Ibu Hoon Dong menerimanya, tapi lain
kali latih karyawanmu dengan benar dan pergi.
Jang Mi minta maaf pada manajer
yang langsung mengingatkan untuk tak membawa urusan pribadi ke tempat kerja.
Pastikan ini tak akan terjadi lagi, atau aku tak akan memaafkanmu. Jang Mi
mengerti.
Jang Mi menyusul Hyun Hee yang
menangis sedih di toilet, dan ia mulai ngomel soal ibu Hoon Dong, ia tak seharusnya
membuat keributan di tempat kerjamu, tapi kenapa harus kita yang minta maaf?
Hyun Hee berkata ia selalu bekerja dengan serius, saat ia berdiri di toko
terlalu lama, ia serasa menjadi tas. Hyun Hee ingin terjual saat ia masih jadi
produk terbaru, saat ada di harga tertinggi sebelum musim berlalu dan aku
dipindahkan ke outlet lain. Jang Mi jadi khawatir. Hyun Hee tersenyum, kau
pikir aku tak mempersiapkan untuk yang terburuk? Kupikir ia akan menamparku
atau semacamnya.
Ibu Hoon Dong merasa harusnya ia
menampar gadis itu tadi. Ibu Ki Tae menenangkan, kau melakukannya dengan baik.
Ibu Hoon Dong berkata buruk soal Jang Mi yang tak mendapatkan anaknya, dia
pergi ke temannya, dan dia mengatur temannya bersama Hoon Dong? “Tapi mencuri
teman pacarnya dan mengencani mantan pacar teman adalah yang dilakukan anak
kita”
Ibu Hoon Dong terkejut, jadi kau
akan membiarkan Ki Tae dan Jang Mi menikah? Ibu Ki Tae membagi tipsnya,
pertama, aku turuti persiapan pernikahannya. Rahasia tersembunyi para gadis
pasti diungkapkan saat bersama ibu mereka, termasuk alasan untuk menikah,
apakah karena cinta atau tidak. Ibu Hoon Dong mengangguk-angguk, terinspirasi.
Hyun Hee tak percaya, pertemuan
keluarga kita? Mereka mengijinkan pernikahan kita? Jang Mi lega, kurasa ia
langsung berubah pikiran saat bertemu denganmu, selamat! Hoon Dong tanya kapan
sebaiknya kita adakan pertemuan? Ibuku ingin secepatnya. Hyun Hee merasa ini
tiba-tiba, orang tuanya ada di kapal pesiar, jadi beberapa bulan ini mereka tak
akan di sini.
Jang Mi heran, “Kapal pesiar?”
Hoon Dong jadi penasaran, memangnya orang tuamu kerja apa? Hyun Hee berkata
mereka menjalankan bisnis kecil di industri fashion. Hoon Dong tampak tertarik,
dan Jang Mi baru tau, kau tak pernah menceritakannya. Hyun Hee beralasan ia
dibesarkan menjadi mandiri, jadi orang tuanya pasti akan menyuruhnya mengurus
pernikahannya sendiri. “Kita lewatkan saja pertemuan keluarganya, kita bisa
bertemu orang tuaku di hari pernikahan nanti,” ujar Hyun Hee.
Hoon Dong merasa tak enak, ia
harus menyapa mereka. Hyun Hee mengalihkan perhatian dan berkata anak mereka
lapar. Hoon Dong langsung menyuruh Hyun Hee makan pastanya, makanlah sebanyak
yang kau mau. Jang Mi merasa tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi dan berbalik
pergi.. persis saat Ki Tae datang. Jang Mi super panik dan kembali duduk.
Hyun Hee heran, kau bilang mau
pergi? Jang Mi tertawa canggung, aku masih mau di sini sebentar. Tapi orang
yang membuatnya canggung malah duduk di sebelahnya. Jang Mi salah tingkah dan
bangkit berdiri lagi, aku akan pergi! Hoon Dong komentar apa yang kau lakukan?
Berdiri duduk terus! Yeo Reum yang ada di situ minta Jang Mi menunggu sebentar,
pekerjaannya hampir selesai. Jang Mi mengangguk dan buru-buru lari keluar. Yeo
Reum sadar sikap Jang Mi aneh, sementara Ki Tae? Senyum-senyum doang doi.
Jang Mi menunggu Yeo Reum, tapi
malah Ki Tae yang menghampirinya dan mengeluh semua orang akan bisa melihatnya.
“A..a..ap..apa?” tanya Jang Mi gugup. Ki Tae tertawa malas, kenapa tak kau
tulis saja di dahimu kalau kita berciuman? Dan yak, Jang Mi buru-buru membekap
mulut Ki Tae dengan tangannya, dan menyeretnya pergi.
Hyun Hee melihat mereka dan
merasa ada yang aneh, katanya pertunangannya palsu, tapi kenapa mereka selalu
dekat, apa mereka mulai saling suka? Hoon Dong juga merasa aneh, Ki Tae suka
sendirian di rumah, tapi Jang Mi sering datang kesana. Ki Tae bukan orang yang
mudah mengijinkan orang masuk ke rumahnya. “Pria dan wanita bersama dalam satu
atap?” tanya Hyun Hee.
Yeo Reum muncul mengagetkan
mereka dan berkata ia tinggal bersama Ki Tae hyung, kami tidur sambil
berpelukan eraaat. Hoon Dong shock dan mengambil kesimpulan yang salah, jadi
alasan kenapa Ki Tae sangat tidak ingin menikah... Hyun Hee kira Jang Mi unni
dan Yeo Reum berkencan. Tapi Hoon Dong jadi curiga mungkin hubungan mereka juga
palsu. Hoon Dong jadi jijik dan mengelap bahunya yang tadi dipegang Yeo Reum
dengan air. Hahahaa.
Jang Mi menarik Ki Tae ke
kantornya. Ki Tae kesal, kau ini kenapa? Kau tak membiarkanku bicara lebih
dulu? Jang Mi menunjuk bibir Ki Tae, “Mulut itu! Mulutmu itu adalah masalah!”
Ki Tae jadi menggoda Jang Mi, “Kenapa? Jantungmu berdebar saat melihat bibirku?
Jantungmu berdebar makanya kau menghidariku?”
Jang Mi tadinya menyangkal, tapi
lalu mengiyakan, sejujurnya aku menghindarimu, aku tak bisa tetap tenang dan
bersikap seakan tak ada yang terjadi. “Saat aku di dekatmu, aku...” Jang Mi
terhenti sebentar, “Aku selalu saja teringat hal itu.”
Jang Mi ingin bertanya sesuatu
tapi takut, jadi ia bertanya “Apa kau menyukaiku?” sambil menutup mata. Ki Tae
terdiam, tapi lalu tersenyum lebar. Jang
Mi mengira Ki Tae tertawa. Komentar Ki Tae, apa aku harus menangis? Jang Mi
mulai tertawa canggung dan duduk. Jang Mi bersyukur, aku takut kau jadi suka
padaku. Tapi Jang Mi yang gugup bahkan melihat ke arah lain saat mengatakan
itu.
Masih tak berani menatap Ki Tae,
Jang Mi berkata aku agak bingung tentang hubungan kita, jelas ini cuma skenario
agar kau bisa hidup sendiri. Selain itu aku punya Han Yeo Reum, aku merasa
bersalah, tapi kupikir aku harus membatasi. Ki Tae tak terima, “Apa yang mau
kau batasi? Sudah kubilang jangan melewati batas, tapi kau selalu saja
melewatinya.” Jang Mi meyakinkan (meski dia juga nggak yakin), kau tak mungkin
menyukaiku kan? Tapi.. bagaimana dengan ciuman itu?
Ki Tae jadi kesal, karena kau
mengeluh terus jadi aku ingin membungkam mulutmu, kenapa? Jang Mi tak percaya
dan marah Ki Tae menciumnya hanya untuk itu. “Apa apa apa? Kau sangat
menyukainya? Kau bingung itu ciuman sungguhan atau tidak?” goda Ki Tae. Tidak,
sangkal Jang Mi, kau pencium yang buruk! Ki Tak terima.
“Tapi.. ciuman itu tak
punya arti khusus kan?” tanya Jang Mi yang menatap langit-langit. Tentu saja,
jawab Ki Tae. Masih menatap langit-langit, Jang Mi berkata kemarin hari yang
membingungkan, tiba-tiba kita berlibur, kita juga minum, lalu kakiku terluka,
Hyun Hee juga hilang, kita kelelahan karena bingung mencari jalan, jadi akal
sehat kita sedang kacau maka terjadi kecelakaan kecil itu, begitu kan?
Ki Tae setuju, tentu saja, itu
kecelakaan yang sangat kecil. Jang Mi mengangguk-angguk dan mengajak Ki Tae
melupakannya seperti tak pernah terjadi. Ki Tae berdalih ia saja sudah lupa,
kau lah yang terus mengingatnya. Jang Mi mengancam jangan sampai orang lain tau
soal ini. Ki Tae tak mau kalah, selama kau diam semua akan baik-baik saja.
Jang Mi kesal dan segera keluar,
tapi ia terlonjak kaget saat membuka pintu.. ada Yeo Reum di situ. Ia datang
untuk menjemput Jang Mi. Jang Mi heran Yeo Reum bisa tau ia disini. Yeo Reum
berbisik, aku tau semuanya, apapun yang kau lakukan, dimanapun kau berada. Jang
Mi langsung membeku dan nurut saja saat Yeo Reum merangkulnya pergi.
Ki Tae tak ambil pusing soal Yeo
Reum, ia malah tak habis pikir Jang Mi mengatainya pencium yang buruk. Dan Ki
Tae malah memonyong-monyongkan bibirnya, latiaan kalo nanti kiss lagi sama Jang
Mi, hahahaa, oops!
Ibu Jang Mi menemui ibu Ki Tae,
minta maaf soal ia yang sudah kasar kemarin, ia sangat terkejut saat itu dan
marah. Ibu Ki Tae maklum, Ki Tae masih dekat dengan mantan calon istrinya,
tentu saja kau akan marah. Ibu Jang Mi yakin anaknya bisa bahagia bersama Ki
Tae, tapi ibu Ki Tae tak begitu yakin. Mereka gagal di percobaan pertama,
semoga bisa lebih baik di percobaan kedua ini.
Batin ibu Jang Mi, [Apa ini? Kenapa keadaannya bisa terbalik
begini?]
Ibu Jang Mi merasa bersalah, aku
tak seharusnya menyerahkan semuanya padamu, dalam menyiapkan pernikahan
seharusnya tak hanya 1 pihak yang mengurus semuanya. Kami orang tua dari pihak
wanita, kami yang harusnya menyiapkan pernikahan, jadi tolong perlakukan Jang
Mi kami dengan baik. Ibu Ki Tae berkata sebenarnya ia berniat baik, tapi kau
malah jadi tak enak begini. Ibu Jang Mi ingin menentukan tanggal dulu, dan
keduanya berpendapat pihak mereka yang menentukan tanggalnya. Sampai akhirnya,
lagi-lagi ibu Jang Mi mengalah, baiklah kalian saja.
[Apa ini? Kenapa aku merasa aku yang harus mengalah?]
Jang Mi dan Yeo Reum jalan
bersama. Sebuah sepeda lewat dan hampir menyerempet Jang Mi, Yeo Reum pun
menariknya mendekat, sangat dekat. Jang Mi kaget. Yeo Reum terus menatapnya,
berkata ia ingin mencium Jang Mi. “Sekarang? Di sini?” elak Jang Mi. Yeo Reum
tetap mendekat, Jang Mi ingin menjauh, tapi tak bisa. Dan begitu mendengar
ponselnya bunyi, Jang Mi punya alasan melepaskan diri. “Omo! Omo, ada telpon!
Kenapa harus sekarang? Aigoo, siapa dia?” ujar Jang Mi heboh, kelewat heboh.
Rupanya Ki Tae yang menelpon.
Jang Mi langsung terdiam. Yeo Reum merebut ponsel Jang Mi dan bicara dengan Ki
Tae. Ki Tae heran kenapa kau yang mengangkatnya? Cepat berikan padanya, ini
penting. Yeo Reum tak mau, katakan saja padaku. “Kalian mau memilih tanggal
pernikahan?” tanya Yeo Reum kaget.
Ki Tae sudah duduk manis di
depan seorang peramal bersama ibu Jang Mi, dengan wajah malas. Peramal itu
bertanya pada ibu Jang Mi, kau sudah bisa lihat kekayaannya, kenapa masih
membawanya padaku? Setelah membaca kekayaannya, zodiaknya tak begitu bagus, dia
juga bukan orang yang sangat beruntung. Orang seperti ini hubungannya dengan
orang lain tak begitu baik. Ia melupakan orang di sekitarnya, bahkan semut
juga. Syukurlah dia hanya kesepian karena dia bisa membawa nasib sial bahkan
membuat orang disampingnya kesepian. Makin malaslah itu muka Ki Tae.
“Lalu bagaimana dengan anakku?”
tanya ibu Jang Mi. Yang ditanyain tiba-tiba muncul dengan kesal. Peramal itu
membaca putrimu penuh dengan uang dan dalam posisi yang baik, jiwanya berisi
penuh keberuntungan. Jang Mi sih nggak percaya dengan yang dikatakan peramal
itu, tapi ibunya menarik Jang Mi untuk duduk, di tengah-tengah ibunya dan Ki
Tae.
Peramal itu berkata Ki Tae tak
hanya akan menyesal kalau kehilangan wanita ini, tapi juga bodoh, wanita ini
pernah menyelamatkanmu dari kematian sebelumnya. Jang Mi dan Ki Tae
berpandangan, ingat insiden kamar mandi itu. Ibu lalu bertanya apa wanita ini
akan sial jika menikah dengannya? Peramal minta ibu tak usah khawatir, yang
membuat mereka cocok adalah daya seksual mereka, itu sangat menakjubkan. Ibu kaget,
Jang Mi malu, dan Ki Tae malah mengangguk-angguk membenarkan, dia memang fantastis.
Dan Jang Mi pun langsung menyikut Ki Tae kesal.
“Tapi kau tak akan menikahkan
mereka kan?” tebak si peramal. Tentu mereka akan menikah, itu sebabnya mereka
kesini, jawab ibu. “Jika kau akan menikah lakukan dengan benar. Jika tidak maka
akhiri saja!” peramal itu mulai ngomel. Akhirnya ibu berkata ia sedang
menyiapkan pernikahan mereka. Jang Mi memandang Ki Tae kesal, tapi Ki Tae malah
berbisik, dia bilang kita menakjubkan.
Hahaa.
Di luar Jang Mi protes pada
ibunya yang bilang akan mengakhiri penikahan, kenapa malah menetapkan tanggal?
Ki Tae malah memuji-muji ibu yang sangat pemaaf. Jang Mi bersikeras, dia bilang
kami tidak cocok, jadi batalkan saja.
Ki Tae mengabaikan Jang Mi dan bertanya
manis, kau ingin makan ibu? Ibu menolak, kalian berdua bermesraan saja sana,
kudengar daya seksual kalian sangat besar. “Ibu!” teriak Jang Mi malu. Tapi Ki
Tae malah berterimakasih pada ibu, aku mencintaimu! Plus kiss bye 3x. Ahahaa.
Ki Tae mengikuti Jang Mi yang
berjalan pulang. Jang Mi tak tahan dan berkata ia tak bisa bohong lagi. Ki Tae
jadi kesal, kau bilang kau tak bisa, tapi kau tetap melanjutkan ini? “Aku orang
yang benci berbohong, menyembunyikan dan membuat rahasia, karenamu aku tak bisa
bilang yang sebenarnya dan kita terus saja buat kebohongan. Dan Yeo Reum.. dia
harus merahasiakan orang yang dia suka. Aku tak suka begini terus. Kau tak
dengar kata peramal? Dia bilang jika kau mau akhiri, maka akhiri saja,” omel
Jang Mi. Ki Tae tak percaya peramal itu, dia penipu, katanya kau menyelamatkan
hidupku, aiih, padahal malah kau sumber masalahnya.
Jang Mi mengomel tanpa suara,
dan seperti deja vu kejadian tadi siang, seorang pesepeda lewat. Tapi kali ini
Jang Mi yang menyelamatkan Ki Tae. Jang Mi menarik Ki Tae, berakhir dengan
memeluk satu sama lain. Keduanya berpandangan gugup untuk beberapa saat,
sebelum melepaskan diri. “Lihat, saat aku didekatmu, hal semacam ini terjadi,”
ujar Jang Mi.. masih gugup. Ki Tae menjawab canggung kalau ia mengerti, ia akan
pikirkan jalan keluarnya.
Ibu Jang Mi membaca menu untuk
pernikahan nanti. Menu mewah, 145 ribu won per orang. Ibu Jang Mi sampai
terbelalak kaget, tapi kemudian berdehem, para tamu pasti merasa terbebani. Ibu
Ki Tae salah tanggap dan malah ingin meniadakan hadiah pernikahan. Ibu Jang Mi keberatan,
ia sudah memberi hadiah pernikahan pada orang selama bertahun-tahun, dan lagi
Jang Mi anakku satu-satunya. Ki Tae juga anak tunggal, ibunya merasa tak benar “menjual
kupon” di pernikahan anak tunggalku (maksudnya tamu kalo udah masukin amplop
terus dapet kupon gitu). Ibu Jang Mi masih tak setuju, ini tradisi Korea yang
bagus. Ini cara membantu orang lain untuk menghadapi masalah finansial. Ibu Ki
Tae tersenyum tenang, kupikir kau akan menentang tradisi materialistis itu.
“Aku? Memangnya aku bilang apa?”
tanya ibu Jang Mi. Ibu Ki Tae tadinya tak mau mengatakannya, tapi karena
didesak ia mengatakannya... Dan ibu Jang Mi langsung menyesal, karena ia harus
membayar kasur termal yang dikembalikan Jang Mi tempo hari. Demi melindungi harga
dirinya, ibu Jang Mi minta ibu Ki Tae mengatakan apapun yang dibutuhkannya, ia
akan mempersiapkannya. Ibu Ki Tae berkata tak perlu, kita siapkan hadiah
pernikahan sederhana saja. “Ah, maka berapa banyak mas kawin yang harus kami
siapkan?” tanya ibu Jang Mi takut-takut. Ibu Ki Tae tak mempermasalahkan,
berikan saja dalam jumlah yang pantas. Ibu Jang Mi menelan ludah, baiklah, yang
pantas..
“Yeobo.. Yeobo..” panggil ibu
Jang Mi pada suaminya yang baru ngepel. Ayah cuek dan terus ngepel, lalu ngomel
untuk menikahkan putri kita kenapa kita harus menjual toko? Ibu tak punya jalan
lain, kita butuh 100 juta won. Itu sudah mending, rumah tangga orang lain pasti
harus berikan rumah, mobil, dan ruang kantor. Ayah mengerti, dan akan
menjaminkan rumah mereka. Tapi ternyata ibu juga sudah menjaminkan toko.
Ayah kesal
dan menebak kau pasti sudah mengiklankan toko ini juga? Ibu takjub ayah bisa
tau, padahal sudah lama mereka tak saling bicara. Kekesalan ayah sudah di
ubun-ubun dan ia mengejar ibu Jang Mi dengan alat pel di tangannya. Tapi ibu
Jang Mi lebih gesit menghindari lemparan alat pel tadi dan berhasil kabur..
meninggalkan ayah yang berteriak frustasi.
Jang Mi mulai ada rasa nih...tp berusaha menepis...Gi Tae malah mengedepankan akal drpd hati...nnt nyesal g y?? hehehe..
ReplyDeleteFighting mb difa...