Jang Mi dan Ki Tae bertengkar
dengan dramatis. Tak ada yang mau mengalah, sampai Jang Mi tak tahan. Ki Tae
mengejar dan berhasil menahannya. Ki Tae sama sekali tak melunak, ia terus
berteriak, sampai Jang Mi ketakutan.
Episode 13. Don’t Rely on Anyone
or Expect Anything
Our newlywed, Hoon Dong dan Hyun
Hee sudah berganti kostum dan siap berangkat bulan madu, semua tamu melepas
kepergian mereka dengan gembira. Tapi tidak dengan Ki Tae, ia belum menemukan
Jang Mi yang ponselnya bahkan terus tak aktif.
Sementara Jang Mi terus berlari.
Mencari Ki Tae. Sampai ia terhenti dengan sedih. Yeo Reum heran melihat Jang
Mi. Flashback, Jang Mi memberinya cek 5 juta won untuk membayar hutang ke Ki
Tae, ia juga sudah mengacaukan trufflesnya. Yeo Reum menolak,tapi Jang Mi
menarik tangannya, ingin Yeo Reum menerimanya. Yeo Reum kesakitan, Jang Mi
curiga dan membuka lengan dan bahu Yeo Reum yang penuh plester. Yeo Reum
menyingkirkan tangan Jang Mi, ini karena ia mengangkat 3000 batu bata. “Kau
bekerja di bangunan?” tanya Jang Mi kaget.
Yeo Reum melakukannya untuk
membayar hutangnya pada Ki Tae, agar ia tak malu pada Jang Mi. Jang Mi minta
maaf, ia menyakiti semua orang dengan mimpinya yang aneh, termasuk pada Yeo
Reum. Yeo Reum berkata ia tak apa-apa. Jang Mi menganggap itu mimpi indah yang
terjadi sekali seumur hidupnya dan pergi setelah berterimakasih pada Yeo Reum.
Yeo Reum menyusulnya dan menaruh
amplop tadi di tangan Jang Mi. Jang Mi tak mau, ia melakukannya agar pikiriannya
tenang. Yeo Reum mengembalikannya lagi, tak seharusnya pikiranmu tenang. Jang
Mi menyuruh Yeo Reum tak mengangkat batu bata lagi, temukan mimpimu, dan amplop
itu berpindah ke tangan Yeo Reum lagi.
“Setidaknya aku masih muda. Apa
yang akan kau lakukan tanpa uang di umurmu?” jawab Yeo Reum memberikan
amplopnya lagi. Jang Mi jadi kesal, ia memang lebih tua, jadi dengarkan
noona-mu ini. “Noona, apa kau sekaya itu?” ucap Yeo Reum sambil perlahan
merobek amplop itu. Jang Mi langsung teriak, itu uang pesangonku! Gerakan Yeo
Reum terhenti, uang pesangon? Jang Mi membenarkan, banyak hal yang terjadi, ia
tak bisa khawatir pada Yeo Reum juga. Jang Mi minta Yeo Reum menerimanya saja
dan pergi.
Back to now. Yeo Reum
bertanya-tanya apa yang Jang Mi lakukan. Jang Mi bahkan baru sadar ada
seseorang di depannya saat Yeo Reum mengibaskan tangannya persis di depan muka
Jang Mi berkali-kali. Jang Mi heran, kenapa kau disini? Yeo Reum datang karena
diundang Hoon Dong, dan bertanya balik kenapa Jang Mi disini? Jang Mi berkata pelan
kalau ia ingin membiarkannya pergi dengan tenang, tapi malah berakhir dengan
masalah lagi. Yeo Reum mengajak Jang Mi pergi, kau sudah bertepuk tangan pada
kegembiraan mereka, kita harus menemukan kebahagiaan kita sekarang.
Yeo Reum membawa Jang Mi ke
sebuah tempat. Yeo Reum berencana membuka restoran, ia yang akan jadi chef dan
Jang Mi managernya. Jang Mi kaget. Yeo Reum mengajak Jang Mi menjadi rekan
bisnisnya, ia akan menerima 5 juta won itu sebagai investasi. Jang Mi tak
semangat, 5 juta won tak cukup untuk membuka restoran. Yeo Reum berkata ia
punya investor lain, tapi ia tak mau memberitahu Jang Mi. Jang Mi jadi curiga,
jadi Yeo Reum berkata ia dapat investor dengan menunjukkan 12 masakan
terbaiknya. Jang Mi tetap curiga, hidup tak semudah itu, dan lokasinya juga tak
bagus, siapa yang kau percayai?
“Kau,” jawab Yeo Reum yang
berterimakasih, ia punya mimpi berkat Jang Mi, jadi bertanggungjawablah. Jang
Mi sudah bilang kalau ia sudah bangun dari mimpinya, ia senang Yeo Reum
menemukan mimpinya dan yakin Yeo Reum pasti akan berhasil, lalu pergi.
Jang Mi melakukan hal-hal baru
untuk dirinya. Potong rambut (Jang Mi makin cantiik yah?). Beli ponsel baru,
meski itu mengingatkannya pada Ki Tae. Jang Mi segera sadar dan meyakinkan
dirinya sendiri, tak bergantung pada
siapapun atau berharap apapun, harus bertahan hidup meski ditinggalkan
sendirian. Sekarang saat aku bangun dari mimpiku, aku melihat kenyataan.
Meski itu kenyataan pahit. Jang Mi berkali-kali melamar pekerjaan
ke butik atau dept.store, tapi berkali-kali juga ia ditolak. Ada yang
mengatainya terlalu muda, sedikit tua, dan masalah utama adalah pertengkarannya
dengan pelanggan sampai ia dipecat. Jang Mi meyakinkan kalau itu memberinya
pelajaran hidup dan tak akan terulang lagi, tapi sayangnya ia tak dipercaya,
orang tak berubah semudah itu. Sedih, Jang Mi baru sadar kewajiban seperti ini
menunggunya setiap hari saat ia sibuk dengan kehidupan cintanya. Mereka datang
menekannya sekaligus dan membuat Jang Mi terjatuh.
Ibu Jang Mi termenung sedih di
ruang tunggu rumah sakit (wait, jangan bilang ibunya Jang Mi sakit parah).
Seorang pasien wanita terus
mengeluh di depan Ki Tae. Ia sudah membayar mahal untuk operasi, tapi tak ada
satupun yang memperhatikan apa yang berubah, tak ada satupun yang berkata ia
lebih cantik, tak ada yang tau. Ki Tae yang sibuk dengan pikirannya sendiri tak
begitu mendengarkan sampai wanita itu berteriak memanggilnya. Ia ingin Ki Tae
mengulangnya, ini terlalu natural untuknya, ia ingin sesuatu yang lebih
dramatis. Ki Tae akhirnya bilang ia tau wanita itu sudah pernah operasi di
rumah sakit lain dan berkata kulit di bawah mata sangat tipis dan sensitif.
Wanita itu tak peduli, ulang saja untukku.
Ki Tae menjelaskan kalau wanita
itu tak punya banyak jaringan yang tersisa untuk operasi, jika kau melakukannya
dengan berlebihan, kau mungkin tak akan bisa menutup matamu. Wanita itu
terkejut sebentar, tapi wanita itu minta Ki Tae gunakan kemampuannya, dan
hidungnya ini hasil pekerjaan Ki Tae, ulangi itu juga. Ia dengar ada sesuatu
yang lebih heboh dari silikon akhir-akhir ini, namanya tissue gra..?
“Tissue grafting,” sahut Ki Tae.
Wanita itu membenarkan, ia ingin silikonnya diambil, ulangi untukku dengan itu.
Ki Tae menyentuh hidung wanita itu, silikonnya masih keras, ia akan
melakukannya 2 tahun lagi. Wanita itu marah, lalu aku harus hidup dengan wajah
seperti ini selama 2 tahun? Ia mempertanyakan pelayanan Ki Tae, ia benar-benar
tak puas di sini.
“Aku seorang blogger, kau tau
berapa banyak orang mengunjungi blogku dalam sehari? Kau ingin aku membuat
rumah sakitmu tutup?” ancam wanita itu. Ki Tae tak takut, ia memberikan
diagnosisnya sebagai tenaga ahli, kau seharusnya tak memperbaiki wajahmu, tapi
sesuatu yang lain, kau tak butuh dokter bedah plastik, tapi dokter bedah
psikologis. Wanita itu speechless, a..apa?
Ki Tae membuka pintunya
lebar-lebar, menyuruh wanita itu keluar, kau pasti sibuk menulis review
negatif. Wanita itu makin marah dan minta Ki Tae tunggu saja, ia blogger yang
berpengaruh! Ki Tae tak tampak peduli
sedikitpun.
Ki Tae ke cafe Hoon Dong dan
langsung disambut Hoon Dong, dengan penampilan barunya, pakaian lebih rapi
dan.. rambut hitam. Hoon Dong melihat Ki Tae heran dan malah menari-nari
seperti bebek bertanya bagaimana penampilannya, ini pekerjaan istrinya. Ki Tae
malah kesal melihatnya, kau harusnya datang menyapa setelah bulan madu. Gerakan
aneh Hoon Dong terhenti, ia minta maaf, setelah menikah istrinya yang jadi
bosnya. Hyun Hee tiba-tiba muncul dan tanya apa yang Hoon Dong katakan. “Kau
sangat manis, sangat baik. Kau sangat manis sampai aku tak bisa lepas,” jawab
Hoon Dong, tentu saja bohong.
Ki Tae berkata ia lapar dan
minta Hoon Dong menyediakan apapun yang cepat. Selagi Hoon Dong ke dapur, Hyun
Hee menemani Ki Tae dan mengomentarinya yang tampak baik-baik saja setelah membuat
Jang Mi sangat kacau. Ki Tae tak mengerti, tapi Jang Mi yang mengabaikannya, ia
mengganti nomer telponnya dan juga keluar dari pekerjaannya.
“Dia tak keluar, dia dipecat
karena kau,” sahut Hyun Hee. Ki Tae bingung, karenaku? Hyun Hee menjelaskan ini
semua karena pertengkaran ibunya dengan wanita itu, kau ini benar-benar tak tau
apa-apa ya? Kau tau kalau orangtuanya akan bercerai? Ki Tae kaget. Hyun Hee
menyindir Ki Tae yang hanya peduli saat membutuhkan Jang Mi dan sekarang kau
memperlakukannya seperti sampah.
Hoon Dong datang dengan makanan
untuk Ki Tae, tapi Hyun Hee mengambilnya lagi, ia tak pantas mendapatkannya.
Hoon Dong bertanya heran apa yang terjadi pada Ki Tae, tapi Ki Tae hanya terus
mendesah, merasa bersalah.
Ibu Jang Mi kembali ke rumah, ia
minta persetujuan ayah menyelesaikan semuanya tanpa jalur hukum, ia sudah
membuang waktunya selama 30 tahun, ia tak punya banyak waktu lagi untuk
dibuang. Ayah mengambil kesimpulan kalau ibu hanya menginginkan uangnya. Ibu
membenarkan dengan sedih, ia butuh uang. Ayah beranjak ke kamar, mengambil
bajunya, menyingkirkan baju ibu dari koper dan memasukkan miliknya.
“Sekarang saat ibu kembali, ayah
pergi?” tanya Jang Mi. Tapi ayah benar-benar pergi. Jang Mi hanya berkomentar
dingin kalau ibu dan ayahnya bertengkar seumur hidup karena uang, dan juga tak
bisa berpisah dengan damai karena uang. Benar-benar orangtua yang menakjubkan.
Ibu hanya bertanya heran kenapa Jang Mi ada di rumah jam segini? Melihat Jang
Mi hanya diam, ibu bisa menebak apa yang terjadi. Jang Mi berkata ia sedang
mencari pekerjaan baru.
Ibu terduduk, suamiku hanya
memberiku masalah, kenapa aku harus mengharapkan sesuatu yang berbeda darimu?
Jang Mi mengiyakan dengan kesal, ia akan menghasilkan uang banyak dan pergi..
meninggalkan ibu yang hanya menghela napas sedih.
Jang Mi sendirian di restoran
ayam orang tuanya yang sepi. Ia ke kulkas dan mengambil satu botol soju, tapi
saat hendak membukanya gerakan Jang Mi terhenti, ia kan mau berhenti minum
juga. Tapi Jang Mi ragu, berkali-kali ia menaruh dan mengambil lagi botol soju
itu.
“Kau bukan Jang Mi kalau
berhenti minum,” terdengar suara Ki Tae tiba-tiba. Jang Mi menoleh, dipikirnya
ini mimpi, tapi saat Ki Tae mengajaknya bicara, sadarlah Jang Mi kalau Ki Tae
benar-benar ada di hadapannya. Ki Tae bertanya soal Jang Mi yang dipecat
karenanya. Jang Mi minta Ki Tae tak usah khawatir, ia baik-baik saja. Ki Tae
juga dengar soal orang tua Jang Mi, yang disambut Jang Mi dingin, itu tak ada
hubungannya denganmu. Ki Tae ingin memperbaiki semuanya dan bertanggung jawab
seperti seharusnya.
Jang Mi tak mau, pergilah, aku
sedang berusaha bekerja di sini. Tapi tak ada seorang pun di sini, jawab Ki
Tae. Jang Mi berkata ia harus menunggu orang untuk datang, dengan itu ia bisa
menjual satu atau dua ayam. Ki Tae mungkin tak pernah tau perasaan pemilik
restoran tak terkenal yang sangat berbeda dengan rumah sakitnya dimana
orang-orang berduit membuang uang mereka.
“Kalau begitu aku akan
membelinya, berikan semua yang kau punya di sini,” sahut Ki Tae sambil
mengeluarkan dompetnya. Jang Mi marah, apa waktunya yang berharga hanya senilai
beberapa potong ayam? Jang Mi tak ingin membuang waktunya untuk Ki Tae lagi dan
Ki Tae tak perlu memperhatikannya, ia hampir melupakan Ki Tae dan menjalani
kehidupannya sendiri. Jang Mi bangkit dan minta Ki Tae pergi. Ki Tae pun pergi,
dengan berat hati.
Di rumah sakitnya, Ki Tae
membaca tulisan blogger wanita itu. Ia mengatai Ki Tae arogan dan berakting
seperti dia bertalenta. Ki Tae setuju, ia memang arogan, tapi ia tak berakting
seperti bertalenta, aku memang bertalenta. Wanita itu juga menulis harusnya Ki
Tae membuat gadis menjadi cantik, tapi ia tak mengerti kita dan ia seperti
seseorang yang sibuk di dunianya sendiri. Well, Ki Tae bergumam kalau hampir
semuanya benar, haha, kasian.
“Apa yang harus kita lakukan? Haruskah
kita menuntutnya dan memintanya menghapus itu,” tanya seorang perawat
mengagetkannya. Ki Tae berkata untuk tunggu dan lihat saja, rumor di internet
tak akan bertahan lama.
Bibi melaporkan soal itu pada
ibu Ki Tae, jika kita mencari tentang dokter bedah plastik Gong Ki Tae, akan
muncul banyak sekali review negatif tentang kemampuannya. Bibi tak mengerti
dengan apa yang Ki Tae pikirkan, ia tak melakukan apapun soal ini, bagaimana
kalau ia harus menutup rumah sakitnya? Apa kita harus melakukan sesuatu? Tapi ibu
tak ingin ikut campur, biarkan saja dia sendiri, ini adalah hidupnya.
Dan yang dikhawatirkan
benar-benar sibuk dengan hidupnya, mengawasi Jang Mi dari kejauhan. Restoran benar-benar
sepi dan Jang Mi hanya sibuk mengejar lalat dengan raketnya. Ki Tae tertawa, ia
tak tega dan menelpon restoran, minta Jang Mi mengantarkan 10 box ayam ke
Yeongyeol Park. Ia mengubah suaranya dengan menutup hidung agar Jang Mi tak tau
Ki Tae yang menelpon dan sumpah suaranya lucu banget, hahaa. Jang Mi langsung
kegirangan dan sibuk menyiapkan pesanan. Saat siap, Jang Mi dan sepedanya pergi
ke taman yang dimaksud, dan seorang pria gendut menerima pesanannya. Jang Mi
riang menghitung uangnya dan bergumam cinta tak memberikan kebaikan apapun,
uang adalah yang terbaik.
Ki Tae yang daritadi melihatnya
dari balik pohon menghampiri pria itu begitu Jang Mi pergi. Pria gendut itu
bertanya kenapa kau tak menerimanya sendiri? Ki Tae berkata ceritanya panjang,
dan mengambil ayamnya, menyisakan beberapa kotak untuk pria itu.
Di rumah, Ki Tae sibuk dengan
ayam-ayam itu dan iseng melempar tulang-tulang ayamnya ke tempat sampah. Semua
masuk. Hari berikutnya, Ki Tae masih sibuk dengan ayam-ayam itu, tapi tak ada
yang berhasil masuk ke tempat sampah dengan tepat. Sampah jadi berserakan di
mana-mana. Ki Tae yang hanya bermalas-malasan di rumah bertanya-tanya apa yang
sedang Jang Mi lakukan sekarang.
Dan Ki Tae pun memesan ayam lagi
dengan suara anehnya, dan minta diantar ke Yeongyeol Park lagi. Jang Mi menerimanya
dengan gembira dan saat sampai taman, pria gendut itu sudah menunggunya. Melihat
Jang Mi kelelahan, pria gendut itu menyodorkan sebotol minuman, hampir
kelepasan berkata soal Ki Tae yang sebenarnya menyiapkan minuman itu. Jang Mi
berterimakasih, dan langsung meminumnya. Di kejauhan, Ki Tae tertawa lebar
melihatnya.
Ayam-ayam itu Ki Tae bagikan ke
siapapun. Ke rumah sakitnya. Ke Hoon Dong (katanya hadiah pernikahan, hahaa). Dan
ke nenek. Nenek memakannya diam-diam bersama bibi. Nenek bisa tau kalau Ki Tae
belum bisa melupakan Jang Mi. Bibi heran nenek tau dari mana, sepertinya mereka
sama sekali tak bertemu.
Nenek pun menunjuk box ayamnya, Joo’s, siapa lagi
kalau bukan milik keluarga Jang Mi. Nenek mengatai Ki Tae pengecut yang tak
bisa bertindak seperti seorang pria, dia hanya berkeliaran di sekitar Jang Mi. “Jadi
ia menyampingkan pekerjaannya karena Jang Mi?” tanya bibi sambil sibuk
menikmati ayamnya. Dan ups, ibu ternyata mendengar pembicaraan mereka.
Ayah Ki Tae berkata pada ibu
kalau ia akan pergi sebentar, dan ibu menyuruhnya kembali dalam 15 menit. Ayah terdiam
dan mengusulkan ibu untuk berlibur dengan nenek dan bibi karena pasti
membosankan di rumah seharian dan Ki Tae juga sudah membuat stress. Ibu tau
kalau ayah sedang mencoba menendangnya keluar dengan omongan manis. “Apa yang
kau inginkan?Aku akan melakukan apapun untukmu,” sahut ayah.
“Perceraian. Tak ada satupun di
antara kita bisa keluar dari rumah ini tanpa bercerai,” jawab ibu dingin lalu pergi.
Ayah terdiam. Yay, akhirnya ibu Ki Tae minta cerai juga!
Jang Mi terkejut saat Hyun Hee
memberitahunya soal rumah sakit Ki Tae yang sepertinya akan segera ditutup, ia
sudah menghina pasien secara verbal. Karena pasien berhenti datang, cafe juga
jadi sepi. Hyun Hee pikir ia tak perlu pusing soal uang setelah menikah, kalau
begini kita terpaksa minta bantuan ibu mertuaku. Jang Mi terdiam daritadi, apa
Ki Tae separah itu? Hyun Hee menyuruhnya melihat sendiri di internet kalau
sangat khawatir.
Yeo Reum di restorannya yang
sedang direnovasi juga melihat berita itu. Ia pergi minum bersama Jang Mi. Jang
Mi minum nikmat sekali setelah sekian lama berhenti minum. Yeo Reum heran dan
bertanya kenapa? Menurut Jang Mi pantangan membawa keuntungan lain, ia jadi
mencoba menemukan dirinya sendiri. Yeo Reum langsung berkata Jang Mi aneh, kau
kan ada di sini, apa lagi yang kau cari?
“Aku tak pernah memikirkan
diriku sendiri, aku hanya memikirkan orang lain. Aku perlu jadi mandiri,” jawab
Jang Mi. Ia tak ingin menjadi dirinya yang buruk lagi, ia tak ingin bergantung
pada orang lain. “Kenapa tidak?” tanya Yeo Reum. Jang Mi kesal, minta Yeo Reum berhenti
menanyainya kenapa. Sekali ia bergantung pada orang lain, ia terus mengharapkan
lebih.
Yeo Reum: “Apa yang salah dengan
itu? Hidup tak akan menyenangkan tanpa harapan, kau lebih lucu saat membuat
masalah. Kau jadi.. sedikit jelek sekarang.” Jang Mi cuma mendengus kesal. Yeo
Reum tanya haruskah kita membantu Ki Tae? Jang Mi tertawa seakan tak peduli,
tapi lalu bertanya bagaimana caranya? Secara rahasia, jawab Yeo Reum. “Rahasia
bagaimana?” tanya Jang Mi lagi.
Dan yang dikhawatirkan lagi-lagi
sibuk dengan dunianya, Ki Tae malah merasa perutnya yang membuncit gara-gara
kebanyakan makan ayam itu cute dan menggumamkan nama Jang Mi berkali-kali. Bel pintu
rumah berbunyi, Ki Tae langsung berbinar-binar, Joo Jang Mi? Secepat kilat Ki
Tae membereskan barang bukti, semua tulang ayam dan kotaknya ia singkirkan. Tapi
saat membuka pintu senyum Ki Tae menghilang. Se Ah yang datang.
Se Ah masuk dan menyuruh Ki Tae
menuntut wanita itu dulu. Ki Tae hanya merespon kalau semua itu benar, ia malas
harus berhadapan dengan wanita psycho itu lagi. Se Ah membenarkan, seperti yang
kau bilang wanita itu harusnya didiagnosis psychoanalisis untuk ketagihan bedah
plastik. Se Ah menyodorkan berkas yang bisa untuk bukti. Ki Tae tak tertarik. “Gong
Ki Tae, apa malah kau yang membutuhkan psychoanalisis?” tanya Se Ah khawatir.
Ki Tae menenangkan, ia tak
pernah selega ini sebelumnya. Ternyata tak melakukan apapun bisa sangat
produktif, bisa lebih rajin, bisa lebih spesial, bisa lebih sempurna, lebih,
lebih, lebih. Ki Tae pikir ia akan sangat kacau jika ia berhenti tanpa meraih
lebih, tapi saat ia berhenti ia sadar itu bukan apa-apa. Sekarang ia tak perlu
mendengar para gadis memintanya membuat mereka lebih cantik. Ki Tae merasa
damai. Itulah kenapa orang perlu belajar untuk melepaskan apa yang mereka
punya.
“Bukan karena kau khawatir kau
akan malu saat kau mencobanya dan tak berhasil?” tanya Se Ah. Bagaimanapun, Se
Ah akan bicara dengan wanita itu. Ki Tae mencegahnya, itu tak perlu. “Tak
apa-apa, aku tak punya wajah lagi untuk merasa malu,” sahut Se Ah lalu pergi.
Thanks sinospsisnya....ditunggu part 2 nya :)
ReplyDeleteyeah, thanks sinopsisnya....
ReplyDeleteselalu dinanti kelanjutannya..g sabar sama kelakuan nemo couple selanjutnya
Semangat mbak, aku kirain knpa mbak jadi lama nulisnya. Ternyata karena masih berlarut-larut toh
ReplyDeletedltunggu kelanjutannya unni
ReplyDeleteAkhirx rambut Hoon Dong berwarna gelap jg hehehe...
ReplyDeleteSukaa episode di part ini ngelihat cowok yg stalking-in cewek...
Semangat mb difa nulisx..mmg episode yg asyik utk sll di rerun...
New reader...di blog ini..^_^ salam kenal...dan mksh ....kamsahamnida....*bungkuk 90°
ReplyDelete