Friday, August 8, 2014

Sinopsis Marriage Not Dating Episode 10 Part 2


Ibu yang stress minum sendirian di rumah. Jang Mi menghentikannya, menebak ayah dan ibunya bertengkar lagi. Ibu tersenyum, pasangan yang sudah lama menikah pasti sering bertengkar. Jang Mi tau ibunya menjual rumah dan toko, apa ibu sudah gila? Tapi ibu Jang Mi bahkan rela menjual nyawanya agar Jang Mi tak malu di depan wanita itu.


Jang Mi tak mengerti, “Wanita itu?” Ibu menyodorkan sebuah majalah berisi liputan tentang keluarga Ki Tae dan cincin berlian pink ibunya. Saat suaminya memberinya cincin itu, ibu Ki Tae sangat senang dan berkata ia harus memberikan cincin itu pada menantunya nanti. Se Ah yang saat itu masih bersama Ki Tae berterimakasih pada ibu yang mau memberikan cincin berharga itu padanya. Ibu Ki Tae berterimakasih dan menggenggam tangan suaminya. Anggota keluarga lain juga tertawa hangat. Well, it’s kinda weird..


“Kita harus menerima cincin itu,” ujar ibu. Jang Mi hendak membantah, tapi ibu minta Jang Mi melakukan pernikahan ini, jangan hidup seperti dirinya. Saat menikah dengan ayah Jang Mi, ibu tau ia tak akan bahagia. “Tapi ibu bilang ibu menikah karena cinta?” potong Jang Mi. Ibu mulai menangis, jika cuma harus mencintai pasti akan bahagia, setidaknya ada cinta untukmu, satu hal yang tak pernah kumiliki, hal yang tak bisa kuberikan padamu, kau bisa miliki semuanya. Berbahagialah dengan penuh cinta, itu keinginan ibu.


Ibu Jang Mi: “Berlian pink itu, apapun yang terjadi kau harus menerimanya, kau mengerti?” Jang Mi hanya bisa memandang ibunya sedih.


Jang Mi mendatangi Ki Tae di kliniknya, langsung meletakkan majalah itu di hadapan Ki Tae dan berkata ibu menyuruhku menerima cincin ini. “Seberapa jauh lagi pernikahan palsu ini? Tidak, bahkan jika ini pernikahan sungguhan, ibuku tetap lakukan ini untukku. Aku tak bisa tahan lagi,” keluh Jang Mi tanpa sadar pandangan Ki Tae mengeras saat melihat majalah itu. Jang Mi berkata soal ibunya yang menjaminkan rumah dan toko untuk mendapatkan uang, ia bahkan membeli lagi kasur termal yang kukembalikan kemarin. “Karena cincin ini, keluargaku hancur berantakan! Kita harus bagaimana?” tanya Jang Mi.


“Mintalah itu, minta cincin itu padanya,” jawab Ki Tae serius. Jang Mi bingung. “Jika ia tak berikan cincin itu, berarti ia menentang pernikahan kita. Katakan itu padanya,” lanjut Ki Tae, masih dengan nada serius. Jang Mi mengerti dan berandai-andai, bagaimana jika ia berikan cincin itu?

“Tak akan.”

“Bagaimana jika diberikan..”



“Sudah kubilang tak akan. Tak akan pernah,” jawab Ki Tae yakin. Jang Mi setuju, jika ibumu menentang pernikahan kita, berarti kau dan aku bisa bebas, itu ide yang bagus! Dan Jang Mi benar-benar menelpon ibu Ki Tae.Ibu Ki Tae benar-benar terkejut saat Jang Mi to the point meminta belian pink itu, jika ia menerima berlian berharga itu, artinya ibu menerimanya sebagai menantu keluarga Gong. Jang Mi akan bisa lega dan lebih menghargainya, aku tak butuh apapun, aku hanya mau itu.


Hening. Jang Mi sampai harus tanya, ibu, kau dengar? Ibu tak ingin membicarakan ini di telpon dan minta Jang Mi datang akhir minggu ini. Dari setrikaannya yang sampai gosong, jelas ibu sangat terganggu dengan permintaan Jang Mi ini.


Jang Mi memberitahu Ki Tae kalau ibunya menyuruh ke rumah akhir minggu ini, puas? Jang Mi mulai lega, sekarang perlahan aku bisa melihat akhir skenario ini. Jang Mi berkata ia merasa lebih baik dan pergi. Dan Ki Tae, ia diam saja sampai Jang Mi pergi.


“Apa pentingnya cincin berlian itu?” tanya Jang Mi yang mabuk, aku sungguh tak mau menerimanya, aku juga tak akan menikah nanti. Jang Mi mendadak sedih, kenapa aku merasa seperti ini? “Tandanya kau mulai menyukai Gong Ki Tae,” sahut Hyun Hee. Jang Mi tak suka mendengarnya. “atau kau sungguh ingin menikah,” tebak Hyun Hee. Tentu saja aku ingin menikah, jawab Jang Mi, tapi dengan orang yang benar-benar kucintai. Hyun Hee yakin Jang Mi terpengaruh pada sosok Gong Ki Tae yang luar biasa.


Jang Mi mendesah, “maksudmu aku begini karena sosoknya? Dalam hatiku seperti ada angin bertiup, dan rasanya aneh. Hyun Hee tetap yakin Jang Mi benar-benar jatuh cinta pada Ki Tae. Dan Jang Mi tetap menyangkal, aku dan Gong Ki Tae akan berpisah jika rencana terakhir ini berhasil.


“Kau tak menyukai ini karena ini terakhir kalinya? Karena kau tak akan pernah melihat Gong Ki Tae lagi nanti.”


Jang Mi terdiam sesaat, tapi lalu menyangkal lagi, aku punya Han Yeo Reum, walau pernah berciuman... Jang Mi tiba-tiba diam dan memegang bibirnya. Hyun Hee tak percaya, unni dan Gong Ki Tae berciuman? Jang Mi berdalih itu kecelakaan, bibirku yang seharusnya tak boleh disentuh entah kenapa jadi bersentuhan dengannya. Hyun Hee tertawa, ia dan Hoon Dong oppa juga begitu dulu.


Hoon Dong minta Ki Tae mengatakan semuanya karena ia sudah tau. “Apa yang kau tau?” tanya Ki Tae malas. Hoon Dong beneran curiga Ki Tae jatuh cinta pada orang yang tak seharusnya, dia orangnya kan? “Hei! Aku temanmu! Aku bisa tau itu dengan instingku! Ada yang bisa kubantu untuk kalian berdua?” tanyanya. Bantu dengan berpura-pura tak tau apapun, aku tak ingin itu terkuak, jawab Ki Tae. Dan yak, Hoon Dong makin salah paham, apalagi pas Ki Tae nyentuh tangannya, langsung dia heboh banget! Takut ntar Ki Tae juga naksir dia kali, hahaa.


Ki Tae yang mabuk pulang ke rumahnya, dan menemukan Jang Mi yang tidur di sofanya. Ki Tae memandangi Jang Mi lembut dan perlahan membelai rambutnya. Jang Mi terbangun dan langsung bertanya, kenapa aku tak bisa? Ki Tae tak mengerti. Jang Mi bangun, “Cincin itu.. kenapa aku tak bisa menerimanya?”



Di luar Se Ah frustasi dengan apa yang harus ia katakan pada Ki Tae. Ia merasa sangat menyedihkan, apalagi saat mengingat kejadian terakhir kalinya dengan Ki Tae. Se Ah memutuskan berbalik pergi, namun Yeo Reum ada di hadapannya, bingung kenapa Se Ah ada di depan apartemen Ki Tae.


“Ibuku bilang ia akan menghabiskan semua yang ia punya dan akan berikan itu semua, tapi aku bahkan tak bisa menerima cincin kecil itu darimu?” Ki Tae tak menjawab, kau mabuk Jang Mi. Jang Mi tetap minta jawaban, kenapa cincin menakjubkan itu tak sesuai untuk jari lusuhku? Apa hanya orang seperti Kang Se Ah yang bisa memakainya? Bukan begitu, jawab Ki Tae, ada alasan. Tapi saat Jang Mi bertanya alasannya, Ki Tae hanya diam dan bangkit menuju kulkas.


Jang Mi tau betapa anehnya ia sekarang, tapi ia harus dengar jawaban Ki Tae. “Aku ingin dengar, terlepas dari betapa inginnya aku menikah, aku harus tau alasan utama kenapa kita tak bisa menikah. Kau memilihku karena kau tak akan menikah denganku kan? Jadi kau tau kan kenapa aku tak bisa? Karena aku tak punya uang? Apa karena keluargaku miskin? Jika tidak, karena aku.. aku?”


Ki Tae mengela napas berat dan menatap Jang Mi, karena cincin itu.. bukan cincin ibuku. Flashback 3 tahun lalu. Ki Tae dan Se Ah bertemu ayah saat akan mencari cincin. Ki Tae melihat berlian pink yang dibeli ayah, dan Se Ah langsung menduga kalau itu pasti hadiah untuk ibu mertua. Ayah tersenyum canggung, aku mau melamarnya untuk kedua kalinya. Ayah lalu pergi, tapi kartu ucapan untuk cincin itu terjatuh, Ki Tae melihat penerimanya, to: J.


Back scene foto di majalah yang dibawa Jang Mi tadi siang. Keluarga Gong berfoto bersama, dengan Se Ah di antara mereka. Ia nyeletuk sepertinya akan bagus jika kita mengabadikan momen pelamaran kedua. Ayah terkejut, ibu bingung, dan wajah Ki Tae mengeras. Se Ah mengira kalau ayah merencanakan kejutan. Ki Tae mengajak ayah bicara sebentar.

Seorang yang meliput mereka penasaran, kejutan apa? Se Ah menjelaskan kalau sebelum kesini mereka bertemu ayah di saat pergi mencari cincin. Air muka keluarga Gong semuanya berubah.


Ki Tae menyodorkan kartu ucapan yang dipungutnya pada ayah, J bukan ibu kan? Melihat ayah diam saja, Ki Tae jadi marah, kenapa kau melakukan ini? Ibu masuk dan minta keduanya diam, mereka akan mendengarnya dari luar. Sadarlah Ki Tae kalau ibunya sudah tau soal ini. Ibu minta Ki Tae mengubah ekspresi wajahnya, sembunyikan perasaanmu.


Ki Tae tak habis pikir, ibunya malah khawatir orang mendengarnya. “Dimana cincin itu?” tanya ibu Ki Tae serius. Ragu ayah mengeluarkannya dari saku jas. Pasangkan di jariku, pinta ibu.


Dan itulah yang terjadi, mereka berakting bahagia, seolah tak terjadi apa-apa. Ki Tae hanya memandang mereka serius, tak sanggup ikut bersandiwara.


Ki Tae terdiam setelah menceritakannya. Jang Mi menangis dan tak habis pikir, bagaimana bisa ibu memakai cincin wanita itu.. di majalah yang semua orang di dunia bisa melihatnya. “Karena semua orang melihatnya, jadi kami harus menyembunyikan emosi dan juga kebenarannya.” ungkap Ki Tae.


Jang Mi mendekat dan menggenggam tangan Ki Tae, ungkapkan saja padaku, tak apa karena aku.. tak nyata. Keduanya hanya berpandangan dalam diam. Seolah mereka mengerti isi hati masing-masing hanya dengan saling menatap. Mereka bahkan tak sadar ada Yeo Reum dan Se Ah sampai mendengar gumaman sedih Se Ah yang lalu pergi. Jang Mi tak enak pada Yeo Reum, tapi Yeo Reum lagi-lagi tersenyum, kau seharusnya menyadarkanku saat aku mencaritahunya, dan kau seharusnya tak membiarkanku mengetahuinya. Hih, salah situ sendiri! Emosi aku, Se Ah sama Yeo Reum gangguuuu!


Di hari hujan, Ki Tae membawa Jang Mi menuju rumahnya. Perasaan mereka persis cuaca saat itu, gloomy. Jang Mi berusaha meyakinkan dirinya untuk mengakhiri ini, tapi kenapa ia gelisah begini? Ia terus menatap Ki Tae yang menyetir dalam diam, teringat perkataan Hyun Hee, kau begini karena akan jadi yang terakhir kalinya kan? Karena kau tak tau apakah bisa bertemu Ki Tae lagi.


“Ini akan jadi terakhir kalinya aku ke rumahmu,” ucap Jang Mi saat mereka sampai. Karena itu Ki Tae minta Jang Mi tak membuat kesalahan, buatlah adegan yang menakjubkan. Jang Mi meyakinkan kalau ia akan melakukannya, demi kau dan aku, dan juga demi Han Yeo Reum.


Jang Mi dan Ki Tae sudah di dalam, tapi ibu malah menyibukkan diri mengelap batu-batu di hadapan mereka. Nenek berusaha memecah kebekuan dan bertanya apa Jang Mi menginginkan berlian pink itu? Jang Mi mengangguk, aku sungguh ingin menerimanya. Ibu akhirnya bersuara, meski ia tau berlian itu adalah tanda cinta bagi para gadis, permintaanmu itu terlalu berani sampai menyinggungku.


Jang Mi hanya ingin memastikan apakah ibu benar-benar menginginkan pernikahan ini atau apakah ia bisa diakui menantu. Ibu meletakkan batunya dan bertanya kenapa kau perlu cincin itu untuk memastikannya? “Karena cincin itu berharga bagimu ibu,” Ki Tae yang menjawab. Bagaimana jika aku menolaknya, tanya ibu. Jang Mi akan menganggap ibu menolaknya.  


Sementara itu, ayah bersama selingkuhannya, dan cincin berlian pink itu terpasang di jari manisnya. Jang Mi sudah menduga kalau ibu tak menerimanya dengan tulus, tapi tanpa banyak kata ibu menyodorkan kotak cincinnya, bukalah.


Jang Mi terkejut. Semua terkejut, karena benar-benar berlian pink itu yang ada dalam kotak. “Kau puas?” tanya ibu sebelum bangkit pergi. Tunggu dulu, cegah Jang Mi, apa ini sungguh memiliki arti khusus buatmu? Ibu mengiyakan. “Benar sangat berharga?” tanya Jang Mi lagi. Ibu kembali mengiyakan, jadi kau harus memperlakukannya dengan istimewa.


Jang Mi mengeluarkan cincin dari kotak dan meletakkannya di meja. Tak ada yang tau apa yang akan Jang Mi lakukan sampai Jang Mi mengambil batu pajangan di meja.. untuk menghancurkan cincin itu. “Joo Jang Mi!” teriak Ki Tae. Tapi, berlian itu benar-benar hancur. Semua semakin kaget.


Ini palsu, ujar Jang Mi. Sekarang ia sudah mengerti apa yang ibu pikirkan tentangnya. Jang Mi bisa mengerti ibu menolaknya, tapi tolong bebaskan Ki Tae, jangan paksa dia lagi untuk pernikahan yang terlihat baik bagi orang lain.


“Ki Tae, kau yang mengatakan ini padanya?” tanya ibu. Ki Tae malah bertanya balik, yang mana? Tentang cincin orang lain itu? Atau ulahmu yang membodohi orang lain? Ibu menatap Ki Tae, “Meskipun kau tau semua itu, apa maksudmu meminta cincin itu? Untuk membuatku malu? kau ingin melihatku kalah?”


Jang Mi yang menjawab, kami ingin dengar perasaan ibu yang jujur... kalau pernikahanmu sangat berbeda dari foto di majalah. Ibu minta Jang Mi menutup mulut, apa yang kau tau. “Kebenaran kalau kau sangat terluka dan keluargamu berantakan. Kalau kau tak ingin Ki Tae mempunyai pernikahan sepertimu dan itu sebabnya kau terobsesi pernikahan yang sempurna untuk Ki Tae. Betapa ibu sangat menginginkan kebahagiaan untuk Ki Tae. Aku tau, tapi jika ibu ingin Ki Tae bahagia, ibu harus bahagia lebih dulu. Jangan kelabui mata orang dengan kebahagiaan palsu.”


Nenek berusaha menengahi, tapi Jang Mi hanya minta maaf dan melanjutkan kalau orang yang ingin membuat Ki Tae ingin sendiri adalah kau, ibu. Jang Mi lalu pergi, Ki Tae menyusulnya. Dan ibu ke kamarnya, membiarkan ia menangis sepuasnya. Mengeluarkan emosinya.

Ki Tae, [Dari semua orang, aku tak ingin kau mengetahuinya]


Di luar, Jang Mi juga menangis dan segera menghapus air matanya saat Ki Tae datang. Ia berusaha tersenyum dan bertanya bagaimana akting terakhirnya. Ki Tae lagi-lagi diam saja, jadi Jang Mi minta Ki Tae katakan terima kasih jika kau suka, jangan hanya menatap kosong padaku.

Ki Tae, [Jika aku bilang terima kasih, aku khawatir kata itu akan jadi yang terakhir]


“Kurasa ini akan benar-benar jadi yang terakhir,” ujar Jang Mi sambil mengulurkan tangannya. Ki Tae menyambutnya, namun terus menarik Jang Mi ke pelukannya. Jang Mi membalas pelukan Ki Tae dan menepuk-nepuk punggungnya, minta Ki Tae mulai mengeluarkan emosinya, meski ia tak akan berada di samping Ki Tae.


Ki Tae, [Walaupun begini, aku ingin tetap tinggal di sisinya]


Air mata Jang Mi keluar lagi, akhirnya skenario pernikahan palsu kita akan segera berakhir. Ki Tae hanya memeluk Jang Mi makin erat.

“Apa katamu?” tanya nenek yang ternyata ada di belakang mereka. Mereka melepaskan pelukan, terkejut. “Apa katamu tadi? Pernikahan palsu?” tanya nenek lagi. Ki Tae dan Jang Mi hanya bisa membeku.



Komentar:
Tone second half episode 10 beda dan sediiih banget. but i love their holding hands, their hug, and their fear that they can't see each other again.. Ah :'(


5 comments:

  1. Iya ep 10 ini sedih bgt......
    # sedih ga ada gambarny.
    Keep fighting buat lanhut terus sinopny, makasih

    ReplyDelete
  2. Setuju n suka sm komentarx mb difa...

    ReplyDelete
  3. Makasih ya ... drama ini lucu
    ..aq suka... skali lg makasih ya... aq tongkrongin terus ini blog...

    ReplyDelete
  4. Nggak tau kenapa, aku nangis pas baca part 2 nya. Walau gambarnya belum ada tpi ... yah boleh lah. Makasih yah mbak difa sinopsisnya. Semangat & sehat slalu

    ReplyDelete
  5. Baca sinopsisnya aja keren.. Apalagi nnton dramanya.. Ditunggu eps selanjtnya

    ReplyDelete