Diiringi lagu will you marry me –
Lee Seung Gi, Ki Tae tersenyum dengan seikat bunga mawar di tangannya, dan
dekorasi penuh cinta di rumahnya. Senyum Ki Tae makin lebar saat seseorang
melangkah perlahan ke hadapannya.
Episode 11. Go Back
Ki Tae dan Jang Mi menunggu
nenek mulai bicara sampai kesemutan karena duduk bersila. “Jadi ini semua
bohong?” ucap nenek akhirnya. Jang Mi minta maaf. Nenek marah, berani-beraninya
kalian membodohi kami. Ki Tae membela Jang Mi yang tak melakukan kesalahan apapun,
dia yang terseret ke skenario ini karenaku. Jang Mi berkata Ki Tae juga tak ingin
sejauh ini, kami tak tau akan sebesar ini masalahnya. Nenek masih marah pada Jang
Mi yang berani sekali merusak masa depan cucunya yang berharga. Tapi Jang Mi,
awalnya ia tak mengerti kenapa Ki Tae sangat benci menikah, tapi sekarang ia
paham. Kalian semua menguntit, memata-matai, saling mengancam antara ibu anak,
dan juga taruhan bodoh.
“Itu urusan keluarga kami,”
sahut nenek. Ki Tae berkata Jang Mi memang bodoh,terus saja khawatir pada orang
lain walau ia dicaci atau dipukuli dan aku memanfaatkan kebodohannya.
“Aku yang harus disalahkan. Bukan
hanya dia yang memanfaatkanku, tapi aku juga memanfaatkannya, karena orang
tuaku sangat menyukainya. Hubungan mereka kembali rukun berkat dia. Aku ingin
mimpi indah ini bisa bertahan lebih lama lagi. Keinginanku memang bodoh.”
Ki Tae tak mau Jang Mi berkata
begitu, kita sudah ketahuan sekarang. Aku akan pulang dan beritahu ibuku
semuanya dan mengakhiri semua ini. Jang Mi tak mau, ia juga akan pergi. Dan
mereka malah berdebat siapa yang akan mengakhiri semuanya. Ki Tae berkata akan
melakukannya, dan menyuruh Jang Mi pergi. Jang Mi mau ia yang mengakhirinya, ia
lebih suka ia yang disalahkan atas semuanya.
Nenek malah tersenyum kecil melihat perdebatan
keduanya, “Kalian tak boleh mengakhiri semua ini, sepertinya kalian masih punya
banyak urusan sebelum kalian mengakhirinya. Walau bukan karena ibumu, kau tetap
harus bertanggung jawab atas tindakanmu, dengan cara apapun baik perkataan atau
tindakan. Jadi aku tak perlu memberitahu dia lagi.”
Nenek mendoakan semoga mereka
beruntung dan pergi. Meninggalkan Jang Mi yang bingung, semoga beruntung untuk
apa? Ki Tae juga tak tau. Kaan, nenek
nggak mungkin marah2, biar kerjaannya bertengkar, tapi nenek bisa liat kalo
mereka saling suka, huehehe.
Hyun Hee dijemput Hoon Dong dan
ibunya untuk makan. Ibu mengajaknya karena Hyun Hee tak punya siapapun yang mengurusnya
karena orang tuanya di luar negeri, kau kan sedang hamil, kau harus rajin
memelihara diri. Mereka masuk sebuah restoran dan Hyun Hee tampak enggan, ia
beralasan bau daging membuatnya mual dan pamit pergi. Hoon Dong heran, kau tak
pernah mual, kau mulai merasakannya? Kau mual?
Hyun Hee berpura-pura akan
muntah, saat seorang pelayan di sana mengenali dan menghampiri Hyun Hee...
ibunya. Hoon Dong terkejut, apalagi saat ibu Hyun Hee dengan bangga mengatakan
putrinya ada di sini pada seorang pelanggan. Ibu Hoon Dong bangkit, “Apa katamu
tadi? Orangtuamu sudah kembali dari kapal pesiar? Atau mereka mengganti
pekerjaan mereka?”
Ibu Hyun Hee bingung dengan
perkataan wanita di hadapannya, siapa dia? Ibu Hoon Dong pergi, disusul Hoon
Dong dan Hyun Hee yang minta maaf pada ibunya, ia akan bicara nanti. Hyun Hee
minta maaf pada ibu Hoon Dong, ia cuma tak ingin mengecewakannya.
Tapi ibu Hoon
Dong bukannya kecewa karena ibu Hyun Hee pelayan restoran, tapi sungguh kecewa
karena Hyun Hee malu pada orang tuanya. Ibu masuk mobil dan meneriaki anaknya
untuk segera masuk. Hoon Dong yang masih mencerna semua ini minta maaf pada
Hyun Hee dan pergi.
Di rumah Ki Tae, Ki Tae dan Jang
Mi duduk jauh-jauhan, tapi saling melirik. “Kita sudah berakhir kan?” tanya
Jang Mi. Mungkin, jawab Ki Tae. “Kau tak akan menggangguku lagi?” tanya Jang Mi
lagi. Ki Tae tak terima, harusnya ia yang bilang begitu, lalu kenapa kau
mengikutiku ke sini?
“Aku.. mau bertemu Han Yeo Reum,”
dalih Jang Mi gugup. Ki Tae mengeluh, ia harus melihat Jang Mi di rumahnya
karena Yeo Reum. “Aku butuh rumahmu, bukan dirimu,” sangkal Jang Mi. Ki Tae malah
mengatai Jang Mi yang menempel seperti lintah.
Yeo Reum mendengar itu semua
sebelum akhirnya menyapa mereka. Jang Mi berkata ia menunggunya dan langsung
bangkit mengajak Yeo Reum makan di luar. “Kalian berdua saja? Bagaimana
denganku?” tanya Ki Tae melas. Jang Mi dengan cueknya berkata urus saja dirimu
sendiri, tapi Yeo Reum tak ingin keluar, ayo kita masak sesuatu yang enak saja,
lagipula aku mau bicara dengan Ki Tae. Ki Tae penasaran, bicara apa? Yeo Reum
tak mau mengatakannya sekarang, kita makan dulu.
Yeo Reum menyiapkan bahan-bahan.
Jang Mi menawarkan bantuan dan senang saat Yeo Reum juga mengambil beberapa
bungkus ramen. “’Sesuatu yang bagus’ hanya ramen saja?” sindir Ki Tae. Bukan
ramen biasa, jawab Yeo Reum, aku mau buat pasta dengan ramen. “Pasta lagi? Buat
pasta tidak sulit sama sekali. Aku bisa buat yang enak,” ujar Ki Tae sombong.
Yeo Reum mengajak bertaruh, punya siapa yang lebih enak, yang kalah harus
kabulkan keinginan pemenang. Jang Mi setuju, ia yang akan jadi jurinya! Tapi Ki
Tae tak mau, katanya kau mau bicara, kau mau aku mengabulkan keinginan gilamu?
“Kalau begitu menanglah. Atau kau
khawatir akan kalah?” tantang Yeo Reum. Ki Tae akhirnya mau, setelah berpesan
jangan buat alasan setelah kau kalah, ayo bertanding dengan jujur dan adil.
Jang Mi sebagai juri berkata
kalian punya waktu 20 menit, dan mulai menghitung waktunya. Karena Yeo Reum
sudah biasa masak,mari kita fokus ke Ki Tae. Sebelum mulai, Ki Tae googling
resepnya dulu lalu ia menimbang bahan dengan timbangan digital, menakar air
dengan gelas ukur, memotong dengan perlahan.. sampai panjang satu sama lain
benar-benar sama. Ki Tae memotong bawang bombay perlahan sambil memalingkan
mata perih.
Jang Mi benar-benar tak sabar, butuh seharian kalau begini, dan
mengambil alih pisau Ki Tae. Hahaa, Jang Mi akhirnya bantuin Ki Tae, dan Yeo
Reum cuma bisa menatap iri, dia dicuekin.
Satu menit lagi. Pasta Ki Tae
sudah jadi. Sementara Yeo Reum baru memasukkan mienya, tapi selesai tepat
waktu.
Saatnya penjurian. Ala juri
master chef, Jang Mi memuji pasta Yeo Reum yang lebih terasa karena kau
menumisnya sebelum aku memakannya, bagus sekali. Selanjutnya pasta Ki Tae, yang
bahkan sudah tampak tak meyakinkan saat Jang Mi menyumpitnya. Ia memakan
sedikit, tertawa hambar, lalu lari untuk memuntahkannya, huahahaa. Ki Tae tak
terima kalah dan berkata jurinya memihak sebelah. Jang Mi menyatakan kalau Han
Yeo Reum pemenangnya! Pffft, Ki Tae ah, tadi katanya kalo kalah jangan bikin
alasan :D
Yeo Reum sudah mau mengatakan keinginannya, tapi
Ki Tae minta tunggu dulu, kita buat 3 babak pertandingan, bukan dari penilaian
tak adil Jang Mi, tapi pertandingan antar pria.. harus jujur dan adil!
Dan Jang Mi pun menyiapkan
bergelas-gelas alkohol. Pertandingan selanjutnya, game gunting batu kertas. Haha,
iya, yang kalah minum. Bisa nebak siapa yang kalah? Tentu Ki Tae, pandangannya
sudah kabur saat harus minum lagi. Jang Mi tak tega, kau bisa masuk UGD lagi
nanti, dan minum menggantikannya.
“Joo Jang Mi..” panggil Ki Tae
dengan nada yang biasa saat ia mabuk, kenapa malah kau yang minum? Kau
seharusnya tak boleh menggantikanku. Jang Mi mengomeli Ki Tae yang sudah mabuk
begini. Yeo Reum akan mengatakan keinginannya sekarang, tapi Ki Tae belum
menyerah, satu lagi! Lalu Ki Tae benar-benar teler. Yaampun, drunken Ki Tae is
sooooo hillarious! Hahaa.
Pertandingan terakhir. Ki Tae
yakin ia tak akan kalah. Yeo Reum minta Ki Tae terima hasilnya seperti pria
sejati. “Tentu saja, teknologi jaman sekarang sangat adil,” jawab Ki Tae. Dan
mulailah mereka tanding... karaoke. Yeo Reum menyanyikan lagu Kim Dong Ryul –
should i say my love to her again (ini lagu favoritkuu! But wait, kok suaranya
nggak bagus, katanya aslinya doi penyanyi, bagusan Joo Won kemana-mana pas
nyanyiin ini di catch me. ehehe, mian Jin Woon-ssi)
Ki Tae sebal melihat Jang Mi
menikmati lagunya dan mematikan musiknya. Yeo Reum protes, aku sedang nyanyi!
Ki Tae mulai omong besar, akan kutunjukkan lagu yang bagus. Dan ternyata Ki Tae
menyanyikan lagu favorit Jang Mi. Jang Mi maju dan ikut menyanyi. Yeo Reum yang enggan melihat mereka asik sendiri lalu
juga ikut, dan mereka bertiga nyanyi dan menari bersama dengan gembira.
Jang Mi kelelahan saat pulang ke
rumah, tapi ia memuji Ki Tae, pertandingan tadi menyenangkan berkat dirimu. Dan
aku dapat skor terburuk dalam hidupku berkat dirimu, keluh Ki Tae, bagaimana
bisa skorku nol? Jang Mi memandang Ki Tae simpati, kau yang kurang dalam
bernyanyi. Kau tak bisa menang 1 babak pun, ah memalukan sekali.
Yeo Reum muncul dan membawakan
minuman untuk mereka. Eh, ada Yeo Reum to? Kasian ya dia kayak obat nyamuk :p. Yeo
Reum akan memberitahu keinginannya sekarang, ia ingin dipinjami 5 juta won,
untuk menyewa rumah. Jang Mi curiga Ki Tae yang menekannya keluar. “Malah aku
yang tertekan ada dia di sini,” sangkal Ki Tae.
“Aku suka tinggal bersamanya,
tapi kita bertiga tak bisa hidup bersama selamanya begini,” ujar Yeo Reum. Jang
Mi bingung, apa yang kau bicarakan? “Aku bisa tinggal di sini berkat bantuanmu,
tapi aku harus pergi jadi kau juga bisa bebas dari rumah ini,” lanjut Yeo Reum.
Bagus sih Yeo Reum akhirnya mau pergi juga, tapi tetep aja ngerepotiiiiin..
Hoon Dong mengabaikan semua
panggilan masuk dari Hyun Hee. Ia curhat pada Ki Tae tentang hatinya yang
kacau. “Jadi kau mau kabur lagi seperti yang kau lakukan pada Jang Mi?” tebak
Ki Tae. Hoon Dong kali ini sudah sadar, aku tak boleh begitu lagi kan? Tanpa
kata Ki Tae menyodorkan ponsel Hoon Dong. Hoon Dong mengerti, ia nanti akan
menelpon Hyun Hee, tapi aku harus menenangkan pikiran dulu.
Yeo Reum datang mengantarkan
salad Ki Tae dan tanpa malu bertanya kapan Ki Tae akan memberinya 5 juta won?
Hoon Dong heran, 5 juta? Untuk apa? Yeo Reum berkata Ki Tae mau meminjamkan
uang agar ia bisa mandiri (heh, mandiri itu usaha sendiri, kagak ngerepotin
orang laen! Eh, aku tampak selalu emosi ya sama Yeo Reum? Hahaa, refleks!)
Ki Tae masih ragu mempercayai
Yeo Reum dengan uang sebanyak itu, kau
harus keluar dari rumahku dengan uangmu sendiri. Hoon Dong setuju, kenapa kau
mau keluar? Dia tak boleh hidup sendirian. “Ki Tae suka menyendiri” jawab Yeo
Reum, kau tak nyaman tinggal bersamaku kan? Walau Yeo Reum menjengkelkan, Ki
Tae akan bersabar sementara ini. Yeo Reum mengingatkan, kau harus menepati
janji antar pria.
Setengah bergidik mendengar percakapan
mereka, Hoon Dong heran bagaimana bisa Yeo Reum minta uang sebanyak itu
padanya? Yeo Reum tak merasa itu aneh, ia akan mengembalikannya nanti, lagian
aku menang taruhan. Hoon Dong ragu-ragu sebelum berteriak pada Yeo Reum
kalau... Ki Tae menyukaimu! Krik-krik. Semua orang di cafe langsung kasak
kusuk.
“Apaan kata-kata luar biasa itu?”
tanya Ki Tae. Hoon Dong jadi sadar, bukan ya? Lalu kenapa kalian tinggal
bersama dan kau tak mengijinkannya pergi? Yeo Reum yang menjawab, karena jika
ia pergi, Jang Mi tak akan datang lagi ke tempatnya. (Ih, YR kegeeran! Eh, sori2
aku ngomel lagi :p)
“Benarkah begitu? Kau menyukai
Jang Mi, bukannya Han Yeo Reum?” tanya Hoon Dong. Ki Tae diam saja. “Kau
benar-benar menyukainya sekarang?” tanya Hoon Dong lagi. Ki Tae masih tak
menjawab dan malah pergi.
Ibu Ki Tae tampak ragu sebelum
akhirnya menelpon ibu Jang Mi, ia ingin membahas hubungan Ki Tae dan Jang Mi.
Ibu Ki Tae melangkah ke toko tempat Jang Mi bekerja. Saat itu
sedang ada penilaian kinerja di toko. Seorang pelanggan datang, Jang Mi akan
membantunya.. tapi ia mengenali cincin yang dipakai pelanggan wanita itu. Cincin
berlian pink yang dimintanya kemarin. Ya, yang datang adalah selingkuhan ayah
Ki Tae.
Tepat saat itu ibu Ki Tae datang dan memanggilnya lembut, Jang Mi..
Seperti melihat hantu, Jang Mi kaget kenapa ibu kesini? Ibu mengajak Jang Mi
keluar minum kopi. Tapi Jang Mi tak bisa pergi sekarang, jadi ibu mengajak Jang
Mi bicara saja di sini. “Itu malah lebih buruk!” teriak Jang Mi.
Wanita itu meminta Jang Mi
mengambilkan sesuatu, dan saat menoleh ia sadar ada istri selingkuhannya
disana. Ibu Ki Tae tak ingin ribut dan berbalik pergi. Tapi wanita itu malah
mengungkit soal cincin dan mengatai calon menantumu pasti bodoh, ia tau
hubungan kita tapi tak tau akulah pemilik dari cincin ini. Kau terobsesi sekali
pada pernikahan anakmu, karena anakmu hampir saja tak bisa menikah selamanya,
tapi kau pasti marah karena ia hanyalah gadis materialistis yang cuma ingin
cincinku. “Permisi..” potong Jang Mi, tapi tak digubris.
“Aku sungguh minta maaf karena
telah menyimpan cincin yang asli dan memberimu yang palsu.”
“Permisi, pelanggan..” potong
Jang Mi lagi. Tentu tak digubris lagi.
“Dan suamimu tak mencintaimu. Aku
harap setidaknya anakmu yang akan melindungimu sekarang,” lanjut wanita itu
lagi. Ibu sudah akan pergi, tapi Jang Mi minta wanita itu menutup mulutnya. Wanita
itu tanya siapa kau? “Aku adalah wanita materialistis bodoh yang kau bicarakan!”
jawab Jang Mi. Ibu Ki Tae minta Jang Mi tenang, tapi Jang Mi tak bisa, siapa
kau beraninya bicara tentang hidup ibu mertuaku seperti itu? Apa kau tau betapa
kerasnya ia mengurus keluarga yang kau sakiti dan melindungi rumah tangga yang
kau rusak?
Suara Jang Mi begitu keras,
sampai manajer dan tim penilai terganggu. Hyun Hee mengingatkan Jang Mi. Wanita
itu berkata ia akan memberikan cincin ini jika kau mau, kau layak
mendapatkannya, kau kan telah mencuci pakaiannya, mencuci piring, dan juga
mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga yang menjengkelkan. Jang Mi berteriak
marah sampai manajer datang mengingatkannya.
Ibu akhirnya berbalik dan
menarik tangan Jang Mi keluar. Tapi wanita itu benar-benar menjengkelkan, jika
kau bangga dengan kehidupanmu kenapa kau terus menghindariku? “Dia menghidarimu
karena kau orang kotor,” ucap Jang Mi. Wanita itu marah dan menampar Jang Mi,
meninggalkan bekas luka di pipinya.
“Beraninya kau? Beraninya kau
menamparnya? Dia menantuku!” bela ibu Ki Tae lalu menyerang wanita itu dan
mereka mulai jambak-jambakan. Jang Mi shock ibu mengakuinya sebagai menantu
lalu berteriak, dia ibu mertuaku! Dan berusaha membantu ibu. Semua berusaha melerai,
tapi tak berhasil. Hah, aku juga shock liat ibu Ki Tae yang biasanya cool
berantem jambak-jambakan gitu, omo!
Di rooftop mall, ibu Ki Tae dan
Jang Mi duduk diam dengan penampilan berantakan. Jang Mi minta maaf, harusnya
aku diam saja tadi, tapi aku malah marah besar. Ibu tak menjawab, tapi lalu
tertawa. Jang Mi bingung, kau pasti sangat shock karena kejadian tadi. Ibu tertawa
makin lepas. Jang Mi benar-benar heran sebelum akhirnya ikut ketawa.
“Aku sungguh tak menyukaimu”
ujar ibu saat tawanya berhenti, kau tipe orang yang paling kubenci. Jang Mi
bengong, hah?
Ibu Ki Tae, “Itulah yang
kurasakan padamu, aku tak ingin mengotori tangan dan mulutku untuk
menyingkirkan orang sepertimu, tapi akhirnya kau membuat tangan dan mulutku
kotor.” Jang Mi mengerti dan sudah pasrah. Ibu akan membatalkan gedung
pernikahan dan kembalikan semua hadiah, dan juga kasur termalnya. Jang Mi mengiyakan.
“Lalu kita coba mulai lagi dari awal,” lanjut ibu. Jang Mi mengiyakan lagi,
tapi lalu sadar, hah?
“Aku ingin mencoba mulai dari
awal lagi dan membuatmu jadi menantu lagi.”
“Hah? Kenapa?” tanya Jang Mi
shock. Ibu minta Jang Mi jangan terlalu senang, ia baru bilang ‘aku akan mencoba’,
jika usahaku tak berhasil aku akan menjambak rambutmu nanti! Ibu merapikan
rambutnya sedikit dan melangkah pergi dengan kembali percaya diri.
[Entah kenapa aku menjadi sedikit senang. Dia benar-benar menyukaiku
sekarang.]
Ki Tae menemui orang tua Jang
Mi. “Jadi kau tak ingin membatalkan pernikahan kan?” tanya ibu. Ki Tae
mengiyakan. “Dia bilang tak mau menerima mas kawin dan hadiah dari kami?” tanya
ibu lagi. Ki Tae berkata Jang Mi tak perlu bawa apapun, dia jauh lebih
berharga. Tapi ibu bingung, kenapa dia ingin memesan gedung pernikahan lagi? Ki
Tae agak ragu, tapi sepertinya ibunya akhirnya sadar apa yang terbaik untuknya,
bagiku aku hanya memerlukan Jang Mi. Jadi, tak perlu ambil pinjaman apapun,
kalian juga tak perlu menjual toko.
Ayah berterimakasih, tapi ibu
bertanya lagi, apa kau yakin? Ki Tae minta maaf sudah membuat semua masalah,
seharusnya ia bilang dari awal. Ayah memuji orang tua Ki Tae yang sangat baik. Tapi
ibu malah sedikit kecewa, kupikir aku tak harus menjual minuman keras lagi.
Ayah mau ngomel, tapi terus minta ibu ambilkan alkohol, aku ingin minum dengan
Gong-seobang. Ki Tae hendak menolak, tapi ibu berkata ia tak bisa membelikan
hadiah yang mahal, tapi aku bisa memberimu alkohol sepuasnya.
Ayah dan Ki Tae minum-minum, dan
ibu terus membuatkan makanan. Jang Mi pulang dan kaget melihat Ki Tae. Ki Tae
langsung menyapanya dengan nada yang biasa saat dia mabuk, “Joo Jang Mi..” Jang
Mi menanyai Ki Tae kesal kenapa ia ada di sini. Aku tak punya pilihan, jawab Ki
Tae, kita sudah sejauh ini, kita tak boleh melepaskannya begitu saja. Jang Mi
penasaran, apa yang kalian bicarakan sampai mereka senang sekali sekarang?
“Aku cuma bilang tentang tradisi,
kau tak perlu bawa hadiah,” bisik Ki Tae. Jang Mi mengomel, mentang-mentang itu
tak merugikanmu. Ayah kembali dengan makanan dan botol alkohol baru. Jang Mi
minta ayahnya berhenti, Ki Tae ada operasi besok. “Operasi? Tidak, aku tak ada,”
jawab Ki Tae bernada. “Ya, kau ada,” balas Jang Mi bernada juga (aaah, they’re
so cute together!).
Jang Mi mengajak Ki Tae bangun, tapi ayah menghentikannya,
kenapa kau tak menginap saja? Jang Mi memberi isyarat, jangan ayah, jangan! Tapi
Ki Tae malah menyambutnya. Ibu menyuruh Ki Tae rileks saja, anggap seperti di
rumah sendiri. Ayah bahkan pergi mencari baju ganti buat Ki Tae. Ibu menyuapi
Ki Tae, sementara Jang Mi kesal, ia sama sekali tak didengar.
Hoon Dong berkata pada Hyun Hee
kalau ibunya terus saja curiga pada Hyun Hee karena kepercayaannya sudah hilang.
“Apa ada kemungkinan bayi itu bukan anakku?” tanya Hoon Dong ragu. Melihat Hyun
Hee hanya diam menatapnya, Hoon Dong buru-buru berkata ibunya yang bilang
begitu, aku percaya padamu, tapi ibuku tetap saja.. Dia tetap saja ibuku, aku
tak bisa meninggalkannya, kau ingin aku meninggalkan semuanya dan pergi padamu
hanya dengan kolor lagi? Kau pasti tak mau.
Hyun Hee justru iri pada Hoon
Dong yang tak mudah membuang sesuatu. “Ayo kita ke rumah sakit bersama. Jika kau
tak tega membuangnya, aku yang akan melakukannya,” ujar Hyun Hee yang
memaksakan tersenyum lalu pergi.
Bersambung ke Part 2
Waaa cepet bangett.. Ditunggu part2 nya ya eonni!!=)) semangattt
ReplyDeleteWow.. cepetnyaaa... sippp.. gomawo*bungkuk...
ReplyDeleteGomawo mbak difa sinopnya. Ditungguh yah part 2nya ^^
ReplyDeleteKalo mnrutku Yeu reum itu tulus. Biarpun dia selalu ganggu (Klasik sebagai Second male lebih perhatian ke lead femalenya) tapi dia dengan lapang mundur pas nyadar kalo jang mi juga ada rasa sama ki tae.
ReplyDelete.
Jinwoon suara live nya bagus juga kok. Maybe gegara tuntutan peran jadi di jelek2in.
.
Makasih mbak udah nulis sinopsisnya.
Aku reader baru :)