Jang Mi dan Yeo Reum mulai
menjalankan rencananya membantu Ki Tae. Tapi Yeo Reum bahkan belum tau apa yang
harus ia lakukan pada wanita itu nanti. Jang Mi kesal, kau belum punya rencana?
Yeo Reum menenangkan, ia ahlinya membuat wanita berubah pikiran. Jang Mi merasa
tak enak merepotkan Yeo Reum, tapi Yeo Reum berkata bukan Jang Mi satu-satunya
yang menyukai Ki Tae, ia juga sangat menyukainya. Tapi kalau Jang Mi
benar-benar merasa tak nyaman, Yeo Reum memintanya setuju jadi partner
bisnisnya. Jang Mi bersikeras, tidak. Yeo Reum terus membujuk, dan Jang Mi pun
terus menolak.
Yeo Reum meyakinkan kalau ia tak
punya niat lain, ini hanya untuk bisnis. ”Benarkah?” tanya Jang Mi. Tadinya Yeo
Reum mengiyakan, tapi saat Jang Mi menanyakan hal yang sama lagi, Yeo Reum jadi
tak yakin. Jang Mi langsung menolak lagi. Yeo Reum tertawa, benar-benar tak ada
yang lain, ia serius. Jang Mi minta Yeo Reum lupakan saja dan bangkit akan
pergi, wanita itu tak akan datang. Tapi persis saat itu, wanita itu datang.
Jang Mi mengajak Yeo Reum mendekat, tapi sudah ada orang lain yang menghampiri
wanita itu.. Kang Se Ah.
Se Ah menyodorkan sebuah amplop.
Wanita itu tertawa kesal, ia melakukannya bukan karena uang, ia tak ingin orang
lain mengalami penderitaan di rumah sakit yang sama. “Lalu haruskah kami
menuntutmu?” ancam Se Ah. Jang Mi merasa tak ada gunanya mereka di sini dan
mengajak Yeo Reum pergi. Yeo Reum setuju, Kang Se Ah lebih tau apa yang
dilakukannya. Mereka pun beranjak pergi.
“Siapa kau? Kau pengacara atau
semacamnya?” tanya wanita itu. Se Ah berkata ia juga dokter bedah plastik,
wajahmu hampir rusak karena operasi berulang, kau harusnya menyerah pada
operasi kecantikan. Se Ah merekomendasikan untuk operasi rekonstruktif dan
mengerti kenapa Ki Tae tak mengatakan yang sebenarnya, itu sangat kasihan.
Wanita itu tampak shock, aku kasihan? Se Ah menggeleng, bukan kau, tapi wajahmu
yang harus menderita karena pemilik yang buruk.
Wanita itu marah, Se Ah tak tau
apa-apa karena ia cantik. Se Ah mengakui kalau wajahnya hasil operasi juga,
namun ia melakukannya karena ia mencintai dirinya sendiri. Sementara kau
melakukannya karena tak seorang pun mencintaimu. Kau melakukannya agar mirip
ini itu, tapi berakhir dengan tak mirip siapa-siapa. Wanita itu marah dan
hendak memukul Se Ah, tapi Se Ah berhasil menahan tangannya, bertanya berapa
lama kau akan puas dengan komentar internet itu? Haruskah aku komentar kalau
kau orang gila yang ketagihan operasi plastik? Wanita itu melepas tangannya
marah dan menyiram Se Ah dengan kopi.
Wanita itu melemparkan amplop
dari Se Ah tadi dan mengancam semua orang akan tau kalau kau mencoba
menyogokku, lalu pergi. Jang Mi dan Yeo Reum yang ternyata belum pergi
menghampiri Se Ah khawatir. Se Ah berkata ia baik-baik saja dan minta mereka
mengejar wanita itu. Yeo Reum tinggal menemani Se Ah, dan Jang Mi buru-buru mengejar
wanita itu. Sayang, wanita itu sudah melaju dengan mobilnya. Jang Mi pun
mengejar dengan sepedanya. (Ada yang sadar nggak kalo di bagian ini yang nyanyi
OSTnya itu Jang Mi a.k.a Han Groo? Hohoo, sayang sampe sekarang belum rilis.)
Setelah bersusah payah mengejar,
mobil itu akhirnya berhenti juga. Bukan karena teriakan Jang Mi, tapi karena ada
orang yang menyebrang. Jang Mi yang kelelahan masuk ke mobil wanita itu, tapi
ternyata wanita itu sedang menangis tersedu sampai maskaranya luntur. “Siapa
kau?” tanya wanita itu saat Jang Mi menyodorkan tisu untuknya. Jang Mi tak
menjawab, hanya mengajak wanita itu minum bersama.
Ibu Ki Tae rupanya terganggu
juga dengan berita negatif soal anaknya dan menelpon rumah sakitnya. Asistennya
berkata Ki Tae tak ada di tempat, ia hanya sesekali mampir membawa berdus-dus
ayam goreng. “Ayam?” tanya ibu Ki Tae, teringat obrolan bibi dan nenek soal Ki
Tae yang belum bisa melupakan Jang Mi saat asyik makan ayam waktu itu.
Jang Mi yang minum bersama
wanita itu setuju kalau Ki Tae yang bersalah, dia harusnya cukup berkata ‘kau sudah cantik’, dia memang benci
memberi pujian. Wanita itu jadi bingung, kenapa kau membiarkannya? Jang Mi
berkata ia punya kekhawatiran sendiri sekarang, hidupnya kacau tapi tetap saja
ia khawatir padanya, ia tak bisa meninggalkannya sendirian saat Ki Tae perlu
banyak dukungan.
“Kau.. mencintainya kan?” tanya
wanita itu. Jang Mi hanya tersenyum mengangguk. Wanita itu jadi kasihan pada Jang Mi,
bagaimana bisa kau jatuh cinta padanya? Jang Mi tak menjawab, dan minta wanita
itu memaafkan Ki Tae untuk dirinya. Wanita itu pesimis, memangnya ia akan
mengapresiasi bentuk cintamu ini? Jang Mi tertawa, dia hanya akan berkata aku
membuat kekacauan lagi. Wanita itu merasa pantas saja kita cocok, lebih dari
penyihir cantik itu (Se Ah maksudnya).
Ibu Ki Tae datang tepat saat
Jang Mi mengatai anaknya arogan, dia pantas mendapatkannya! Wanita itu akan
pergi, tapi Jang Mi mencegahnya dan menyodorkan segelas alkohol lagi. Wanita itu
akhirnya duduk lagi, tapi ia sadar ada seseorang di pintu. Jang Mi menoleh dan
kaget. Ibu Ki Tae salah duga kalau Jang Mi yang melakukannya.
Jang Mi mengejarnya. Ibu Ki Tae
jadi merasa bersalah sudah mempermalukan Jang Mi di depan ibunya, itu karena ia
sangat kecewa karena berharap besar pada Jang Mi. Ia datang untuk meminta Jang
Mi membantu Ki Tae melupakannya, tapi Jang Mi malah merencanakan balas dendam.
Jang Mi bingung, balas dendam?
“Atau itu karena uang?” tanya
ibu Ki Tae. Mungkin ia harus mengakhirinya dengan memberi Jang Mi uang. Ibu Ki
Tae makin kecewa dengan Jang Mi yang bertindak serendah ini dan pergi. Jang Mi
terdiam. Teringat semua orang yang menduganya hanya mengincar uang. Ki Tae, Yeo
Reum, dan juga ibu Ki Tae. Jang Mi sadar, saat ia selalu bersama Ki Tae, hal
itulah yang terpikir secara natural.
Ibu Ki Tae datang dan berkata Ki
Tae sangat menyedihkan, duduk termenung dengan berbox-box ayam di hadapannya. Ibu
memarahi Ki Tae, “Kubilang kau bisa hidup sendirian seperti yang kau inginkan. Lalu
apa ini yang kau inginkan? Kau tertangkap di perangkapmu sendiri.” Ki Tae hanya
mengiyakan, ia yang membuat Jang Mi terlibat untuk membohongi ibu, lalu ia
jatuh cinta dan tak bisa apa-apa sekarang.
Ibu minta Ki Tae melupakannya,
Jang Mi juga sudah membohongimu. Ibu berkata kalau Jang Mi terlibat dengan
wanita yang membuat nama rumah sakit Ki Tae buruk. Ki Tae tak percaya, Jang Mi?
Ibu melihatnya dengan mata kepala sendiri saat kedua wanita itu berkonspirasi.
Ki Tae makin tak percaya.
Jang Mi memasukkan wanita yang
sudah super mabuk itu ke mobil. Yeo Reum yang akan mengantarnya heran, wanita
itu mabuk berat tapi Jang Mi super sadar, apa ada sesuatu yang membangunkanmu? Jang
Mi tak menjawab, jadi Yeo Reum mengambil kesimpulan sendiri kalau alkohol tak
mampu mengalahkan Jang Mi.
“Haruskah kita membuka bar?”
tanya Yeo Reum sambil lalu. Tapi Jang Mi menanggapinya serius, ia setuju jika
itu menghasilkan uang. Yeo Reum tak percaya. Jang Mi berkata tak semangat kalau
mereka harus mendapatkan uang banyak. Yeo Reum tertawa senang, minta Jang Mi
berjanji dan jangan berubah pikiran.
Ki Tae pergi ke restoran ayam
keluarga Jang Mi, tapi gelap dan ada tulisan ‘tutup sementara’ di pintu. Jang Mi pergi mencari pria gendut yang
selalu memesan ayamnya dan senang saat menemukannya. Jang Mi memberikan ayam
untuknya dan memberitahu kalau mereka akan tutup sementara waktu. Jang Mi
berterimakasih atas bantuan pria gendut itu. Pria itu ragu, sebenarnya ia tak
boleh mengatakan ini, tapi bukan ia yang memesan ayam-ayam itu. Jang Mi
bingung, ha?
Jang Mi akhirnya tau, dan Ki Tae
menelponnya. Jang Mi kesal, “Kau masih suka mempermainkan orang ya?” Ki Tae tak
mau kalah, “Dan kau masih suka menyebabkan masalah ya?” Ki Tae tanya dimana
Jang Mi sekarang, ia akan segera kesana, jangan kemana-mana.
Saat bertemu Jang Mi, tanpa basa
basi Ki Tae langsung tanya apa yang ibunya katakan benar? Kenapa kau tak
mengatakannya padaku? Jang Mi pesimis kalau Ki Tae akan percaya padanya, jika
seorang gadis miskin peduli pada pria kaya, pasti ada niat tertentu di baliknya.
Ki Tae terdiam, ia pernah menduga Jang Mi mengincar uang Hoon Dong sebelumnya.
“Kau juga tak percaya padaku
sejak awal,” ujar Jang Mi. Ki Tae beralasan itu karena Jang Mi bodoh. Jang Mi
mengakui kalau Ki Tae sangat keren dan ia sangat kurang untuk bisa bersamanya. “Kaulah
yang mendorongku ke gadis lain,” timpal Ki Tae. Jang Mi minta Ki Tae tak
memesan ayam lagi, ia tak perlu belas kasihan Ki Tae.
Ki Tae: “Dan kau mencampuri
urusan bisnisku? Akting kita.. semua sudah berakhir. Kau sudah menjauh dariku,
pergilah seperti yang kau mau. Kenapa malah terlibat lagi dan ibuku salah
paham? Kau dipecat dari pekerjaanmu? Dan orang tuamu bercerai? Kau lupa
bagaimana aku menghinamu? Apa itu tak cukup?”
Jang Mi menangis. Ki Tae berkata
Jang Mi hanya akan terluka lagi karenanya. Jang Mi hanya akan menangis lagi
karenanya. “Kenapa aku harus melihat gadis yang kusukai terluka seperti itu?
Aku menyukaimu, gadis bodoh!” Ki Tae akhirnya meneriakkan perasaannya.
Jang Mi shock. Saking shocknya
ia malah lari. Ki Tae mengejar dan berhasil menghentikannya, “Kenapa kau malah
lari?”
“Aku tak ingin bersamamu,” gumam
Jang Mi. Saat aku bersamamu, aku tak menyukai diriku sendiri. Meskipun aku
miskin, aku tak pernah malu karenanya, tapi aku merasakannya saat di dekatmu
dan aku tak suka itu.
“Kau pikir hanya kau? Aku juga
merasakan hal yang sama. Aku tak pernah goyah akan keyakinanku tentang diriku. Aku
bahkan membenci diriku sendiri karenamu, tapi aku tetap ingin bersamamu.”
Tidak, gumam Jang Mi sedih, ini
sudah berakhir. Ki Tae berkata hubungan palsu mereka sudah berakhir, dan
mengajak Jang Mi memulai hubungan yang sebenarnya. Hening sesaat, Ki Tae
memeluk Jang Mi yang hanya diam. Perlahan Jang Mi membalas pelukan Ki Tae, seakan
mengiyakan. Ki Tae tersenyum lega.
Ki Tae melepaskan pelukannya dan
menghapus air mata Jang Mi, lalu menciumnya.
Mereka berjalan pulang
bersisian. Daritadi Ki Tae ingin menggenggam tangan Jang Mi, tapi tak berhasil
dan bertanya canggung bagaimana bisa Jang Mi tak datang sekali pun?
“Pernahkah kau menyambutku
dengan senyum sekali saja?” tanya Jang Mi. Kau biasa masuk begitu saja
sepanjang waktu, jawab Ki Tae. Jang Mi tersenyum senang karena Ki Tae
menunggunya, sebenarnya ia datang sekali dan hampir memencet bel pintu Ki Tae.
Ki Tae langsung senang dan
menggoda Jang Mi yang tak bisa meninggalkannya. “Kau juga, bukankah kau berlari
saat berpikir itu suara langkahku?” goda Jang Mi balik. Ki Tae akhirnya
memegang tangan Jang Mi dan menggenggamnya. Jang Mi menyambutnya dan mereka
berjalan pulang dengan tangan saling bertautan. Aiiiiiiih, mereka sweet amat
siih, mana backsoundnya perfect lagi! Rasanya nggak masalah liat mereka berdua
jalan gandengan sepanjang episode.
Masih bergandengan tangan, Jang
Mi shock saat masuk rumah Ki Tae yang super berantakan tak seperti biasanya,
bukannya kau gila bersih? Ki Tae panik dan menutup mata Jang Mi, menyuruhnya
keluar dulu sebentar. Tapi Jang Mi malah menggoda Ki Tae, kau jadi gila karenaku
dan kau jadi menyedihkan tanpaku kan? Ki Tae beralasan ia hanya benar-benar
sibuk. Tapi Jang Mi mencium bau aneh dari badan Ki Tae dan bertanya curiga, apa
kau juga tak mandi? Hahaa, Ki Tae lagi-lagi beralasan kalau ia sibuk.
Jang Mi menyuruhnya mandi
sekarang dan mendorongnya ke kamar mandi. Jang Mi bahkan memberi kecupan di
pipi kanan dan kiri Ki Tae, dan menyuruhnya membersihkan setiap sudut dan
celah. Ki Tae langsung girang dan secepat kilat segera mandi, dengan
membersihkan setiap sudut dan celah, seperti keinginan Jang Mi. Habis mandi, Ki
Tae malah sibuk mencoba berbagai macam gaya rambut, dan baru keluar saat Jang
Mi memanggilnya.
Ki Tae malu-malu keluar dari
kamar mandi dengan handuk mandinya. Jang Mi melihatnya heran, ada apa dengan
rambutmu? Mau pergi kemana? Jang Mi mengomelinya, jangan berpikir untuk pergi,
ada banyak hal yang harus dilakukan, bahkan semalaman pun tak akan cukup.
Ki Tae yang salah paham plus
ge-er mendorong Jang Mi ke sofa, siap nyosor. Jang Mi tertawa, dasar otak mesum
dan menyodorkan vacuum cleaner, huahahaa Gong Ki Taeeee! Barulah Ki Tae ganti
baju dan membersihkan lantai, sedikit tak ikhlas. Saat selesai membersihkan
lantai atas, Jang Mi terus memberinya instruksi untuk membersihkan bagian lain.
Tapi Ki Tae mulai menikmati
tugas bersih-bersihnya bersama Jang Mi, mereka bahkan saling piggy back sambil
membersihkan lantai. Mereka juga mengelap aquarium Nemo bersama.
“Aah, akhirnya tampak seperti
rumah Gong Ki Tae,” gumam Jang Mi senang saat akhirnya selesai. Ki Tae
merangkulnya, mengajak Jang Mi istirahat sekarang. Jang Mi setuju. Ki Tae menawarkan
minuman, bagaimana kalau wine? Jang Mi setuju lagi. Ki Tae pun secepat kilat
mengambil wine-nya.
Selagi Ki Tae berusaha membuka
botol wine, Jang Mi ingin mengatakan sesuatu dulu. Ki Tae mempersilahkan. “Tapi
jangan tertawa, aku serius,” sahut Jang Mi. Ki Tae mengiyakan, ia juga serius.
Ki Tae terus berkonsentrasi pada botol wine-nya, dan saat lega botolnya akhirnya
terbuka.. Jang Mi mengatakan sesuatu yang mengagetkan.
“Bagaimana dengan hubungan yang ‘cool’? Kita berkencan saja, bukan
menikah.”
Ki Tae terdiam, shock.
Komentar:
Whatt, Ki Tae belom mandi? Omoo!! Btw finally, cute moments is coming! Hohoo..
aaahhhh sweetnyaaaa^^
ReplyDeleteThanka sinopsisnya,semangat y...
ReplyDeleteEps 14 tmbah seru...cpt mbk nulis sinopsis nya..mskipun q sdh lht eps14 tp jg nunggu in sinopsis dr mbk..
ReplyDeleteCan't wait 4 d nexx. ♡.♡
ReplyDeleteWalau dah nntn, tp tetep aja buka2 blognya difa buat baca. Hahaha... :D
ReplyDeleteLanjut ep.14 ya... Hwaiting!!! ;)
Kekar jg tu Jang Mi bs nge-piggy back Ki tae...
ReplyDeleteLove Nemo couple ��...Akhirnya kebersamaan yg indah...jd tmbh penasaran hehehe...
Thx sinopsisx sist...
Sweet Nemo Couple..♥♡♥♡♥
ReplyDeleteLagi,,lagi dan lagii Ibu Ki Tae salah paham,,, -_-#
ditunggu eps 14 nya eonnie...:-) Thanks sinopsisnya...:-)